INDAH RAMADHANI
XII - MIPA - 2
SMA KEMALA BHAYANGKARI 1
JAKARTA SELATAN
KAMIS,7 DESEMBER 2017
2) Aba-aba “siap”
Angkat panggul ke arah depan atas dengan tenang, sampai sedikit lebih tinggi dari bahu.
Berat badan lebih ke depan, kepala rendah leher tetap kendor, pandangan ke bawah, lengan
tetap lurus dan siku tetap lurus.
Pada waktu mengangkat panggul, ambil napas dalam-dalam.
Pusatkan perhatian pada aba-aba “ya”.
3) Aba-aba “ya”
Ayun lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang kuat-kuat.
Kaki kiri menolak kuat-kuat sampai terkejang lurus. Kaki kanan melangkah secepat
mungkin, dan secepatnya mencapai tanah.
Dari sikap jongkok berubah ke sikap lari, badan harus naik sedikit demi sedikit. Jangan ada
gerakan ke samping.
Langkah lari makin lama makin melebar dengan kecepatan penuh.
a. Teknik start
b. Teknik Lari
c. Teknik Finish
Awal sejarah Atletik di Indonesia tercatat pada permulaan tahun 1930-an, ketika
Pemerintah Hindia Belanda memasukkan Atletik sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah-sekolah.
Di kalangan masyarakat pada waktu itu cabang olahraga ini belum tersebar luas, karena
hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Walaupun demikian, masyarakat lambat laun
mengenal sifat dan manfaat Atletik ini dan dari hari ke hari penggemarnya bertambah.
Oleh kalangan Belanda telah dibentuk sebuah organisasi, yang akan menangani
penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik dengan nama Nederlands Indische
Athletiek Unie (NIAU).
Di Medan pada tahun 1930-an juga telah berdiri sebuah Organisasi bernama Sumatera
Athletiek Bond (SAB), yang menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik antar
sekolah Mulo, HBS dan perguruan-perguruan swasta.
a. Asafa Powell
Asafa Powell (lahir di St. Catherine, 11 November 1982; umur 35 tahun) adalah seorang
sprinter Jamaika dan mantan pemegang rekor dunia lari 100m putra. Tinggi badannya ialah
188 cm.
Sebagai salah satu favorit untuk lomba lari 100m pada Olimpiade Athena 2004 (setelah
menciptakan rekor baru dengan 9 kali mencetak waktu di bawah 10 detik dalam semusim),
Powell hanya berhasil finis pada urutan kelima dalam final di Athena.
Pada 14 Juni 2005, Powell menciptakan rekor dunia baru, juga di Athena, dengan waktu 9,77
detik. Ini mengalahkan rekor Tim Montgomery yang dibuat tahun 2002 (9,78 detik). Rekor
Powell ini sendiri lalu dipecahkan Justin Gatlin pada 12 Mei 2006 (9,76 detik), namun Gatlin
kemudian terbukti doping dan diskors serta rekor dunianya dicabut, sehingga Powell
kembali menjadi pemegang rekor dunia 100m. Pada 9 September 2007, Powell kembali
memecahkan rekor dunia setelah mencetak waktu 9,74 detik pada Kejuaraan IAAF di Rietl.
Rekor ini kemudian dipecahkan Usain Bolt pada 31 Mei 2008 (9,72 detik).
b. Tyson Gay
Tyson Gay (lahir 9 Agustus 1982) adalah pelari Amerika dan pelari lapangan yang bersaing
di dasbor 100 dan 200 meter . 100 m terbaiknya dari 9,69 detik adalah rekor Amerika dan
membuatnya terikat untuk atlet tercepat kedua yang pernah ada. Waktu 200 m nya
19,58 membuatnya menjadi atlet tercepat keenam dalam event tersebut. Sejak saat itu
dia menerima larangan doping satu tahun.
Gay telah memenangkan banyak medali di kompetisi internasional utama, termasuk
sapuan medali emas dari relay 100 m, 200 m dan 4 × 100 m di Kejuaraan Dunia Osaka
2007 . Ini membuatnya menjadi orang kedua yang memenangkan ketiga acara di
Kejuaraan Dunia yang sama, setelah Maurice Greene ( Usain Bolt menduplikat prestasi
dua tahun kemudian). Gay adalah juara empat kali AS di nomor 100 m.
Pada Ujian Olimpiade 2008 , ia berlari angin dibantu 9,68 detik di nomor 100 m.Beberapa
hari setelah ia mengalami cedera hamstring parah dalam percobaan 200 m dan tidak
memenangkan medali apapun di Olimpiade Beijing . Penampilannya 9,71 detik untuk
memenangkan medali perak 100 m di Kejuaraan Dunia 2009 merupakan waktu tercepat
tanpa kemenangan untuk event tersebut.
c. Maurice Greene
Atlet lari kelahiran 23 Juli 1974 ini memang sudah tidak aktif lagi di dunia lari, tapi rekor
yang pernah dia raih membuktikan bahwa dia adalah salah satu pelari tercepat di dunia.
Dalam lomba lari 100 meter yang diadakan di Athena pada tahun 1999, Greene berhasil
memecahkan rekor pelari tercepat di dunia dengan catatan waktu 9,79 detik.