Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Serambi Ilmu, Volume 18 Nomor 1, Edisi Maret 2017

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI SISWA


TERHADAP PENULARAN PENYAKIT AIDS

Nurlena Andalia1*, Agnes2, M. Ridhwan1


1
Dosen Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Serambi Mekkah
2
Mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Serambi Mekkah
*
E-mail: nurlena.andalia@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dengan persepsi siswa terhadap penularan
penyakit AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
dengan persepsi siswa terhadap penularan penyakit AIDS. Metode penelitian yang
dilakukan menggunakan angket (questioner). Angket yang disusun berupa pertanyaan
tentang cara pencegahan penularan HIV dan AIDS Kota Langsa yang terpilih sebagai
sampel. Sedangkan sampel dalam penelitian adalah total dari populasi yaitu semua siswa
Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa. Hasil penelitian diperoleh hubungan antara
pengetahuan dengan persepsi siswa terhadap pencegahan penularan AIDS, hasil
respondennya (63,6%). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan persepsi siswa
terhadap pencegahan penularan AIDS di Sekolah Menengah Kejuruan Langsa. Hubungan
antara lingkungan keluarga dengan persepsi siswa terhadap pencegahan penularan AIDS,
hasil respondennya (51,7%). Terdapat hubungan antara lingkungan keluarga dengan
persepsi siswa terhadap pencegahan penularan AIDS di Sekolah Menengah Kejuruan Kota
Langsa. Hubungan antara lingkungan pergaulan dengan persepsi siswa terhadap
pencegahan penularan AIDS, hasil respondennya (53,4%). Terdapat hubungan antara
lingkungan pergaulan dengan persepsi siswa terhadap pencegahan penularan AIDS di
Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa. Hubungan antara penyuluhan dengan persepsi
siswa terhadap pencegahan penularan AIDS, hasil respondennya (65,6%). Terdapat
hubungan antara penyuluhan dengan persepsi siswa terhadap pencegahan penularan AIDS
di Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa.

Kata Kunci: Persepsi, Penularan, HIV, AIDS

PENDAHULUAN AIDS berarti juga berbicara mengenai perilaku


AIDS (Acquired Immunodeficiency berisiko baik terkait dengan tingkah laku
Syndrome) pertama kali dikenal di kalangan seksual maupun perilaku lainnya seperti
pria homoseksual di Amerika Serikat pada penggunaan napza, penggunaan jarum suntik
1981 dan kemudian di Eropa dan sub-Sahara yang tidak steril dan alat tajam yang tidak
Afrika dan sejak itu telah terjadi ledakan steril. (Hanifatunnisa, 2012)
penularan HIV (1). Berkembang untuk Data kementrian kesehatan periode Juli –
memberikan perhatian khusus kepada anak September 2012 menyatakan kasus HIV yang
muda di bidang AIDS di seluruh dunia (2). terdata mencapai 5.498 kasus, persentase
Menurut laporan UNICEF ada 11,8 juta anak kasus HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok
muda muda antara 15-24 tahun dengan HIV / umur 25 – 49 tahun (73,7%), dan diikuti
AIDS. (UNICEF) kelompok umur 20 - 24 tahun (15,0%) dan
HIV (Human immunodeficiency Virus) kelompok >50 tahun (4,5%) dengan
adalah virus yang menyerang system perbandingan laki-laki dan perempuan 1:1,
kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS sedangkan kasus AIDS dari mulai Juli sampai
(Aqquired immuno deficiency syndrom) September 2012 jumlah kasus baru AIDS yang
adalah kumpulan gejala penyakit yang dilaporkan sebanyak 1.317 kasus.
disebabkan kurangnya system kekebalan tubuh Dampak dari rendahnya pengetahuan
pada manusia. Berbicara mengenai HIV dan tentang kesehatan reproduksi dan seksual

__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Nurlena Andalia, Agnes, & M. Ridhwan, Hubungan antara ……

menjadi sangat luar biasa terhadap sikap dan manusia, sedangkan AIDS adalah singkatan
perilaku seksual mereka, dibandingkan dengan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome,
remaja yang memiliki pengetahuan yang yaitu sekumpulan gejala penyakit yang
cukup tentang kesehatan reproduksi dan disebabkan dari karena menurunnya system
seksual. kekebalan tubuh akibat kerusakan system
Pada tahun 2004 baru 1 kasus HIV imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.
ditemukan di Aceh. Kemudian bertambah Sel CD4 dan menjadikannya tempat
jumlahnya pada tahun 2005 menjadi 2 kasus, berkembang biak, kemudian merusaknya
tahun 2006 meningkat menjadi 7 kasus dan sehingga tidak dapat berfungsi lagi.
bertambah lagi menjadi 9 kasus pada tahun Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah
2007. Pada tahun 2008 totalnya 11 dan pada putih sangat diperlukan untuk sistem
tahun 2009 angkanya bertambah dratis kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka
menjadi 46 kasus. Dari 46 kasus tersebut 28 ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita
penderita HIV/AIDS terprevalensi penyebaran lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan
melalui hubungan seksual, Injection Drugs penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal
User ( IDU) serta bayi yang tertular dari orang dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
tuanya, dari 46 kasus HIV/AIDS di Aceh, Manusia yang terkena virus HIV, tidak
tujuh orang tertular HIV dan 39 penderita langsung menderita penyakit AIDS, melainkan
AIDS (Dinkes Provinsi NAD, 2010). diperlukan waktu yang cukup lama bahkan
Pihak sekolah bisa membantu bertahun-tahun bagi virus HIV untuk
menyediakan informasi sesuai dengan usia menyebabkan AIDS atau HIV positif yang
mengenai HIV dan AIDS yang dibuat untuk mematikan.
memberikan edukasi pada anak-anak Menurut Isyam M. Hamidi (2004)
mengenai isu HIV dan AIDS. Studi terdapat beberapa kelompok resiko tinggi
menunjukan bahwa edukasi seperti ini dapat tcrtular AIDS, kelompo tersebut dapat di
mengurangi perilaku berisiko dan klasifikasikan sebagai berikut:
memperkecil penularan HIV dan AIDS Pertama, Mereka yang mempunyai
dikalangan remaja. Peran lembaga yang banyak pasangan seksual (homo dan hetero
bergerak di bidang pencegahan dan seksual) seperti wanita/ pria tuna susila dan
penanganan HIV dan AIDS sangat membantu pelanggannya, mucikari, kelompok hornoseks,
para remaja khususnya siswa akan pentingnya biseks dan waria.
mencegah penularan HIV dan AIDS serta Kedua, Penerima transfusi darah.
mengurangi perilaku berisiko tinggi yang Virus HIV hidup subur dan berkembang
dapat menjadi media penularan HIV dan AIDS baik mengikuti aliran darah. Seorang yang
(unicef, 2002). menjadi donor darah dan darahnya sudah
Berdasarkan latar belakang rmasalah, terinfeksi HIV, akibatnya virus HIV dapat
dengan demikian dapat dirumuskan menularkan pada si penerirna transfusi
permasalahan dalam penelitian ini adalah darah.
“Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan Ketiga, Bayi yang dilahirkan dari ibu
dengan persepsi siswa terhadap penularan penderita AIDS. lbu hamil yang mengidap
penyakit AIDS di Kota Langsa?” HIV dapat menularkan virus HlV tersebut
Berdasarkan banyaknya kasus yang kepada anaknya atau janinnya melalui
ditemukan dilapangan pada remaja dan plasenta.
minimnya informasi HIV dan AIDS yang Keempat, Pecandu Narkotika
diperoleh siswa maka tujuan penulis suntikan. Jarum suntik pecandu narkotika
melakukan penelitian ini adalah untuk biasanya dipakai secara bersarna dan
”mengetahui hubungan antara pengetahuan biasanya tidak disterilkan lebih dulu. Apabila
dengan persepsi siswa terhadap penularan dalam suntikan itu rnasih terdapat darah
penyakit AIDS Kota Langsa”. pengidap HIV, maka bisa menularkan virus
HIV ke orang lain.
TINJAUAN PUSTAKA Kelima, Orang yang menggunakan jasa
HIV adalah singkatan dari Human dengan alat tusuk (akupuntur, tatto, tindik)
Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang yang pernah dipakai orang yang telah
menyerang system kekebalan tubuh pada terinfeksi HIV, maka lebih besar

__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 52
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 18 Nomor 1, Edisi Maret 2017

kemungkinan virus AIDS dapat tertular ke mengakibatkan diarhea kronik, kondisi


orang lain. letih dan lemah kurang bertenaga.
Keenum, Pasangan dari pengidap 4. Sistem persyarafan. Terjadinya gangguan
AIDS.Setiap melakukan hubungan seks, pada persyarafan central yang
selalu ada kemungkinan tertular AIDS. mengakibatkan kurang ingatan, sakit
Terlebih lagi bila salah satu pasangan sudah kepala, susah berkonsentrasi, sering
terinfeksi HIV, maka dapat menularkan ke tampak kebingungan dan respon anggota
pasangan lainnya. Jadi, tidak mengherankan gerak melambat. Pada sistem persyarafan
apabila ini terjadi pada ibu rumah tangga yang ujung (Peripheral) akan menimbulkan
baik dapat saja tertular AIDS bila suaminya nyeri dan kesemutan pada telapak tangan
sudah terinfeksi HIV, karena sering jajan di dan kaki, reflek tendon yang kurang,
luar. selalu mengalami tensi darah rendah dan
Ketujuh, Rernaja. Remaja mempunyai impoten.
kecendrungan melakukan coba-coba atau 5. Sistem Integumen (Jaringan kulit).
ingin tahu ten tang seks mereka kurang Penderita mengalami serangan virus cacar
memperhatikan kesehatan dan keamanan air (Herpes simplex) atau cacar api
sehingga kemungkinan rernaja tertular HIV (Herpes zoster) dan berbagai macam
lebih besar. Penularan HIV diketemukan penyakit kulit yang menimbulkan rasa
dalam berbagai cairan tubuh dari penderita nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah
terinfeksi dengan virus ini. Walaupun mengalami infeksi jaringan rambut pada
demikian, hanya darah dan cairan kelamin kulit (Folliculities), kulit kering berbercak
wanita yang mempunyai kaitan dengan (kulit lapisan luar retak-retak) serta
penyebaran HIV. Eczema atau psoriasis.
Satu cara untuk mendapat kepastian 6. Saluran kemih dan reproduksi pada
adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV wanita. Penderita seringkali mengalami
terutamanya jika seseorang merasa telah penyakit jamur pada vagina, hal ini
melakukan aktivitas yang beresiko terkena sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV.
virus HIV. Adapun tanda dan gejala yang Luka pada saluran kemih, menderita
tampak pada penderita penyakit AIDS penyakit syphillis dan dibandingkan pria
diantaranya adalah seperti dibawah ini maka wanita lebih banyak jumlahnya
(Kemenkes RI, 2008) : yang menderita penyakit cacar. Lainnya
1. Saluran pernapasan. Penderita mengalami adalah penderita AIDS wanita banyak
nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, yang mengalami peradangan rongga
nyeri dada dan demam seperti terserang (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah
infeksi virus lainnya (Pnemonia). Tidak “pelvic inflammatory disease (PID)” dan
jarang diagnosa pada stadium awal mengalami masa haid yang tidak teratur
penularan HIV AIDS diduga sebagai (abnormal).
TBC. Pengetahuan mengenai pencegahan
2. Saluran pencernaan. Penderitaan penyakit HIV/AIDS menurut Nugraha (2011)
AIDS menampakkan tanda dan gejala menjelaskan bahwa penyakit HIV/AIDS
seperti hilangnya nafsu makan, mual, dan adalah salah satu penyakit mematikan yang
muntah, kerap mengalami penyakit jamur saat ini belim ditemukan obatnya. Namun
pada rongga mulut dan kerongkongan, menurutnya ada beberapa langkah yang dapat
serta mengalami diarhea yang kronik. dilakukan guna mencegah penularan yaitu :
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami 1. Hindari melakukan hubungan seks bebas
hal yang disebut juga wasting syndrome, karena seseorang yang sering melakukan
yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga hubungan seks bebas akan beresiko
10% dibawah normal karena gangguan HIV/AIDS.
pada sistem protein dan energi didalam 2. Setiap pria atau wanita harus setia kepada
tubuh seperti yang dikenal sebagai pasangan masing-masing. Sehingga
Malnutrisi termasuk juga karena diharapkan dapat mengurangi masuknya
gangguan absoebsi/penyerapan makanan virus HIV yang dapat menghancurkan
pada sistem pencernaan yang sistem kekebalan tubuh manusia. Setiap
pasangan harus selalu menjaga hubungan

__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Nurlena Andalia, Agnes, & M. Ridhwan, Hubungan antara ……

mereka agar harmonis sehingga hubungan HASIL DAN PEMBAHASAN


seks dengan yang bukan pasangannya Hasil Penelitian
dapat dihindarkan. Berdasarkan pengambilan data yang
3. Hindari penggunaan jarum suntik secara dilakukan di sekolah mengenai perilaku siswa
bergantian khususnya bagi para generasi Terhadap Pencegahan Penularan HIV AIDS
muda, karena jarum yang digunakan disekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa.
belum tentu steril. Adapun hasil penelitian adalah sebagai
4. Selalu berupaya untuk mengguanakan alat berikut:
tajam yang steril Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
5. Dengan pendidikan/penyuluhan yang Persepsi Pencegahan Penularan
intensif yang ditujukan pada perubahan HIV/AIDS Sekolah Menengah
cara hidup dan perilaku seksual, serta Kejuruan Kota Langsa
bahayanya AIDS pada usia remaja sampai Persepsi
usia tua. Pencegahan
No Frekuensi Persentase
6. Hindari penularan melalui transfusi darah Penularan
dengan cara selektif dan ketat. HIV AIDS
1 Baik 43 74,14%
METODE PENELITIAN 2 Kurang 15 25,86%
Metode, Tempat dan waktu Penelitian Jumlah 58 100
Pengumpulan data dilakukan dengan Sumber : Data Primer Diolah 2014
cara angket (questioner). Angket yang disusun
berupa pertanyaan tentang cara pencegahan Dari Tabel 1 diketahui dari 58 orang
penularan HIV dan AIDS di Sekolah responden menunjukkan lebih banyak dengan
Menengah Kejuruan Kota Langsa. Populasi persepsi pencegahan penularan HIV AIDS
dalam penelitian ini adalah semua siswa baik yaitu 43 orang (74,14%).
Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Sampel dalam penelitian adalah total dari Pengetahuan di Sekolah Menengah
populasi yaitu semua siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa
Kejuruan Kota Langsa. Persepsi
Pencegahan
Metode Pengolahan Data No Frekuensi Persentase
Penularan
Metode pengolahan data dalam HIV AIDS
penelitian ini menggunakan statistik dengan 1 Baik 30 51,7
rumus persentase. Adapun rumus persentase 2 Kurang 28 48,3
yang digunakan adalah sebagai berikut : Jumlah 58 100
𝐹
P= x 100% Sumber : Data Primer Diolah 2014
𝑁
(Hadi S. 1989 : 249)
Keterangan : P = Persentase Dari Tabel 2 diketahui dari 58 orang
F = Frekwensi responden menunjukkan lebih banyak yang
N = Jumlah Sampel memiliki pengetahuan baik yaitu 30 orang
100 % = Kostanta (51,7%).
Dalam memberikan penafsiran dimulai dari
bilangan terbesar kepada bilangan yang Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
terkecil (Sutrisno Hadi:1989:249) dengan Lingkungan Keluarga di Sekolah
kriteria sebagai berikut: Menengah Kejuruan Kota Langsa
>90% - 100% = disebut seluruhnya Persepsi
>80% - 90% = disebut pada umumnya Pencegahan
No Frekuensi Persentase
>60% - 80% = disebut sebagian besar Penularan
>40% - 60% = disebut setengah HIV AIDS
>20% - 40% = disebut sebagian kecil 1 Baik 25 43,1
0% - 20% = disebut sedikit sekali 2 Kurang 33 56,9
Jumlah 58 100
Sumber : Data Primer Diolah 2014

__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 54
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 18 Nomor 1, Edisi Maret 2017

Dari Tabel 3 diketahui dari 58 orang memiliki pengetahuan baik yaitu 38 orang
responden menunjukkan lebih banyak yang (65,5%).
memiliki pengetahuan kurang yaitu 33 orang
(56,9%). Tabel 6. Tabulasi Silang Hubungan
Pengetahuan dengan Persepsi
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pencegahan Penularan HIV/AIDS di
Lingkungan Keluarga di Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Kota
Menengah Kejuruan Kota Langsa Langsa
Persepsi Persepsi
Pencegahan Pencegahan
No Frekuensi Persentase N Pengetah
Penularan Penularan AIDS N %
o uan
HIV AIDS Baik Kurang
1 Baik 31 53,4 n % N %
2 Kurang 27 46,6 Baik 2 90, 3 10, 3 10
1
Jumlah 58 100 7 0 0 0 0
Sumber : Data Primer Diolah 2014 Kurang 1 35, 1 64, 2 10
2
0 7 8 3 8 0
Dari Tabel 4 diketahui dari 58 orang 3 2 5 10
responden menunjukkan lebih banyak yang 7 1 8 0
memiliki pengetahuan baik yaitu 31 orang Sumber : Data Primer Diolah 2014
(53,4%).
Dari Tabel 6 diketahui dari 30 orang
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan responden pengetahuan baik terdapat 27 orang
Penyuluhan di Sekolah Menengah (90,0%) persepsi pencegahan penularan AIDS
Kejuruan Kota Langsa baik dan 28 orang responden pengetahuan
Persepsi kurang terdapat 15 orang (25,86%) persepsi
Pencegahan pencegahan penularan AIDS kurang. Dari
No Frekuensi Persentase
Penularan hasil persentase terlihat bahwa responden
HIV AIDS dengan persepsi pencegahan penularan AIDS
1 Baik 38 65,5 baik lebih banyak terdapat pada responden
2 Kurang 20 34,5 dengan pengetahuan baik (90%) di bandingkan
Jumlah 58 100 pada responden pengetahuan kurang (35,7%),
Sumber : Data Primer Diolah 2014 hal ini menunjukkan ada gambaran hubungan
antara pengetahuan dengan persepsi siswa
Dari Tabel 5 diketahui dari 58 orang terhadap pencegahan penularan AIDS.
responden menunjukkan lebih banyak yang

Tabel 7 Tabulasi Silang Hubungan Lingkungan Keluarga dengan Persepsi Pencegahan Penularan
HIV/AIDS di Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa
Persepsi Pencegahan Penularan AIDS
No Pengetahuan Baik Kurang N %
n % N %
1 Baik 23 92,0 2 8,0 25 100
2 Kurang 14 42,4 19 57,3 33 100
37 21 58 100
Sumber : Data Primer Diolah 2014

Dari Tabel 7 diketahui dari 25 orang Dari hasil persentase terlihat bahwa responden
lingkungan keluarga baik terdapat 23 orang yang perilaku pencegahan penularan AIDS
(92%) persepsi pencegahan penularan AIDS baik lebih banyak terdapat pada responden
baik dan dari 33 orang responden lingkungan dengan lingkungan keluarga baik (92%) di
keluarga kurang terdapat 19 orang (57,6%) bandingkan pada responden lingkungan
persepsi pencegahan penularan AIDS kurang. keluarga kurang (42,4%), hal ini menunjukkan

__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Nurlena Andalia, Agnes, & M. Ridhwan, Hubungan antara ……

ada gambaran hubungan antara lingkungan terhadap pencegahan penularan AIDS.


keluarga dengan remaja dengan persepsi siswa

Tabel 8 Tabulasi Silang Hubungan Lingkungan Pergaulan dengan Persepsi Pencegahan Penularan
HIV/AIDS di Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa
Persepsi Pencegahan Penularan AIDS
No Pengetahuan Baik Kurang N %
n % N %
1 Baik 25 80,0 6 19,4 31 100
2 Kurang 12 44,4 15 55,6 27 100
37 21 58 100
Sumber : Data Primer Diolah 2014

Dari Tabel 8 diketahui dari 31 orang baik lebih banyak terdapat pada responden
responden lingkungan pergaulan baik terdapat dengan lingkungan pergaulan baik (80,6%) di
25 orang (80,6%) persepsi pencegahan bandingkan pada responden lingkungan
penularan AIDS baik dan dari 27 orang pergaulan kurang (44,4%), hal ini
responden lingkungan pergaulan kurang menunjukkan ada gambaran hubungan antara
terdapat 15 orang (55,6%) persepsi lingkungan pergaulan dengan remaja dengan
pencegahan penularan AIDS tidak kurang. persepsi siswa terhadap pencegahan penularan
Dari hasil persentase terlihat bahwa responden AIDS.
dengan persepsi pencegahan penularan AIDS

Tabel 9. Tabulasi Silang Hubungan Penyuluhan dengan Persepsi Pencegahan Penularan HIV/AIDS di
Sekolah Menengah Kejuruan Kota Langsa
Persepsi Pencegahan Penularan AIDS
No Pengetahuan Baik Kurang N %
n % N %
1 Pernah 30 78,9 8 21,0 38 100
2 Tidak pernah 7 35,0 13 65,0 20 100
37 21 58 100
Sumber : Data Primer Diolah 2014

Dari Tabel 9 diketahui dari 38 orang pengetahuan siswa maka akan semakin baik
responden yang menyatakan pernah mendapat persepsi pencegahan terhadap penularan
penyuluhan terdapat 30 orang (78,9%) AIDS.
persepsi pencegahan penularan AIDS baik dan Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep
dari 20 orang responden yang menyatakan yang dikemukan oleh Lestari (2006) bahwa
tidak pernah mendapat penyuluhan terdapat 13 pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja
orang (65%) persepsi pencegahan penularan jalanan tentang sangat kurang dikarenakan
AIDS kurang. Dari hasil persentase terlihat kurangnya informasi yang diperoleh dengan
bahwa responden yang persepsi pencegahan benar tentang kesehatan reproduksi. Penerapan
penularan AIDS baik cenderung lebih banyak tentang pengetahuan kesehatan reproduksi
terdapat pada responden yang pernah yang baik akan menjadi dasar terbentuknya
mendapat penyuluhan yaitu (78,9%) di perilaku seksual yang sehat pada tahapan
bandingkan pada responden yang tidak pernah selanjutnya sehingga akan dapat mengurangi
mendapat penyuluhan yaitu (35,0%) hal ini prevalensi kejadian PMS serta pemberian
menunjukkan ada gambaran hubungan antara informasi tentang kesehatanreproduksi kepada
penyuluhan dengan persepsi siswa terhadap komunitas gay yang tidak hanya gencar
pencegahan penularan AIDS. membicarakan tentang penanggulangan
Dari hasil analisa tabel silang diketahui HIV/AIDS. Pengetahuan tentang kesehatan
ada gambaran hubungan pengetahuan dengan reproduksi dan seksual yang setengah-
persepsi siswa terhadap pencegahan penularan setengah tidak hanya membuat komunitas gay
AIDS, dengan demikian semakin baik penasaran dan ingin coba-coba tetapi malah
__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 56
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 18 Nomor 1, Edisi Maret 2017

membuat persepsi yang salah. Misalnya 2. Hubungan antara lingkungan keluarga


melakukan hubungan seksual secara oral seks dengan persepsi siswa terhadap
tidak dapat mengakibatkan PMS. pencegahan penularan AIDS, hasil
Pengetahuan seksualitas yang tinggi akan respondennya (51,7%). Terdapat
menjadikan seseorang lebih berdaya, dapat hubungan antara lingkungan keluarga
memutuskan mana yang terbaik untuk diri dengan persepsi siswa terhadap
sendiri sekaligus resiko yang harus pencegahan penularan AIDS di Sekolah
ditanggungnya, dapat menumbuhkan sikap dan Menengah Kejuruan Kota Langsa.
tingkah laku seksual yang sehat serta dapat 3. Hubungan antara lingkungan pergaulan
menghindar dari hal-hal yang menjurus ke ara dengan persepsi siswa terhadap
perilaku seksual pranikah. HIV dapat pencegahan penularan AIDS, hasil
ditularkan melalui seks penetratif yang tidak respondennya (53,4%). Terdapat
terlindungi. Sangat sulit untuk menentukan hubungan antara lingkungan pergaulan
kemungkinan terjadinya infeksi melalui dengan persepsi siswa terhadap
hubungan seks, kendatipun demikian diketahui pencegahan penularan AIDS di Sekolah
bahwa resiko infeksi melalui seks vaginal Menengah Kejuruan Kota Langsa.
umumnya tinggi. Penularan melaui seks anal 4. Hubungan antara penyuluhan dengan
dilaporkan memiliki resiko 10 kali lebih tinggi persepsi siswa terhadap pencegahan
dari seks vaginal (Saeroni, 2008). penularan AIDS, hasil respondennya
Penelitian ini juga didukung oleh (65,6%). Terdapat hubungan antara
pendapat Tukar (2006) bahwa pengetahuan penyuluhan dengan persepsi siswa
merupakan faktor predidposisi terjadinya terhadap pencegahan penularan AIDS di
perilaku, remaja yang memiliki peengetahuan Sekolah Menengah Kejuruan Kota
PMS dan HIV/AIDS rendah lebih berpotensi Langsa.
untuk berperilaku seks lebih berani karena
tidak/kurang memahami resikonya. Dalam DAFTAR PUSTAKA
usia 23 sampai 24 tahun secara biologis  Aryanti. 2005. Pengertian Perspsi.
mereka sudah siap untuk menikah, secara http://teori-
psokologis mereka sudah tertarik lawan jenis, psikologi.blogspot.com/2008/05/pengertian
dan ada kebutuhan untuk mendapatkan persepsi.html [22 Maret 2013].
pengalaman baru, berpetualang dan mencari
selingan.  BKKBN NAD. 2011. Penyuluhan Remaja
Dalam penelitian ini terdapat 3 orang Aceh Positif HIV/AIDS. Banda Aceh.
(10%) responden pengetahuan baik namun http://Nad.bkkbn.go.id. [12 februari 2013].
persepsi pencegahan penularan AIDS kurang
hal ini diasumsikan karena lingkungan  Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. 2010.
keluarga kurang, sebaliknya terdapat 10 orang Laporan kasus HIV/AIDS dari tahun 2004-
(35,7%) pengetahuan kurang namun persepsi 2009. Banda Aceh.
pencegahan penularan AIDS baik hal ini
diasumsikan karena lingkungan pergaulan  Jamal, S., 2005. AIDS Mengancam Generasi
baik. Muda Indonesia. Pustaka Utama,Bandung.

KESIMPULAN  Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.


Berdasarkan hasil penelitian yang 2011. Jumlah Penderita AIDS terus
diadakan, maka dapat diambil kesimpulan Meningkat. Jakarta.
sebagai berikut : http://www.aidsindonesia.or.id/ [21 maret
1. Hubungan antara pengetahuan dengan 2013].
persepsi siswa terhadap pencegahan
penularan AIDS, hasil respondennya  Moh. Isyam Al Hamidi. 2004. Ancaman
(63,6%). Terdapat hubungan antara Virus HIV/AIDS dan Upaya
pengetahuan dengan persepsi siswa Pencegahannya. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu
terhadap pencegahan penularan AIDS di Agama. Vol. V, No. 1 Juni 2004:60-77.
Sekolah Menengah Kejuruan Kota Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga.
Langsa.

__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306
Journal of Scientific Information and Educational Creativity
Nurlena Andalia, Agnes, & M. Ridhwan, Hubungan antara ……

 Saeroni. 2008. AIDS dan Remaja.


http://openlibrary.org/books/OL97188M/AI
DSREMAJA [2 februari 2013].

 Zubairi. 2009. HIV/AIDS dan


Pengobatannya, Info Penyakit.
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penya
kit-aids.html

__________________________________________________
Jurnal Serambi Ilmu. p-ISSN 1693-4849, e-ISSN 2549-2306 58
Journal of Scientific Information and Educational Creativity

Anda mungkin juga menyukai