Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MASALAH PENELITIAN

Nama Kelompok 1
1. Novela K. Yapsenang
2. Syawaludin M Rais
3. Eka Suci Karunia Kaban
4. Nikodemus Hiluka
5. Fidrik Salak
6. Sem Kmur

FAKULTAS KEGURUAN DANJ ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENJDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun
yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang
sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan
kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan
dengan baik. Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus
Bahasa Indonesia:
1.      Menurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2.      Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
3.      Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai
satu atau lebih tujuan.
4.      Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa
yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan
menuju tercapainya tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang
dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan
suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.Banyaknya
masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus
memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang
penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan
dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri. Sebelum memilih masalah,
terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
Seorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan akan mendorong untuk
melakukan penelitian jika ia menemukan masalah. Bagaimana ia menemukan dan
merumuskan masalah. Pernyataan yang tampaknya sepele ini nyatanya tidak selalu mudah
dijawab dan tak heran kalau para peneliti menemukan bahwa perumusan masalah
merupakan jantung penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan
untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Hakikat masalah penelitian
2. Sumber masalah penelitian
3. Mengevaluasi masalah penelitian
4. Mengemukakan masalah
5. Mengidentifikasi populasi dan sampel
BAB II
PEMBAHASAN

1.  Hakikat masalah penelitian


Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan
gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan
bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Definisi lain dari  Penelitian
adalah mencari jawaban atas masalah yang diajukan. Intinya hakikat penelitian adalah
“mencari kembali”.
Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang
cukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa
penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi
atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil
yang telah diterima”.
Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa
penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap
masalah tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian
adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking (berpikir
kritis)”.
Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah
(unscientific method). Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak
bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga
akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak dan
disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan
dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut
dengan penelitian ilmiah (scientific research).
1.    Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-
penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru.
Penelitian kualitatif biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan
bukan angka-angka yang penuh prosentaase dan merata yang kurang mewakili
keseluruhan fenomena. Dari penelaitian kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari
lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative banyak, sehingga memungkinkan
peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan yanglebih menarik melalui
penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari sebuah
pengamatan pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif
(Suwardi Endraswara, 2006:81).
Menurut Brannen (1997:9-12), secara epistemologis memangada sedikit perbedaan
antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan
data dengan variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru
sebaliknya. Perbedaan penting keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi
kualitatif, peneliti sebagai instrument pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan
mengikuti data.
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah
penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer.
Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan
digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan
secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan
penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan
dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri.
Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.
Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi
memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat
dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan,
penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik, penelitian post
positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik dan studi kasus. Metode
kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara
terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut
dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini
dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari
sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan
kualitatif umumnya bersifat induktif.
Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan
manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini
berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan
kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat
humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai
penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah
laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah
pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah
pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia
pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.
2.    Penelitian Kuantitatif
Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa paradigma kuantitatif
merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme.
Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari
realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme
kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini
dikontraskan dengan Idealisme).
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge)
yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan
didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk
kemudian diolah oleh nalar (reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif
diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling utama adalah fakta yang
sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap pancaindera
(exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus mengindikasikan, bahwa secara
ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubungan
umum antara fenomena-fenomena (general relations between phenomena). Yang
dimaksud dengan fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory experience
yang terbatas pada external appearance given in sense perception saja. Karena
pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu
pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi (Edmund
Husserl 1859-1926).
Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif
berpandangan bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data
empiris. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi.
Koheren besarti sesuai dengan teori-teori terdahulu, serta korespondens berarti sesuai
dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses
perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui
verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi,
secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico,
hypothetico, verifikatif.
Tindakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam penelitian guna mencapai
penelitian yang senpurna. Tindakan ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui dengan jelas
bahwa ada beberapa ketentuan dalam melakukan tindakan penelitian. Seperti halnya
penelitian kualitatif dan kuantitatif, tindakan termasuk aspek yang perlu dikaji oleh seorang
peneliti. Tindakan merupakan salah satu ketentuan dalam penelitian.

2. Sumber masalah penelitian


Sumber masalah dalam suatu penelitian bisa berasal dari berbagai sumber. Menurut Mac
Millan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah bisa bersumber dari observasi, hasil
deduksi dari suatu teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi,
situasi praktis dan juga bisa bersumber dari pengalaman pribadi. Masing - masing sumber
dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
1) Observasi
Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian. Kebanyakan
keputusan praktis didasarkan atas praduga yang tidak didukung oleh data empiris. Masalah
penelitian bisa diangkat dari hasil observasi terhadap suatu hubungan tertentu yang masih
belum memiliki dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara rutin yang di dalam
melakukan suatu tindakan didasarkan atas tradisi atau otiritas. Penyelidikan kemungkinan
dapat menghasilkan teori yang baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan
mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.
2) Deduksi dari teori
Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa prinsip - prinsip umum
yang penerapannya belum bisa diketahui selama belum dialkukan pengujian secara empiris.
Penyelidikan terhadap suatu masalah yang diangkat berasal dari teori bermanfaat untuk
memperoleh penjelasan secara empiris praktik tentang teori tersebut.
3) Kepustakaan
Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya
dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi bisa
meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan secara lebih
luas. Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi kepada peneliti
lain mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini
juga dapat menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan
suatu penelitian.
4) Masalah sosial
Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti seringnya terjadi
perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan tentang efektivitas
pelaksanaan pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan
sekolah. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi juga dapat memunculkan
pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
5) Situasi praktis
Pada tahap pembuatan suatu keputusan tertentu, tidak jarang mendesak untuk
dilakukannya suatu penelitian evaluatif. Hasil penelitian ini sangat diperlukan guna dijadikan
dasar dalam pembuatan keputusan yang lebih lanjut.
6) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi bisa memunculkan masalah yang membutuhkan jawaban empiris guna
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, 2010:109-11

3. Mengesvaluasi masalah penelitian


Masalah Penelitian - Pada umumnya penelitian berangkat dari suatu masalah tertentu,
karena penelitian bertujuan memecahkan masalah yang ada. Penelitian yang sistematis
dimulai dengan suatu permasalahan atau persoalan. John Dewey mengatakan bahwa langkah
pertama pada suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesukaran, hambatan atau pun
masalah yang membingungkan peneliti (Ary, Jacobs, dan Razavieh, 1982: 73). Bagaikan
sebuah percakapan tanya jawab, masalah merupakan pertanyaannya sedangkan jawaban dari
masalah akan dicari pada proses penelitian. Meneliti merupakan usaha untuk mendapatkan
jawaban dari masalah yang sedang dihadapkan Rasa ingin tahu atau coriusity merupakan sifat
alamiah yang dimiliki oleh manusia, sehingga merka selalu mencari tahu tentang apa saja
yang tidak diketahu olehnya. Masalah mencerminkan ketidaktahuan seorang manusia.
Sedangkan penelitian merupakan suatu cara atau usaha manusia untuk mengatasi
ketidaktahuan, sehingga masalah itu bisa berubah menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang
telah diperoleh melalui aktivitas penelitian akan mempersempit wilayah ketidaktahuan
mereka karena telah menjadi pengetahuan manusia itu sendiri

Kedudukan masalah di dalam kegiatan penelitian sangatlah penting. Pemecahan masalah


separuhnya ditentukan oleh kebenaran dan ketepatan dalam perumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah tidak bisa diharapkan dari pertanyaan-pertanyaan masalah yang salah.
Pertanyaan masalah nantinya akan menentukan metode penelitian, cara pengumpulan data
jenis data dan teknik analisis data yang akan dipakai. Oleh karena itu, bagian ini dibahas
mengenai masalah dan perumusan masalah di dalam suatu penelitian.

4. Mengemukakan masalah penelitian

Masalah, merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi,
penyimpangan antara teori dengan praktik, penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan,
penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, dan penyimpangan antara pengalaman
lampau dengan yang terjadi sekarang.
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian, baik itu
penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti,
menentukan atau memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan boleh dikatakan
sulit. Masalah merupakan bagian dari “kebutuhan” seseorang untuk dipecahkan. Orang ingin
mengadakan penelitian, karena ia mendapat jawaban dari masalah yang dihadapi. Masalah-
masalah tersebut datang dari berbagai arah.
Permasalahan penelitian pada hakikatnya merupakan bentuk lain dari pernyataan-
permasalahan seperti yang terdapat dalam latar belakang permasalahan. Dalam permasalahan
penelitian, pernyataan-permasalahan penelitian dinyatakan dalam kalimat-pernyataan, bukan
lagi dalam kalimat-pernyataan. Istilah permasalahan disini bukan berarti sesuatu yang
menganggu atau menyulitkan tetapi sesuatu yang masih “gelap”, sesuatu yang belum
diketahui, sesuatu yang ingin diketahui.
Merumuskan permasalahan penelitian (pernyataan-permasalahan) harus konsisten dengan
pernyataan-permasalahan. 
5. Mengidentikasi variabel dan populasi

Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti, menelaah. Identifikasi adalah


kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data
dan informasi dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat dikategorikan
(dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak dan kebutuhan terduga yang
sifatnya tidak mendesak.

Fungsi dan tujuan identifikasi kebutuhan program untuk mengetahui berbagai masalah atau
kebutuhan program yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui berbagai sumber yang
dapat dimanfaatkan untuk pendukung pelaksanaan program dan mempermudah dalam
menyusun rencana program yang akan dilaksanakan.

Fungsi agar program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Data yang
dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana program yang dapat di
pengaruhi pengelola program. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang
oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain
itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan
bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yangditeliti.

Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh
hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan
berbeda pula variabelnya. Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan,
diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas
serta sempitnya panelitian yang akan digunakan
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah diketahui
karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel- variabel dalam ilmu sosial, sifanya
lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari
suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan
dipergunakan secara operasional. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Secara
Teoritis, para ahli telah mendefinisikan variabel sebagai berikut:
•C.M.Charles(2010) Variabel didefinisikan sebagai “characteristics that tend to differ from
individual to individual , though any two or more idividuals may have the same variabel trait
or measure”. Maksudnya adalah variabel merupakan karakteristik yang cenderung berbeda
dari individu ke individu, meskipun ada dua atau lebih individu mungkin memiliki sifat
variabel yang sama.
•Dr.AhmadWatikPratiknya(2007)
Variabel adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah
penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variabel. Dengan demikian,
variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Jadi, Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal
tersebut dan ditariklah kesimpulan.
Pada dasarnya banyaknya variabel sangat tergantung oleh sederhana atau runtutnya penelitian.
Semakin sederhana rancangan penelitian, maka akan semakin sederhana pula variabelnya dan
sebaliknya.
Macam-macam variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Variabel dependen (variabel terikat), yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau
muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut
fungsiya, variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel
yang dipengaruhi atau terpengaruhi karena adanya variabel lain (variabel bebas).
2. Variabel independen (variabel bebas), yaitu kondisi-kondisi atau karakteristik- karakteristik
yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang di obeservasi. Karena fungsinya, variabel ini sering disebut variabel pengaruh,
sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel
lain (variabel terikat).
3. Variabel intervening, yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati atau
diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela, karena terletak diantara variabel bebas dan
variabel terikat, sehingga bebas tidak langsung mempengaruhi variabel terikat.
4. Variabel Moderator yaitu variabel bebas kedua, hal ini dikarenakan varibel ini
mempengaruhi (bisa memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
5. Variabel kontrol (variabel kendali), yaitu variabel yang berfungsi sebagai kontrol terhadap
variabel lain yang tidak diteliti agar tidak mempengaruhi variabel yang diteliti. Variabel
kontrol sering digunakan saat melakukan penelitian komparatif.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
yang diteliti itu. Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Populasi secara
umum dan populasi target (target population). Populasi target adalah populasi yang menjadi
sasaran keterbelakukan kesimpulan penelitian kita.
Contoh:
– Populasi umum adalah seluruh dosen di Universitas Pamulang
– Populasi targetnya adalah seluruh dosen Pascasarjana di Universitas Pamulang.
– Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen di luar Program Pascasarjana
UniversitasPamulang.
Orang, benda, lembaga, organisasi tersebut yang menjadi sasaran penelitian merupakan
anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri atas orang- orang biasa disebut dengan
subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan
orang sering disebut dengan objek penelitian.

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Penelitian dilakukan karena ada masalah penelitian. Suatu masalah tidak dapat
dijadikan masalah penelitian kalau masalah tersebut dapat dijawab dengan “yah” atau
“tidak”. Masalah penelitian tidak pernah berdiri sendiri melainkan selalu terkait, terdapat
kontelasi dengan factor-faktor lain. Misalnya, latar belakang politik, historis, ekonomi,
social, dan budaya.
Masalah penelitian sccara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (Gap)
antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara
kenyataan yang ada atau tetjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara
harapan dan kenyataan. Pada hakikatnya masalah penelitian adalah segala bentuk
pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan
atau kesulitan yang muncul pada bidang tertentu.

Daftar pustaka
http://fatchurahmanali.blogspot.com/2016/05/makalah-latar-belakang-masalah-bahasa.html

https://pandek29.blogspot.com/2013/04/hakikat-masalah-penelitian.html

https://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com/2016/06/masalah-penelitian-pengertian-sumber.html

digliib.unila.ac.id

Anda mungkin juga menyukai