Anda di halaman 1dari 3

Kusta adalah penyakit yang di dalam Alkitab dinyatakan dalam bahasa Ibrani: “tsara’at”

dan bahasa Yunani: “lepra”. Kusta di dalam Alkitab digambarkan sebagai orang yang
disiksa oleh bintil-bintil kehijau-hijauan atau kemerah-merahan. 1  Di dalam Alkitab
penyakit kusta bukan dilihat semata-mata sebagai sebuah persoalan medis melainkan
sebuah persoalan teologis, di mana kusta seringkali diberikan sebagai hukuman
terhadap dosa tertentu. 2  Di kalangan orang Ibrani, penyakit ini dianggap najis dan
berbahaya, karena dapat menular. Oleh karenanya seorang penderita kusta harus
diasingkan dari masyarakat. 3  Penyakit kusta dapat menjangkiti bagian manapun dari
tubuh manusia. Penyakit ini dapat muncul di dahi, janggut, kepala, tangan, bahkan
menyebar hingga ke seluruh bagian tubuh.

Mari kita mulai melihat bagaimana penyakit kusta dianggap sebagai akibat
langsung dari hukuman Tuhan kepada orang-orang tertentu. Hal ini banyak sekali
dicatat di dalam Perjanjian Lama. Kasus Miryam, sebagai yang pertama. Ia
dihukum oleh Tuhan dengan penyakit kusta karena mengatai dan iri hati terhadap
Musa. 4  Badan Miryam putih seperti salju, ketika Harun berpaling kepada Miryam,
maka dilihatnya bahwa dia telah terjangkit kusta.

Kisah kedua adalah kisah Gehazi (bujang dari Elisa) yang dihukum dengan
penyakit kusta karena meminta pemberian dari Naaman yang sebelumnya sudah
ditolak oleh Elisa. 5  Penyakit kusta yang ada pada Naaman dipindahkan Tuhan
kepada Gehazi dan kepada anak cucunya untuk selama-lamanya. Seluruh badan
Gehazi terkena kusta, seluruh badannya menjadi putih seperti salju.

Kisah ketiga adalah kisah Raja Uzia. 6  Tuhan menimpakan tulah kepada Raja Uzia
karena setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati dan berubah setia kepada
Allah. Raja Hizkia menderita kusta di dahinya sampai kepada hari matinya.

Peristiwa-peristiwa di atas membuat orang Yahudi beranggapan bahwa penyakit


kusta adalah penyakit dari Tuhan. Penyakit ini pada masa itu adalah penyakit
yang sangat mengerikan dan membuat pengidapnya sangat menderita baik
secara fisik maupun psikis. Sering dikatakan bahwa orang yang mengidap
penyakit kusta pada waktu itu menderita secara hebat. Bukan saja karena
penyakit itu sering lambat laun merusak tubuh mereka, melainkan juga karena
mereka dibuang dari masyarakat. Pada masa itu, penyakit ini belum ada obatnya.
Sehingga hanya Allah saja yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut secara
ajaib.

Di dalam Perjanjian Baru juga dimuat kisah mengenai orang yang menderita
penyakit kusta. Ketika Yesus turun dari bukit setelah selesai mengajar, datanglah
seseorang yang berpenyakit kusta kepada-Nya untuk meminta belas kasihan
daripada-Nya. Pada masa itu, Orang Yahudi tetap menganggap penyakit kusta
sebagai satu-satunya penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan pengobatan
manusia. Hanya Tuhan yang bisa menyembuhkannya. Maka penderita kusta ini
beriman dan sangat percaya bahwa Tuhan Yesus bukan hanya sekadar manusia
biasa, melainkan ia adalah Allah yang mampu menyembuhkan penyakitnya.
Tuhan Yesus lalu mengulurkan tangannya dan menjamah orang itu, maka tahirlah
ia.

Apakah implikasi dari simbol penyakit kusta yang dipakai di dalam Alkitab? Kusta
menjadi lambang akan dosa pada manusia yang tidak bisa disembuhkan oleh
siapa pun kecuali Allah sendiri. Dosa harusnya dilihat sebagai suatu hal yang
sangat menjijikkan, yang harus dibuang, yang diasingkan. Dosa harusnya
membuat manusia sadar untuk tidak ingin berpapasan atau menjadi bagian di
dalamnya. Kisah kusta di dalam Alkitab ini menggambarkan bagaimana manusia
yang sudah berdosa tidak mungkin lagi bisa melepaskan dirinya dari dosa –
sampai ia mati; bahkan tabib yang hebat pun tidak sanggup membebaskannya,
kecuali Allah sendiri berbelas kasihan.

Bagaimana dengan kita? Bagaimana cara kita memandang dosa? Inginkah kita
melepaskan diri dari dosa yang menjijikkan itu? Marilah datang kepada Sang
Anak Allah itu, Yesus Kristus. Dialah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia
yang datang untuk membebaskan manusia dari dosa, menyelamatkan manusia
dari kematian kekal akibat dosa. Hanya melalui Yesus Kristus, Sang Juruselamat,
kita boleh dimerdekakan dari ikatan dan perbudakan dosa. Mari hidup merdeka
dari dosa bersama dengan Kristus. [DS]
Gejala dan tanda kusta tidak nampak jelas dan berjalan sangat lambat. Bahkan, gejala
kusta bisa muncul 20 tahun setelah bakteri berkembang biak dalam tubuh penderita.
Beberapa di antaranya adalah:

 Mati rasa, baik sensasi terhadap perubahan suhu, sentuhan, tekanan ataupun
rasa sakit.
 Muncul lesi pucat dan menebal pada kulit.
 Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
 Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
 Kelemahan otot sampai kelumpuhan, terutama otot kaki dan tangan.
 Kehilangan alis dan bulu mata.
 Mata menjadi kering dan jarang mengedip, serta dapat menimbulkan kebutaan.
 Hilangnya jari jemari.
 Kerusakan pada hidung yang dapat menimbulkan mimisan, hidung tersumbat,
atau kehilangan tulang hidung.

Anda mungkin juga menyukai