• Desensus → akibat his yang semakin kuat pada akhir kala I dan awal kala II, kepala
janin turun dengan dengan posisi sutura sagitalis searah dengan sumbu panggul secara
asinklitismus anterior (kepala mengarah kepromontorium) atau asinklitismus posterior
(kepala janin mengarah kesimfisis)
Mekanisme persalinan Kala II
• Fleksi → karena pengaruh kekuatan his dan pengejanan menimbulkan fleksi kepala
janin sehingga dagu lebih menempel kedada, akibatnya kepala janin dapat melewati
pangguldengan diameter terkecil.
• Rotasi (putaran paksi dalam) → kepala janin berputar → suboksiput berada dibawah
simfisis dan bertindak sebagai hipomoklion. Akibat kekuatan mengejan dan his perineum
meregang, anus dan vagina membuka
Mekanisme persalinan Kala II
• Ekstensi → akibat rotasi sebelumnya berakibat ekstensi yang menyebabkan berturut
turut lahirnya uuk, uub, dahi,hidung,muka terakhir dagu lahir. Disusul lahirnya seluruh
kepala dan badan janin masuk PAP
• Putaran paksi luar → badan janin yang sudah masuk PAP menyebabkan leher janin
bebas, sehingga terjadialah perputaran oksiput jadi searah tulang punggung janin.
Baru kemudian dilanjutkan pertongan persalinan untuk melahirkan seluruh badan janin.
Cardinal
Movement
Pertolongan persalinan badan bayi
• Setelah terjadi putaran paksi luar sempurna, pegang sisi temporal kepala janin, kemudian
tarik kearah bawah asmpai bahu depan lahir.
• Setelah bahu depan lahir, tarik keatas, sehingga bahu belakang lahir.
• Kemudian pegang kedua bahu janin untuk melahirkan dada, perut,bokong dan kaki janin.
• Setelah bayi lahir bersihkan lendir dari hidung dan mulut janin dengan penghisap lendir
• Kemudian tali pusat diklem dengan cord klem sekitar 3 cm dari dinding perut, dan pasang
klem 5 cm diatas cord klem dan tali pusat dipotong dgn gunting.
Asuhan Persalinan Normal
1. Mengenali tanda dan gejala kala II
• Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
• Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina
• Perenium menonjol
• Vulva dan spingter ani membuka
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul
oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air
mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan
letakan kembali
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh
air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ
dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu
untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat
ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika
ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
15.Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16.Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
• Plasenta diperiksa apakh kutiledon dan KK telah lahir lengkap, insersi tali
pusat,ukuran dan beratnya ditimbang
36.Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan
tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-
hati kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
Meliputi :
Pencegahan Infeksi
Penilaian BBL segera setelah lahir
Pencegahan kehilangan panas
Asuhan Tali Pusat
Iniisiasi Meyusu Dini
Pemberian Vitamin K1
Pemberian Imunisasi
Pemeriksaan BBL
1. PENCEGAHAN INFEKSI
A B
Manajemen BBL Manajemen Asfiksia BBL
BAGAN A
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PENILAIAN :-Bayi cukup bulan
-Air ketuban jernih, sebelum by
lahir
tidak bercampur mekoniun
1. Jaga Kehangatan
2. Bersihkan jalan nafas( bila perlu)
3. Keringkan dan tetap jaga kehangatan
4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun kira-kira 2 menit setelah
lahir
5. Lakukan IMD dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu
6. Beri salp mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata setelah IMD
7. Beri Vitamin K1 1 mg im di paha kiri anterolateral
8. Beri Imunisasi HB. 0,5 ml di paha kanan anterolateral sekitar 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1.
3. PENCEGAHAN KEHILANGAN PANAS
INGAT……!!