Anda di halaman 1dari 3

Mamluqil Faihah

17020074080 / PB 17

ANAK ISTIMEWA DAN MASA ESOKNYA


“Embas, embas..”, kata Cak Yusril. Ucapan embas yang dimaksud Yusril adalah
tumbas dalam bahasa Indonesia berarti beli. Ketika saya mendengar suara embas
langsung terbirit-birit ke toko untuk meladeni Cak Yusril. Setelah saya sampai di
toko Ia segera menyodorkan sepotong kertas yang bertuliskan barang
belanjaannya. Dari kejauhan Cak Yusril memang nampak seperti seorang laki-laki
normal. Akan tetapi ketika Ia berucap terlihatlah kondisi sebenarnya yang terjadi.

Cak Yusril adalah seorang laki-laki yang dilahirkan istimewa. Lahir istimewa
bukanlah keinginan dia dan keluarga, melainkan sebuah berkah Tuhan yang Maha
Kuasa. Laki-laki berkelahiran Lamongan ini telah menjalani kehidupan selama 22
tahun. Meski Cak Yusril memiliki kelainan pada wicaranya tidak menjadi
penghalang baginya untuk ramah pada setiap orang yang berpapasan dengannya.
Sifat ramah tersebut sudah melekat pada dirinya sejak kecil. Pihak keluarga terus
mengajarkan kepada Cak Yusril untuk selalu bertegur sapa kepada semua orang
tanpa memperdulikan bagaimana tanggapan orang.

Setelah saya menyiapkan barang belanjaan Cak Yusril, “iro? Suk a?” tanyanya
dengan menyodorkan selembar uang lima puluh ribu. Yang dimaksud dalam
ujarannya yakni piro? Susuk? berarti “Berapa? Ada kembaliankah?”. Segera saya
siapkan uang kembaliannya dan mengucapkan terima kasih. Dibalasnya dengan
senyuman khas.

Dari dalam rumah Ibuk tiba-tiba muncul menanyakan siapa yang barusan saja
membeli dan segera saya jawab bahwa yang beli adalah Cak Yus. Dengan waktu
bersamaan Ibuk bercerita tentang keluarga Cak Yusril. Cak Yus lahir dari
keluarga sederhana yang mengedepankan sistem mandiri di dalamnya. Tidak
memperdulikan kondisi dalam keluarga mereka, bagaimapun keadaannya mereka
harus tetap bisa berdiri sendiri. Hal tersebutlah yang menjadikan kagum
masyarakat desa kepada keluarga Cak Yus.
Mak Neng adalah Ibu dari Cak Yus. Wanita tua yang telah sabar mendidik Cak
Yus sampai sebesar ini. Tak pernah terucap pada bibinya satu kata bentakan saja.
Didikannya terhadap Cak Yus menjadikan pribadi Cak Yus lebih kuat. Tidak
pernah ada rasa minder pada dirinya. Ia terus tetap melangkah meskipun banyak
cibiran-cibiran teman sebayanya.

Cak Yus adalah panutan bagi semua orang. Dengan segala keterbatasan yang
dimilikinya ia pandai sekali dalam seni lukis. “Dari kecil Yusril mempunyai
potensi dalam bidang seni. Terlihat ketika saat ia mencoret tembok rumah,
gambaran yang dibuatnya beraturan. Gambaran awalnya adalah gambar bangun
ruang. Dari sanalah saya memutuskan untuk Yusril pada sekolah Luar Biasa di
Kota walaupun berjarak tempuh hampir 1 jam dari rumah.” Ujar Mak Neng saat ia
nangkring di depan toko Ibuk bersama tetangga lainnya.

Dalam cerita Mak Neng, Cak Yus di sekolah mendapat les tambahan melukis dari
sanalah ia bisa menyambat berbagai kejuaraan melukis bahkan menggambar. Tapi
di sisi lain Mak Neng juga sering menerima cemoohan orang. Banyak sekali
orang-orang yang meremehkan keluarga Mak Neng bahkan bullying kerap terjadi
kepada Cak Yus.

Bagi orang yang belum mengenal dekat Cak Yus akan beranggapan bahwa Cak
Yus adalah orang separuh gila karena sering cengegesan. Akan tetapi hal tersebut
adalah caranya menyapa orang yang baru ditemui atau dikenalnya.

Pernah suatu ketika saya melihat Cak Yus dibentak oleh orang. Karena orang
tersebut mengira Cak Yus melukai anaknya. Pada awalnya Cak Yus hanya ingin
mengajak bermain akan tetapi anak tersebut takut pada Cak Yus menjadikan anak
tersebut nangis menjerit tak karuan.

Hidup menjadi orang istimewa adalah hal yang tidak mudah. Butuh mental baja
untuk bertahan hidup. Terlepas dari itu semua orang-orang istimewa memiliki
kelebihan yang benar-benar akan mengangkat dirinya sendiri untuk maju,
menunjukan dihadapan publik bahwa mereka bisa.

Bukan hanya pihak keluarga yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan
anak-anak istimewa. masyarakat sekitar juga harus melek akan keberadaan
mereka. Anak-anak istimewa membutuhkan bantuan kita, bantuan dalam artian
dukungkan bukan memanjakan. Gandeng dan tuntunlah mereka karena mereka
juga berhak memiliki masa depan.

Anda mungkin juga menyukai