Anda di halaman 1dari 5

LEGENDA DESA MENGARE

(Analisis teori Maranda)

Dwi Nurhaya
(S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Surabaya)

Transkripsi Legenda Desa Mengare

Legenda, Gresik, Jatim H. Munir , 64 Tahun, laki-laki

Petani, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia,

Watuagung, 26 Mengare

Asal-usule desa Mengare iki amergo onok Putri saka Keraton Solo sing ora gelem
dijodohke karo rajane. Raja iki mau kepengen anake kawin karo bangsawan saka China. Amergo
ngelawan panjaluke bapake, Putri Solo mau minggat saka keraton.

Sakwise iku, putri mau numpak perahu ijenan kaet Solo nganti balekan ing Bengawan
Legowo sing saiki diarani telaga pacar. Banjur Raja mau ngerti lak anake kabur saka keraton.
Akhire Raja ngutus ulo gedhe sing di ingu ing Keraton Solo.

Banjur ulo mau budhal golek anake Raja sing ape di jodohno mau. Dhilalah Putri seng
kabur saka keraton mau ketemu ing Bengawan Legowo. Ulo raksasa mau bujuk putri supoyo
gelem bali nang istana. Akhire ulo mau ngapusi Putri yen ora bakal dijodohno yen gelem bali ing
keraton. Akhire Putri mau gelem bali ing keraton.

Nanging kadadean mau diweruhi kale Sunan Giri utowo Raden Paku. Banjur Raden Paku
ngutus murite Sunan Karebet utowo Joko Tingkir kanggo mateni ulo mau, mergo niate sing elek.
Akhire Jaka Tingkir budhal goleki kahanane ulo mau. Lha, akhire ketemu nang mengare iki,
banjur makhluk loro iku mau tukaran, paten-pinaten. Wis gelut suwi, akhire ulo iku mau mati lan
awake mau meluker nek daerah iku. Mangkane deso iki diarani Deso Mengare amergo artine
goleki utowo ngenteni.

Dwi Nurhaya, 20 Tahun, Perempuan, mhs,

Sarjana, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia


Translasi Legenda Desa Mengare

Legenda, Gresik, Jatim H. Munir , 64 Tahun, laki-laki

Petani, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia,

Watuagung, 26 Mengare

Asal-usul Desa Mengare ini adalah karena seorang putri dari Keraton Solo yang tidak
ingin dijodohkan oleh Sang Raja. Raja menginginkan anaknya menikah dengan bangsawan dari
China. Karena menentang keinginan ayahnya, putri tersebut kabur dai keraton.

Setelah itu, putri tersebut menaiki perahu seorang diri dari Solo hingga terdampar di
Bengawan Legowo, yang sekarang bernama Telaga Pacar. Kemudian Raja tersebut mengetahui
jika anaknya kabur dari keraton. Akhirnya dia mengutus seekor ular raksasa yang dipelihara di
Keraton Solo.

Kemudian ular tersebut pergi mencari anak Raja yang akan di jodohkan tadi. Tiba-tiba,
putri yang kabur dari keraton tadi ditemukan di Bengawan Legowo. Ular raksasa tersebut
membujuk Sang Putri supaya mau untuk kembali ke istana. Akhirnya, ular tersebut menipu Sang
Putri kalau ia tidak akan di jodohkan jika mau kembali ke keraton. Akhirnya Sang Putri mau
untuk kembali ke keraton.

Akan tetapi, kejadian tersebut diketahui oleh Sunan Giri Atau Raden Paku. Lalu Raden
Paku mengutus muridnya yakni Raden Karebet atau Jaka Tingkir untuk membunuh ular tersbeut
karena niatnya yang jelek. Akhirnya Jaka Tingkir pergi mencari keberadaan ular tersebut.
akhirnya Ular tersebut ditemukan di Mengare, lalu kedua makhluk tersebut bertengkar dan saling
membunuh. Sudah lama berkelahi, akhirnya ular tersebut mati dan tubuhnya melingkar di daerah
tersebut. oleh sebab itu, desa ini disebut dengan Desa mengare yang artinya mencari atau
menanti.

Asmaul Husnah, 18 Tahun, Perempuan, mhs,

Sarjana, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia


Struktur cerita “Legenda Desa Mengare”

Oleh Dwi Nurhaya

Alur Cerita:

1. Awal mulanya seorang Putri Keraton Solo melarikan diri karena tidak ingin dijodohkan.
Sang Putri pergi dengan naik perahu menyisiri Sungai Bengawan Solo menuju jalur
pantai utara menuju ke arah timur dari Solo ke arah Lamongan sampai di daerah
Kecamatan Bungah dan Manyar. pada akhirnya Sang Putri terdampar di Bengawan
Legowo yang terletak di Desa  Kramat, Pulau Mengare. 

2. Sang Raja merasa geram mengetahui kaburnya putrinya. Ia mengutus seekor ular raksasa
milik keraton untuk mencari putrinya dengan menyusuri jalur pantai utara.

3. Sang Putri berhasil ditemukan oleh ular tersebut. Sang Ular berkata bohong kepada Sang
Putri bahwa perjodohannya akan dibatalkan, Sang Putri mau kembali ke Keraton.

4. Sayangnya, niat buruk ular tersebut diketahui seorang waliyullah kota Gresik, yakni
Sunan Giri (Raden Paku). Yang kala itu berdakwah deengan ajaran islam di kota pudak.

5. Sunan Giri akhirnya mengutus Sunan Karebet (Jaka Tingkir) untuk menghukum ular
tersebut.

6. Sempat terjadi pertarungan sengit, namun ular kalah hingga akhirnya mati dengan kondisi
mengelilingi Pulau Mengare, Mengare (Mengarah) berasal dari bahasa sangsekerta yang
berarti Mencari atau Menanti. 

Terem:

a = Keraton Solo

a1 = Putri Keraton Solo

a2 = Sang Raja

a3 = Sang Ular

b = Sunan Giri (Raden Paku)

c = Sunan Karebet (Jaka Tingkir)


Fungsi:

x = keburukan

x1 = melarikan diri

x2 = geram

x3 = bohong

x4 = bertarung

x5 = dijodohkan

x6 = mati

y = kebaikan

y1 = mencari

y2 = mengutus

y3 = menemukan

y4 = kembali pulang

z = keadilan

z1 = menghukum

N = legenda Desa Mengare. Alur ceritanya dapat digambarkan:

N = (a 2) x 2: (a 1) x 1,5:: (a 3 ¿ y 1,3: (a 2 ¿ x 2:: (a 2 ¿ y 3,4// {( c ) z 1 : ( b ) y 2 ∷(a3 ) x 6 }//

Sang raja merasa geram sebab putrinya melarikan diri karena dijodohkan. Hal tersebut
membuat Sang Raja mengutus ular keraton untuk mencari sang putri. Akhirnya Sang putri
ditemukan dan kembali pulang karena kalimat bohong yang diucapkan sang ular. Di sisi lain,
keburukan sang Ular telah diketahui oleh Sunan Giri atau Raden Paku. Sehingga ia mengutus
Jaka Tingkir untuk menghukum Sang Ular. Akibatnya terjadi pertarungan dan kemudian Sang
Ular lah yang mati.

Kalau kita lihat dari segi tokohnya saja,maka alur cerita itu akan tampak sebagai berikut:

N = (a 2) : (a 1) :: (a 3) : (a 2) :: (a 2) //{( c ) : ( b ) ∷(a3 ) }//

Karena Sang Putri melarikan diri sebab dijodohkan membuat Sang Raja geram sehingga
Sang Raja mengutus Ular Keraton untuk mencari sang putri. Namun di satu sisi, Sunan Giri
mengetahui kejahatan ular tersebut dan mengutus Jaka Tingkir untuk membunuhnya. Akhirnya
Sang Ular pun kalah dan mati mengelilingi Desa Mengare.

Jika dilihat dari segi fungsinya, maka alur cerita akan terlihat seperti berikut:

N = ( x 2): ( x 1,5):: ( y 1,3): ( x 2 ¿ :: ( y 3,4 ¿// {( z1 ) : ( y 2 ) ∷( x 6) }//

Fungsi keadilan dan kebaikan lebih besar dari pada fungsi keburukan.

(a 2) x 2 + (a 1) x 1,5 + ( a 3 ) x 6 ¿ (a 3 ¿ y 1,3 +(a2 ) y 3,4 + ( c ) z1 + ( b ) y 2

Pada fungsi ini, menjelaskan bahwa kebaikan dan keadilan yang paling besar, hal tersebut
sejalan dengan kehidupan. Jika kita banyak melakukan hal baik maka kita akan menuainya
begitu pula sebaliknya.

Hal ini tampak jelas pada:

Tindakan Sang Ular yang melakukan kebohongan kepada Sang Putri yang pada akhirnya
membuat dirinya mati karena hukuman dari Sunan Giri melalui Joko Tingkir.

Hal tersebut sesuai dengan maksud cerita yang menurut petutur bertujuan untuk melestarikan
sejarah yang ada. Serta agar kita dapat mengambil hikmah atau suri tauladan dalam cerita
tersebut.

1. Putri Solo, perempuan, berstatus tinggi, anak Raja,

2. Sang Raja, laki-laki, berstatus tinggi, berwatak keras

3. Ular, berstatus rendah, berwatak patuh, sakti

4. Sunan Giri, laki-laki, berstatus tinggi, berwatak bijaksana

5. Jaka Tingkir, laki-laki, berstatus tinggi, berwatak pemberani, sakti.

Anda mungkin juga menyukai