Anda di halaman 1dari 3

Mamluqil Faihah

17020074080 / PB 2017
TUAN PUTRI YANG BAIK DAN PINTAR

“ Tuan Putri, bangun waktunya sekolah!” ujar Bunda saat membangunkanku. Aku
bangun mengambil selimut dan menyelimutkan kembali ke tubuhku. Bunda
menarik kembali selimut yang aku gunakan lalu berujar, “Bangun Ika, kalau tidak
bangun kamu akan terlambat. Lihatlah jam dindingmu sudah menunjukkan pukul
7 kurang 15 menit.” Dengan sangat terpaksa mata harus aku buka dan benar jam
di dinding menunjukkan pukul yang sama dengan ucapan Bunda.
Nama aku Ika. Umurku 17 tahun. Aku lahir dari keluarga yang bisa dibilang
berada. Aku tidak mempunyai saudara, iya aku anak tunggal tidak memiliki kakak
ataupun adik. Sekarang aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Dari kecil aku
memang terkenal dengan anak yang aktif dan ceria, sehingga mudah untukku
mendapatkan teman di lingkungan baru. Dari kecil hidupku jauh dari kata susah,
apa yang menjadi keinginanku selalu terpenuhi.
Setelah melihat jam yang menunjukan pukul 7 kurang 15 menit, aku langsung
bangun dan lari menuju kamar mandi. Dengan kecepatan seperti kilat aku untuk
menyiapkan diriku untuk pergi ke sekolah. Untungnya aku telah menyiapkan dari
semalam kebutuhanku untuk sekolah hari ini.
Setelah segalanya siap aku menuju ruang makan untuk mengambil bekalku.
Bunda selalu menyiapkan bekal untukku agar aku bisa sarapan dan memiliki
energi yang cukup untuk belajar di sekolah. Akan tetapi bekalku selalu dibentuk
dengan bentuk hewan-hewan lucu sehingga banyak teman yang menertawakanku.
Ya sudahlah masih untung juga dimasakin toh ya nanti mereka juga nebeng
makan.
Ayah sudah siap untuk mengantarkanku ke sekolah dengan mobil merahnya.
“Cepat Tuan Putri, nanti kamu terlambat!” Seru ayah dari dalam mobil saat aku
berpamitan dengan Bunda. Untungnya jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh
hanya perlu waktu 15 menit untuk menempuhnya.
Sampainya di sekolah Pak Satpam membukakan pintu mobil dari luar dan
mempersilahkanku untuk masuk segera ke sekolah karena bel sudah mau
berbunyi. “Hai Ika, selamat Pagi” Sambutan Pak Satpam tersebut. Di sekolah aku
semua siswa mendapatkan perlakuan istimewa dari Pak Satpam karena sudah
menjadi kewajibannya untuk ramah pada semua orang.
Setelah turun dari mobil, aku melihat Wulan berjalan menuju kelas.
“WULAANNNNNN” Teriakku lantang. Mendengar ada yang memanggil
namanya Wulan berhenti dan mencari sumber suara. “Hei Ika cepat, nanti kita
terlambat.” Seruan Wulan. Aku berlari segera bergegas menyusul Wulan.
***
Di dalam ruang kelas seketika hening ketika mendengar suara sepatu “teplok-
teplok-teplok” itu bertanda kelas akan segera dimulai dan bersiap untuk berdoa
sebelum pelajaran dimulai.
“ Selamat Pagi Anak-anak” Sapa Bu Susi.
“Selamat Pagi, Bu...” Balas Anak-anak kelas secara serentak.
“Sikap Berdoa, mulai!” Perintah Bu Susi
Semua teman-temanku serentak menundukkan kepala dengan berdoa dalam hati,
agar ilmu yang dipelajari saat di sekolah dapat bermanfaat nantinya.
“Selesai” Ujar Bu Susi untuk mengakhiri doa pembukaan sebelum pelajaran
dimulai.
“ Anak-anak pekan lalu kalian telah melangsungkan ujian tengah semester. Hasil
dari ujian tersebut sudah selesai dan akan dibagikan sekarang.” Jelas Bu Susi
“ Nilai tertinggi dalam mata pelajaran Matematika adalah Ikalia Safitri Cahaya,
dengan nilai yang didapatkan 98. Hampir sempurna, pertahankan ya Ika. Silahkan
Maju ke depan ambil hasil ujianmu dan Ibu telah menyiapakan hadiah kecil
untukmu sebagai penghargaan.” Papar Bu Susi
“ Selamat Ika” Seru Wulan.
“Iya, terima kasih. Aku maju ya” ujarku sambil berjalan menuju meja Bu Susi.
“ Selamat ya Ika, kamu memang hebat. Ibu harap kamu bisa membantu teman
yang lainnya.” Ucapan Bu Susi memberi selamat.
Di sekolah aku tergolong anak yang bisa dibilang pintar, karena di setiap akhir
tahun pembelajaran aku mendapat predikat siswa dengan nilai terbaik. Walaupun
aku tahu bahwa aku mampu, tidak menjadikanku menjadi siswa sombong dan aku
tidak ingin itu terjadi. Bundaku selalu berpesan “Di atas langit masih ada langit.
Jadi, jangan kamu meninggikan dirimu. Lihatlah ke bawah masih banyak orang
yang kurang beruntung dari kamu.”
Di setiap keberhasilan seseorang pasti akan ada yang iri dan benci. Begitu pula
dengan diriku. Aku mempunyai teman bernama Risa. Dia terkenal dengan sifat
angkuh dan berambisi akan tetapi disisi lain dia juga dikenal pintar karena dia
selalu mendapatkan posisi kedua siswa terbaik setelahku.
Dulu waktu kecil Aku dan Risa adalah teman yang baik. Selalu bermain bersama,
berbagi makanan dan minuman, masih banyak lagi kegiatan yang sering kami
lakukan bersama dan kebetulan juga rumah kami berada di kompleks yang sama.
Sejak memasuki kelas 5 SD dia mulai berubah dan iri kepadaku. Awaknya aku
tidak tahu apa yang menjadi alasanya menjauhiku. Lambat laun ku perhatiakan
dia ternyata dia iri kepadaku karena aku selalu menjadi juara pertama di sekolah
dan dia selalu berada di juara kedua. Seberapapun usaha kerasnya baginya
hasilnya akan tetap sama.
Waktu itu Risa pernah melakukan hal yang tidak mengenakan agr aku keluar dari
sekolah. dia menyebarkab berita bohong jika Ayahku membayar kepala sekolah
agar aku mendapat peringkat pertama. Hal tersebut membuatku tidak memiliki
teman sehingga aku memilih untuk pindah sekolah.
Pada jenjang SMA aku tidak menyangka jika aku akan bersekolah ditempat yang
sama dengan Risa. Awalnya aku takut kejadian 6 tahun lalu akan terjadi kembali
akan tetapi Bunda selalu mendukungku “jika kamu tidak merasa salah maka
majulah dan luruskan semuannya” Pesan Bunda ketika menguatkanku. Dan benar
ketakutanku menjadi kenyataan pada akhir tahun pelajaran kelas 1 SMA.
Kali ini Risa tidak melakukan jebakannya untukku sendirian. Dia membuat
jebakan untukku dengan CS-nya yaitu Ima dan Ilfa. Mereka bertiga menggunakan
berita bohong yang sama ketika waktu SD. Yasudahlah selama aku benar aku
tidak akan mundur. Semua teman-teman juga menjauhiku karena mereka
beranggap aku curang dalam mendapatkan peringkatku.
Beruntung aku mempunyai dua sahabat yang membantu menuntaskan masalah
ini. Mereka selalu ada di saat aku susah maupun senang. Mereka adalah Wulan
dan Sari. Mereka yang membantuku untuk menemukan celah dan bukti untuk
membuktikan bahwa berita yang tersebar adalah berita bohong.
Setelah semuanya kembali seperti semula aku tidak ingin memperpanjang
masalahku dengan Risa CS. Karena aku tahu bahwa mereka juga adalah orang
yang baik. Mereka punya cara masing-masing untuk berbuat baik.

Anda mungkin juga menyukai