I Nyoman Aribudiman 2017 PDF
I Nyoman Aribudiman 2017 PDF
Ww = berat air Vw
Ws = berat tanah kering S = x 100% ........................... (6)
Vv
Berat Jenis Tanah (Specific of gravity) dengan:
Berat jenis adalah perbandingan antara S = derajat kejenuhan
berat butir tanah dengan berat isi air suling Vw = volume air
dengan volume sama pada suhu tertentu. Vv = volume pori
𝑠 𝑊𝑠
𝐺𝑠 = = … … … … … … … … … … (2) Berat Volume (Unit-Weight)
𝑤 𝑉𝑤. 𝑤 Berat satuan/berat volume () didefinisikan
dengan: sebagai perbandingan antara berat tanah
Gs = berat jenis tanah (specific dengan volume massa tanah.
gravity)
W
s = berat volume butiran b = ......................................... (7)
w = berat volume air V
Vw = volume air Berat volume tanah kering (dry density)
γ
Angka Pori (Void Ratio) d = b ….................................... (8)
Angka pori didefinisikan sebagai 1 w
perbandingan antara besarnya volume ruang Berat volume tanah jenuh air
kosong dan volume butir padat. Ww Ws
sat = .…......................... (9)
Vv V
e= ...................................................(3) Berat volume tanah terendam air
Vs
dengan: ’ = sat-w ..................................... (10)
e = angka pori Batas-Batas Atterberg
Vv = volume pori Beberapa percobaan untuk menentukan
Vs = volume butir padat batas-batas Atterberg adalah:
Porositas (Porosity) 1. Batas Cair (Liquid limit)
Porositas didefinisikan sebagai Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
perbandingan antara jumlah volume ruang menentukan kadar air suatu tanah pada
kosong dengan volume massa tanah. keadaan batas cair. Batas cair (LL) adalah
Vv kadar air batas dimana suatu tanah berubah
Yp = x 100% .................................. dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
V 0.121
(4) N
LL = Wc ................................. (11)
Atau: 25
e dengan:
Np = ............................................
1 e LL = batas cair
(5) Wc = kadar air pada saat tanah menutup
dengan: N = jumlah pukulan pada kadar air Wc
np = porositas
V = volume massa tanah
e = angka pori
Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)
Derajat kejenuhan dari massa tanah
didefinisikan sebagai perbandingan antara
volume air dengan volume pori. Umunya
derajat kejenuhan ini dinyatakan dalam persen.
Derajat kejenuhan berkisar antara 0 sampai 1.
Bila S = 0 berarti tanah kering, bila S = 1
berarti tanah kenyang air dan bila. O<S<l Gambar 1. Hubungan volume tanah dalam
Atterberg (Das, 1998)
berarti tanah basah.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 145
Analisis Pengaruh Pemeraman Tanah Lempung Yang Dicampur Dengan Aspal Emulsi……………………………………………..Aribudiman dan Hasta
2. Batas Plastis (Plastic Limit) Gambar 3. Aktivitas mineral lempung (Usman, 2008)
Batas plastis (PL) adalah kadar air
Tabel 1. Aktivitas Mineral Lempung
minimum dimana tanah masih dalam keadaan Mineral Aktivitas
plastis. Dalam menentukan batas plastis ini Kaolinite 0,33 – 0,46
dilakukan dengan percobaan menggiling butir Illite 0,9
tanah menjadi bulat pipih dengan diameter 3 Montmorillonite (Ca) 1,5
mm sampai menjadi retak-retak dan Montmorillonite (Na) 7,2
selanjutnya diselidiki kadar airnya. (Skempton, 1953 dalam Das,1988)
3. Indek plastisitas (Plasticity Index) Kembang Susut
Indeks plastisitas suatu tanah adalah Menurut Kormonik dan David (1969)
bilangan dalam persen yang merupakan selisih dalam Trisnayani (2008) pengembangan dari
antara batas cair dengan batas plastis suatu tanah disebabkan oleh dua hal:
tanah (Das, 1988). Pendekatan untuk a. Sebab mekanis
menentukan indeks plastisitas suatu tanah Bila kadar air dalam tanah naik dan tanah
adalah: menjadi jenuh, maka tegangan kapiler
IP = LL-PL................................................ (12) mengecil sedangkan tegangan pori didapat dari
dengan: tegangan hidrostatis biasa.
IP = indek plastisitas b. Sebab Fisika Kimia
LL = batas cair Pengembangan disebabkan oleh masuknya
PL = batas plastis kadar air pada partikel-partikel tanah lempung.
4. Batas Susut (Shrinkage Limit) Mineral jenis montmorillonite maupun illite
Harus diketahui bahwa apabila batas susut akan menyebabkan mengembangnya jarak
ini semakin kecil, maka tanah akan lebih antar unit lapisan struktur dasar.
mudah mengalami perubahan volume, yaitu
semakin sedikit jumlah air yang dibutuhkan Sifat Mekanik Tanah
untuk menyusut (Bowles, 1997). Perhitungan Sifat mekanik tanah adalah sifat-sifat tanah
batas susut ini dapat digunakan rumus: yang mengalami perubahan setelah diberikan
V V2 gaya-gaya tambahan atau pembebanan dengan
SL = w- 1 .......................................(13) tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.
W
dengan: Pemadatan Tanah
SL = batas susut Pemadatan merupakan suatu usaha untuk
V1 = volume tanah basah mempertinggi kerapatan tanah dengan
W = berat tanah kering pemakaian energi mekanis untuk
V2 = volume tanah kering menghasilkan pemampatan partikel atau suatu
w = kadar air tanah basah proses mengeluarkan udara pada pori-pori
Plastisitas dan Aktivitas Tanah tanah dengan cara mekanis.
Hubungan antara PI dan persentase butiran Keuntungan yang diperoleh dengan
yang lolos ayakan 2m didefinisikan sebagai pemadatan ini, antara lain:
suatu besaran yang disebut aktivitas (activity). 1) Berkurangnya penurunan permukaan tanah
PI yaitu gerakan vertikal di dalam massa tanah
Ak = (14)
(% fraksi berukuran lempung )
itu sendiri akibat berkurangnya angka pori
2) Bertambahnya kekuatan tanah
Tiga kategori aktivitas (Skempton, 1953 dalam
3) Berkurangnya penyusutan akibat
Das, 1998):
berkurangnya kadar air dari nilai patokan
A < 0,75 Tidak aktif
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 146
ISSN: 1411 – 1292
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: 2541 – 5484
Kerangka Penelitian
METODE
Pemilihan Lokasi
Pengambilan contoh tanah dilakukan di
daerah Padangsambian Kaja, Kecamatan
Denpasar Barat. Lokasi ini dipilih karena
lokasinya yang berdekatan dengan Desa
Kerobokan, sehingga kemungkinan
mempunyai perilaku yang sama dengan tanah
yang ada di Desa Kerobokan. Tanah di
Kerobokan mempunyai perilaku kembang Gambar 6. Kerangka Pelaksanaan Penelitian
susut yang tinggi dan daya dukung tanah yang
kurang baik. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Pengambilan Sampel Umum
Metode yang digunakan dalam Hasil penelitian akan memperlihatkan
pengambilan sampel adalah metode random penambahan aspal emulsi yang ditambah
(acak) mengingat daerah Padangsambian Kaja variasi pemeraman terhadap tanah lempung
yang cukup luas. Untuk sampel tanah tidak yang terdapat di daerah tersebut.
terganggu (undisturbed sample) digunakan
tabung sampel, yang ditutup rapat dengan
plastik atau dilapisi lilin. Untuk tanah
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 148
ISSN: 1411 – 1292
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 21 No. 2 Juli 2017 E-ISSN: 2541 – 5484
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 149
Analisis Pengaruh Pemeraman Tanah Lempung Yang Dicampur Dengan Aspal Emulsi……………………………………………..Aribudiman dan Hasta
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 152