Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm.

129-139

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN


DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS
EKSPOSISI PADA SISWA SMP

Dwi Fitriyani
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
email: dwifitriyani2221@gmail.com

Abstract
Writing is a language skill used to communicate indirectly. Writing is a productive
and expressive activity. Writing skill or composing is an ability to construct sentences
properly and appropriately based on the language grammatical rules; good writing
and effective depend on the sentence. This study examines the correlation between
effective sentence mastery and diction mastery with exposition writing ability on SMP
Negeri 1 Banyumas VII class the second semester. This study uses correlational
method. Based on the result, the correlation between effective sentence mastery and
diction mastery with exposition writing ability shows the determination coefficient in
effective sentence mastery and diction mastery with exposition writing ability is 0,68
with effective sentence mastery and diction mastery toward exposition writing ability
is 68%. The higher students’ effective sentence mastery the exposition writing ability
is increasing. Otherwise, the diction mastery has close correlation with exposition
writing ability.

Key Words : Effective Sentence, Diction, Exposition Writing Ability

1. PENDAHULUAN prinsipnya agar siswa terampilan


Bahasa Indonesia memiliki beberapa menyimak, membaca, berbicara, dan
fungsi, di antaranya ialah sebagai bahasa menulis. Setiap keterampilan berbahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. ini erat sekali hubungannya dengan
Bahasa Indonesia juga merupakan salah proses yang mendasari bahasa. Bahasa
satu mata pelajaran pokok yang harus seseorang mencerminkan pikirannya.
diajarkan di seluruh lembaga pendidikan “Semakin terampil seseorang berbahasa,
formal dari tingkat dasar hingga semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
perguruan tinggi. Henry Guntur Tarigan Keterampilan hanya dapat diperoleh dan
(1986: 1) menyatakan bahwa tujuan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak
pengajaran bahasa Indonesia pada latihan”.

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona


Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 129
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Dari empat keterampilan berbahasa, memberitahu, mengupas, dan


menulis merupakan suatu keterampilan menerangkan sesuatu sehingga dapat
berbahasa yang dipergunakan untuk menambah pengetahuan si pembaca.
berkomunikasi secara tidak langsung, Akan tetapi, karangan ini bukan untuk
tidak secara tatap muka dengan orang menyakinkan dan mempengaruhi si
lain. Menulis merupakan suatu kegiatan pembaca atas apa yang dipaparkan.
yang produktif dan ekspresif. Kalimat merupakan salah satu faktor
Keterampilan menulis atau mengarang yang menunjang sebuah karangan efektif
merupakan kemampuan menyusun bagi pembaca karena kalimat membawa
kalimat-kalimat secara benar dan tepat pembaca berkenalan isi suatu tulisan.
sesuai dengan kaidah gramatikal bahasa, Kalimat yang baik dan efektif akan
karya tulis yang baik dan efektif mempermudah mengantar pembaca
tergantung pada kalimat (Abdul Razak, menguraikan atau menerangkan isi
1985: 2). tulisan tersebut sehingga dapat
Keterampilan menulis salah satunya menambah pengetahuan pembaca.
berbentuk karangan, yaitu penjabaran Adapun yang dikatakan tulisan yang
suatu gagasan secara resmi dan teratur efektif adalah tulisan yang menggunakan
tentang suatu topik atau pokok bahasan kalimat efektif dan pilihan kosa kata yang
(Lamuddin Finoza, 2001: 189). Adapun tepat. Dengan kalimat efektif dan kosa
karangan menurut jenisnya terdiri dari kata yang tepat, pikiran atau gagasan
karangan narasi, persuasif, eksposisi, yang dituliskan akan memudahkan
argumentasi, dan deskripsi. Karangan pembaca untuk memahaminya sehingga
eksposisi adalah salah satu jenis tulisan pembaca pun tertarik untuk terus
yang berusaha untuk menerangkan dan membacanya dan memahami isi tulisan
menguraikan suatu pokok pikiran, tersebut yang menghasilkan perubahan
hakikat tulisan eksposisi berusaha dalam pengetahuan pembaca.
memperluas pandangan dan pengetahuan Kalimat efektif merupakan kalimat
seseorang mengenai objek yang yang benar dan jelas sehingga akan
digarapnya (Gorys Keraf, 1998: 3). dengan mudah untuk dipahami orang lain
Karangan eksposisi merupakan secara tepat. Kalimat yang dikatakan
wacana yang bertujuan untuk kalimat yang efektif adalah kalimat yang

130
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

mengandung ciri kalimat efektif yaitu dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kalimat yang logis, hemat, paralel, antara penguasaan kalimat efektif dan
kesatuan, koheren dan tegas. Selain penguasaan diksi dengan penulisan
menggunakan kalimat efektif penulis pun eksposisi memiliki hubungan yang
harus memperhatikan kata atau diksi signifikan. Penelitian ini pun diharapkan
yang tepat, kata yang sesuai dengan dapat bermanfaat bagi pembaca, guru dan
maksud atau tujuan dari tulisan yang siswa.
dibuat, yaitu tulisan ekposisi. Dalam penelitian ini, peneliti
Melihat betapa pentingnya kalimat mangajukan hipotesis antara lain: 1)
efektif dan pilihan kata yang tepat bagi Terdapat hubungan antara penguasaan
seorang penulis dalam membuat sebuah kalimat efektif (X1) dan kemampuan
tulisan maka di sekolah-sekolah siswa menulis ekposisi (Y), 2) Terdapat
harus menguasai kalimat efektif dan hubungan antara penguasaan diksi (X2)
pilihan kata. Karena dengan kalimat dan kemampuan menulis eksposisi (Y),
efektif dan pilihan kata yang tepat dapat dan 3) Terdapat hubungan antara
membantu pula dalam menempuh studi penguasaan kalimat efektif (X1) dan
yang sedang dijalaninya. Seperti yang penguasaan diksi (X2) dengan
kita ketahui bahwa dalam proses belajar kemampuan menulis eksposisi (Y).
mengajar sebuah informasi akan lebih
mudah diterima orang lain apabila 2. METODE PENELITIAN
diungkapkan dalam bentuk kalimat Metode yang digunakan dalam
dengan menggunakan kata-kata yang penelitian ini adalah metode korelasional,
tepat. karena penelitian ini terdiri dari tiga
Penelitian ini akan meneliti variabel yaitu: X1 dan X2 yang
hubungan antara penguasaan kalimat merupakan variabel bebas dan Y yang
efektif, penguasaan diksi, dan penguasaan merupakan variabel terikat, yang akan
kalimat efektif dan penguasaan diksi dilihat korelasinya antara ketiganya
dengan kemampuan menulis ekposisi secara timbal balik.
pada siswa SMP kelas VIII semester II. Dengan metode korelasional ini
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 peneliti dapat mengetahui seberapa besar
Banyumas. Peneliti meneliti hal tersebut keeratan korelasi antar ketiga variabel,

131
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

yaitu penguasaan kalimat efektif (X1) efektif (X1) dan kemampuan menulis
dengan kemampuan menulis eksposisi ekposisi (Y)” , hipotesis kedua
(Y), penguasaan diksi (X2) dengan “Terdapat hubungan yang positif dan
kemampuan menulis eksposisi (Y), dan signifikan antara penguasaan diksi
penguasaan kalimat efektif (X1) dan (X2) dan kemampuan menulis
penguasaan diksi (X2) dengan eksposisi (Y)”, menggunakan korelasi
kemampuan menulis eksposisi (Y). sederhana dengan rumus korelasi
Populasi penelitian ini adalah siswa product momen untuk menguji
SMP kelas VIII semester 2 yang korelasi, di bawah ini:
berjumlah 268 siswa. Sampel dalam N ∑XY – (∑X) (∑Y)
penelitian ini peneliti tentukan sebesar rxy=
{N∑X − (∑X) }{N∑Y − (∑Y) }
12% yaitu 38 siswa yang diambil dengan
Keterangan:
menggunakan teknik sample random
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
sampling, yaitu dengan melakukan secara
xy = hasil kali antara X dan Y
acak tanpa memperhatikan strata yang
n = jumlah data
ada dalam populasi itu. Peneliti
x = skor ganjil
menggunakan teknik ini karena populasi
y = skor genap (Sugiyono, 2009: 255)
homogen.
Hasil korelasi tersebut
Teknik pengumpulan data yang
diinterpretasikan terhadap tabel
peneliti gunakan dalam penelitian ini
interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono,
adalah dengan penggunaan tes karena
2009: 257) di bawah ini:
peneliti ingin mengetahui atau mengukur
Tabel 1
kemampuan obyek yang diteliti. Tes yang Pedoman untuk Memberikan Interpretasi
digunakan yaitu tes tertulis untuk ketiga Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat
variabel. Penelitian ini menggunakan Hubungan
statistik parametris untuk pengujian 0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
hipotesisnya karena hipotesis penelitian 0,40 – 0,599 Sedang
ini berjenis asosiatif dengan langkah- 0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
langkah sebagai berikut:
1) Hipotesis pertama “Terdapat Setelah diketahui koefisien
hubungan antara penguasaan kalimat korelasinya, diuji signifikansinya

132
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

hubungan kedua variabel tersebut dengan = Korelasi product moment


menggunakan rumus t di bawah ini: antara X1 dengan Y
t = r√ n – 2 = Korelasi product moment
√ 1 – r2
antara X2 dengan Y
(Sugiyono, 2009: 266).
Keterangan:
Setelah ditemukan korelasinya, diuji
t = koefisien signifikansi korelasi signifikansinya untuk mengetahui
variabel
r = koefisien korelasi antar dua koefisien korelasi tersebut dapat
variabel digeneralisasikan atau tidak, dengan
Harga t hitung tersebut selanjutnya
menggunakan rumus di bawah ini:
dibandingkan dengan harga t tabel,
dengan kesalahan 5%. Dengan ketentuan
=
bila r hitung lebih kecil dari r tabel (rh < (1 − )
( − − 1)
rt), maka Ho diterima, dan Ha ditolak.
Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar Keterangan:
dari r tabel (rh > rt) maka Ha diterima. R = Koefisien korelasi ganda
K = Jumlah variabel independen/bebas
N = Jumlah anggota sampel
2) Hipotesis kedua “Terdapat hubungan Hasil Fh dikonsultasikan dengan F
antara penguasaan kalimat efektif (X1) tabel, dengan dk pembilang = k dan dk
dan penguasaan diksi (X2) dengan penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan
kemampuan menulis eksposisi (Y)”, yang ditetapkan 5%. Dalam hal ini
untuk menguji korelasinya berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari
menggunakan korelasi ganda dapat Fb maka koefisien korelasi ganda yang
dihitung dengan rumus di bawah ini: diuji adalah signifikan, yaitu dapat
diberlakukan untuk seluruh populasi.
R= √
Pada korelasi ganda dilanjutkan dengan
regresi ganda. Untuk memprediksi
Keterangan:
kualitas kemampuan menulis eksposisi
= Korelasi antara variabel X1 maka digunakan analisis regresi ganda
dengan X2 secara bersama- dua dengan persamaan di bawah ini:
sama dengan variabel Y. Ŷ = а + b1X1 + b2X2

133
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pada tabel di atas,


Penelitian ini terdiri atas tiga variabel terlihat bahwa skor penguasaan kalimat
penelitian yaitu, penguasaan kalimat efektif dengan frekuensi tertinggi terletak
efektif (X1), penguasaan diksi (X2) dan pada interval keempat 66 – 70 dengan
kemampuan menulis eksposisi (Y). Hasil jumlah siswa 9 atau 23,68% dan
penelitian terhadap variabel-variabel frekuensi terendah terletak pada interval
penelitian diambil dari 38 sampel pertama 51–55 dan kesembilan 91 - 95
penelitian kelas VIII siswa SMP sebagai sebanyak 1 siswa atau 2,63%. Sementara
berikut: itu, untuk posisi tertinggi dua terletak
Hasil penelitian terhadap penguasaan pada interval, kedua, kelima, dan keenam
kalimat efektif siswa SMP diperoleh data, dengan sebanyak siswa masing-masing 6
bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa atau 15,79%. Tertinggi ketiga
siswa pada variabel ini adalah 93, Skor terletak pada interval ketujuh 81–85
minimal yang diperoleh siswa adalah 53. sebanyak 5 siswa atau 13,16% dan
Rata-rata skor penguasaan kalimat efektif tertinggi keempat interval ketiga dan
siswa adalah 72,13. Median adalah 83. kedelapan sebanyak 2 siswa atau 5,26%.
Modus skor pada variabel ini adalah 68 Varibel bebas yang kedua adalah
dan standar deviasinya 9,71. Dari data penguasaan diksi (X2). Hasil penelitian
tersebut, dapat didistribusikan dalam penguasaan diksi pada siswa SMP
kategori sebagaimana tertera pada tabel diperoleh data skor tertinggi yang
berikut ini: diperoleh siswa pada tes penguasaan
Tabel 2 diksi adalah 93 dan skor terendah adalah
Distribusi Frekuensi Skor Penguasaan
58. Rata-rata atau mean panguasaan diksi
Kalimat Efektif (X1)
No Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi siswa adalah 76,42. Modus dan median
Absolut Relatif Komulatif
(%) (%)
1 51 – 55 1 2,63 2.63
dari data di atas masing-masing adalah 78
2 56 – 60 6 15,79 18.42
3 61 – 65 2 5,26 23.68 dan 88, sedangkan standar deviasi dari
4 66 – 70 9 23,68 47.37
5 71 – 75 6 15,79 63.16 data penguasaan diksi siswa adalah 9,04.
6 76 – 80 6 15,79 78,95
7 81 – 85 5 13,16 92,11 Data penguasaan diksi siswa SMP dapat
8 86 – 90 2 5,26 97,37
9 91 – 95 1 2,63 100,00
Jumlah 38 100
didistribusikan dalam kategori pada tabel
di bawah ini.

134
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Tabel 3 adalah 75 dan standar deviasi


Distribusi Frekuensi Skor Penguasaan
kemampuan menulis eksposisi adalah
Diksi (X2)
No Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi 9,31. Dari data tersebut, dapat
Absolut Relatif Komulatif
(%) (%)
1 56 – 60 1 2,63 2,63
didistribusikan data dalam kategori pada
2 61 – 65 6 15,79 18,42
3 66 – 70 3 7,89 26,32 tabel berikut ini.
4 71 – 75 7 18,42 44,74
5 76 – 80 8 21,05 65,79 Tabel 4
6 81 – 85 6 15,79 81,58
7 86 – 90 6 15,79 97,37
Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan
8 91 – 95 1 2,63 100,00 Menulis Eksposisi(Y)
Jumlah 38 100
Sumber: Hasil penelitian No Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Absolut Relatif Komulatif
Berdasarkan tabel di atas, dapat (%) (%)
1 51 – 55 1 2.63 2,63
2 56 – 60 3 7,89 10,53
diketahui skor penguasaan diksi dengan 3 61 – 65 6 15,79 26,32
4 66 – 70 7 18,42 44,74
frekuensi tertinggi pada interval kelima 5 71 – 75 8 21,05 65,79
6 76 – 80 6 15,79 81,58
76–80 sebanyak 8 siswa atau 21,05%. 7 81 – 85 4 10,53 92,11
8 86 – 90 2 5,26 97,37
Frekuensi terendah terletak di interval 9 91 – 95 1 2,63 100,00
Jumlah 38 100
pertama dan kedelapan sebanyak 1 siswa Sumber: Hasil penelitian

atau 2,63%. Frekunsi tertinggi kedua Berdasarkan tabel di atas, terlihat


terletak pada interval kedua, keenam, dan bahwa skor kemampuan mengarang
ketujuh sebanyak 6 siswa atau 15,79% eksposisi dengan frekuensi tertinggi
dan frekuensi tertingi ketiga terletak pada pertama sebanyak 8 siswa atau 21,05%
interval ketiga 66–70 sebanyak 3 siswa pada interval kelima. Frekuensi terendah
atau 7,89%. terletak pada interval pertama dan
Hasil penelitian kemampuan menulis kesembilan sebanyak I siswa atau 2,63%.
eksposisi terhadap siswa kelas VIII SMP Hipotesis yang akan diuji dalam
Negeri 1 Banyumas diperoleh skor penelitian ini ada tiga, yaitu hubungan
tertinggi yang diperoleh siswa pada yang positif dan signifikan antara
variabel kemampuan menulis eksposisi penguasaan kalimat efektif (X1) dan
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 kemampuan menulis ekposisi (Y),
Banyumas adalah 95. Skor minimal yang hipotesis kedua hubungan yang positif
diperoleh siswa adalah 55. Rata-rata skor dan signifikan antara penguasaan diksi
kemampuan menulis eksposisi adalah (X2) dan kemampuan menulis eksposisi
73,95. Median dari data tersebut adalah (Y), dan hipotesis ketiga hubungan yang
73,67, sedangkan modus dari data di atas positif dan signifikan antara penguasaan

135
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi diperoleh tersebut menunjukkan bahwa
(X2) dengan kemampuan menulis setiap kenaikan satu skor penguasaan
eksposisi (Y). kalimat efektif akan menyebabkan skor
Ketiga hipotesis ini akan diuji kemampuan mengarang deskripsi sebesar
dengan menggunakan analisis regresi dan 0,682X1 pada konstanta 24,757.
korelasi. Pengujian hipotesis pertama dan Setelah analisis regresi dilakukan
kedua menggunakan korelasi sederhana pengujian berikutnya adalah analisis
dengan rumus Product Momen dan korelasi sederhana. Analisis korelasi ini
dikorelasikan dengan t tabel untuk dilakukan untuk mengetahui kekuatan
menguji keeratan korelasi. Sedangkan hubungan antara variabel predictor
hipotesis ketiga menggunakan korelasi dengan variabel respon. Kekuatan
ganda dan dikonsultasikan dengan F hubungan antara penguasaan kalimat
tabel. Untuk menguji keeratan varibel efektif (X1) dengan kemampuan menulis
tersebut menggunakan regresi ganda. eksposisi (Y) ditunjukkan oleh koefisian
Hipotesis pertama menyatakan korelasi r = 0,71. Hasil uji signifikansi
terdapat hubungan yang signifikan antara koefisien korelasi tersebut menunjukkan
penguasaan kalimat efektif (X1) dengan bahwa hipotesis nol ditolak karena rhitung
kemampuan menulis eksposisi (Y). = 0,71 > rtabel = 0,32. Berdasarkan data
hubungan antara (X1) dengan (Y) tersebut menunjukkan bahwa thitung = 6,07
ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ > ttabel = 1,68.
= 24,757 + 0,682X1. Hasil pengolahan Berdasarkan hasil dapat disimpulkan
data tersebut menunjukkan bahwa harga bahwa koefisien korelasi antara
Fhitung regresi sebesar 36,876 lebih besar penguasaan kalimat efektif dengan
di bandingkan harga Ftabel sebesar 4,10 kemampuan menulis eksposisi sangat
pada taraf nyata α = 0,05. Hasil yang signifikan. Dengan demikian, terdapat
diperoleh ini menunjukkan bahwa hubungan yang positif antara penguasaan
hipotesis nol ditolak. Dengan demikian, kalimat efektif dengan kemampuan
model persamaan regresi Ŷ = 24,757 + menulis eksposisi. Hal ini dapat
0,682X1 secara statistik sangat berarti dikatakan bahwa semakin tinggi
signifikan karena Fhitung = 36,876 > Ftabel = penguasaan kalimat efektif maka semakin
4,10. Dengan melihat hasil yang

136
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

tinggi kemampuan menulis eksposisi kedua tersebut ditunjukkan dengan


siswa. koefisien korelasi r = 0,75. Hasil uji
Hipotesis kedua menyebutkan signifikan koefisien korelasi tersebut
terdapat hubungan yang signifikan antara menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
penguasaan diksi (X2) dengan karena rhitung = 0,75 > rtabel = 0,32.
kemampuan menulis eksposisi (Y). Berdasarkan data tersebut menunjukkan
hubungan antara penguasaan diksi bahwa thitung = 6,91 > ttabel = 1,68.
dengan kemampuan menulis eksposisi Berdasarkan data tersebut dapat
ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = disimpulkan bahwa koefisien korelasi
14,84 + 0,78 X2. Hasil pengolahan data antara penguasaan diksi dengan
tersebut menunjukkan bahwa harga Fhitung kemampuan menulis eksposisi sebesar
= 47,71> Ftabel = 4,1 pada taraf nyata α = 0,75 adalah sangat signifikan. Dengan
0,05. Hasil yang diperoleh ini demikian, terdapat hubungan yang positif
menunjukkan bahwa hipotesis nol antara penguasaan diksi (X2) dengan
ditolak. Dengan demikian model kemampuan menulis eksposisi (Y). Hal
persamaan regresi Ŷ = 14,84 + 0,78X 2 ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
secara statistik sangat signifikan. Dengan penguasaan diksi maka semakin tinggi
melihat hasil yang diperoleh tersebut, kemampuan mengarang deskripsi siswa.
persamaan Ŷ = 14,84 + 0,78X2 Hipotesis ketiga menyebutkan
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu terdapat hubungan yang signifikan antara
skor penguasaan diksi akan menyebabkan penguasaan kalimat efektif (X1) dan
kenaikan skor kemampuan menulis penguasaan diksi (X2) dengan
eksposisi sebesar 0,78 pada konstanta kemampuan menulis eksposisi (Y). Uji
14,84. yang digunakan untuk mengetahui
Setelah analisis regresi dilakukan, keeratan hubungan ketiga variabel secara
pengujian berikutnya adalah analisis bersama-sama dengan menggunakan uji
korelasi sederhana. Analisis korelasi ini korelasi ganda. Analisis korelasi ganda
dilakukan untuk mengetahui kekuatan ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan
hubungan antara penguasan diksi (X1) hubungan ketiganya .ditunjukkan dengan
dengan kemampuan menulis eksposisi koefisien korelasi r1,2 = 0,82.
(Y). Kekuatan hubunngan hipotesis

137
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Hasil uji signifikan koefisien korelasi penguasaan kalimat efektif dan


tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penguasaan diksi dengan kemampuan
nol ditolak karena rhitung = 0,82 > rtabel = menulis eksposisi menunjukkan koefisien
0,32. Hal ini dapat disimpulkan bahwa determinasi penguasaan kalimat efektif
koefisien korelasi antara varibel dan penguasaan diksi dengan kemampuan
penguasaan kalimat efektif dan menulis eksposisi sebesar 0,68 dengan
penguasaan diksi dengan kemampuan kontribusi penguasaan kalimat efektif dan
menulis eksposisi adalah signifikan. penguasaan diksi terhadap kemampuan
Dengan demikian terdapat hubungan menulis eksposisi sebesar 68%.
yang positif antara ketiganya.Hal ini Berdasarkan hasil analisis seperti
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi yang telah diuraikan sebelumnya,
penguasaan kalimat efektif dan terdapat hubungan yang erat antara
penguasaan diksi maka semakin tinggi penguasaan kalimat efektif dan
kemampuan menulis ekspoisi siswa. kemampuan menulis eksposisi. Dengan
demikian, semakin tinggi penguasaan
4. SIMPULAN kalimat efektif siswa maka kemampuan
Berdasarkan hasil penelitian dan menulis eksposisi siswa semakin
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa meningkat. Begitu pula dengan
terdapat hubungan antara penguasaan penguasaan diksi pun memiliki hubungan
kalimat efektif dengan kemampuan yang erat dengan kemampuan menulis
munulis eksposisi siswa kelas VIII SMP eksposisi. Dengan demikian penguasaan
Negeri 1 Banyumas yang menunjukkan kalimat efektif dan penguasaan diksi
bahwa semakin baik penguasaan kalimat merupakan faktor penting yang perlu
efektif maka semakin baik pula diperhatikan dalam rangka meningkatkan
kemampuan menulis eksposisi siswa. kemampuan menulis siswa kelas VIII di
Sementara itu, hubungan antara SMP N 1 Banyumas.
penguasaan diksi dan kemampuan
5. DAFTAR PUSTAKA
menulis eksposisi menunjukkan bahwa
semakin baik penguasaan diksi maka Gorys Keraf. 1998. Ekposisi. Jakarta: PT
Gramedia.
semakin baik pula kemampuan menulis
eksposisi siswa. Hasil hubungan antara

138
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Lamuddin Fnoza. 2001. Komposisi


Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi
Insan Mulia.

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif.


Jakarta: Gramedia.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Henry Guntur Tarigan. 1986. Menulis


Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

139

Anda mungkin juga menyukai