Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yunita Sarah Siregar

NIM : 207017041
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Lanjutan
Jurusan : Magister Akuntansi

Tugas
Analisis Deskriptif : Implikasi Pandemi Covid-19 dan Era Normal Baru bagi Praktek Akuntansi
Manajemen (Operasional-Kinerja-Stratejik)

A. Pendahuluan
Tidak bisa dipungkiri dampak dari pandemi Covid-19 atau virus corona ini memang menyakitkan.
Salah satu yang terkena dampak dari munculnya virus corona yakni sektor ekonomi. Banyak
perusahaan-perusahaan yang tidak bisa menjalankan usahanya seperti biasa. Sehingga menyebabkan
perusahaan mengalami penurunan pendapatan bahkan sampai tidak ada pendapatan sama sekali.
Sebaiknya pelaku usaha tetap tenang saat menghadapi pandemi virus corona ini. Sehingga pelaku
usaha dapat mengambil langkah yang tepat. Selain menghadapi dengan tenang pelaku usaha harus
berpikir lebih kreatif lagi. Dengan begitu pelaku usaha dapat mengambil keputusan untuk perusahaan
dengan bijak.

B. Operasioanl
1. Aktivitas Biaya (Costing Tools)
Perusahaan dapat melakukan pencatatan / inventarisir semua kewajiban yang ada. Sehingga
perusahaan dapat menentukan mana pembayaran yang harus didahulukan, ditunda, atau
dinegosiasikan lagi. Jika ada pembayaran yang tidak produktif, sebaiknya lakukan negosiasi terkait
waktu, jumlah, dan cara pembayaran. Apabila pembayaran terkendala force majeure, perusahaan
dapat mengumpulkan bukti dan membuat kesepakatan yang baru. Hal-hal yang bias membantu
meminimalisir aktivitas biaya perushaan:
 Beradaptasi dengan Tekhnologi Virtual
 Izinkan Karyawan Work From Home atau Bekerja di Rumah
 Efisiensi Biaya Listrik
 Efisiensi Keuangan Perusahaan dengan Penggunaan Paperless
 Perbaiki Manajemen Waktu
 Meninjau Fundamental Bisnis
2. Penentuan Harga atas Produk dan Jasa (Pricing Tools)
 Skimming Price
Menetapkan harga tinggi pada saat awal produk keluar dan melakukan promosi besar-besaran dan
perlahan semakin lama harga produk semakin menurun.
 Penetration Price
Menetapkan harga serendah mungkin saat awal, guna memperoleh pangsa pasar lalu menaikkan
ketika sudah menguasai pangsa pasar. Selanjutnya apabila dalam produk lama yaitu dengan cara
memperoleh pasar atau image dari produk agar harganya dapat dipertahankan, selanjutnya dengan
cara menurunkan harga dan apabila ini terjadi maka produsen harus siap dengan cadangan biaya
yang tinggi karena akan memperoleh keuntungan yang kecil, dan dengan cara menaikkan harga
produk  untuk memperoleh keuntungan yang tetap ketika terjadi kekaikan biaya produksi.
 Transfer Pricing
Ketentuan transfer pricing Indonesia mensyaratkan pengujian ex-ante, tetapi dalam
praktiknya, perusahaan maupun otoritas pajak juga akan melakukan pengujian ex-post. Pada
umumnya, terdapat time lag antara waktu pengujian ex-post (batas penyusunan transfer pricing
documentation) dan waktu data keuangan pembanding pada tahun yang diuji tersedia di database
(Horrocks, 2009).
Isu tentu akan muncul, misalnya, apabila performa bisnis suatu perusahaan yang terkena
dampak ekonomi dari pandemi pada tahun 2020, dibandingkan dengan performa perusahaan
pembanding pada tahun 2019 atau sebelumnya. Pengujian multiple year juga dapat digunakan
untuk menghilangkan dampak dari guncangan ekonomi dalam jangka pendek (Anderson dan
Heath, 2002).
3. Anggaran (Budgeting Tools)
 Zero-Based Budgeting
Mungkin metode ini adalah metode yang pas untuk dilakukan perusahaan pada saat pandemic
dan memulai era normal baru. Karena ZBB adalah metode penganggaran berdasarkan perkiraan
tiap kegiatan tanpa mengacu pada rencana kegiatan atau hasil kegiatan di periode sebelumnya
karena tentu hasil nya sudah jauh berbeda dan tak terprediksi akibat pandemic yang seperti bom
waktu. Dengan kata lain penganggaran mulai dari nol. Sehingga segala alokasi yang disusun
berdasarkan visi dan juga rencana program pada periode saat itu.
ZBB digunakan dalam rangka mengidentifikasi, merencanakan dan mengawasi program atau
kegiatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Biasanya perusahaan menggunakan
metode ZBB guna memangkas biaya-biaya tertentu yang terjadi pada periode sebelumnya.
4. Analisa Profitabilitas (Profitability Analysis Tools)
 Costumer Profit Analysis
Analisis profitabilitas masih sangat relevan digunakan pada saat pandemi dan era normal baru
ini. Karena selama beberapa decade terakhir, CPA masih menjadi salah satu aspek perencanaan
strategis yang penting untuk manajer. CPA atau analisis profitabilitas pelanggan adalah sebuah
pendekatan manajemen biaya yang mengidentifikasi biaya dan manfaat dari pelayanan kepada
konsumen tertentu atau tipe konsumen untuk meningkatkan profit perusahaan secara
keseluruhan. Analisa atas perbandingan antara biaya dalam pemberian pelayanan kepada
costumer tertentu atau suatu kelompok konsumen dengan keuntungan yang dapat diperoleh
dalam rangka meningkatkan profitabilitas organisasi secara keseluruhan.
 Economic Value to the Costumer
Untuk tetap bertahan menjalankan usaha bisnis di masa pandemic dan era normal baru
perusahaan harus memberikan nilai produk atau jasa yang baik kepada pelanggan. Tujuan utama
nya tetap untuk mempertahankan pelanggan dan mencari pelanggan baru. Untuk mengetahui
seberapa bernilainya produk atau jasa dibutuhkan konsep nilai ekonomi di mata pelanggan
(economic value to the customer). Dilihat dari masa dan era nya sat ini perusahaan harus bias
mengidentifikasi nilai yg lebih atas produk dan jasa nya. Misalnya untuk food & beverages bias
ditambahkan nilai untuk ditambah jasa delivery nya dan dipastikan pengantar dan makanan tetap
aman sesuai anjuran protocol kesehatan. Hal itu bias menambah nilai dan rasa aman pelanggan.
5. Pengambilan Keputusan Investasi (Investment Decision Making)
 Periksa profil risiko sebelum mengambil keputusan investasi
Sebelum mengambil keputusan akan menjual investasi kamu, pertama-tama kamu perlu
memeriksa lagi profil risiko diri kamu sendiri. Jika kerugian yang kamu hadapi lebih dari batas
toleransi yang bisa kamu terima, maka kamu bisa menjual sebagian atau seluruh investasimu
pada posisi rugi untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Strategi ini disebut juga cut loss.
 Saat yang tepat untuk berinvestasi
Kondisi saat ini di mana obligasi dan saham mengalami penurunan sebenarnya adalah kondisi
“diskon” pasar modal. Seperti yang dikatakan Investor kawakan asal Indonesia, Lo Kheng Hong,
dalam wawancaranya dengan CNBC Indonesia pada Maret 2020 silam juga punya tips menarik.
Menurut dia, saat harga saham anjlok, justru ini waktu yang tepat untuk membeli saham. Sebab,
saat ini saham-saham bagus yang tadinya harganya mahal, sekarang sedang “diskon”
dibandingkan dengan harga sebelum virus corona merebak. Saat pasar sedang lesu begini, kamu
pun jadi punya banyak waktu untuk mengamati saham-saham yang secara fundamental bagus.
 Berinvestasi dengan dana yang telah disiapkan
Di tengah situasi ekonomi sedang tak menentu sekarang ini, jika kamu mau masuk ke pasar
saham, pakailah dana lebih (excess fund) yang memang ditujukan untuk investasi. Jangan
gunakan dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, atau dana darurat untuk membeli saham.

C. Kinerja
1. Alat Ukur Kinerja
Alat ukur kinerja yang tepat pada saat pandemic dan era normal baru:
 Laba sebelum pajak
Perhitungan laba sebelum pajak berguna bagi para analis sebagai bahan evaluasi kinerja
operasional perusahaan. Tanpa memasukkan elemen pajak, maka akan membantu meminimalkan
variabel-variabel yang mungkin berbeda-beda di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
Dengan kata lain untuk memfokuskan analisis pada profitabilitas operasional sebagai ukuran
kinerja. Begitupun bagi investor, perhitungan laba sebelum pajak berguna untuk melihat seberapa
berhasil kegiatan operasional inti yang sudah dilakukan perusahaan. Selain itu juga untuk menilai
kondisi kesehatan dari perusahaan tersebut. Rumus umumnya adalah pendapatan dikurangi biaya
atau beban lain tanpa memasukkan pajak.
 Residual Income
Metode analisis kinerja keuangan bermacam-macam. Salah satunya adalah residual income atau
yang juga sering disebut laba residu maupun laba residual. Residual income dapat dinyatakan
sebagai suatu pengukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana pencapaian pendapatan
bersih (net income) melebihi laba perusahaan yang ditargetkan. Jika laba residu yang dihasilkan
lebih besar daripada nol, maka laba yang didapat melebihi laba yang ditargetkan. Jika laba residu
yang dihasilkan kurang dari nol, maka laba yang didapat masih kurang dari laba yang
ditargetkan. Pun jika laba residu yang dihasilkan sama dengan nol, maka laba yang didapat sama
dengan laba yang ditargetkan. Formula residual income dapat dinyatakan sebagai berikut:
RI = laba operasi bersih – (tingkat pengembalian minimal x aktiva operasi)
RI = laba operasi bersih – (biaya modal rata-rata tertimbang x aktiva operasi)
2. Pengukuran Manajemen Kinerja
Pengukuran Kinerja Manajemen yang tepat pada saat pandemic dan era normal baru:
 Balanced Scorecard
1. Perspektif keuangan: bagaimana pemegang saham memandang perusahaan pada saat masa
pandemic dan era normal baru?
2. Perspektif pelanggan: bagaimana pelanggan memandang perusahaan? Apakah perusahaan
masih bisa memberikan kenyamanan dan keamanan pada saat pandemic?
3. Perspektif proses bisnis internal: apa yang menjadi unggulan perusahaan pada masa
pandemic dan era normal baru yg membedakan dari perusahaan lainnya?
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: apakah perusahaan dapat secara berkelanjutan
meningkatkan dan meciptakan value bagi pelanggan?
 Activity Based Management
ABM bertujuan untuk meningkatkan customer value secara berkelanjutan dan penghilangan
pemborosan. Dengan hilangnya pemborosan, biaya dapat berkurang, sehingga laba akan
meningkat. Pemborosan diakibatkan oleh adanya aktivitas bukan penambah nilai dan aktivitas
penambah nilai yang tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian, fokus ABM adalah
penyebab terjadinya biaya itu sendiri, yaitu dengan menghilangkan aktivitas bukan penambah
nilai dan memperbaiki aktivitas penambah nilai yang akibatnya adalah menurunkan biaya dan
meningkatkan laba.
3. Sistem Penghargaan (Reward System)
Untuk memberikan reward pada masa pandemic mungkin sedikit berisiko karena dengan tidak
melakukan pemecatan atau merumahkan pegawai saja sudah lebih dari cukup untuk
pegawai/karyawan. Perusahaan cukup dengan membayar kewajiban pegawai/karyawan pada saat-
saat seperti ini sudah termasuk reward bagi mereka.

D. Stratejik
1. Analisis SWOT
 Strength (Kekuatan)
Pihak perusahaan bisa menganalisis apa saja kelebihan, keunggulan, serta keunikan perusahaan
yang membedakannya dengan perusahaan lainnya. Seperti:
a. Meningkatkan Aplikasi dan Konten Online
b. Memastikan keamanan produk dan diperlihatkan saat promosi penjualan
c. Berkomunikasi dengan pelanggan dari berbagai media
d. Analisisi bagaimana perusahaan dapat mendukung pelanggan ditengah krisis virus corona
 Weakness (Kelemahan)
Setiap perusahaan pasti memiliki kelemahan. Hal ini dapat memberi pengaruh negatif terhadap
perusahaan. Oleh sebab itu perlu mengetahui apa saja kelemahan yang dimiliki perusahaan agar
bisa menjadi bahan perbaikan. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang dimiliki oleh
perusahaan, posisikan diri kita sebagai konsumen yang biasanya lebih tahu apa yang kurang dan
dibutuhkan pada masa pandemic ini dari sebuah perusahan yang menawarkan produk/jasa.
 Opportunity (Peluang)
Peluang terbesar pada masa pandemi ini adalah mengefisiensi kan biaya-biaya pada perusahaan.
Misalnya saja biaya overhead. Perusahaan bisa mengambil peluang untuk mempekerjakan
pegawai dari rumah sehingga bisa meminimalisir biaya tagihan listrik. Jika perusahaan menjual
produk, salah satu peluang terbesar juga dengan memberikan bonus masker/handsanitizersetiap
pembelian beberapa produk perusahaan tersebut. Hal tersebut bisa menaikan pemasukan
perusahaan di masa pandemic ini.
 Threats (Ancaman)
Analisis ancaman mencakup hal-hal apa saja yang mungkin dihadapi perusahaan yang dapat
menghambat perkembangan perusahaan. Perusahaan harus melihat apa saja ancaman yang ada
agar dapat menentukan apakah bisnis dapat bertahan atau tidak. Beberapa hal yang harus
diperhatikan misalnya ketersediaan sumber daya, apa saja yang dilakukan pesaing, ada berapa
jumlah pesaing, bagaimana minat konsumen, dan juga kekuatan finansial perusahaan.
2. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu metode untuk menghadapi risiko di masa depan yang dapat
memengaruhi kegiatan perusahaan. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi kemungkinan
kejadian di masa depan, penilaian risiko yang ditimbulkannya, penentuan respons terhadapnya, dan
pengawasan keberjalanan respons tersebut.
Perusahaan harus melakukan sebuah terobosan baru untuk tetap bertahan di masa pandemic
dan era normal baru ini. Pada titik ini, perusahaan dengan tim manajemen harus segera
mempertimbangkan kejadian-kejadian yang mungkin terjadi. Kemudian, tentukan apakah dampak
yang akan dirasakan oleh perusahaan adalah baik atau buruk. Setelah itu, tentukan bagaimana
perusahaan akan merespon terhadap risiko tersebut. Terakhir, perusahaan harus mengawasi kegiatan
perusahaan supaya berjalan sesuai dengan tanggapan yang telah ditentukan sebelumnya.
Komponen-komponen manajemen risiko adalah sebagai berikut:
 Penentuan Sasaran
 Penentuan Sasaran
 Identifikasi Peristiwa
 Penilaian Risiko
 Tanggapan Risiko
 Aktivitas Pengendalian
E. Kesimpulan
1. Jika disaat situasi pandemik virus corona perusahaan mengalami peningkatan bisnis perlahan, maka
perusahaan harus mempersiapkan lagi terkait pendapatan, model bisnis, struktur bisnis, SDM, dan
strategi pemasaran.
2. Pengusaha harus mempersiapkan terkait legalitas jika bisnis baru yang dijalankan saat pandemik
virus corona menghasilkan profit.

Anda mungkin juga menyukai