Anda di halaman 1dari 19

MAKALAHPROMOSI KESEHATAN

PROSES PERENCANAAN KOMUNIKASI

(Perencanaan Komunikasi)

DISUSUNOLEH:

ATEP DELY SUNJAYA(PO.71.25.1.19.008)

DAMAYANTI PRATIWI (PO.71.25.1.19.009)

DIAH LESTARI (PO.71.25.1.19.010)

KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA


BAB I

KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan kehendak-nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan
sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas yang membahas tentang


“Urgensi Perencanaan Komunikasi” masih terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Adapun tujuan pembuatan tugas ini untuk
mengetahui:Urgensi Perencanaan Komunikasi,Perencanaan Komunikasi Masalah
Perencanaan Komunikasi, agar pembaca dapat memahaminya. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat
membangun hingga dapat mencapai kesempurnaa pada penyusunan tugas ini.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan rekan-rekan
yang memberi motivasi kearah yang lebih baik sesuai dengan yang diinginkan.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada bapakAMRIdan rekan-


rekan yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. ............................................................................................... XI

Daftar Isi .......................................................................................................... XII

BAB I

PENDAHULUAN:

1. Latar Belakang: ................................................................................... 1


2. Tujuan Komunikasi : ........................................................................... 2

BAB II

PEMBAHASAN:

1. Urgensi Perencanaan Komunikasi : ..................................................... 3


2. Perencanaan Komunikasi : .................................................................. 3
3. Masalah Perencanaan Komunikasi : ................................................... 7

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan : ....................................................................................... 9
2. Saran : ................................................................................................. 9

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA : ................................................................................... 10

PENDAHULUAN
Later Belakang

Komunikasi adalah suatu ketrampilan penting yang dibutuhkan dalam manajemen.


Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara
sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan
pesan/ ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan
atas ide yang dipertukarkan tersebut.

Dalam sejarahnya, ilmu komunikasi dikembangkan oleh ilmuwan dari berbagai disiplin
ilmu. Sehingga para ilmuwan tersebut mendifinisikan komunikasi menurut sudut pandang
mereka masing-masing. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen dalam Wiryanto (2004)
mendifinisikan komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan
kepada penerima melalui beragam saluran. Sedangkan menurut Hoveland dalam Wiryanto
(2004) komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk
mengubah perilaku individu yang lain.

Gode dalam Wiryanto (2004) memberi pengertian mengenai komunikasi adalah suatu
proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau
beberapa orang. Raymon S. Ross dalam Wiryanto (2004) mendefinisikan komunikasi sebagai
suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

Komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris, menurut Mulyana (2003),


berasal dari kata Latin communis yang berarti ”sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti ”membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis)
adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,
suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer
menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam
kalimat ”Kita berbagi pikiran”, ”Kita mendiskusikan makna”, dan ”Kita mengirimkan
pesan”.

Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah tujuan yang menyangkut upaya untuk mengubah perilaku
sasaran setelah kegiatan komunikasi dilakukan. Rumusan tujuan harus memuat: khalayak
sasaran, cakupan jumlah sasaran, dan perubahan perilaku yang diinginkan. Rencana
operasional adalah uraian secara konsepsional mengenai sumber daya-sumber daya yang
diperlukan dalam penyelenggaraan suatu program atau proyek.

Menurut Nirwana (2006) efektivitas komunikasi melingkupi tahap yang terdiri dari
identifikasi khalayak sasaran, penentuan tujuan komunikasi, perancangan pesan, pemilihan
saluran komunikasi, penetapan anggaran komunikasi, dan penentuan bauran komunikasi,
serta mengukur hasil komunikasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. URGENSI PERENCANAAN KOMUNIKASI


Perencanaan Komunikasi merupakan proses penerapan tujuan-tujuan komunikasi dalam
hal ini informasi dsb, dengan memanfaatkan berbagai bentuk, metode dan teknik komunikasi
& memutuskan bagaimana cara mencapaikan tujuan dsb.

Urgensi Perencanaan Komunikasi:

• Mengurangi kesalahan dalam membuat keputusan dalam tatanan komunikasi baik


dilingkungan internal dan eksternal.
• Agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
• Sebagai alat pengembangan quality.

Proses perencanaan merupakan suatu proses pembuatan tujuan (goal making process)
sekaligus juga merupakan proses pembuatan strategi (strategy making process).

1. Perencanaan Komunikasi

Perencanaan adalah pernyataan tertulis mengenai segala sesuatu yang akan atau yang
harus dilakukan. Sifat perencanaan selalu berorientasi ke masa yang akan datang (future
oriented). Perencanaan komunikasi adalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan
tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai
perubahan perilaku sesuai dengan yang kita inginkan.

perencanaan komunikasi adalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan


tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai
perubahan perilaku sesuai dengan yang kita inginkan. Karena kegiatan komunikasi pada
dasarnya berupa penyampaian informasi (pesan) oleh komunikator kepada komunikan, maka
perencanaan komunikasi terutama menyangkut pada perencanaan komunikator, perencanaan
pesan, dan perencanaan media.

Bidang pekerjaan perencanaan merupakan salah satu fungsi pekerjaan manajerial. Oleh
karena itu, tingkatannya pun sama dengan tingkatan yang ada pada suatu manajemen, yakni
perencanaan strategik, perencanaan taktik, dan perencanaan teknik. Selain itu, tingkatan
perencanaan bisa dilihat berdasarkan ruang lingkup jangkauan pembuatan kebijaksanaan.
Berdasarkan hal itu, perencanaan komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam: National
Policy-making Level, dan Cross-Ministerial Planning Level, dan Institusional Level Planning
yang meliputi: managerial-policy level,supervisory-strategy level, dan project-operational
level.

Perencanaan Komunikasi merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam suatu


kegiatan komunikasi sosial, utamanya untuk memperkenalkan atau memasarkan produk.
Setelah memahami proses perencanaan dan elemen-elemen komunikasi dalam suatu
organisasi, dapat ditemukan beberapa hal yang dapat merupakan masalah dalam perencanaan
komunikasi. Menurut Wahyudi (2010) sebuah perencanaan komunikasi harus cermat dan
tepat dalam menentukan siapa berbicara apa pada siapa melalui apa.
Tahapan perencanaan komunikasi pada dasarnya terdiri dari: (1) tahap identifikasi
masalah komunikasi, (2) tahap perumusan tujuan komunikasi, (3) tahap penetapan rencana
strategik, (4) tahap penetapan rencana operasional, (5) tahap penyusunan rencana evaluasi,
dan (6) tahap merencanakan rekomendasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan satu
persatu secara berurutan, tidak boleh meloncat-loncat.

Dalam tahap identifikasi masalah perlu dilakukan pengumpulan data/fakta/informasi


mengenai kondisi khalayak sebagai bahan untuk melakukan analisis khalayak. Perumusan
masalah harus berdasarkan pada felt needs dan real needs yang dimiliki oleh khalayak
sasaran.

Dalam penjabaran lebih luas, tahapan dalam proses komunikasi dapat disusun sebagai
berikut:

1.Formulasi misi lembaga: pernyataan umum tentang tujuan, filosofi dan alasan
berdirinya/keberadaan lembaga yang bersangkutan.

2. Melakukan analisis terhadap kondisi dan kemampuan internal lembaga (:evaluasi diri).

3. Melakukan analisis/penilaian terhadap lingkungan eksternal lembaga, yang meliputi para


kompetitor dan faktor-faktor eksternal lainnya.

4. Mengidentifikasi opsi-opsi alternatif, dengan mempertimbangkan existing resources dan


lingkungan eksternalnya.

5. Menganalisa dan menyusun prioritas opsi-opsi tersebut dengan mengacu pada visi/misi
lembaga dan m

empertimbangkan efektifitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan.

6. Memilih/merumuskan serangkaian tujuan jangka panjang dan grand strategy yang akan
diwujudkan melalui pilihan atau opsi terpilih.

7. Menyusun tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sejalan/sesuai dengan tujuan
jangka panjang dan grand strategies yang dipilih.

8. Implementasi opsi-opsi strategis dengan cara alokasi sumber keuangan, sesuai dengan
tugas, orang, struktur teknologi dan sistem reward..

9. Mengevaluasi keberhasilan/kegagalan proses-proses strategis sebagai masukan bagi


pembuatan keputusan berikutnya.

Sedangkan elemen utama dalam perencanaan komunikasi terdapat empat macam, yaitu :

1. Tujuan (Objective). Kondisi masa depan yang akan dicapai


2. Aksi (Action). Serangkaian kegiatan yang yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

3. Sumber Daya (Resouces). Hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksakan aksi.

4. Pelaksanaan (Implementation). Tata cara dan arah pelaksanaan kegiatan.

Pada proses perencanaan tersebut, dampak ataupun akibat yang dihasilkan sangat bergantung
pada ke-empat elemen perencanaan. Dalam proses perencanaan tersebut, peran komunikasi
merupakan ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh para manager. Karenanya dapat
dikatakan pula bahwa perencanaan komunikasi meliputi fungsi-fungsi manajemen , yaitu :

1. Merencanakan (Planning).

2. Mengadakan (Organizing).

3. Mengutamakan (Leading).

4. Mengawasi (Controlling).

Untuk menunjang keberhasilan perencanaan komunikasi, maka perlu dipahami elemen-


elemen yang terdapat dalam komunikasi antara lain:

Komunikator : orang yang menyampaikan pesan. Menurut Aristoteles dalam Wahyudi


(2010) Seorang komunikator harus memiliki ethos sebagai berikut: good sense yaitu pikiran
baik, good moral character yaitu moral baik, serta good will yaitu maksud yang baik.

Pesan : ide atau informasi yang disampaikan

Media : sarana komunikasi

Komunikan : audience, pihak yang menerima pesan

Umpan Balik : respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya.

Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/ide (encoding) yang
merupakan hasil pengolahan ide (stimulus) berdasarkan kesan (perception) dan penerjemahan
(interpretation) si penyampai ; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu
sendiri; ada media (transmission through a channel) dan tentu ada respon berupa tanggapan
terhadap pesan (feedback).

Dari skema proses komunikasi diatas, untuk menunjang keberhasilan perencanaan


komunikasi dapat dilihat Kesan (Perception) sebagai inti komunikasi. Kesan adalah nuansa
rasa manusia kepada obyek tertentu. Kita terkesan, karena ada sesuatu yang menarik dari
obyek tersebut. Obyek tersebut bisa berupa barang atau orang. Kita bisa terkesan kepada
orang karena bermacam-macam; bisa karena wajah cantiknya, tampan, berkumis; bisa karena
kata-katanya, karena janjinya, dan sebagainya. Membuat kesan yang baik, berarti kita harus
berbuat dan bersikap tertentu yang membuat agar orang lain tertarik. Dapat dikatakan bahwa
kesan/persepsi merupakan inti komunikasi.

Wahyudi (2010) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi komunikate


adalah prior ethos yaitu membentuk gambaran tentang komunikator melalui pengalaman
langsung atau pengalaman wakilan, dan intrinsic ethos yaitu membentuk gambaran tentang
komunikator melalui topik yang dipilih, cara penyampaian, tehnik pengembangan pokok
bahasan dan bahasa yang digunakan.

Menurut Rudolp F.Verdeber dalam buku, Communicate, 1978, kesan atau persepsi dapat
didefinikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif obyek eksternal.
Proses menafsirkan informasi Indrawi. Jika persepsi kita tidak akurat kita tidak munglkin bisa
berkomunikasi secara efektif .

tensi lembaga/institusi yang bersangkutan.

B. Masalah Perencanaan Komunikasi

Dalam berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula
sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang
menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena
komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil,
maka rumusan kunci yang harus dipegang adalah “Know your audience!”

Berkomunikasi ataupun mengkomunikasikan sesuatu tidaklah mudah, beberapa hal yang


harus dikaji seksama dalam perencanaan komunikasi antara lain adalah sebagai berikut :

1. Analisa khalayak, merupakan tahap awal yang sangat menentukan arah dan tujuan
perencanaan. Tahap ini menganalisi segmen masyarakat sasaran yang kita hadapi dari
segi sosiodemografis (pendidikan, usia, jenis kelamin, etnis, kepercayaan, bahasa,
pekerjaan) dan juga dari segi psikografis (aspirasi, kesenangan, dan kebiasaan
kebiasaan). Pemahaman komprehensif mengenai tatanan masyarakat ini diperlukan
untuk menentukan khalayak sasaran dan format kegiatan yang sesuai dengan
keinginan komunikator dan kebutuhan khalayak sasaran.

Perumusan tujuan. Tahap ini untuk menentukan apa yang ingin dicapai dengan program-
program yang dilakukan .Pemilihan Media. Langkah pemilihan media sebagai saluran pesan
memerlukan kecermatan, dengan mempertimbangkan kelemahan dan keunggulan sifat
masing-masing media. Setidaknya diperlukan media yang dapat di akses oleh masyarakat
sasaran.

Rancangan Pesan. Diperlukan upaya terus-menerus dalam meningkatkan ketrampilan


komunikator agar senantiasa mengetahui perkembangan dan wacana masyarakat. Selain
bobot materi yang harus diperhatikan, juga kesesuaian pola pikir masyarakat sasaran yang
dihadapi, termasuk kesesuaian media yang digunakan. Peran kreatifitas komunikator menjadi
hal utama.
Produksi dan distribusi media. Produksi media berkaitan dengan kemasan pesan. Karena
itu unsur estetika sangat berperan untuk menarik perhatian masyarakat. Demikian juga
dengan distribusi pesan, dimana pemilihan waktu yang tepat menjadi kunci keberhasilan
distribusi.

Evaluasi. Tahap ini melihat bagaimana program berjalan sesuai dengan tujuan, sejauh
mana program yang dirancang telah tercapai, faktor-faktor pendukung dan penghambat
selama program berjalan.

Secara umum, masalah yang harus diperhatikan dalam perencanaan komunikasi


sebagaimana tersebut di atas dapat dikategorikan sebagai berikut:

Objective (Tujuan). Meliputi perumusan tujuan.

Action. Meliputi analisis khalayak.

Resources. Meliputi rancangan pesan, dan kualitas komunikator.

Implementation. Meliputi pemilihan media, dan produksi dan distribusi media.

Performance Outcome. Meliputi evaluasi.

A. PENGERTIAN PROMKES
Promosi kesehatan (Promkes) merupakan proses intelektual, psikologikal, dan sosial
meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk hidup sehat. Proses ini
didasarkan pada prinsip ilmiah, fasilitasi proses belajar, dan perubahan perilaku secara suka
rela.

B. PERENCANAAN PROMKES
Perencanaan Promkes merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri dari tiga
fase, yaitu:
1. fase perencanaan atau menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara-cara
yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Implementasi yaitu pelaksanaan rencana , dan
3. evaluasi atau mengukur hasil yang diperoleh melalui upaya pelaksanaan kegiatan
yang direncanakan.
C. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PROMKES

a. Menentukan kebutuhan promkes

• Diagnosis masalah
• Menetapkan prioritas masalah

b. Mengembangkan komponen promkes

• Menentukan tujuan
• Menentukan sasaran
• Menentukan isi
• Menentukan metode
• Menentukan media
• Menentukan evaluasi
• Jadwal pelaksanaan

1. Langkah-langkah PRECEDE - Fase 1


Fase 1. Diagnosis Sosial (Social Need Assessment),
Fase ini merupakan Proses penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau
terhadap kualitas hidupnya serta aspirasi untruk meningkatkan kualitas melalui
partisipasi.Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus, vital statistik yang ada atau
pengumpulan data secara langsung dari masyarakat.Jika data dikumpulkan langsung dari
masyarakat dapat dilakukan melalui wawancara dengan informan kunci, forum yang ada
di masyarakat, diskusi kelompok terarah (DKT), dan Survai.

2. Langkah-langkah PRECEDE - fase 2


Fase 2. Diagnosis Epidemiologi,
1. Adalah identifikasi faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hidup
seseorang/masyarakat.
2. Identifikasi kelompok yang rawan terkena masalah kesehatan dengan
mempertimbangkan umur, jenis kelamin, lokasi/tempat tinggal, dan sebagainya.
3. Identifikasi akibat yang ditimbulkan oleh masalah kesehatan yang ada jika tidak
segera diselesaikan seperti mortalitas, morbiditas, disability, tanda dan gejala yang
ditimbulkan.
4. Cara menanggulangi masalah antara lain, imunisasi, perawatan, perubahan
lingkungan, atau faktor perilaku masyarakat.informasi tersebut sangat diperlukan
untuk menetapkan prioritas yang didasarkan pada pertimbangan besarnya masalah,
akibat, dan kemungkinan untuk diubah

3. Langkah-langkah PRECEDE - fase 3

Fase 3. Diagnosis Perilaku dan Lingkungan

1. merupakan identifikasi masalah perilaku dan lingkungan baik lingkungan fisik


maupun lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan.
2. Indikator perilaku meliputi penggunaan sarana pelayanan kesehatan, preventive
action, pola konsumsi, kepatuhan, dan self care. Indikator lingkungan meliputi,
keadaan sosial, ekonomi, dan fisik sementara dimensi pelayanan kesehatan meliputi
keterjangkauan, kemampuan, pemerataan, dan mutu pelayanan.
3. Langkah diagnosis perilaku dan lingkungan merupakan upaya untuk memisahkan
faktor perilaku dan nonperilaku.
a. Identifikasi perilaku yang dapat mencegah dan perilaku yang menjadi penyebab.
b. Eliminasi faktor perilaku yang tidak dapat diubah (genetis dan demografis).
c. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh terhadap
masalah kesehatan masyarakat.
d. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan bisa atau tidak
bisa diubah
e. Tetapkan sasaran dan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan.

4. Langkah-langkah PRECEDE - fase 4

Fase 4. Diagnosis Promosi dan Organisasional

1. Adalah kegiatan untuk mengidentifikasi


3. Faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan
dan nilai atau norma yang diyakini masyarakat setempat.
4. Faktor pemungkin atau enabling merupakan faktor lingkungan yang
memfasilitasi perilaku seseorang.
5. Faktor penguat atau reinforcing adalah perilaku orang lain yang berpengaruh
yang dapat mendorong munculnya perilaku yang diharapkan
2. Setelah faktor-faktor tersebut dapat teridentifikasi langkah selanjutnya adalah
menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Selain itu, berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang telah diidentifikasi,
ditetapkan tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan
organisasi dan sumber daya.
4. Diagnosis Administrasi dan Kebijakan adalah kegiatan untuk analisis kebijakan,
sumber daya, dan peraturan yang dapat memfasilitasi atau menghambat
pengembangan promosi kesehatan.
5. Kebijakan dalam hal ini adalah seperangkat peraturan yang digunakan sebagai
petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan.

5. Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya:


3. Menentukan isi promosi kesehatan buat sesederhana mungkin agar mudah dipahami
4. Pilih metode promkes sesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,
5. Tentukan media yang sesuai dengan sasaran, tingkat promosi sasaran, aspek yang
ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber daya yang ada media
6. Menyusun Rencana Evaluasi, Harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan
dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan
dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut
7. Menyusun Jadwal Pelaksanaan. Merupakan penjabaran dari waktu,tempat &
pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam bentuk gan chart

6. Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan (SAP)


2. Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan dan Rencana Program Pengajaran adalah
persiapan yang lebih spesifik untuk membahas topik-topik tertentu
3. Pada SAP masih menggunakan istilah tujuan instruksional umum yang sering dikenal
dengan sebutan TIU dan tujuan instruksional khusus yang dikenal juga dengan istilah
TIK
4. pelaksanaan pendidikan kesehatan bersifat incidental
5. topik atau pokok bahasannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat
dilakukan dentifikasi masalah.

7. Rencana Program Pengajaran (RPP)


• Rencana kegiatan pendidikan formal sebaiknya menggunakan RPP karena pokok
bahasan sudah disusun sedemikian rupa sesuai dengan urutan yang ditetapkan dalam
garis-garis besar rogram pengajaran (GBPP) atau silabus tiapa mata ajar.

tujuan pembelajaran digunakan istilah-istilah seperti standar kompetensi, kompetensi dasar,


dan indikator pencapaian.

A. Masalah Perencanaan Komunikasi

Dalam berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula
sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang
menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena
komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil,
maka rumusan kunci yang harus dipegang adalah “Know your audience!”

Berkomunikasi ataupun mengkomunikasikan sesuatu tidaklah mudah, beberapa hal yang


harus dikaji seksama dalam perencanaan komunikasi antara lain adalah sebagai berikut :

1. Analisa khalayak, merupakan tahap awal yang sangat menentukan arah dan tujuan
perencanaan. Tahap ini menganalisi segmen masyarakat sasaran yang kita hadapi dari
segi sosiodemografis (pendidikan, usia, jenis kelamin, etnis, kepercayaan, bahasa,
pekerjaan) dan juga dari segi psikografis (aspirasi, kesenangan, dan kebiasaan
kebiasaan). Pemahaman komprehensif mengenai tatanan masyarakat ini diperlukan
untuk menentukan khalayak sasaran dan format kegiatan yang sesuai dengan
keinginan komunikator dan kebutuhan khalayak sasaran.

Perumusan tujuan. Tahap ini untuk menentukan apa yang ingin dicapai dengan program-
program yang dilakukan .Pemilihan Media. Langkah pemilihan media sebagai saluran pesan
memerlukan kecermatan, dengan mempertimbangkan kelemahan dan keunggulan sifat
masing-masing media. Setidaknya diperlukan media yang dapat di akses oleh masyarakat
sasaran.
Rancangan Pesan. Diperlukan upaya terus-menerus dalam meningkatkan ketrampilan
komunikator agar senantiasa mengetahui perkembangan dan wacana masyarakat. Selain
bobot materi yang harus diperhatikan, juga kesesuaian pola pikir masyarakat sasaran yang
dihadapi, termasuk kesesuaian media yang digunakan. Peran kreatifitas komunikator menjadi
hal utama.

Produksi dan distribusi media. Produksi media berkaitan dengan kemasan pesan. Karena
itu unsur estetika sangat berperan untuk menarik perhatian masyarakat. Demikian juga
dengan distribusi pesan, dimana pemilihan waktu yang tepat menjadi kunci keberhasilan
distribusi.

Evaluasi. Tahap ini melihat bagaimana program berjalan sesuai dengan tujuan, sejauh
mana program yang dirancang telah tercapai, faktor-faktor pendukung dan penghambat
selama program berjalan.

Secara umum, masalah yang harus diperhatikan dalam perencanaan komunikasi


sebagaimana tersebut di atas dapat dikategorikan sebagai berikut:

Objective (Tujuan). Meliputi perumusan tujuan.

Action. Meliputi analisis khalayak.

Resources. Meliputi rancangan pesan, dan kualitas komunikator.

Implementation. Meliputi pemilihan media, dan produksi dan distribusi media.

Performance Outcome. Meliputi evaluasi.

Pada proses perencanaan tersebut, dampak ataupun akibat yang dihasilkan sangat
bergantung pada ke-empat elemen perencanaan. Dalam proses perencanaan tersebut, peran
komunikasi merupakan ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh para manager.
Karenanya dapat dikatakan pula bahwa perencanaan komunikasi meliputi fungsi-fungsi
manajemen , yaitu :

Merencanakan (Planning).

Mengadakan (Organizing).

Mengutamakan (Leading).

Mengawasi (Controlling).

Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:

Komunikator : orang yang menyampaikan pesan

Pesan : ide atau informasi yang disampaikan

Media : sarana komunikasi


Komunikan : audience, pihak yang menerima pesan

Umpan Balik : respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya

Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/ide (encoding) yang
merupakan hasil pengolahan ide (stimulus) berdasarkan kesan (perception) dan
penerjemahan (interpretation) si penyampai ; ada yang menerima atau mendengarkan pesan;
ada pesan itu sendiri; ada media (transmission through a channel) dan tentu ada respon
berupa tanggapan terhadap pesan (feedback).

B. HAMBATAN PROSES KOMUNIKASI

Tentu tidaklah mudah untuk membuat sebuah komunikasi berjalan dengan menghasilkan
kesepakatan secara utuh sesuai tujuannya. Karena, salah satu prinsip dalam berkomunikasi,
yakni terdapatnya kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Kesulitan-kesulitan
internal ini merupakan hal yang biasa dialami dialami oleh penyampai ide maupun
penerimanya. Namun demikian, yang paling mendasar dalam sebuah kegiatan komunikasi
adalah adanya rasa saling percaya. Kalau sudah percaya, biasanya apapun yang dikatakan
pastilah diterima. Satu hal lagi, efisiensi. Komunikasi yang efisien adalah komunikasi yang
tidak membutuhkan upaya besar agar mencapai tujuannya.

Kualitas komunikator

Partisipasi merupakan modal dasar untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif.


Karenanya dibutuhkan kemampuan komunikasi efektif. Kemampuan ini meliputi
kemampuan untuk berbagi ide, mengkritik dari semua aspek, mendorong dan merangsang
imajinasi, menolak buah pikiran yang kurang tepat, dan mengenal sejak dini solusi yang
mungkin bisa diambil.

Kualitas komunikator efektif

Ketika berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula
sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang
menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena
komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil,
maka rumusan kunci yang harus dipegang adalah “Know your audience!”

C. PERENCANAAN KOMUNIKASI
Dari beberapa hal diatas, ternyata berkomunikasi ataupun mengkomunikasikan sesuatu
tidaklah mudah, beberapa hal yang harus dikaji seksama dalam perencanaan komunikasi :

Analisa khalayak, merupakan tahap awal yang sangat menentukan arah dan tujuan
perencanaan. Tahap ini menganalisi segmen masyarakat sasaran yang kita hadapi dari segi
sosiodemografis (pendidikan, usia, jenis kelamin, etnis, kepercayaan, bahasa, pekerjaan) dan
juga dari segi psikografis (aspirasi, kesenangan, dan kebiasaan-kebiasaan). Pemahaman
komprehensif mengenai tatanan masyarakat ini diperlukan untuk menentukan khalayak
sasaran dan format kegiatan yang sesuai dengan keinginan komunikator dan kebutuhan
khalayak sasaran

Perumusan tujuan. Tahap ini untuk menentukan apa yang ingin dicapai dengan program-
program yang dilakukan.

Pemilihan Media. Langkah pemilihan media sebagai saluran pesan memerlukan kecermatan,
dengan mempertimbangkan kelemahan dan keunggulan sifat masing-masing media.
Setidaknya diperlukan media yang dapat di akses oleh masyarakat sasaran.

Rancangan Pesan. Diperlukan upaya terus-menerus dalam meningkatkan ketrampilan


komunikator agar senantiasa mengetahui perkembangan dan wacana masyarakat. Selain
bobot materi yang harus diperhatikan, juga kesesuaian pola pikir masyarakat sasaran yang
dihadapi, termasuk kesesuaian media yang digunakan. Peran kreatifitas komunikator menjadi
hal utama.

Produksi dan distribusi media. Produksi media berkaitan dengan kemasan pesan. Karena itu
unsur estetika sangat berperan untuk menarik perhatian masyarakat. Demikian juga dengan
distribusi pesan, dimana pemilihan waktu yang tepat menjadi kunci keberhasilan distribusi.

Evaluasi. Tahap ini melihat bagaimana program berjalan sesuai dengan tujuan, sejauh mana
program yang dirancang telah tercapai, faktor-faktor pendukung dan penghambat selama
program berjalan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu ketrampilan penting yang dibutuhkan dalam manajemen. Kegiatan
komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.

Perencanaan adalah pernyataan tertulis mengenai segala sesuatu yang akan atau yang harus
dilakukan.

Saran

Kami merasa dalam penyajian makalah ini masih sangat banyak kekurangan dan kelemahan
maka dari itu sudi kiranya teman-teman memberikan kritikan/saran, yang nantinya akan
berguna untuk memperbaiki hasil makalah ini dan bermanfaat bagi kita semua.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Erna, A. 2007. Perencanaan Komunikasi dan Masalahnya. (Online),


(http://www.awandaerna.multiply.com/journal/item/3/PERENCANAAN_KOMUNIKASI_D
AN_MASALAHNYA. Diakses 09 November 20102)

Mulyana, D. 2003. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nirwana. 2006. Service Marketing Strategy. Malang: DIOMA.

Santoso, E. & Setiansah, M. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sendjaja, S. D. 1999. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI). Malang:
Universitas Negeri Malang.

Wahyudi, R. O. B. 2010. Modul Perencanaan dan Pengelolaan Komunikasi. Surabaya:


Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo

Wiryan

Anda mungkin juga menyukai