KTI. Nurhayati PDF
KTI. Nurhayati PDF
I DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : TB PARU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEO-MEO
KOTA BAU BAU
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
OLEH
NURHAYATI
NIM. P00320018175
HALAMAN PERSETUJUAN
NURIIAYATI
NIM. P0032001817s
Menyetujui
102019880320A2
Mengetahui,
,1,97"00330 1 99503 1 00 1
}IAI,AMAN PENGESA}IAN
NTIRHAYATI
NIM. p00320t118175
Tulis ini telah dipertahankan pada serninar t{asil Karya Tulis Ilrniah di depan
lfuryl
Tim Penguji pada HariiTanggal . 12 Juli 2019 ctan telah dinyatakan memenuhi syarat
Menyetujui
Mergetahui"
ul
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis benar benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
NURHAYATI
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Nurhayati
2. Tempat/Tinggal Lahir : Wanci, 22 November 1969
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Buton/Indonesia
6. Alamat : Jl. Sirkaya No.45 Kota Bau-bau
7. No.Telp/hp : 081341788195
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 3 Wanci Tamat Tahun 1983
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bau-bau Tamat Tahun 1986
3. SPK Depkes Kendari tamat tahun 1989
4. DIII Perawat Poltekkes Kendari Tahun 2018
v
MOTTO
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan limpahan berkah dan karunia Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk Studi kasus dengan judul “Asuhan
Karya Tulis Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Dalam proses pembuatan hingga penyelesaian karya tulis ilmiah ini tentunya tidak
lepas dari bantuan dan motivasi yang diberikan oleh berbagai pihak, untuk itu dengan
segala kerendahan hati dan keikhlasan yang tulus penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar sebesarnya kepada Ibu Nurjannah, S.Pd. M.Kes, selaku pembimbing
yang memberikan motivasi, arahan dan masukan terhadap penulisan karya tulis ini.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep. Ns. M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
4. Bapak/ibu penguji Lena Atoy, SST, MPH, Taamu, S.Pd. M.Kes, dan Dali, SKM.
M.Kes atas masukan saran dan kritiknya untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
viii
5. Terkhusus suamiku tercinta Drs. Mustafa Rauf, M.Pd, dan anakku tersayang
Muh. Ikhwan, S.Kom, Ikra Yunita, S.Psi, Tri Rahmatia, SH dan Indah Mustika
Ningsih yang selalu memberikan support dan dukungan untuk belajar agar
sukses.
6. Rekan-rekan kerja yang bertugas pada Puskesmas Meo-meo atas motivasi dan
bantuannya.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program Khusus RPL Angkatan II, yang telah
Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan Kara Tulis Ilmiah ini, semoga Allah SWT selalu
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 4
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 5
D. Teknik dan Sistematika Penulisan .................................................................. 6
x
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ........................................................................................................ 73
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................... 75
C. Rencana Tindakan Keperawatan...................................................................... 76
D. Implementasi Keperawatan.............................................................................. 77
E. Evaluasi Keperawatan...................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
LAMPIRAN
Lampiran 4. Dokumentasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diparu atau diberbagai organ tubuh lainnya.TB paru dapat menyebar ke setiap
bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe dan lainnya.
paru. Saat ini TB paru merupakan penyakit yang menjadi perhatian global,
juta orangdan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014 (WHO, 2015).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, lima
negara dengan insiden kasus TB terbanyak yaitu, India (2,0-2,5 juta), China
(0,9-1,0 juta), Afrika Selatan (0,4-0,6 juta), Indonesia (0,4-0,5 juta), dan Pakistan
(0,3-0,5 juta). India dan Cina masing-masing menyumbangkan 26% dan 12%
1
Tahun 2013, kejadian TB paru terus secara bertahap menurun antara orang
kulit hitam non Hispanik atau Afrika Amerika (-6,4%), kulit putih non-Hispanik
(-12,1%), dan Hispanik atau Latin (-4,0%). Centres for Desease Control (CDC)
melaporkan di dunia pada tahun 2015, tingkat insiden TB paru terus menurun
untuk orang <5 tahun dan berusia 15-24 tahun di dunia. Namun tingkat kejadian
untuk orang berusia 45-64 tahun meningkat sedikit 3,5-3,6 kasus / 100.000
orang. (CDC, 2015) Tingkat insiden untuk semua kelompok usia lainnya tetap
sama dengan tahun 2014 di dunia. Orang dewasa berusia ≥65 tahun memiliki
tingkat terendah pada 0,5 kasus/100.000 pada tahun 2015. Menurut kelompok
umur, kasus tuberkulosis pada tahun 2015 paling banyak ditemukan pada
kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 18,65% diikuti kelompok umur 45-54
tahun sebesar 17,33% dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 17,18%.
Kejadian TB paru tingkat Asia juga menurun 2013-2015 (-1,0%), pada tahun
2015 tingkat kejadian TB secara keseluruhan untuk Asia selama tiga kali lebih
tinggi. Angka prevalensi TB paru di Indonesia pada tahun 2014 menjadi sebesar
647 orang dari 100.000 penduduk. Angka penderita TB paru ini meningkat dari
tahun 2013, penderita TB paru pada tahun 2013yang berjumlah 272 dari 100.000
2
keberhasilan pengobatan pada tahun 2014. Dengan demikian pada tahun 2014,
yaitu, waktu pengobatan yang relatif lama (6 sampai 8 bulan) menjadi penyebab
penderita TB sulit sembuh karena pasien TB paru berhenti berobat (Drop Out)
(MDR) atau kebal terhadap bermacam obat. Masalah lain adalah adanya
penderita TB paru laten, dimana penderita tidak sakit namun akibat daya tahan
jumlah penderita dan terjadinya penularan.Untuk itu, obat harus diminum dan
2016)
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Kota Bau-bau berdasarkan catatan
Dinas Kesehatan Kota Tahun 2018 penyakit TB Paru menempati urutan nomor 2
dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebanyak177 kasus dan urutan 8
penyakit TB Paru dengan BTA + dan hasil studi pendahuluan di puskesmas Meo-
Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penilisan karya tulis ilmiah ini adalah penulis mampu
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini karya tulis ilmiah adalah agar penulis mampu:
4
3. Memberikan gambaran rencana tindakan keperawatan pada Keluarga Tn. I
Kota Bau-bau
Kota Bau-bau
bau
C. Manfaat Penulisan
2. Manfaat Praktis
peneliti selanjutnya.
5
c. Bagi Puskesmas, dapat dijadikan masukan untuk petugas kesehatan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan data obyektif dan relevan
a. Studi kepustakaan
b. Studi kasus
6
keperawatan, penyuusunan rencana tindakan, penerapan implementasi
1) Observasi
keadaan klien
2) wawancara
3) Pemeriksaan fisik
4) Studi dokumentasi
5) Metode diskusi
Bau
7
3. Teknik penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari
Bab II: tinjauan pustaka yang mencakup konsep dasar medis meliputi
Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup hasil pengkajian, analisa data,
evaluasi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang terbentuk berdasarkan ikatan
materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras
merupakan sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua
individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait
dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi
keluarga.
2. Ciri-Ciri Keluarga
9
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
tangga.
3. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak
2) Keluarga adopsi.
jawab sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke orang
menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak orang
10
tua adopsi mampu memberi asuhan dan kasihsayangnya bagi anak
oleh generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku yang akan
pasangan sejenis.
bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini tidak terdiri
11
atau hidup bertetangga. Hewan pemeliharaan juga dapat menjadi
seing kali memiliki masalah koping yang lebih besar karena usia dan
7) Keluarga binuclear
merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua
rumah tangga inti, maternal dan paternal, dengan keragaman dalam hal
4. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010) dalam Murwani (2017):
a. Fungsi afektif
12
afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting.Peran
utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini
cara menjalankan fungsi dan memikul peran social orang dewasa seperti
peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian
status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada
anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi
saat ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
13
e. Fungsi ekonomi
yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, struktur peran,
struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011)
a. Struktur komunikasi
b. Struktur peran
diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran
c. Struktur kekuatan
14
d. Struktur nilai dan norma
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara
status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga,
15
walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang
dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai
16
dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,
terhadap masalah.
membuat keputusan.
2) danperawatannya).
7) fisik,psikososial).
17
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
B. Konsep TB Paru
1. Pengertian
menular yang mematikan (Dye & Williams, 2010; Shen, Cheng, & Basu,
2010). Pada manusia TB paru ditemukan dalam dua bentuk yaitu: (1)
tuberkulosis primer: jika terjadi pada infeksi yang pertama kali, (2)
18
aktif setelah bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi
kavitas.
2. Etiologi
maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai,
atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang
yang terkandung dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini
terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena bakteri
19
a. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.
HIV).
etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak di bawah usia 15 tahun dan
3. Klasifikasi TB Paru
TB paru diklasifikasikan menurut Wahid & Imam tahun 2013 halaman 161
yaitu:
TB paru (koch pulmonum) aktif, non aktif dan quiescent (bentuk aktif
20
c. Pembagian secara radiologis (luas lesi)
1) Tuberkulosis minimal
4) Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4 cm. Jumlah infiltrat
kali.
21
b. TB Paru BTA Negatif dengan kriteria:
2) Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
mendukung).
4. Patofisiologi
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang – orang yang terinfeksi. TB
adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas diperantarai sel. Sel
sebagai unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil. Gumpalan basil yang
22
lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus
biasanya dibagian bawah kubus atau paru atau dibagian atas lobus bawah,
biasanya dibagian bawah kubus atau paru atau dibagian atas lobus bawah,
sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau
proses dapat berjalan terus difagosit atau berkembang biak dalam di dalam
sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjer getah
bening regional.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan
kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan
paru disebut Fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening
23
regional dan lesi primer disebut Kompleks Ghon. Kompleks Ghon yang
mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan
Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan,
kembali dibagian lain dari paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring,
telinga tengah atau usus. Walaupun tanpa pengobatan, kavitas yang kecil
mereda, lumen bronkus dapat menyepit dan tertutup oleh jaringan parut yang
terdapat dekat dengan taut bronkus dan rongga. Bahan perkijuan dapat
mengental dan tidak dapat kavitas penu dengan bahan perkijuan, dan lesi
mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas.Keadaan ini dapat tidak
Organisme yang lolos dari kelenjer getah bening akan mencapai aliran darah
24
merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan TB miler, ini
5. Manifestasi Klinis
menjadi 2 golongan, yaitu gejala respiratorik (atau gejala organ yang terlibat
a. Gejala respratorik
1) Batuk
2) Batuk darah
Keluhan batuk darah pada klien TB Paru selalu menjadi alasan utama
3) Sesak nafas
Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
4) Nyeri dada
25
Nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik ringan. Gejala ini
b. Gejala sistematis
1) Demam
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau
malam hari mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan semakin
semakin pendek.
tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, dan sesak nafas. Gejala
(Darmanto, 2009)
26
c. Gejala klinis
Gejala yang timbul tergantung dari tipe infeksinya. Pada tipe infeksi
yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa
gejala neumonia, yakni batuk dan panas ringan. Gejala TB, primer dapat
juga terdapat dalam bentuk pleuritis dengan efusi pleura atau dalam
bentuk yang lebih berat lagi, yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas.
pada malam hari, tempratur subfebris, batuk berdahak lebih dari dua
6. Komplikasi
27
a. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
jalan nafas.
dan sebagainya.
7. Penatalaksanaan
28
b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompokkelompok
anak yang berumur kurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat
menderita tuberkulosis, yakni: 1) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia
dengan tes Heaf positif dan pernah berkontak dengan pasien yang
langsung negatif, namun tes Heafnya positif dan pernah berkontak dengan
harus dilakukan tes ulang setelah 8 minggu dan ila tetap negatif maka
yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi
dengan hasil tes tuberkulin positif karena resiko timbulnya TB milier dan
29
meningitis TB, 2) Anak dan remaja dibawah dibawah 20 tahun dengan
2012).
30
3) Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas
resistensi sekunder.
g. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan
terdiri atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
WHO terdiri atas lima komponen, yaitu: 1). Adanya komitmen politis
31
yang memiliki sarana tersebut. 3) Pengobatan TB paru dengan paduan
paduan OAT jangka pendek yang cukup. Pencatatan dan pelaporan yang
baku.
1. Pengkajian
a. Data umum
keluarga
32
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
pelayanan kesehatan.
c. Pengkajian lingkungan
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber
d. Fungsi keluarga
33
1) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling
secara medis : status imunisasi anak, kebersihan gigi setelah makan, dan
34
dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga
e. Pemeriksaan fisik
mungkin tinggi atau tidak teratur. Seiring kali tidak ada demam
2) Kepala
3) Thorak
35
terinfeksi biasanya lemah Perkusi : Biasanya saat diperkusi terdapat
4) Abdomen
5) Ekremitas atas
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
6) Ekremitas bawah
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
yang berlebihan
alveolar
dengan anoreksia
36
e. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak,
atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat
keperawatan
37
membran alveolar d.d selama 3 x 30 menit 1.Bersihkan jalan napas
karbondioksida dada
meringankan sesak
napas
38
Monitor tanda tanda
vital
1. Monnitor tekanan
pernapasan
berdiri
hipotermia dan
hipertermia
4. Monitor irama
jantung
7. Identifikasi penyebab
39
Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan Terapi aktifitas
selama aktifitas
40
Ketidakefektifan Setelah perawatan Pendidikan kesehatan :
penyakit
Pengetahuan :
manajemen
penyakit kronis
Pengetahuan :
pengobatan
Perilaku
kepatuhan : diet
dan penggunaan
obat
41
memodifikasi lingkungan 2. Manajemen
: lingkungan
Pengendalian
faktor resiko
42
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian dengan metode auto anamnesa dan allo anamnesa
yaitu pengumpulan data dan menggunakan teknik pengumpulan data melali studi
karya tulis ini. Studi kasus menggunakan proses keperawatan dengan pendekatan
pemeriksaan secara langsung dengan metode per sistem melalui inspeksi, palpasi,
Data Umum
3. Pekerjaan KK : Pelaut
5. Komposisi Keluarga :
43
Tabel. 2. Komposisi keluarga
dgn KK
Genogram :
Keterangan :
: laki-laki
U
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
Ket.:
44
G2. Tidak ada riwayat penyakit menular
9. Status Sosial ekonomi keluarga :.Pengahasilan keluarga didapat dari hasil Th, I
dengan pendapatan < 10.000.000/ bulan. uang ini digunakan setiap bulannya
Keluarga Tn. I saat ini pada tahap II yaitu keluarga yang sedang menyusui
bayi
Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi terlaksana pada tahap
perkembangan
45
13. Riwayat kesehatan keluarga inti
Saat ini Tn. I menderita penyakit TB Paru terdiagnosis BTA + sejak 2 bulan
meminum obat OAT 2 bulan berjalan, Tn. I sudah cek kesehatan lagi untuk
cacat fisik
Tn. I sebagai kepala keluarga jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan
istrahat maka maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak mepunyai penyakit
Pada hasil observasi menunjukan rumah Tn. I tipe permanen, dinding beton,
dan lantai mengnunakan tehel jumlah ruangan ruang tamu, 1 ruang keluarga,
1 dapur, 5 kamar dan 2 kamar mandi. Kondisi rumah secara umum terawat
dengan baik dan sangat bersih, ventilasi cukup, pencahayaan baik, keluarga
mendapatkan air bersih untuk minum, mandi pakai air dari sumur BOR
46
Denah rumah :
Dapur WC
kt
kt rk rk
RT
teras
bila ada yang memiliki kesulitan makan saling membantu dengan gotong
royong.
Keluarga Tn. I selama ini sebagai penduduk asli di wilayah kelurahan lanto.
Interaksi keluarga paling sering terjadi yaitu pagi hari dan malam hari
biasanya interaksi terjadi pada saat menonton TV, makan bersamah dan
waktu senggang
Jumlah anggota keluarga yaitu 3 orang, terdiri dari KK, Istri dan 1 orang anak
kandung perempuan
47
IV. Struktur Keluarga
berperan sebagai seorang Ibu dan anak sebagai anggota keluarga tidak ada
Tn. I bersuku Buton dalam keluarga, tidak ada nilai - nilai tertentu ada nilai
V. Fungsi Keluarga
Semua anggota Tn. I saling menyayangi, saling meguatkan dan menjaga satu
sama lain
Anggota keluarga Tn. I tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi
masyarakat
48
27. Fungsi Ekonomi
keluarga dapat memenuhi makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan biaya
Keluarga tidak tahu cara tepat dan benar merawat anggota keluarga yang
sakit.
puskesmas.
49
VI Stres dan Koping Keluarga
petugas kesehatan.
ada.
penyakitnya
50
VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap individu anggota keluarga
umum dan kesadaran compos compos mentis. TTV : compos mentis. TTV :
P : 24 x/menit S : 36,2 0 C S : 36 0 C
S : 37 0 C BB : 50 Kg BB : 22 Kg
BB : 54 Kg
hitam, rambut mudah bersih, Tidak ada nyeri bersih, tidak rontok.
tekan
kacamata kacamata
Mulut Mulut kering, gigi Mulut kering, gigi Mulut bersih lembab, gigi
51
lengkap, tidak ada lengkap, tidak ada lubang 2 buah, tidak ada
normal normal
Telinga Tidak ada nyeri, tidak Tidak ada nyeri, tidak Tidak ada nyeri, tidak ada
Dada Terdapat tarikan dada, Bentuk dada normo Bentuk dada normo chest,
tidak simetris, inspirasi pergerakan baik, tidak baik, tidak terdapat suara
Abdomen Tidak terdapat Bentuk rata, tidak ada Bentuk rata, tidak ada
pelebaran vena, tidak pelebaran vena, terdapat pelebaran vena, tidak ada
pembengkakan pada
52
pembengkakan pada
punggung kaki,
kelemahan pada
tungkai
1. Analisis Data
1 DS Perubahan Gangguan
bernapas Penurunan
DO ekspansi paru
3. RR : 24 x/ menit Gangguan
53
2 DS Intoleransi
DO Perubahan suplai
kaki
nyeri
3 DS : Kurangnya Ketidakefektifan
54
anggota keluarga tertular
DO:
1. Keluarga hanya
mengistirahatkan pasien di
puskesmas
tersedia
bernapas, Klien Mengatakan kedua kaki bengkak dan sakit, Nyeri tekan
55
Bunyi whezing saat inspirasi, Pergerakan terbatas karena nyeri dan
C. Intervensi Keperawatan
keperawatan
56
(sedang) oksigen di darah 3. Identifikasi kebutuhan
karbondioksida napas
efektif
7. Posisikan untuk
meringankan sesak
napas
vital
1. Monnitor tekanan
57
pernapasan
berdiri
hipotermia dan
hipertermia
4. Monitor irama
jantung
7. Identifikasi penyebab
58
punggung kaki, Lutut Kriteria hasil : yang dapat dilakukan
59
Diagnosa keperawatan NOC NIC
mengenal masalah :
Pengetahuan : Proses
penyakit
Pengetahuan :
manajemen
penyakit kronis
Pengetahuan :
pengobatan
Perilaku
kepatuhan : diet
dan penggunaan
obat
60
Keluarga mampu 3. Identifikasi resiko
lingkungan :
Pengendalian
faktor resiko
61
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan keluarga
waktu
6/3/2019 teknik chin lift atau jaw thrust Klien mengatakan masih
62
efektif Terdapat tarikan dada saat
Analisis :
Planning :
Lanjutkan intervensi
dapat dilakukan
63
4. Menganjurkan keluarga membantu Klien tampak sesak
64
atas jawaban yang benar bulan tanpa putus.
keluarga OAT
65
1 Jumat, 1. Memposisikan pasien untuk Subyektif :
efektif
RR : 22 x/menit
Analisis :
Planning :
66
Lanjutkan intervensi
aktifitas rutin
Planning :
67
Lanjutkan intervensi
9/3/2019 gejala, penyebab dan faktor resiko Keluarga dan Klien mampu
keluarga Obyektif
68
6. Memberikan pujian pada keluarga Kepatuhan minum obat 90%
Intervensi selesai
69
efektif Obyektif :
Analisis :
Masalah teratasi
Planning :
Intervensi selesai
70
4. Menganjurkan keluarga membantu 10 menit
71
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
binaannya.
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada keluarga Tn. I sesuai dengan
dan juga menggali informasi dari pengalaman anggota keluarga untuk memenuhi
mengatakan mengatakan sakit dada, batuk lebih dari sebulan, berkeringat dingin
di malam hari dan kurang nafsu makan, BB turun dan pemeriksaan BTA +.
72
Keluhan yang didapatkan penulis pada pengkajian sesuai dengan tanda dan
(2007) yaitu batuk lebih dari dua minggu, sakit dada, penurunan berat badan,
nafsu makan kurang, kulit berwarna kuning, urine berwarna pekat sampai hitam,
dan demam. Menurut Arif Muttaqin (2012) gejala yang timbul selain dari batuk
darah, dapat pula ditemukan demam, nyeri dada, sesak napas, pada kasus berat
efusi pleura.
Keluhan yang biasa timbul ialah keringat malam, kurang nafsu makan,
penurunan berat badan, dan malaise. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dalam beberapa minggu sampai bulan. Akan tetapi penampilan akut dengan
batuk, panas, dan sesak nafas. Gejala reaktivasi tuberkulosis berupa demam
menetap yang naik dan turun (hectic fever), berkeringat pada malam hari yang
menyebabkan basah kuyup (drenching night sweat), kaheksia, batuk kronik dan
hemoptisis. Pemeriksaan fisik sangat tidak sensitif dan sangat non spesifik
terutama pada fase awal penyakit.Pada fase lanjut diagnosis lebih mudah
B. Diagnosa Keperawatan
73
Diagnosa keperawatan keluarga adalah integrasi diagnosis ke sistem keluarga
ditingkatkan.
kapiler
74
7. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
kewaspadaan perdarahan
Pada studi kasus ini penulis menemukan 2 diagnosa keperawatan pada keluarga
keperawatan keluarga Tn. I ditandai dengan adanya keluhan batuk lebih dari
Diagnosa tersebut sesuai dengan teori dimana tanda dan gejala atau respon
tubuh yang mengalami hipertensi menurut Darmanto (2009) yaitu menetap yang
naik dan turun (hectic fever), berkeringat pada malam hari yang menyebabkan
basah kuyup (drenching night sweat), kaheksia, batuk kronik dan hemoptisis.
Diagnosa kedua yaitu intoleransi aktifitas dimana diagnosa ini didukung oleh
data ketidaktahuan klien dan keluarga dalam mengatasi kondisi kelemahan klien,
batuk lebih dari sebulan, sesak napas dan keluarga tidak tahu merawat anggota
75
keluarga yang sakit dengan TBC Paru. Faktor ini disebabkan oleh lingkungan
keluarga dan juga informasi kesehatan yang kurang didapatkan oleh keluarga.
Diagnosa tersebut sesuai dengan teori Somantri (2009), beberapa keluhan pasien
terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi untuk
sampai dengan atuk purulent (menghasilkan sputum). 3) Sesak nafas: bila sudah
Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang sampai ke
nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu rencana tindakan
76
kesehatan dan (Colaboration) yaitu tindakan kerjasama dengan tim kesehatan
serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak atau standar tetapi
Pada intervensi dalam diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif
rumah sakit.
pada intervensi yang memungkinkan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
77
anggota keluarga pemdertita TB Paru untuk menjalani aktifitas yang terbatas dan
bertahap.
D. Implementasi Keperawatan
Klien dan keluarga dapat menilai potensi dan kemampuan sumber daya sendiri
E. Evaluasi Keperawatan
78
Evaluasi merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang terjadi saat
subyektif dari wawancara atau ungkapan langsung pasien, O(obyektif) berisi data
mengembangkan sumber daya dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan konsep
tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan mudah atau sulit
masalah kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit dan mampu
yang tersedia.
79
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dalam studi kasus ini, maka penulis
1. Pada pengkajian, penulis menyimpulkan bahwa batuk lebih dari dua minggu,
pusing, keringat di malam hari, sakit dada, batuk lebih dari sebulan,
berkeringat dingin di malam hari dan kurang nafsu makan, BB turun dan
80
4. Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan kegiatan yang dilaksanakan
fisioterapi dada dan latihan batuk efektif, terapi latihan untuk membantu
5. Pada tahap evaluasi, yang dilakukan selama tiga hari menunjukan semua
B. Saran
Jaga pola dan gaya hidup dan menghindari faktor-faktor yang menyebabkan
resiko penularan TB Paru, minum obat secara teratur selama 6 bulan tanpa
3. Bagi Peneliti
81
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
Friedman, Marilyn, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan praktik. EGC.
Jakarta.
Haryanto, A., dan Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta
Nur Lailatul M, Rohmah S, Azar Yoga Wicaksana. (2015). Upaya Keluarga Untuk
Mencegah Penularan Dalam Perawatan Anggota Keluarga Dengan
Tb Paru. Jurnal Keperawatan, Juli 2015: 108 – 116. Volume 6,
Nomor 2.
Price dan Wilson. 2011. Patofisiologi. Konsep klinis dan proses penyakit. EGC.
Jakarta
Potter dan Perry, 2009. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses dan
praktik. Vol.1. edisi 4. EGC. Jakarta
Nomor:445 1467
htAtutA : f-tURHAyATt
${tM . Ps$32**1Sr?5
Pffi*SRAeJl STt"$*t : D**l KEPTRAWATA!*
SHh#ESTEffi : $fr T"A A*r8
J{*SUL PI*THLry*Aru : ASI.}i-*Af* KEPERAWATAN FA*E KELTjARGA Tr*"}" ilEsGAr*
GAr**GuAF,i slsrErf pERr*ApASAr-f rB pARU Dl wtLAyA
KERJA PUSKESMAS MEO.MEO KOTA tsAUBAU
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan
Nama Nurhayati
NIM P00320018175
Alamat Bau-Bau
Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sampai saat ini tidak mempunyai
sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari baik urusan peminjaman buku maupun urusan
administrasi lainnya.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk mengikuti
NtP. 197509141999032001
KEMENTERIAN KESEHATAN RI ffi
:.
rf.iii:,
Nama : Nurhayati
Nim : P00320018175
Benar-benar telah telah melunasi SPP Semester I s.d Vl yang terkait dengan
Jurusan Keperawatan, dengan bukti sebagai berikut: