POKOK BAHASAN
Secara sistematis, suatu penelitian yang mendasarkan pada metode ilmiah, biasanya
dimulai dengan adanya permasalahan. Apakah permasalahan penelitian? (John Dewey, 1993;
Kerlinger, 1986) mengidentifikasi bahwa permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan
yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan
sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan. Seorang dosen merencanakan
perjaanan dari rumahnya ke kampus yang semula bisa dicapai dalam waktu 30 menit,
beberapa tahun terakhir ini semakin sulit bisa dicapai. Beberapa hambatan iersebut
diantaranya adalah, a) semakin padatnya kendaraan menuju ke kampus, b) pada waktu
tertentu sering terjadi macet dijalan, dan c) sulit mencari parkir kendaraan mobilnya, .
Permasalahan dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah
ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena sesuatu hal target tidak dapat tercapai. Sesuatu hal yang
menyebabkan tidak tercapainya target disebut masalah. Permasalahan dapat pula diartikan
sebagai jarak antara sesuatu yang diharapkan dengan sesuatu kenyataan yang ada. Sebagai
contoh, seorang mahasisw merencanakan empat tahun dapat menyelesaikan kuliah sarjana S-
1 di universitas nya; kenyataanya setelah berusaha keras dia baru lulus dalam empat tahun
delapan bulan. Ada selisih delapan bulan antara harapan atau rencana dengan kenyataan yang
dialaminya. Macam-kendaraan transportasi, kemacetan, sulit mencari tempat parkir; gagal
mencapai target; waktu kuliah lebih panjang dibandingkan dengan encana yang telah
dilakukan adala contoh nyata dari bermacam-macam bentuk permasalahan
Dalam kehidupan manusia atau kehidupan kita sehari-hari banyak sekali permasalahan,
tetapi kita atau para peneliti muda menemui kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan
yang benar-benar layak untuk dijadikan penelitian. Banyaknya bentuk pemasalahan dapat
diklasifikasi menjadi dua macam, yaitu permasalahan yang sifatnya common sense (perasaan
) saja dan bukan permasalahan yang betul-betul masalah. Permasalahan yang baru dikatakan
mempunyai klasifikasi common sense biasanya dapat dirasakan hanya terbatas perasaan
seseorang atau diawali oleh hemat saya, sulit diukur, dan reliabilitas kemunculannya dalam
suatu konteks yang rendah. Dengan kata lain, tidak semua orang mengalami yang dirasakan
oleh orang lain.
Permasalahan yang mempunyai klasifikasi dapat diangkat sebagai masalah yang dapat
diteliti biasanya mempunyai karakteristik seperti berikut. Permasalahan tersebut biasanya:
Gambar 2.1 Diagram Permasalahan
dirasakan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu bidang yang sama; sering muncul dan
secara signifikan ditemui oleh orang-orang yang terlibat, permasalahan dapat diukur dengan
alat ukur penelitian, seperti: skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Walaupun demikian, mencari bentuk permasalahan penelitian memang sangat sulit dan
penting bagi para peneliti, sebelum mereka melangkah pada langkah kegiatan selanjutnya.
Kesulitan tersebut masih bertambah karena tidak adanya formulasi yang pasti dalam hal
bagaimana mencari permasalahan penelitian. Oleh karena itu, para peneliti dianjurkan agar
selalu berkonsultasi dengan pembimbing atau sesama peneliti muda. Kesulitan mencari
permasalahan biasanya juga tergantung pada ketajaman para peneliti itu sendiri dalam
menyeleksi dan merasakan sesuatu yang dapat dimasukkan sebagai permasalahan.
Beberapa macam sumber penelitian mungkin dapat membantu para peneliti
memperoleh permasalahan yang layak dijadikan bahan untuk diteliti. Beberapa sumber
permasalahan tersebut di antaranya adalah pengalaman seseorang atau kelompok, lapangan
tempat bekerja, laporan hasil penelitian, dan sumber dari bidang ilmu lainnya.
1. Pengalaman seseorang atau kelompok. Pengalaman adalah guru yang paling baik
dalam karier maupun profesi seseorang. Melalui pengalaman seseorang bisa dikatakan
ahli. Seorang pandai besi yang telah berpengalaman dalam hal membuat senjata
bertahun-tahun, dikatakan orang sebagai empu yang andal. Seorang detektif semakin
kaya dan cepat mengatasi permasalahan dalam pekerjaannya karena berpengalaman dan
telah banyak mengalami bermacam-macam kasus yang dapat menunjang profesionalitas
orang tersebut. Demikian pula dengan profesi-profesi lain seperti guru, pengacara,
dokter, dan sebagainya, mereka diberikan gelar dan tanda jasa untuk menghormati
pengalaman di bidangnya sebagai senior atau profesor. Orang-orang yang telah lama
menekuni bidang profesi tertentu dapat digunakan untuk membantu mencari
permasalahan yang signifikan diteliti.
2. Lapangan tempat bekerja. Tempat-tempat di mana seseorang maupun peneliti bekerja
adalah juga merupakan salah satu sumber permasalahan yang baik. Para peneliti dapat
melihat secara langsung, mengalami dan bertanya pada satu, dua, atau banyak orang
dalam pekerjaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan
komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dapat dijadikan sebagai
sumber penelitian baik secara makro maupun mikro. Seorang ahli pertanian, sejak
seorang petani mengolah tanah pertaniannya, menabur benih, memelihara tanaman,
memberantas penyakit tanaman, menuai hasil panen, menjual ke pasar adalah sumber
permasalahan yang selalu kaya akan permasalahan untuk diteliti. Pakar sosiologi akan
dapat merasakan bahwa sejak manusia hidup secara individual, secara kelompok,
bermasyarakat, berpemerintahan, bernegara, dan hidup dalam masyarakat dunia adalah
merupakan sumber permasalahan yang tidak akan kering untuk diteliti dan diselidiki bagi
kemanfaatan manusia. Semua bentuk kesulitan dan hambatan yang timbul dari tingkah
laku mereka dapat diangkat sebagai permasalahan penelitian. Lapangan atau tempat
bekerja dan manusia hidup adalah merupakan sumber kegiatan dan sumber penelitian
yang dapat menghasilkan peningkatan dan pengembangan ilmu terapan yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
3. Laporan hasil penelitian. Sumber yang ketiga untuk memperoleh permasalahan yang
signifikan adalah perpustakaan di mana hasil-hasil penelitian para peneliti berada. Dalam
perpustakaan pada umumnya disimpan, selain hasil penelitian juga jurnal penelitian
maupun perkembangan ilmu yang mutakhir yang dipublikasi untuk kepentingan belajar.
Dari hasil penelitian, biasanya di samping ada hasil temuan yang baru juga ada
kemungkinan penelitian yang direkomendasikan karena berkaitan dengan hasil penelitian
yang telah ada. Dari banyaknya laporan penelitian, seorang peneliti dimungkinkan dapat
memperoleh gambaran permasalahan yang baik untuk diteliti.
4. Sumber-sumber yang berasal dari bidang pengetahuan lain. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang lain di luar bidang yang kita kuasai sering kali memberikan pengaruh
munculnya permasalahan penelitian. Sebagai contoh misalnya, gerakan reformasi yang
muncul setelah Orde Baru, ternyata telah memunculkan dan mempengaruhi sikap dan
tuntutan para guru untuk memperoleh gaji dan status profesi yang lebih baik pada masa
yang akan datang. Era global telah mempengaruhi mobilitas dan tranformasi tenaga kerja
di beberapa negara, serta telah mempengaruhi sistem pendidikan dan sistem penilaian
lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Pendidikan sistem ganda dalam SMK telah
memunculkan model pembelajaran model magang dalam usia kerja. Di mana dalam
sistem magang para training memperoleh pendidikannya di balai latihan kerja dan dunia
industri agar mereka, disamping dapat memperoleh sistem belajar yang baik dan relevan,
juga memperoleh pengalaman bekerja sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
Gerakan hak asasi manusia yang muncul di masyarakat telah mempengaruhi sikap dan
tingkah laku masyarakat menjadi lebih berani dalam mengajukan hak-haknya yang telah lama
hilang. Inspirasi dan timbulnya permasalahan pendidikan banyak pula dipengaruhi oleh
perkembangan mutakhir di luar bidang kependidikan.
C. KARAKTERISTIK PERMASALAHAN
Secara fungsional masalah penelitian mempunyai arti penting bagi para peneliti. Masalah
penelitian dapat digunakan sebagai pedoman kegiatan di lapangan. Mengingat pentingnya
posisi tersebut, para peneliti dianjurkan untuk mengetahui ciri-ciri permasalahan yang baik
serta layak untuk diteliti. Ciri-ciri permasalahan tersebut di antaranya, yaitu dapat diteliti,
mempunyai manfaat teoretis maupun manfaat praktis, dapat diukur, sesuai dengan
kemampuan dan keinginan peneliti. Beberapa karakteristik tersebut akan dijabarkan seperti
berikut.
1. Dapat Diteliti
Suatu permasalahan dapat dikatakan dapat diteliti atau researchable, apabila masalah
tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis.
Sebagai contoh, dalam bentuk apakah informasi pekerjaan dapat diberikan kepada para
pencari kerja? Seorang peneliti tidak akan dapat memberikan jawaban secara pasti. Oleh
karena itu, guna memperoleh jawaban tersebut mereka mencari informasi dengan beberapa
cara, misalnya:
a. Bertanya pada responden, dengan melakukan wawancara, dengan orang-orang yang
terlibat langsung, para pimpinan di kantor tenaga kerja, atau para pakar yang menguasai
bidang ketenagakerjaan.
b. Melakukan observasi langsung di mana para pencari kerja berada, yaitu di tempat-tempat
pendaftaran tenaga kerja baik di kabupaten maupun di provinsi terdekat.
c. Melakukan studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan dokumentasi lain yang
berkaitan erat dengan masalah tenaga kerja.
d. Menggunakan angket dan menyebarkannya kepada responden yang terkait.
Cara-cara tersebut akan dibahas lebih lanjut di bab yang lebih tepat, yaitu pembahasan
tentang instrumen penelitian. Isu filosofis dan yang berhubungan dengan agama juga perlu
dicermati secara hati-hati karena mungkin saja kedua masalah itu bukan masalah yang baik
untuk diteliti.
D. MERUMUSKAN PERMASALAHAN
Masalah penelitian yang sudah diidentifikasi dan dibatasi agar memperoleh masalah
yang layak untuk diteliti masih harus dirumuskan agar dapat memberikan arah bagi si
peneliti. Rumusan permasalahan yang baik, harus dapat mencakup dan menunjukkan semua
variabel maupun hubungan variabel satu dengan variabel yang lain yang hendak diteliti.
Mengenai bentuk pernyataan permasalahan yang dirumuskan, ada beberapa macam pendapat
penting yang dapat dilihat seperti berikut.
Mereka menunjukkan bahwa rumusan masalah penelitian harus jelas dan tidak
menduakan arti (Gay 1981: 28; Yoseph dan Yoseph 1913:45). Sebagai contoh:
The problem to be investigated in the study is the effect of positive reinforcement on the
quality of English compositions. (Masalah ini diselidiki dalam studi mengenai dampak
penguatan positif atas kualitas komposisi bahasa Inggris.)
The purpose of the study was to evaluate the existing home economics curriculum by:
(Kegunaan dari studi ini untuk penilaian kurikulum pelajaran ekonomi rumah tangga),
yaitu
a) Identfying the interest and needs of students. (Menunjukkan kepentingan-
kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan siswa).
b) Eliciting parental opinions on what they consider important areas to be taught in
home economics. (Mendapatkan pendapat-pendapat orang tua mengenai
pertimbangan yang menurut mereka penting di dalam pengajaran pelajaran ekonomi
rumah tangga.)
Permasalahan penelitian sebaiknya dinyatakan dalam pertanyaan-pertanyaan Kerlinger
1986:16; Sukardi, 1973). Sebagai contohnya dapat dilihat seperli berikut.
What are the effects of pupil performance of different types of intensives? (Apa akibat
dari perbedaan jenis penghargaan atas prestasi siswa?)
What are the opinions of managers, administrators, and senior teachers towards
accreditation practices in vocational and technical education? (Apa pendapat manajer,
staf administrasi, dan guru senior terhadap praktik akreditasi dalam sekolah kejuruan dan
lembaga terhadap pendidikan?)
How oftens is accreditation evaluation done by the accreditation agencies? (Berapa
sering pelaksanaan penilaian akreditasi dari lembaga-lembaga akreditasi?)
What are the benefits of the accreditation to the vocational and technical institution?
(Apa keuntungan dari akreditasi atas lembaga kejuruan dan teknik?)
Dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa merumuskan masalah penelitian
itu dapat bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu, perlu hati-hati
dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian. Yang perlu diperhatikan
dalam hal ini adalah adakah ditunjukkan dalam rumusan tersebut karakteristik yang telah
disebutkan di atas.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini.
1. Mencari permasalahan dalam penelitian adalah hal yang paling sulit dilakukan terutama
bagi para peneliti muda.
2. Masalah penelitian yang layak dapat diteliti sebetulnya banyak sekali dan tidak terbatas
jumlahnya, yang sulit dilakukan adalah tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk
mengidentifikasi masalah penelitian.
3. Ada sedikitnya empat sumber-sumber permasalahan yang dapat digunakan untuk
mencari masalah penelitian. Keempat sumber permasalahan tersebut, yaitu pengalaman
individual dan kelompok, tempat seseorang bekerja, laporan penelitian dan sumber lain
di luar bidang pendidikan.
4. Agar memudahkan dalam memilih permasalahan penelitian, peneliti dapat menggunakan
sekuensi seperti berikut:
a. mengidentifikasi cakupan umum atau general area-nya,
b. mengidentifikasi masalah yang ada,
c. membatasi permasalahan yang berkaitan erat, dan
d. merumuskan permasalahan.
5. Permasalahan penelitian mempunyai beberapa karakteristik penting yang digunakan oleh
seseorang peneliti. Beberapa karakteristik tersebut di antaranya adalah dapat diteliti,
mempunyai kontribusi teoretis, harus dapat diukur, dan sesuai dengan kemampuan dan
interes peneliti.
6. Langkah penting setelah memperoleh permasalahan, masalah yang layak diteliti
dirumuskan dalam statement yang jelas dan tidak mendua arti. Atau dapat pula
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, tergantung dengan metode penelitian yang hendak
digunakan.
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan permasalahan?
2. Apa yang membedakan antara permasalahan yang masih dalam klasifikasi common
sense dan permasalahan yang dapat diteliti?
3. Mengapa permasalahan penelitian perlu ada dalam proses penelitian?
4. Bagaimanakah karakteristik permasalahan yang dapat diteliti?
5. Adakah petunjuk yang dapat memudahkan teridentifikasinya permasalahan penelitian?
6. Dimanakah seorang peneliti bisa mendapatkan permasalahan penelitian yang baik?
7. Terangkan secara singkat bagaimanakah seorang peneliti harus mempersempit
permasalahan?
8. Bolehkah seorang peneliti sudah menyatakan secara definitif hubungan, pengaruh satu
variabel dengan variabel lainnya?
9. Berikan contoh identifikasi masalah penelitian secara singkat!
10. Adakah kata-kata pembantu yang memudahkan disusunnya rumusan masalah?
11. Apakah yang dimaksud dengamn lima W dan satu H?
12. Berikan contoh perumusan masalah yang layak untuk diteliti?
Jawab
1. Secara definitif, yang dimaksud dengan permasalahan adalah sesuatu hal yang
menyebabkan tidak tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Permasalahan dapat juga diartikan sebagai jarak antara apa yang diharapkan dengan apa
yang menjadi kenyataan.
2. Permasalahan yang masih diklasifikasikan sebagai common sense adalah masalah yang
masih terbatas pada perasaan seseorang sulit diukur, muncul dalam tingkat reliabilitas
rendah dan tidak semua orang mengalaminya. Permasalahan yang dapat diteliti
merupakan problematika yang dapat dirasakan, sering muncul, dapat diukur, dan secara
signifikan dapat ditemui oleh orang-orang yang terlibat.
3. Karena permasalahan merupakan titik awal perlunya suatu kegiatan penelitian. Bila tidak
ada masalah, pada umumnya seorang peneliti tidak perlu bersusah payah melakukan
penelitian.
4. Karakteristik permasalahan yang signifikan untuk diteliti merupakan masalah yang
mempunyai nilai tertentu, misalnya bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
teori, mempunyai nilai praktis, dan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Ada. Kata-kata yang mengindikasikan fenomena permasalahan tersebut misalnya belum
... misalnya belum tercapainya tujuan organisasi, rendah ... misalnya rendahnya
komitmen pimpinan sekolah, buruk, inefesiensi, gagal ...., dan sebagainya.
6. Ada beberapa tempat layak menjadi sumber permasalahan penelitian. Pertama,
pengalaman seseorang atau kelompok, kedua, lapangan di mana seorang peneliti
melakukan pekerjaannya sehari-hari, sekolah bagi kepala sekolah dan guru, di
laboratorium, kelas, dan masyarakat bagi para peneliti. Ketiga, perpustakaan adalah
merupakan tempat yang tidak akan kering bagi permasalahan yang dapat diteliti. Karena
di dalam perpustakaan tersebut tersimpan buku, jurnal, surat kabar, hasil penelitian yang
kesemuanya merupakan sumber ilmu pengetahuan yang relevan.
7. Permasalahan diungkapkan secara global sejak dari: a) latar belakang, kemudian b)
diidentifikasi fenomena yang dapat dirasakan dan muncul di lapangan, c) dilakukan
pembatasan permasalahan pada variabel yang diduga kuat berpengaruh terhadap
tercapainya tujuan penelitian, dan d) permasalahan tersebut dirumuskan ke dalam
bentuk-bentuk pertanyaan.
8. Belum boleh, karena pada bab pendahuluan tersebut seorang peneliti baru merumuskan
permasalahan atas dasar fenomena induktif dari lapangan atau fakta yang muncul. Oleh
karena itu, masalah yang dirumuskan juga masih bersifat umum.
9. Contoh identifikasi masalah penelitian:
a. Rendahnya kualitas lulusan SMK dalam memenuhi tuntutan pasar kerja.
b. Standar minimal sarana dan prasarana sekolah belum terpenuhi.
c. Kesejahteraan tenaga pendidik belum optimal.
d. Komitmen pengelola pendidikan dalam peningkatan mutu belum optimal.
10. Ada. Seorang peneliti dapat menggunakan awalan pertanyaan dalam rumusan
permasalahan, yaitu lima W dan satu H.
11. Yang dimaksud lima W dan satu H adalah awalan pertanyaan dalam bahasa Inggris:
What...? Where...? Why...? Who...? dan When...? Dan yang terakhir How...?
12. Contoh rumusan masalah
a. Sejauh mana pemahaman manajemen oleh para pimpinan lembaga?
b. Bagaimanakah aspek-aspek manajemen diimplementasikan dalam penyelenggaraan
proses belajar mengajar?
c. Apakah para guru memahami mekanisme pendistribusian dokumen Ujian Akhir
Negara SMK?