http://www.pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?\subfolder=MIPK5301/&doc=M1.pdf
https://perencanaankota.blogspot.com/2014/07/konsep-evaluasi.html
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Ijin menanggapi tentang konsep dasar kepemimpinan, gaya tipe, model, pendekatan
serta teori dasar kepemimpinan.
Fungsi-fungsi kepemimpinan
Fungsi utama pemimpin adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja,
antara lain :
Tipe Kepemimpinan
Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan
mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya,
maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe, yaitu : tipe
otoriter, tipe laissez-faire, tipe demokratis dan tipe pseudo demokrasi.
1. Tipe Otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “ authorotarian “. Dalam
kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-
anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebih mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap
pemimpinnya.
2. Tipe “ Laissez-faire “
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin
sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa
petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Tingkat keberhasilan organisasi atau
lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota
kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak
jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari
pemimpin.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai
diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya.
Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-
usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan
memperimbang kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi demokratik. Pemimpin yang
bertipe pseudo demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal
sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya, jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-
konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang ia pimpin, maka hal tersebut
didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakannsedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima
ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.
1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul dalam
masyarakat sehari-hari.
2. Kecakapan Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas, intelegensi yang
tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya
gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum mantap
dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin
sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka
seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.
Dengan adanya ciri – ciri tersebut diharapkan pemimpin dalam memangku jabatan
dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan perannya dalam memimpin
sebagai pemimpin dengan baik, sukses, percaya diri, rendah hati dan sederhana, sabar
dan memiliki kestabilan emosi,dll.
Sumber : https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/31/teori-teori-kepemimpinan-
pendidikan/
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirohanirrohim
Saya setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa “Analisis Data merupakan hal
yang paling penting dalam penelitian“. Alasannya adalah data yang telah terkumpul, bila
tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, tidak berguna,
menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi, dan tidak berfungsi. Maka diperlukan
analisis data. Analisis data dapat mamberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam
data-data tersebut. Argumentasi bahwa dalam analisis inilah data yang diperoleh
peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Selain itu,
Analisis data sangat penting karena bertujuan menyederhanakan data dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi.
Dan sebaliknya. saya tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa “Analisis
Data merupakan hal yang paling sukar dalam penelitian”. Karena ketika kita merancang
penelitian dengan benar, melakukan analisis data sebenarnya tidaklah begitu sulit.
Sebab, analisis data mengikuti rancangan penelitian yang telah kita pilih. Bila kita telah
memilih rancangan penelitian eksperimental maka analisis data harus dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis data untuk penelitian eksperimental, begitu juga dengan
jenis penelitian yang lainnya. Jadi analisis data merupakan hal yang penting dalam
penelitian dan tidak sukar jika kita menggunakan langkah-langkah yang tepat sesuai
dengan kaidah yang benar dalam penyusunannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala, Syaiful. 2013. Etika dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan.
Jakarta : Kencana.