net/publication/309241740
CITATIONS READS
3 1,244
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Dermawan Waruwu on 03 August 2018.
PRAKATA
vii
viii Gereja Pecah
Penulis
Kata Sambutan Dirjen Bimas Kristen xi
xi
Daftar Isi xiii
DAFTAR ISI
xiii
xiv Gereja Pecah
BAB I
PENDAHULUAN
1
2 Gereja Pecah
BAB II
EKSISTENSI GEREJA
9
10 Gereja Pecah
BAB III
GEREJA YANG MEMBUMI
21
22 Gereja Pecah
BAB IV
SISTEM KEPEMIMPINAN GEREJA
57
58 Gereja Pecah
A. Kepemimpinan Pendeta
Salah satu pemimpin tertinggi dalam lembaga
agama yang paling dikenal adalah pendeta. Istilah pendeta
merupakan sebutan bagi pemimpin agama Hindu,
Budhha, Konghucu, Katolik, dan agama Kristen tentunya.
Kata pendeta berasal dari kata pandita (bahasa Sanse
kerta), berarti orang yang telah mencapai kesempurnaan
di bidang kerohanian dan dianggap “mumpuni” untuk
mengurus anggotanya (Wiyanto, 2010:24). Secara khusus
di Indonesia istilah pendeta digunakan untuk sebutan
pemimpin agama Kristen yang bertugas untuk memimpin
umat agar cara hidupnya sesuai dengan kehendak Allah.
Istilah pendeta juga berpadanan dengan pastor
yang berasal dari bahasa Latin pastōr berarti gembala.
Gembala dalam kitab Perjanjian Lama (PL) yaitu bahasa
Ibrani menggunakan kata ( הערra’ah). Dalam kitab
Perjanjian Baru (PB) yaitu bahasa Yunani menggunakan
kata ποιμην (poimēn). Penggunaan istilah gembala dalam
Alkitab menunjukkan tindakan memberi makan kepada
domba-domba (Kejadian 9:7), sedangkan peranannya
kepada manusia sebagai pribadi yang menggembalakan
agar jemaat memperoleh pengetahuan dan pengertian
tentang Allah (Yeremia 3:15). Setiap nabi, rasul, gembala,
pendeta, atau penginjil dipanggil oleh Tuhan untuk
memimpin umat-Nya (Efesus 4:11). Contoh sikap hidup
seorang gembala sejati ditujukan oleh Yesus Kristus
(Yohanes 10:11).
BAB IV | Sistem Kepemimpinan Gereja 59
1) Penatua
John Calvin (Hall, 2009:455) mengakui adanya
beberapa jabatan dalam pemerintahan gereja yaitu:
doktor (guru/pengajar), gembala (pendeta/penginjil),
penatua, dan diaken. Pada dasarnya, jabatan penatua
merupakan suatu jabatan yang strategis dalam struktur
organisasi gereja karena bertugas untuk memerintah
dan mendisplinkan jalannya pelayanan gereja. Setiap
penatua harus memiliki integritas, berhikmat, dan bijak-
sa
na dalam melaksanakan segala tugas yang diberikan
Allah kepadanya. Seorang penatua dipilih oleh jemaat.
Penatua haruslah orang-orang yang saleh dan rela
berkorban mendampingi pendeta dalam menegakkan
serta mendisplinkan moral anggota jemaat.
Dengan melihat tugas penatua sebagai salah satu
pemberi disiplin dalam gereja selain pendeta, maka jabatan
ini disebut juga sebagai penilik jemaat. Dalam Kisah Para
Rasul 20:17, 28 rasul Paulus menegaskan bahwa jabatan
BAB IV | Sistem Kepemimpinan Gereja 69
2) Diaken
Secara etimologi kata diaken berasal dari bahasa
Yunani yaitu diakonos, diakonoi, diakonia, diakoneo, dan
episkopos yang berarti para pelayan atau hamba. Dengan
melihat kembali sejarah perjalanan gereja pada awalnya
menunjukkan bahwa pemilihan diaken pertama sekali
dilakukan oleh para rasul di Yerusalem. Selama masa
pelayanan rasul Paulus kata diakonos sering dipakai
untuk menyebut para pekerja dalam pelayanan kepada
Kristus, tugas para rasul, pengajar, pemberita injil, atau
pembantu gereja lainnya.
BAB IV | Sistem Kepemimpinan Gereja 73
BAB V
KEKUASAAN DALAM GEREJA
A. Konsep Kekuasaan
Konsep kekuasaan dalam pandangan Barker
(2006:10) yaitu kekuasaan bukan hanya perekat yang
menyatukan kehidupan sosial atau kekuatan koersif
sekumpulan orang atas orang lain, melainkan proses
yang membangun dan membuka jalan bagi adanya segala
bentuk tindakan. Definisi ini hampir sama dengan Harold
D. Laswell dan Abraham Kaplan yang memaparkan bahwa
kekuasaan adalah suatu hubungan di mana seseorang
atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan
seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak
pertama (Budiardjo, 2008:60). Pihak pertama yang
dimaksud yaitu semua pemilik atau penentu kekuasaan
termasuk lembaga agama.
Pemimpin lembaga agama secara langsung dan
tidak langsung pasti memiliki kekuasaan. Kekuasaan
81
82 Gereja Pecah
BAB VI
HUKUM DAN PEMERINTAHAN GEREJA
111
112 Gereja Pecah
1. Sistem Papal
Sistem papal adalah sistem pemerintahan yang diter-
apkan oleh Gereja Roma Katolik (Agama Katolik). Istilah
papal berasal dari kata papas yang artinya bapa. Dari
pengertian papas inilah kemudian dikenal dengan istilah
Paus. Dalam sistem ini pula Paus sebagai pemimpin yang
tertinggi dan berkedudukan di Vatikan Roma. Kekuasaan
Paus diakui secara definitif pada Konsili Vatikan tahun
1870 (Berkhof, 2007:37). Strukturnya berdasarkan
wilayah kekuasaan yaitu Paus di Roma, Kardinal di setiap
negara, Uskup di setiap propinsi, dan Pastor bertugas di
paroki atau gereja lokal.
Pengaruh kekuasaan Paus pada saat itu berdampak
pada setiap keputusan yang ditetapkannya dalam gereja.
Paus dianggap sebagai pengganti rasul Petrus dan wakil
Kristus di dunia ini. Paus merupakan pemimpin tert-
inggi yang menjadi pengantara antara manusia dengan
BAB VI | Hukum dan Pemerintahan Gereja 121
8. Sistem Collegial
Sistem Collegial merupakan sistem gereja yang
didasarkan pada hubungan pertemanan. Istilah collega
sendiri dapat berarti teman atau persekutuan. Segala
kekuasaan terletak di tangan anggota gereja yang memilih
pengurusnya, sehingga segala keputusan ditetapkan
dengan suara terbanyak dan demokrasi tentunya.
Walaupun keputusan yang dihasilkan bertentangan
dengan kehendak Kristus, tetapi harus dilaksanakan
oleh semua anggotanya. Dasar keputusan yang diambil
biasanya lebih bersifat sekuler dan bukan alkitabiah.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa setiap
aliran dan denominasi gereja memiliki sistem gereja yang
berbeda-beda. Kedua sistem terakhir yaitu sistem Caes
aropapal dan sistem Collegial merupakan tambahan
yang diberikan oleh J.A.C. Rullmann (1953:31-32) dalam
bukunya yang berjudul Peraturan Gereja. Sistem ini
terbentuk berdasarkan sudut pandang pemimpin ataupun
jemaat tersebut. Apabila ditelusuri lebih jauh lagi maka
semua sistem di atas belum diterapkan secara sempurna
sesuai dengan kaidah dan nilai dari setiap sistem tersebut.
BAB VII
DOKTRIN DALAM GEREJA
135
136 Gereja Pecah
B. Doktrin Keselamatan
Sejarah membuktikan bahwa perpecahan gereja
pada awalnya dimulai dari GKR yang berpusat di Roma,
Italia. Pemicu utamanya yaitu dalam konsili Chalcedon
pada tahun 451 oleh Gereja Katolik Barat di Roma member-
lakukan resolusi, sehingga tidak dapat diterima oleh
Gereja Katolik Timur (Gereja Ortodoks Timur) di Konstan-
tinopel. Perpecahan gereja ini pun puncaknya terjadi
pada tahun 1054. Dalam analisa Keene (2006:96) dalam
bukunya yang berjudul Agama-agama Dunia menyatakan
bahwa sedikitnya ada tiga pokok yang menjadi alasan
perpecahan gereja pada saat itu:
1. Pernyataan Paus di Roma bahwa ia memiliki
kekuasaan tertinggi atas seluruh gereja.
2. Keinginan Roma untuk menjadi pemimpin yang
diakui Gereja di seluruh dunia.
3. Perubahan yang dilakukan Roma atas bunyi
kredo, yang dianggap tak dapat diganggu gugat
oleh umat Kristen Timur.
Doktrin dalam Gereja 139
C. Doktrin Baptisan
Doktrin baptisan merupakan objek perdebatan yang
belum berakhir sampai hari ini. Kemungkinan perdebatan
seputar masalah ini pun masih terus ada sampai Tuhan
Yesus datang kembali. Beberapa aliran dan denominasi
gereja terus mempertahankan dan mengklaim baptisan
yang paling benar dan alkitabiah seperti yang dilakukan
di gerejanya. Sebagian lagi mengikuti cara Yohanes
Pembaptis pada saat membaptis Tuhan Yesus di sungai
Yordan yaitu secara selam. Lebih kaget lagi adanya gereja
yang menekankan pada pelaksanaan baptisan selam
secara berulang-ulang dan baptisan yang dilakukan
secara langsung oleh Roh Kudus.
Kita harus jujur mengakui bahwa salah satu faktor
perpecahan dalam agama Kristen yaitu masalah doktrin
baptisan. Fakta yang ditemukan oleh Keene (2006:97)
dalam penelitiaannya menyatakan bahwa gereja yang ada
Doktrin dalam Gereja 143
1. Baptisan Percik
Pemahaman Marthin Luther tentang baptisan pada
dasarnya setara dengan sunat dalam Perjanjian Lama
yaitu sebagai tanda perjanjian Allah dengan umat-Nya
yang juga berlaku bagi anak-anak. Gereja Anabaptis tidak
menerima alasan ini sehingga melaksanakan baptisan
dewasa dan baptisan ulang. Melihat gejala ini membuat
Luther menulis surat dengan menyebut mereka sebagai
“orang-orang munafik dan pendeta-pendeta gelap”
(Aritonang, 2000:35).
Walupun pandangan Luther ini secara tidak langsung
menyakitkan perasaan Anabaptis, namun mereka tetap
memiliki pedoman yang kuat dan terus melaksanakan
baptisan dewasa dan baptisan ulang. Orang yang sudah
dewasalah yang memenuhi syarat serta mampu memper-
144 Gereja Pecah
2. Baptisan Selam
Beberapa aliran dan denominasi gereja yang
menganut baptisan selam juga memiliki alasan yang kuat.
Salah satu alasannya diuraikan oleh Tabor (2007:154-167)
dalam bukunya yang berjudul Dinasti Yesus menyatakan
sebelum membaptis Tuhan Yesus, Yohanes Pembaptis
telah membaptis orang Yahudi pada saat itu yang
hidupnya saleh sehingga ditandai oleh penenggelaman
atau baptisan di dalam air yaitu baptisan selam yang juga
diterima oleh keluarga-Nya. Jadi, Yusuf dan Maria telah
menerima baptisan selam.
Argumentasi lainnya dengan mengacu pada
etimologi kata baptisan yang berarti menenggelamkan.
Namun Rayburn (2005:22) membantah argumentasi itu
dengan berkata bahwa tidak ada ahli yang menolak bahwa
arti utama dari kata baptiso adalah “menenggelamkan”.
152 Gereja Pecah
D. Ideologi Baptisan
Penyebab utama perpecahan dalam agama Kristen
di seluruh dunia dan Indonesia karena pemimpinnya
selalu menonjolkan perbedaan doktrin yang dianut oleh
gerejanya masing-masing. Hal ini ditegaskan oleh Halim
(2000:81) dalam bukunya yang berjudul Gereja di Tengah-
tengah Perubahan Dunia yang menyatakan: “Perpecahan
adalah hasil dari konflik antar jemaat yang masing-
masing berpegang pada ajaran yang ada, atau pun ajaran
yang baru yang ditentang oleh jemaat. Teologi baru adalah
suatu alat yang paling ampuh untuk menciptakan sepa-
ratisme dalam jemaat.”
Ketika sebuah doktrin tetap dipertahankan, sebe-
narnya ada ideologi yang sudah lama tertanam di dalam
diri pemimpin ataupun organisasi gereja tersebut. Ideologi
yang dianut dianggap sebagai suatu kebenaran yang
mutlak, sehingga secara otomatis menganggap bahwa
gerejanyalah yang paling benar dan alkitabiah. Ideologi
inilah yang membuat mereka memiliki keberanian untuk
mengadakan perubahan pada setiap gereja yang dipimp-
innya.
Pengaruh ideologi bukan hanya ditemukan pada
ranah politik, tetapi juga dalam organisasi gereja atau
keagamaan secara keseluruhan. Menurut Althusser
(Barker, 2006:60) bahwa ideologi ada dalam suatu
aparatus dan praktik yang menyertainya terutama
keluarga, sistem keluarga, gereja, dan media massa. Jadi,
ideologi yang dianut itulah membuat pemimpin mampu
Doktrin dalam Gereja 157
BAB VIII
ALIRAN-ALIRAN GEREJA
A. Aliran Lutheran
Cikal bakal agama Kristen Protestan tentu tidak
terlepas dari reformasi Marthin Luther yang puncaknya
tanggal 31 Oktober 1517. Kendati dia lahir dari keluarga
sederhana tanggal 10 Nopember 1483 di Eisleben, namun
semangatnya dalam memperbaharui sistem pelayanan
gereja tidak pernah pudar. Reformasi ini berawal di Witten-
159
160 Gereja Pecah
B. Aliran Calvinis
Aliran Calvinis dipelopori oleh Johannes Calvin (Jean
Cauvin) yang lahir di Noyon-Perancis Utara tanggal 10 Juli
1509. Gerakan reformasi diawali di Perancis tahun 1534
kendati dia sendiri sebagai anggota GKR. Pengaruh Calvin
terlihat dalam perdebatan konfesional gerejawi sepanjang
abad ke-17, sehingga tradisi ini kemudian dikenal sebagai
Calvinisme. Calvinisme adalah sebuah sistem teologis
dengan pendekatan kepada kehidupan orang Kristen yang
menekankan kedaulatan pemerintahan Allah atas segala
sesuatu.
C. Aliran Anglican
Aliran Anglican atau Church of England merupakan
salah satu bukti bahwa orang Inggris pernah menjajah
suatu wilayah tertentu di dunia. Perkembangan aliran
ini terasa pada saat kepemimpinan raja Henry VIII (1509-
1547) di Inggris. Dia memisahkan diri dari Gereja Katolik
Roma sekitar tahun 1533 karena konflik dengan Paus
Clemens di Roma. Raja Henry meminta untuk bercerai
dengan istrinya Catharina dari Aragon yaitu putri Spanyol
dengan alasan belum memiliki anak laki-laki dari pernika-
hannya. Kemudian meminta kepada Paus agar diijinkan
untuk menikahi pembantunya yang bernama Anne
Boleyn. Tentu permintaan ini tidak dikabulkan oleh Paus
karena bertentangan dengan Alkitab.
166 Gereja Pecah
D. Aliran Mennonit
Aliran Mennonit dimulai oleh seorang Pastor dari
Gereja Katolik Roma yang bernama Menno Simons. Dia
dilahirkan di kota Witmarsum di Friesland Belanda tahun
1496 dan meninggal pada 31 Januari 1561. Aliran ini
dapat digolongkan dalam kelompok gereja Anabaptis
yang menolak baptisan anak-anak dan hanya mengakui
baptisan percik dewasa. Perlu disadari bahwa aliran ini
sebagai perpecahan dari aliran gereja Anabaptis yang ada
di Swiss dan Jerman.
Berkembangnya aliran Menonit adalah jawaban atas
kekecewaan para pengikutnya terhadap reformasi yang
telah dilakukan oleh Luther di Jerman, Calvin di Perancis,
dan Zwingli di Swiss yang kurang radikal. Ditambah lagi
sikap Jan Matthijs dan pengikutnya dari aliran Anabaptis
di Belanda yang memaksa masyarakat untuk menjadi
pengikutnya dengan cara kekerasan serta ancaman
senjata pada saat itu. Jemaat yang tidak setuju dengan
paham Anabaptis keluar menjadi pengikut Menonit.
Sepintas terlihat aliran ini sebuah gerakan reformasi
yang menuju demokrasi radikal. Mereka menganut garis
moderat yang anti terhadap kekerasan seperti perang,
perceraian, poligami, perkelahian, dan sebagainya.
BAB VIII | Aliran-aliran Gereja 169
E. Aliran Baptis
Aliran Baptis muncul sekitar awal abad ke-16 setelah
reformasi Luther. Kehadiran aliran ini erat hubungannya
dengan gerakan Anabaptis yaitu aliran yang membaptis
ulang orang Kristen secara selam kendati sudah pernah
dibaptis secara percik pada saat masih bayi ataupun
dewasa. Pada waktu itu Smyth dan rekan-rekannya
ditindas oleh pemerintah Inggris karena dianggap sebagai
pembawa aliran sesat dalam gereja dan Negara. Mereka
mengungsi ke Belanda dan bergabung dengan aliran
Mennonit pada tahun 1607. Jadi, aliran ini dipelopori oleh
John Smyth yang berasal dari gereja Anglican di Inggris.
Kemudian pada tahun 1609 Smyth dan rekan-
rekannya kembali menerima baptisan selam (baptisan
ulang) di Belanda. Peristiwa pembaptisan ulang inilah
menjadi cikal bakal terbentuknya jemaat Baptis Inggris
yang pertama di Amsterdam. Awalnya mereka berkomitmen
tinggal di Belanda, tetapi beberapa penduduk di sana
menolaknya. Pada akhirnya mereka kembali ke Inggris
mendirikan aliran Baptis pertama pada tahun 1912.
Perkembangan aliran Baptis di luar negeri terjadi
tahun 1640 pada masa pemerintahan Oliver Cromwell.
Keberadaannya di Indonesia melalui pelayanan dan
penginjilan Jabez Carey di Maluku pada tahun 1814.
Penginjilan Carey hanya sampai tahun 1818 yang
kemudian melanjutkan penginjilan ke India. Kehadi
rannya di Maluku tidak diterima oleh kalangan orang
yang sudah menjadi Kristen karena berusaha memprak-
BAB VIII | Aliran-aliran Gereja 173
F. Aliran Methodist
Aliran Methodist diprakarsai oleh tokoh utamanya
yaitu John Wesley dan Charles Wesley di Inggris pada
abad ke-18. Keduanya putra seorang pendeta yang aktif
di gereja Anglican. Pelayanan mereka mengalami pasang
surut. Namun John Wesley tetap bersemangat karena
dipengaruhi oleh gerakan Pietis (kesalehan) yang sedang
berkembang pada waktu itu. Awalnya aliran ini terbentuk
lewat persekutuan-persekutuan kecil (Camp Meeting)
tetapi bukan dalam bentuk aliran Methodist.
Menurut Haskins (1992:72) bahwa aliran Methodist
sudah mulai terasa keberadaannya sejak tahun 1787.
Kendati demikian, perkembanganya secara terbuka
baru terjadi setelah John Wesley meninggal dunia pada
tahun 1791. Aliran ini disebut Methodist setelah seluruh
pengikut Wesley memisahkan diri dari Gereja Anglican
sekitar tahun 1795. Keberadaannya di Inggris menandai
bangkitnya semangat kebangunan rohani (Revival) di
seluruh dunia. Tentunya perkembangan ini bukan saja
terjadi di Amerika tetapi di beberapa negara lainnya
seperti Indonesia.
Perkembangannya aliran ini di Indonesia berkat
pelayanan misionaris J.R. Denyes dari Singapura datang
ke Bogor tahun 1905. Strategi pelayanannya dimulai
dengan membuka kursus bahasa Inggris dan sekolah
(Anglo-Chinese School) sehingga beberapa orang mulai
bergabung. Kemudian George F. Pykett seorang misionaris
Metodist dari Malaysia yang mengutus Salomon Pakhia
176 Gereja Pecah
G. Aliran Pentakosta
Aliran Pentakosta pertama sekali berkembang di
Eropa dan Amerika Utara pada tahun 1906. Aliran ini
dipelopori oleh Ch. F. Parham pada tahun 1900 yang
memaksakan diri keluar dari aliran Methodis serta ingin
membentuk organisasi gereja baru pada saat itu. Dasar
pemahamannya untuk membentuk aliran gereja baru
yang bertitik tolak pada eskatologi, baptisan Roh Kudus,
dan karunia berbahasa lidah. Berdasarkan pengakuan
mereka bahwa gereja Pentakosta adalah gereja yang
penuh Roh Kudus. Kata Pentakosta berasal dari bahasa
Yunani yang artinya “hari ke lima puluh”.
178 Gereja Pecah
H. Aliran Kharismatik
Pada dasarnya aliran Kharismatik memiliki ciri
khas yang hampir sama dengan aliran Pentakosta.
Secara khusus dalam hal karunia Roh seperti bahasa
lidah, nubuat, dan lain-lain. Kharismatik adalah sebuah
istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan dirinya
sebagai gereja yang percaya pada manifestasi Roh Kudus.
Kata karismatik berasal dari sebuah kata Yunani charis
yang berarti kasih karunia. Anggotanya sebagian besar
dari denominasi gereja Katolik, gereja ortodoks, dan
gereja Protestan yang telah memisahkan diri dari gereja
induknya.
Memang sangat sulit menentukan kapan dan di
mana tepatnya aliran ini mulai muncul. Akan tetapi,
Dennis Bennett seorang pendeta dari Gereja Episkopal
St. Markus di kota Van Nuys, Los Angeles Amerika
Serikat disebut sebagai pionir dari gerakan ini. Sekitar
182 Gereja Pecah
I. Aliran Injili
Gereja yang beraliran Evangelical (Injili) merupakan
produk dari negara Amerika dan Eropa melalui pelayanan
dari beberapa misionaris. Sejak tahun 1930-an para
pemimpin aliran ini lebih suka menggunakan istilah Injili
daripada Protestan. Penggunaan istilah Injili tentu tidak
terlepas dari pengaruh European Evangelical Alliance yang
sudah terbentuk di Inggris sejak tahun 1842. Memang
perkembangannya baru terasa sekitar tahun 1950 yang
meliputi Amerika, Jerman, Belanda, dan kemudian
Indonesia.
K. Aliran Adventis
Aliran Adventis yang mudah kita kenal yaitu Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Ciri khas ibadah
gereja ini sangat mudah kita kenal yaitu melaksanakan
kegiatan ibadah raya setiap hari Sabtu. Sistem peribadatan
mereka berbeda dengan gereja Kristen pada umumnya.
Hari Sabtu merupakan hari Sabath (perhentian) yang
ditetapkan oleh Tuhan sesuai dengan kebenaran Alkitab.
Aliran gereja ini berkembang pesat di bawah kepe
mimpinan Ellen Gould Harmon White (Ellen G. White) di
Portland sekitar 22 Oktober 1844. Memang ada beberapa
tokoh Advent sebelumnya seperti William Miller (1782-
1849), Hiram Edson (1806-1882), dan Joseph Bates
(1792-1872). Kendati mereka sudah ada sebelum Ellen,
tetapi pengaruh mereka sangat kecil terhadap perkem-
bangan aliran ini. Keempat tokoh ini menegaskan bahwa
akhir zaman merupakan kedatangan Yesus Kristus kedua
kali. Mereka berani menentukan tempat dan waktu
kedatangan Yesus Kristus berdasarkan perhitungan yang
mereka lakukan. Perlu diketahui bahwa semua ramalan
atau penglihatan yang mereka lakukan selama berta-
hun-tahun belum pernah terjadi sampai detik ini.
Perkembangan aliran ini di Indonesia mulai terasa
sejak 1 Januari 1900 melalui kehadiran Ralph Waldo
Munson di Padang-Sumatera Barat. Munson merupakan
seorang misionaris Metodis dari Singapura. Ketika berobat
ke rumah sakit Adventis di Amerika, dia mengalami
kesembuhan sehingga memilih menjadi anggota Adventis.
188 Gereja Pecah
M. Aliran Mormon
Aliran Mormon atau sering disebut The Church
of Jesus Christ of the Latter-Day Saints didirikan oleh
Joseph Smith, Jr di Salt Lake City-Utah, New York pada
tanggal 6 April 1830. Selain Smith, tokoh utama lainnya
yakni Oliver Cowdery, David Whitmer, dan Martin Harris.
194 Gereja Pecah
O. Aliran Scientology
Aliran Christian Science dan Scientology sebenarnya
sama-sama menekankan kepercayaannya pada kuasa
ilmu pengetahuan serta pikiran (mind). Tokoh utamanya
adalah Lafayette Ronald Hubbard yang lahir tanggal 13
Maret 1911 di Tilden, Amarika Serikat. Kemudian dia
200 Gereja Pecah
Q. Aliran-aliran Lainnya
Selain aliran-aliran yang sudah diuraikan di atas,
tentu masih banyak aliran gereja yang menyebut dirinya
bagian dari kekristenan atau agama Kristen. Beberapa
tahun lalu hingga hari ini terdengar selentingan aliran
Children of God dan The Satanic Church sudah masuk
wilayah Indonesia (Makkelo, 2010:153). Desas-desus ini
BAB VIII | Aliran-aliran Gereja 203
Gereja
1 Lutheran Katolik Marthin Luther 1517
Roma (GKR)
GKR &
4 Mennonit Menno Simons 1537
Anabaptis
Berbagai
10 Injili Billy Graham, dll 1930
aliran
204 Gereja Pecah
Bala Kesela-
11 Methodist William Both 1878
matan
Methodist
12 Adventis & Berbagai Ellen G. White 1844
aliran
Presbyterian
14 Mormon Joseph Smith 1830
& Metodis
BAB IX
AMANAT AGUNG
207
208 Gereja Pecah
D. Pelayanan Misionaris
Agama Kristen pada dasarnya adalah agama
sejarah. Landasan utama berdirinya agama Kristen
terletak pada peristiwa sejarah kelahiran Tuhan Yesus,
kematian-Nya, kebangkitan-Nya, bahkan sampai pada
BAB IX | Amanat Agung 219
BAB X
GEREJA MUTLAK BERSATU
231
232 Gereja Pecah
BAB XI
KESIMPULAN
253
254 Gereja Pecah
DAFTAR ISTILAH
Aflat
Surat penghapusan siksa atau sering disebut juga
surat indulgensia (penghapus dosa) yang dike-
luarkan oleh Gereja Katolik Roma pada masa
kepemimpinan Paus Leo X yang sering dikhot-
bahkan oleh Yohanes Tetzel
Allah Tritunggal
Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus
Alkitab
Kitab Suci umat Kristen Protestan dan Kristen
Katolik
Aliran
Haluan pendapat atau pandangan hidup seseorang
dalam sebuah golongan
259
260 Gereja Pecah
Amanat Agung
Perintah Tuhan Yesus kepada orang Kristen untuk
memberitakan Injil kepada semua orang
Baptisan
Upacara sakral yang dilakukan terhadap seorang
Kristen dengan menggunakan media air sebagai
simbol persekutuan di dalam Allah Tritunggal
secara percik atau selam.
Baptisan Percik
Baptisan yang dilakukan kepada seseorang dengan
memercikkan beberapa tetes air di atas kepalanya
yang dilaksanaka di dalam gedung gereja
Baptisan Selam
Baptisan yang dilakukan kepada seorang dengan
cara menenggelamkan atau memasukan ke dalam
air yang ada kolam, sungai, dan laut
Caesaropapal
Sistem pemerintahan gereja yang berada di bawah
kekuasaan seorang raja
Calvinis
Sebuah sistem teologis yang menekankan pada
paham Johanes Calvin yang didasarkan pada
pendekatan kedaulatan pemerintahan Allah atas
segala sesuatu
Collegial
Sistem pemerintahan gereja yang didasarkan pada
hubungan pertemanan atau persahabatan di mana
segala keputusan ditempuh dengan cara demokrasi
Daftar Istilah 261
dan kekeluargaan
Denominasi
Golongan atau sekte yang lahir dari beberapa aliran
gereja yang karena perbedaan paham dan penaf-
siran terhadap ajaran Kristen atau isi Alkitab
Dieken
Jabatan gerejawi yang bertugas untuk membantu
orang-orang miskin serta pelayanan sosial lainnya
Doktrin
Ajaran tentang asas atau pedoman pengajaran
suatu aliran gereja dalam agama Kristen
Ekklesia
Sidang atau kumpulan jemaat
Episcopal
Sistem episkopal adalah sistem pemerintahan
gereja yang dipegang oleh Bishop yang sama dengan
jabatan uskup dan sistem ini dianut oleh sebagian
gereja Kristen Protestan
Gereja
Identitas orang Kristen yang percaya kepada Yesus
Kristus. Sebutan tempat ibadah agama Kristen
Protestan dan Kristen Katolik
Hegemoni
Konsep dan teori dominasi kelas terhadap kelas
lain yang dianggap lebih lemah atas dasar kepemi-
mpinan sehingga dominasi dianggap sebagai suatu
kebenaran baik dalam bentuk fisik dan non-fisik
262 Gereja Pecah
Invisible Church
Hakekat orang Kristen yang tidak dapat dilihat oleh
manusia yaitu pribadi-pribadi umat pilihan Allah
Kekuasaan
Kewenangan yang dimiliki oleh seseorang dalam
mengatur suatu lembaga tertentu
Kongregational
Sistem pemerintahan gereja yang independen di
dalam gereja lokal
Lutheran
Sebuah sistem teologis yang dianut oleh pengikut
Marthin Luther sebagai tokoh reformasi pertama
Majelis Jemaat
Pemimpin gereja yang terdiri atas Pendeta, Penatua,
dan Diaken
Majelis Sinode
Pemimpin gereja secara nasional yang berang-
gotakan Pendeta, Penatua, dan Diaken dari
gereja-gereja lokal yang terpilih dalam Sidang Raya
Sinode
Oikumenis
Sebuah konsep penyatuan gereja yang berjalan
bersama, berpikir bersama, dan memutuskan
bersama
Papal
Sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Agama
Katolik yang sifatnya hierarki. Istilah papal berasal
Daftar Istilah 263
Penatua
Jabatan gerejawi yang bertugas membantu Pendeta
dalam menegakkan disiplin serta pelaksanaan
pelayanan gereja
Pendeta
Biasa disebut pula “predikan” atau pelaksana
khotbah dan disiplin gerejawi
Penginjil
Seorang hamba Tuhan yang belum ditahbiskan
menjadi Pendeta, tetapi tugas dan fungsinya sama
dengan Pendeta kecuali pelayanan sakramen
Presbiterial
Sistem pemerintahan gereja dimana segala kepu-
tusan ditetapkan oleh pemimpin (majelis jemaat) di
gereja-gereja lokal
Sakramen
Upacara sakramental dalam agama Kristen
YHWH
Sebutan bagi Allah yang disembah oleh orang Israel
dan orang Kristen
Visible Church
Hakekat orang Kristen yang dapat dilihat secara indrawi
manusia yaitu seluruh anggota jemaat
Daftar Singkatan 265
DAFTAR SINGKATAN
265
266 Gereja Pecah
DAFTAR PUSTAKA
269
270 Gereja Pecah
Winker, E.K. 1994. The New Age Is Lying to You, St. Louis:
Concordia Publishing House..
RIWAYAT PENULIS
277
278 Gereja Pecah
The author has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue
View publication stats