Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yohanes Simatupang

NIM : 16.01.1464

Tingkat/Jurusan : V-B/Teologi

Dosen : Pardomuan Munthe, M.Th Pembanding

TUGAS PELAYAN PENATUA

(Tinjauan Dogmatis Terhadap Tugas Pelayan Penatua di GKPI Simpang Raya Resort
Pardomuan Diperhadapkan dengan Agenda Pentahbisan Penatua GKPI)

Catatan: Sebelum saya melanjutkan bandingan saya, dalam membandingkan seminar yang
diajukan oleh saudara Penyeminar (Rindu Roito Situumeang), saya menemukan
bahwa bahan seminar yang disampaikan memiliki kesamaan yang sama dengan tulisan
yang dimuat di dalam blogspot saudara Johannes Nababan dengan alamat link:
https://berbagiilmuteologia.blogspot.com/2019/03/tugas-penatua-dalam-agenda-
gkpi.html1. Terdapat kesamaan dalam pokok bahasan. Jadi dimohon penjelasan
penyeminar atas hal ini. Meski demikian, saya akan tetap menyampaikan kritik dan
saran atau tambahan layaknya bandingan seminar seperti biasa.

I. Pendahuluan

Sesuai dengan ketetapan yang sudah ditentukan dalam kurikulum seminar dogmatika
maka pembanding akan meninjau lebih dalam hasil judul seminar dan pembahasan yang
telah disediakan sehingga dapat memberikan kritik dan masukan-masukan serta mengulas
metodologi kerja dari penyeminar sehingga dapat menambah pemahaman mengenai judul
seminar yang telah disediakan.

a. Nama : Rindu Roito Situmeang


b. Judul Seminar : Tugas Pelayan Penatua
c. Sub Judul : Tinjauan Dogmatis Terhadap Tugas Pelayan Penatua di GKPI
Simpang Raya Resort Pardomuan Diperhadapkan dengan Agenda Pentahbisan Penatua
GKPI
d. Penyerahan Paper : Jumat, 18 September 2020, Pukul 13.54 WIB
e. Waktu Seminar : Rabu, 23 September 2020, Pukul 08.00 WIB
II. Pembahasan
II.1. Judul dan Sub Judul

Dari judul dan sub judul penyeminar, pembanding setuju dengan pemilihan judul
yang diberikan oleh penyeminar dan begitu juga sub judul yang penyeminar ajukan karena
1
https://berbagiilmuteologia.blogspot.com/2019/03/tugas-penatua-dalam-agenda-gkpi.html, diakses 21
September 2020, Pukul. 22.15 WIB.
dapat memperdalam titik fokus penyeminar dalam mengerjakan bahan seminar ini dan juga
tidak menjangkau terlalu luas fokus yang ingin diteliti oleh penyeminar.

II.2. Sistematika Penyeminar


I. Latar Belakang Masalah
II. Pembahasan
II.1. Sikap Penatua Untuk Mengatasi Tantangan dan Hambatan Dalam
Pelaksanaan Pelayan Penatua dalam Agenda GKPI
II.1.1. Penatua dan Keluarga
II.1.2. Kebersamaan Penatua
II.1.3. Sikap dalam Mengingat atau Menegur Jemaat
II.2. Sekilas Tentang GKPI Simpang Raya
II.3. Terminology Penatua Menurut Alkitab
II.4. Penatua Menurut GKPI
II.5. Pengusulan dan Persyratan Menjadi Penatua di GKPI
II.6. Uraian Tugas Penatua Menurut Agenda GKPI
II.7. Tinjauan Dogmatis Terhadap Tugas Pelayan penatua di GKPI Simpang
Raya Resort Pardomuan Diperhadapkan dengan Agenda Pentahbisan Penatua
GKPI
III. Analisa Penyeminar
IV. Kesimpulan
V. Daftar Pustaka

2.3. Sistematika Pembanding


I. Latar Belakang Masalah
II. Temuan Penelitian
II.1. Hasil Wawancara
II.2. Kesimpulan Temuan Masalah
III. Landasan Teori
III.1. Pengertian Pelayan Penatua
III.2. Peran dan Tugas Pelayan Penatua
III.2.1.Penatua Terhadap Keluarga
III.2.2.Solidaritas antar Penatua
III.2.3.Penatua dan Jemaat
III.3. Pandangan Alkitab Terhadap Tugas Pelayan Penatua
III.3.1.Dalam PL
III.3.2.Dalam PB
III.4. Pandangan GKPI Terhadap Penatua
III.5. Uraian Tugas Penatua Menurut Agenda GKPI
III.6. Tinjauan Dogmatis Terhadap Tugas Pelayan Penatua
IV. Analisa Penyeminar
V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka

2.4. Kritik dan Saran Pembanding


2.4.1. Kritik dan Saran Terhadap Penelitian

Penyeminar benar telah melakukan penelitian di GKPI Simpang Raya Resort


Pardomuan melalui bukti-bukti yang diberikan kepada pembanding. Di dalam
mengambil temuan penelitian penyeminar mengambil metode penelitian secara
kualitatif, berarti pertanyaan yang diajukan kepada narasumber adalah alat ukur
yang akan digunakan untuk mengukur bagaimana pemahaman penatua GKPI
Simpang Raya Resort Pardomuan tentang tugas seorang pelayan penatua yang
seharusnya dan sesuai dengan tahbisan dari agenda GKPI. Ada 4 orang yang
menjadi pelayan penatua di gereja GKPI Simpang Raya Resort Pardomuan, akan
tetapi penyeminar hanya mewawancarai 3 dari 4 orang penatua menjadi sumber dari
penelitian ini. Dalam hasil penelitian, pembanding melihat bahwa penyeminar
kurang menelisik bagaimana situasi, kondisi dan tanggapan-tanggapan dari jemaat
terhadap tugas pelayan penatua yang mereka inginkan dan sesuai dengan agenda
penahbisan GKPI. Jadi, pembanding hanya melihat lampiran pemahaman penatua
mengenai tugas pelayan penatua yang seharusnya.

Dalam hasil wawancara pembanding melihat penyeminar mengambil sampel


hanya dalam ranah penatua saja tanpa mengaitkan pendapat-pendapat dari jemaat.
Pembanding merasa bahwa penelitian kepada anggota jemaat juga sangatlah penting
untuk mengulas lebih dalam pemahaman dengan tidak memihak. Maka penyeminar
akan mengetahui lebih baik lagi bagaimana sebenarnya pemahaman jemaat dan
kesadaran tugas pelayan penatua yang sesuai dengn tugas tahbisan. Dari hasil
wawancara penyeminar, pembanding melihat bahwa teori maupun saran-saran dari
penyeminar kurang menjawab permasalahan dan pergumulan pelayan penatua yang
ada di gereja GKPI Simpang Raya Resort Pardomuan.

2.4.2. Menganalisa Dengan Metode Dogmatika

Permasalahan yang dapat ditemukan dari seminar ini yaitu realisasi dari
tugas pelayan penatua yang sebagian tidak bisa menjalankan tugas yang diembannya
baik di dalam maupun di luar gereja. Para pelayan penatua menyadari bahwa ada
tugas yang harus dikerjakan sebagai pelayan penatua, akan tetapai menjadi dilema
bagi mereka adalah ketika menghadapi pergmulan pribadi maupun pergumulan
bersama baik dari segi pekerjaan, keluargaa, dan kekompakan/ solid antar pelayan.

Nas Alkitab yang paling penting dalam hubungan ini ialah Markus 10:45,
dimana Yesus mengatakan bahwa “Ia” (= Anak Manusia) bukan datang untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi
tebusan (= harga tebusan) bagi banyak orang. Nas ini mempunyai makna untuk
menentukan bagi seluruh pelayanan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat gerejawi.
Melayani dalam arti kitab suci yaitu melayani dengan seluruh penyerahan diri dalam
kasih, sama seperti Kristus-hanya dapat kita pelajari dari Dia. Karena itu harus kita
ingat, supaya dari mulanya yaitu mulai dari waktu pemangku-pemangku jabatan kita
diteguhkan dalam jabatan mereka. Mereka harus menunaikan tugas mereka dengan
rendah hati. Calvin berkata, bahwa “orang itu harus memenuhi jabatannya dengan
jalan melayani dan bahwa ia harus mengingat bahwa bukan untuk dirinya sendiri ia
telah diterima dalam jabatan yang terhormat itu, melainkan untuk orang-orang lain.2

Alkitab memberikan petunjuk yang memadai tentang peranan penting para


penatua. Mereka adalah para pemimpin rohani di dalam gereja lokal, karena itu,
mereka tidak boleh orang yang sembarangan. Ada kriteria tertentu yang harus
dipenuhi untuk menjadi penatua (1 Tim 3:1-7; Tit 1:5-9). Jabatan mereka disebut
sebagai “pekerjaan yang indah” (1 Tim 3:1) atau “kedudukan yang baik” (1 Tim
3:13).3

III. Kontribusi Pembanding


I. Latar Belakang Masalah

Dalam latar belakang masalah, penyeminar kurang memperdalam situasi dan kondisi
jemaat yang ada di GKPI Simpang Raya Resort Pardomuan. Sehingga memperdalam seminar
saudara untuk melihat bagaimana permasalahan yang ada disana, jika situasi/kondisi jemaat
dicantumkan lebih rinci.

II. Temuan Penelitian


III. Landasan Teori
III.1. Pengertian Pelayan Penatua

Kata petanua berasal dari bahasa Yunani presbyteros yang berarti seseorang yang berfikir
matang, penatua juga dapat diartikan sebagai pemimpin kristen, dan setiap gereja mempunyai
penatua.4 Penatua adalah jabatan yang diemban dalam gereja, akan tetapi jabatan dalam
gereja tidak sama dengan jabatan dalam pemerintah. Jabatan dalam gereja bukan pangkat,

2
J.I.Ch. Abineno, Penatua Jabatannya dan Pekerjaannya, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2011), 3.
3
Artikel Tulisan Yakub Tri Handoko, Diakses Pada Senin 21 September 2020.
4
W.R.F. Browing, Kamus Alkitab, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2009), 322-323.
bukan derajat. Jabatan dalam gereja adalah nama yang digunakan oleh gereja untuk orang-
orang yang ia panggil dan angkat untuk melayani dalam jemaat. Secara prinsipil pejabat-
pejabat gerejawi tidak berbeda dengan anggota-anggota jemaat. Sama-sama mereka
terpanggil untuk melayani dalam gereja. Yang membedakan mereka sebagai pejabat dengan
anggota-anggota jemaat ialah fungsi atau tugas mereka.5

III.2. Peran dan Tugas Pelayan Penatua

Jabatan gereja tidak timbul dari jemaat. Ia berasal dari Allah. Allahlah yang oleh RohNya
yang kudus memperlengkapi manusia untuk pelayanan-pelayanan yang tertentu dalam
jemaat. Tugas pokok dari pejabat-pejabat (pelayaan pentua) ialah, melayani dan membangun
jemaat, atau seperti yang dikatakan dalam Efesus 4; “memperlengkapi orang-orang kudus”.
Karena itu pekerjaan mereka lebih banyak berlangsung di dalam daripada di luar gereja.
Menurut Abineno, kedudukan pelayan sederajat, setara, dan sama dengan jemaat. Di gereja
tidak ada tuan karena semua anggota jemaat ialah pelayan. Sebagai pelayan mereka wajib
mengikuti teladan Yesus (Yoh.13:4,5), mereka bersikap rendah hati untuk kepentingan
bersama melayaani Kristus. Calvin menegaskan bahwa semua orang bekerja memberitakan
ajaran Yesus dan melaksanakan pelayanan dengan taat.6

Pada saat Paulus akan meninggalkan jemaat Efesus untuk selamanya, ia hanya
mengundang para penatua untuk menemui dia di Miletus (Kis 20:16-17). Tidak ada
diaken/penatua yang diundang. Dalam pidatonya Paulus juga menandaskan bahwa para
penatua bertugas menilik jemaat dan menjaga mereka (Kis 20:28). Tugas ini dapat
disamakan dengan tugas penggembalaan (1 Pet 5:1-4). Sebagai penilik dan gembala jemaat,
para penatua harus berpegang pada kebenaran dan mampu mengajarkannya kepada jemaat (1
Tim 3:2; 2 Tim 2:24; Tit 1:9). Mereka harus menjaga gereja dari kesesatan (Kis 20:29-30).
Jikalau ada kebingungan tentang suatu ajaran, para penatua harus memberikan solusi buat
persoalan ini (Kis 15:1-4; 16:4). Bahkan tatkala ada dosa terselubung yang menyebabkan
hukuman Allah atas diri seseorang, para penatua perlu dipanggil untuk memberikan
konseling dan mendoakan (Yak 5:14-15).  Para penatua diberi mandat untuk melayani
kebutuhan jasmani jemaat (Kis 6:1, 3) supaya para rasul dapat fokus pada doa dan
pemberitaan firman Allah (Kis 6:2, 4).7

III.3. Pandangan Alkitab Terhadap Tugas Pelayan Penatua


III.4. Pandangan GKPI Terhadap Penatua
III.5. Uraian Tugas Penatua Menurut GKPI
III.6. Tinjauan Dogmatis Terhadap Tugas Pelayan Penatua

5
J.I.Ch. Abineno, Penatua Jabatannya dan Pekerjaannya, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2011), 6
6
M. Alie Humaedi, Etnografi Bencana, (Yogyakarta: IKAPI, 2016), 111.
7
Artikel Tulisan Yakub Tri Handoko, Diakses Pada Senin 21September 2020.
IV. Kesimpulan Akhir Pembanding

Melalui seminar ini pembanding dapat menyimpulkan bahwa seminar ini sudah
membantu untuk menjawab permasalahan yang dilihat dan digumulkan para penatua yang
ada di GKPI Simpang Raya Resort Pardomuan mengenai pemahaman penatua akan tugas
dan perannya sebagai pelayan sesuai agenda tahbisan di GKPI, sehingga penatua yang sadar
akan panggilannya bisa melakukannya dengan kesadaran hati, ketulusan, dan Kerjasama
yang baik antar pelayan. Dengan demikian yang perlu diperbaiki dapat diperbaiki melalui
ajaran gereja dan tinjauan secara dogmatis. Penyeminar bisa menambahkan materi yang
sudah pembanding usulkan tindakan nyata bagi penatua dalam merealisasikan tugas sebagai
penatua. Supaya dalam seminar ini terlihat jelas penelitian yang dilakukan penyeminar, ada
baiknya penyeminar dapat memberikan dan melengkapi sehingga dapat menjawab tantangan
yang ada.

V. Daftar Pustaka

Abineno J.I.Ch., Penatua Jabatannya dan Pekerjaannya, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2011
Browing W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2009
Humaedi M. Alie, Etnografi Bencana, Yogyakarta: IKAPI, 2016

https://berbagiilmuteologia.blogspot.com/2019/03/tugas-penatua-dalam-agenda-gkpi.html,
diakses 21 September 2020, Pukul. 22.15 WIB.
Artikel Tulisan Yakub Tri Handoko, Diakses Pada Senin 21 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai