PENDAHULUAN
yang mengenal Allah secara pribadi dalam Kristus dan memimpin secara
kristiani. Pemimpin rohani adalah pribadi yang memiliki perpaduan antara sifat-
efektivitas yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan
Allah. Sebab daya pengaruhnya bukan dari kepribadian dan ketrampilan dirinya
sendiri, tetapi dari kepribadian yang diperbaharui Roh Kudus dan karunia yang
seorang hamba, tetapi hal itu menjadi lebih mudah ketika seseorang mempelajari
teladan Tuhan dalam Yohanes 13 dan pengajaran-Nya dalam Matius 20:28. Melihat
pelayanan dan teladan tersebut bahwa yang paling Dia pentingkan adalah
kebutuhan-kebutuhan mereka yang dilayani Nya, dan komitmen total Nya adalah
1
Bd. J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1979),
21.
1
2
pelayanan. Pemimpin Kristen adalah tugas pelayanan dan bukan penguasa atau
Kepemimpinan Yesus Kristus yang memimpin dari hati, yang berlandaskan kasih
dan dengan kekuatan, kebenaran dan kebaikan, menjadi pola kepemimpinan untuk
kompetitif di semua aspek kehidupan yang tidak dibatasi oleh ruang maupun waktu
akan berjalan dengan baik. Kristus adalah kepala gereja. Kepemimpinan Kristus
adalah otoritas Nya, ke Tuhanan Nya, kepemerintahan Nya, dan kerajaan Nya.
Kristus adalah kepala gereja, namun Ia memerintah melalui para pemimpin yang
dipilih Nya dan memenuhi syarat atau koridor yang telah Ia tetapkan untuk
melakukan tugas. Sangatlah penting bagi para pelayan gereja untuk membangun
dengan ketetapan yang alkitabiah dan kebijaksanaan yang saleh. Para penatua,
khususnya orang yang ditetapkan harus memiliki pemahaman yang jelas, mantap
dan alkitabiah mengenai pemerintahan gereja, baik secara rohani maupun secara
praktis.
sebagai berikut: (1) Gembala family altar beranggapan bahwa menjabat sebagai
sebagai gembala hanya sebatas formalitas atau secara struktural dalam kehidupan
3
gereja khususnya dalam family altar (2) gembala family altar beranggapan bahwa
tugas sebagai gembala family altar adalah sebagai pelindung jemaat atau sebagai
kordinator dari jemaat family altar, sehingga gembala melakukan jabatannya hanya
(3) gembala family altar beranggapan bahwa gembala family altar tidak
altar tidak secara intensif memperhatikan iman jemaat akan pengenalan akan
Firman Tuhan (4) gembala family altar beranggapan bahwa jemaat lebih suka
digembalakan oleh gembala pusat karena gembala pusat memiliki power atau
karunia dari Tuhan, sehingga gembala family altar memperhatikan jemaat ketika
jemaat dalam persoalan. (5) gembala family altar beranggapan bahwa gembala
family altar hanya kepanjang tanganan dari gembala pusat tidak harus
memperhatikan jemaat secara intensif permasalah yang dihadapi oleh jemaat, kalau
Identifikasi Masalah
Buktinya menegur jemaat didepan jemaat yang lain akibatnya jemaat tidak nyaman
atas tindakan gembala tersebut. Dari uraian diatas timbul pertanyaan bagaimanakah
ada beberapa gembala yang kurang setia terhadap istrinya, akibatnya gembala
4
tersebut tidak bisa memberikan teladan yang baik terhadap jemaatnya. Dari uraian
anaknya buktinya anak – anak beberapa gembala tersebut banyak yang masih suka
merokok dan menjadi seorang peminum akibatnya beberapa gembala tersebut tidak
bisa memberikan contoh yang baik terhadap jemaatnya. Dari uraian tersebut timbul
buktinya beberapa gembala tidak cakap dalam pengajaran tentang Firman Tuhan
akibatnya jemaat tidak memahami apa yang gembala sampaikan. Dari uraian
Kelima, beberapa gembala tidak mempunyai nama yang tidak baik di luar
jemaat, buktinya banyak pembicaraan yang jelek atas berberapa gembala tersebut
akibatnya gembala tidak bisa memberikan figur yang baik kepada jemaat dan
jemaat merasa kecewa dengan figur gembala tersebut. Dari uraian tersebut timbul
Batasan Masalah
penelitian, maka penulis memberi pembatasan masalah dari identifikasi diatas yaitu
baik. Buktinya menegur jemaat didepan jemaat yang lain akibatnya jemaat tidak
nyaman atas tindakan gembala tersebut. Dari uraian diatas timbul pertanyaan
bagaimanakah moral yang baik menurut 1 Timotius 3:1-7 bagi perkembangan iman
Firman Tuhan akibatnya jemaat tidak memahami apa yang gembala sampaikan.
Rumusan Masalah
dapat ditulis dalam bentuk kalimat tanya atau dalam bentuk deklaratif pertanyaan
yang jelas dan padat.2 Perumusan masalah adalah suatu syarat penting untuk
memecahkan suatu masalah, tanpa perumusan yang baik maka timbul kesulitan
2
Sumanto, Pembahasan Terpadu Sistematika & Metodologi Riset (Yogyakarta: Andi, 2002), 19.
6
Pertanyaan Penelitian
Definisi Istilah
orang lain yang juga melakukan sebagian fungsi pastoral, terkadang sebagian
pelatihan. Bila pelatihan sebelumnya masih minim, maka hamba Tuhan sebagai
pengawas yang harus memberikan instruksi selain bertindak sebagai konsultan dan
mereka.
dengan orang-orang lain dalam pelayanan. Hamba Tuhan menjadi pembimbing dan
rohani dan manejerial. Kesatuan antara satu dengan yang lainnya tergantung pada
7
Kristus dan bukan menjadi orang nomor satu dalam gereja, sebab Kristus adalah
Kepala Gereja. Ia memimpin namun juga dipimpin oleh Pemimpin Agung, yang
berdasarkan karakter yang baik dan teruji. Otentisitas hamba Tuhan bergantung
tersebut maka hamba Tuhan memiliki legitimasi dan otoritas untuk memimpin. 4
“Seorang pemimpin Kristen yaitu seorang yang dipanggil oleh Allah untuk
memimpin, dia memimpin dengan dan melalui karakter seperti Kristus dan
3
Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda? pen., S.M. Siahaan (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2008), 8.
4
John Adair, Inspiring Leadership (London: Thorogood, 2002), 344.
8
tugas dalam lingkup agenda atau rencana Allah, dengan berdasarkan karakter
Kristus, dan menuntun kepada tujuan yang Allah kehendaki, bukan tujuan
organisasi atau manusiawi dan yang memiliki sifat khas kepemimpinan rohani
bertambah besar atau sempurna. Jadi pertumbuhan adalah hal (keadaan) tumbuh.6
berkenan, ketetapan hati, keteguhan hati.8 Brill dalam buku “dasar yang teguh”
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat, dan yang menjadi dasar keyakinan adalah Firman
kepadanya atau bersandar kepadanya.9 Kalau melihat kata “iman” dan kata kerjanya
5
George Barna, Leaders On Leadership (Malang: Gandum Mas, 2002), 22.
6
Poerwadarminto W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1987),
1220.
7
Yupi Supartini, S.Kp. Msc, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak (Jakarta : EGC
2002) 49
8
Muhhamad Ali, Iman, dalam Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, t.t), 433.
9
J Wesley Brill, Dasar yang Teguh (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 214.
9
“percaya” keduanya sering muncul dalam Alkitab, yang merupakan istilah penting
terjemahan dari kata Yunani pistij (pistis), sedangkan kata kerjanya “percaya”
adalah terjemahan dari kata pisteuw, (pisteuo) yang berarti keadaan yang benar dan
“iman” adalah semacam pengetahuan yang lebih rendah atau penerimaan pendapat
atau cerita, yang tidak sepenuhnya dapat dibuktikan. Iman menurut Kamus besar
(berkaitan dengan agama); keyakinan dan kepercyaan kepada Allah, Nabi, Kitab
Suci, dsb. Ketetapan, keteguhan hati.10 Kata “Jemaat” dalam kamus lengkap bahasa
Tujuan Penelitian
berikut:
10
.R.F Browing, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 150.
10
Kepentinan Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian dapat dilihat dari sudut kepentingan teoritis
Pertama, ada kepentingan teoritis dalam penelitian ini yaitu agar dapat
Kepetingan Teoritis
Kepetingan Praktis
Pertama, hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi jemaat family
3:1-7.
Kedua, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi jemaat family
Timotius 3:1-7.
11
METODOLOGI
Rancangan Penelitian
orang atau prilaku yang diamati yang di ungkapkan dalam bentuk tertulis ataupun
tetapi juga menggali pemahaman yang baru melalui wawancara langsung dengan
11
Penelitian kualitatif bersifat terbuka dan eksporatif, yakni usaha mendapatkan pemahamn
yang baru terdapat dalam bahan-bahan yang diteliti. Usaha untuk embuktikan kebenaran dari suatu
teori atai hipotesa adalah tugas penelitain kuantitatif. Maka dari itu, penelitian kualitatif lebih
bersifat deskritif yaitu menyampaikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan atau uraian bukan angka-
angka. Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif & kualitatif: termasuk Riset Teologi dan
Keagamaan (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004) 261.
12
Yakob Tomatala, Pengantar Metodologi Riset (Jakarta: Institut Filsafat Theologi &
Kepemimpinan Jaffray, 2004 ), 31.
13
Yakob Tomatala, Pengantar Metodologi Riset (Jakarta: Institut Filsafat Theologi &
Kepemimpinan Jaffray, 2004 ), 31.
12
koreksi, arahan, untuk melengkapi dan memperbaiki tulisan ini menjadi lebih baik.
tersebut. Setelah dilakukan analisa data yang telah di dapat akan ditafsirkan.
di lapangan .
Anggapan Dasar
yaitu:
karakteristik yang diajarkan dalam kitab Timotius, maka kebutuhan rohani jemaat
akan tercukupi.
13
ada di dalam Timotius maka dapat mempengaruhi iman jemaat yang bertumbuh
dengan baik.
Sistematika Penulisan
pembahasan yang tersusun secara kreatif agar dapat dimengerti dengan maksud
yang ditentukan dan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
rewwin
rewwin
Bab lima, merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan, implikasi dan
saran-saran.