Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN


DASAR NEGARA

Dosen Pembimbing : Ganda Januarta, M.Pd.

Disusun Oleh : KELOMPOK 2


1. Malik Atma Setiawan (C.131.18.0004)
2. Fikriatul Khasanah (C.131.18.0063)
3. Moh. Novriyan Adiyasa (C.131.18.0070)
4. Andre Irawan (C.131.18.0077)
5. Ray Krisna Bayu (C.131.18.0091)
6. Aulia Sebastian (C.131.18.0098)
7. Satrio Bagas Prabowo (C.131.18.0105)
8. Yuanita Nuraini (C.131.18.0112)
9. Gabriel Alfalio (C.131.18.0119)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah YME yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
DAN DASAR NEGARA”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pancasila. Kami berharap dengan adanya makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta cinta kita terhadap negara
Indonesia.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca utuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkenan membantu kami dalam
proses penyusunan makalah ini.

Semarang, Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .....................................................................................................i


Kata Pengantar ...................................................................................................ii
Daftar Isi .............................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Be

1
B.
Rumusan M

1
C.
Maksud dan

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara ..............................3
1. Perlunya Ideologi bagi Suatu Negara
a. Pengertian Ideologi ..............................................................3
b. Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara...............................3
c. Pengertian Dasar Negara......................................................4
2. Latar Belakang Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan
Dasar Negara ............................................................................4
b. Pancasila dan Ideologi Lain.................................................6
B. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara

iii
1. Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi ......................................9
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara..............................10
C. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara
1. Karakteristik Ideologi Pancasila ..............................................11
2. Arti Pentingnya Pancasila dalam Mempertahankan NKRI.......12
3. Upaya Mempertahankan Ideologi Dan Dasar Negara Pancasila.12

j
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................16
B. Saran .............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah
terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara,
sudah barang tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang
kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan
hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat
dan berbudaya tinggi. Untuk itulah kita diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, menguraikan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap
positif terhadap.
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan
sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengetahuan yang kita peroleh dalam pembahasan ini juga dapat dijadikan
bekal keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para
penyelenggara negara yang menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana implementasi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari?
2. Apa arti dan perkembangan demokrasi?
3. Apa saja bentuk-bentuk demokrasi?
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?

1
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui implementasi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui arti dan perkembangan demokrasi.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk demokrasi.
4. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara


1. Perlunya Ideologi bagi Suatu Negara
a. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea (inggris), yang artinya gagasan,
pengertian. Kata kerja Yunani oida yang berarti mengetahui, melihat
dengan budi. Sedangkan kata ”logi” yang berasal dari Bahasa
Yunani “logos” yang artinya pengetahuan tentang gagasan gagasan,
ide-ide, science of ideas atau ajaran ajaran tentang pengetahuan
dasar.
Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy
seorang Perancis pada tahun 1796. Dia adalah orang pertama yang
mengemukakan tentang science of ideas.
b. Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara
Jika menengok sejarah kemerdekaan negara-negara dunia
ketiga, baik yang ada di Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang
pada umumnya cukup lama berada di bawah cengkeraman
penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan
pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka
wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian
ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan
kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia
beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan
masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya
mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi
ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk
identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki

3
kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka. Ideologi
berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan
dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari
berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya
ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu
ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan
(konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi
sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan
mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih
tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan
keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai
semboyan “kesatuan dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam
kesatuan”.
c. Pengertian Dasar Negara
Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap
negara harus mempunyai landasan dalam melaksanakan kehidupan
bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara merupakan suatu dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dasar negara bagi suatu
negara merupakan sesuatu yang amat penting.
Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki
pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka
akibatnya negara tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas,
sehingga memudahkan munculnya kekacauan. Dasar negara sebagai
pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan negara,
norma negara.

2. Latar Belakang Pancasila Sebagai Ideologi Negara


a. Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara
Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Sebelum
tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka, masih banyak
bangsa-bangsa yang menjajah bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia

4
melakukan perlawanan baik politik maupun angkatan bersenjata.
Dalam hal perjuangan bersenjata sampai dengan tahun 1908 bangsa
Indonesia masih dikatakan gagal, karena bangsa Indonesia masih
belum mampu untuk mengusir belanda dari Indonesia. Baru pada
tahun 1942 penjajahan belnda berakhir, tetapi tidak secepat itu
karena giliran Jepang yang menjajahan bangsa Indonesia hingga
tahun 1944.
Pada masa itu tentara Jepang mulai mengalami kekalahan
melawan sekutu, Jepang mencari simpati bangsa Indonesia untuk
membantu Jepang dalam perang melawan sekutu dengan cara
memberikan janji bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia apabila mau membantu Jepang dalam
perang melawan sekutu. Janji inin di ucapkan oleh Perdana Mentri
Kaisopada tanggal 7 September 1944. Karena terus menerus terdesak
pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan
yang kedua pada Indonesia yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat
yand dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi
Sipil Dari Pemerintahan Militer Jepang Di Jawa Dan Madura).
Dalam maklumat itu dimuat dasar Badan Penyelidik Usaha Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Keanggotaan BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.
Dalam sidang ini membicarakan mengenai calon dasar negara ,
dalam sidang pertamanya ada 2 tokoh yang mengusulkan dasar
negara, yaitu Soekarno dan Muh.Yamin yang mengusulkan tentang 5
hal dasar negara. Kelima hal ini oleh Bung Karno dinamakan
Pancasila.
Setelah sidang pertama selesai kemudian di bentuklah pantia
kecil yang bertujuan untuk menampung usulan usulan,
menampungnya dan melaporkan nya pada sidang pleno BPUPKI
nanti. Dan pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuklah panitia Sembilan

5
yang di ketuai oleh Ir.Soekarno sendiri ini berhasil merumuskan
calon Mukadimah Hukum Dasar yang sekarang di sebut “Piagam
Jakarta”. Dalam sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 10-16 Juli
1945 menghasilkan rumusan rancangan hukum dasar. Pada tanggal 9
Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) menggantikan BPUPKI dan melanjutkan tugasnya. Pada
tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu dan sejak saat itu Indonesia mengalami vacuum of power.
Keadaan tersebut lalu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh
pemimpin bangsa dengan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah
kemerdekaan, PPKI mengadakan sidang untuk mengesahkan Hukum
Dasar dan preambule nya serta memilih presiden dan wakil presiden.
Pada waktu sore setelah proklamasi Bung Hatta mengemukakan
bahwa ada utusan dari Indonesia bagian timur yang mengusulkan
untuk menghapus kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat
syariat Islam bagi para pemeluknya” pada preambule alinea
keempat. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian timur akan
memisahkan diri dari bangsa Indonesia.
b. Pancasila dan Ideologi Lain
1) Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah sebagai sekumpulan nilai atau
norma yang berdasarkan sila-sila Pancasila. Pancasila
merupakan suatu dasar atau ideologi yang dianut oleh negara
Republik Indonesia. Tak hanya harus dihafal, ideologi Pancasila
sebagai dasar negara juga harus dimengerti, dan dipahami
maknanya oleh seluruh warga negara Indonesia.
2) Ideologi liberalisme
Ideologi liberalisme adalah suatu paham yang
mengutamakan kemerdekaan individu yang merupakan pokok

6
utama paham. Liberalisme melahirkan konsep pentingnya
kebebasan hidup dalam berpikir, bertindak, dan berkarya.
3) Ideologi komunisme
Pada awal kelahirannya adalah sebuah koreksi terhadap
paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang
menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah
bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan
kesejahteraan ekonomi.
4) Ideologi sosialisme
Ideologi sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran
kamasyarakatan tertentu, yang berhasrat menguasai sarana-
sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara
merata. Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu
keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar oleh para
pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui
jalan evolusi, persuasi, konstitusional –parlementer, dan tanpa
kekerasan.
Berikut beberapa perbandingan ideologi Pancasila
dengan ideologi lain dalam beberapa aspek, yaitu:
1) Politik Hukum
 Pancasila : Demokrasi Pancasila, Hukum untuk
menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu
dan masyarakat.
 Liberalisme : Demokrasi liberal, Hukum untuk
melindungi individu, Dalam politik mementingkan
individu.
 Komunisme : Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak
satu parpol, Hukum untuk melanggengkan komunis.

7
 Sosialisme : Demokrasi untuk kolektivitas,
Diutamakan kebersamaan, Masyarakat sama dengan
negara.
2) Ekonomi
 Pancasila : Peran negara ada untuk tidak terjadi
monopoli dll yang merugikan rakyat.
 Liberalisme : Peran negara kecil, Swasta
mendominasi, Kapitalisme, Monopolisme, Persaingan
bebas.
 Komunisme : Peran negara dominan, Demi
kolektivitas berarti demi Negara, Monopoli Negara.
 Sosialisme : Peran negara kecil, Kapitalisme,
Monopolisme.
3) Agama
 Pancasila : Bebas memilih agama, Agama harus
menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
 Liberalisme : Agama urusan pribadi, Bebas
beragama (memilih agama/atheis).
 Komunisme : Agama harus dijauhkan dari
masyarakat, Atheis.
 Sosialisme : Agama harus mendorong
berkembangnya kebersamaan, Diutamakan
kebersamaan.
4) Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat
 Pancasila : Individu diakui keberadaannya,
Hubungan individu dan masyarakat dilandasi 3S
(selaras, serasi, dan seimbang).
 Liberalisme : Individu lebih penting daripada
masyarakat, Masyarakat diabdikan bagi individu.

8
 Komunisme : Individu tidak penting – Masyrakat
tidak penting, Kolektivitas yang dibentuk negara lebih
penting.
 Sosialisme : Masyarakat lebih penting daripada
individu.

B. NILAI NILAI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN


DASAR NEGARA
1. Nilai Nilai Pancasila Sebagai Ideologi
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-
nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan keadilan. Ini
merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan
kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang
di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis,
baik nilai material, vital, kebenaran (kenyataan), estetis, estis maupun
religius.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat
nilai-nilai Pancasila bersifat universal (berlaku di manapun), sehingga
dapat diterapkan di negara lain.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya:
a. Rumusan dari Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam,
menunjukan adanya sifat umum Universal dan abstrak.
b. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
c. Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, bahwa keberadaan
nilai-nilai Pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri, karena:
a. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia
b. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia

9
c. Nilai-nilai Pancasila terkandung nilai kerokhanian yang sesuai
dengan hati nurani bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai bagi bangsa Indonesia
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, maksudnya
sumber acuan dalam bertingkah laku dan bertindak dalam menentukan
dan menyusun tata aturan hidup berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan
berkembang dari budaya bangsa Indonesia, sehingga menjadi ideologi
yang tidak diciptakan oleh bangsa lain.
Menjadikan Pancasila sebagai Ideologi juga merupakan sumber
nilai, sehingga Pancasila merupakan asas kerokhanian bagi tertib hokum
Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari
UUD 1945 serta mewujudkan cita-cita hokum bagi hokum dasar negara.
Pancasila mengharuskan UUD mengandung isi yanag mewajibkan
pemerintah untuk memelihara serta menjaga budi pekerti kemanusiaan
dan cita-cita moral rakyat yang luhur.

2. Nilai Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara


Nilai nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah
laku dan pengambilan keputusan para penyelenggara negara dan
pelaksana pemerintahan harus selalu berpedoman pada Pancasila.
Pancasila sebagai sumber nilai menunjukan identitas bangsa Indonesia
yang memiliki nilai kemanusiaan yang luhur. Untuk itu segala aspek
dalam pembangunan nasional harus mendasarkan pada hakikat nilai nilai
sila Pancasila dengan mewujudkan peningkatan harkat dan martabat
manusia secara konsisten berdasarkan pada hakikat nilai nilai kodrat
manusia. Pembangunan disegala bidang selalu mendasar pada nilai-nilai
Pancasila. Di bidang politik misalnya, Pancasila menjadi landasan bagi
pembangunan politik, dan dalam prakteknya menghindarkan pada
praktek-praktek politik tak bermoral, dan tak bermartabat sebagai bangsa
yang memiliki cita-cita moral dan budi pekerti yang luhur.

10
Di bidang hukum, Pancasila sebagai paradigma sebagai
pembangunan hukum ditunjukan dalam setiap perumusan peraturan
perundang undangan nasional yang harus menampung dan
memperehatikan aspirasi rakyat. Di bidang sosial budaya, Pancasila
merupakan sumber normatif dalam pengembangan aspek sosial budaya
yang mendasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan, nilai ketuhanan, dan
nilai keberadapan. Di bidang ekonomi, Pancasila menjadi landasan nilai
dasar dalam pembangunan ekonomi.

C. SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA DALAM KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA
1. Karakteristik Ideologi Pancasila
Karakteristik yang dimaksud di sini adalah ciri khas yang dimiliki
oleh Pancasila sebagai Ideologi negara, yang membedakan nya dengan
Ideologi Ideologi lain. Karakteristik ini berhubungan dengan sikap positif
bangsa Indonesia yang memiiki Pancasila adapun karakteristik tersebut
adalah:
Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti Indonesia mengakui
eksistenti Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.
Kedua, ialah penghargaan terhadap sesama umat manusia apapun
suku bangsa dan bahasanya. Ini sesuai dengan Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, adil yang berarti perlakuan yang sama terhadap semua
manusia, dan beradab ialah perlakuan yang sama itu sesuai dengan
derajat kemanusiaan.
Ketiga, bangsa Indonesia menjujung tinggi persatuan bangsa.
Pengorbanan untuk kepentingan bangsa lebih diutamakan daripada
kepentingan pribadi.
Keempat, adalah kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan
bernegara berdasarkan atas system demokrasi. Dalam menjalankan
demokrasi kita lebih mementingkan untuk musyawarah untuk mufakat.

11
Kelima adalah keadilan dalam kemakmuran merupakan cita cita
negara kita sejak lampau. System pemerintahan yang kiat anut mengarah
pada tercapainya rakyat yang adil dan makmur. Demikian lah
karakteristik Pancasila yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain,
karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

2. Arti Pentingnya Pancasila dalam Mempertahankan Negara Kesatuan


Republik Indonesia
Sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila mempunyai fungsi
sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta
pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang ada.
Ini berarti bahwa segenap golongan dan kekuatan yang ada di Indonesia
ini sepakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara
Kesatuan  Republik Indonesia dengan bingkai  Pancasila.
Selain itu, secara nyata telah sering diakui adanya upaya-upaya
untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia, misalnya
lewat pemberontakan Madiun 1948 maupun pengkhianatan G 30 S/PKI
tahun 1965. Namun kesemuanya itu dapat digagalkan berkat kesepakatan
segenap golongan bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan
keutuhan Negara Kesatuan   Republik Indonesia dengan landasan dasar
dan ideologi  Pancasila.
3. Upaya Mepertahankan Idiologi dan Dasar Negara Pancasila
Kita perlu melakukan upaya mempertahankan ideologi Pancasila,
seperti kita ketahui bersama bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa kita,
dan ideologi kita mendapat berbagai ancaman atau pengaruh dari
ideologi yang lain, maka dari itu harus dipertahankan. Ada beberapa
alasan mengapa kita harus mempertahankan ideologi Pancasila ini, yaitu
sebagai berikut :
a. Historis

12
Secara historis nilai nilai Pancasila telah dimiliki oleh bangsa
kita sejak sebelum kita merdeka. Maka dari itu, kita sebagai pewaris
bangsa Indonesia wajib untuk menghayati, melestarikan, dan
mempertahankan nilai-nilai Pancasila itu dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Sosiologis
Persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia dapat goyah apabila
kepercayaan masyarakat terhadap Ideologi Pancasila mulai hilang
atau melemah. Maka dari itulah, kita wajib mengembangkan dan
mengkaji nilai-nilai Pancasila dan melestarikan atau menerapkannya
dalam kehidupan kita sehari-hari.
c. Ancaman ideologi lain
Adanya ideologi lain dapat menjadi ancaman bagi bangsa kita
yang sejak dulu menggunakan Pancasila sebagai ideogi negara,
ideologi yang dapat mengancam antara lain ideologi komunis,
liberalisme, dan lain sebagainya.
Berikut adalah upaya-upaya untuk mempertahankan Ideologi Pancasila.
a. Merenungkan, meresapi dan memahami kembali cita cita yang
terkandung di dalam Pancasila, kemudian berusaha bersama-sama
agar bangsa kita dapat meraih sesuai dengan yang dicita-citakan
dalam Pancasila.
b. Menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
bebangsa dan bernegara.
c. Menolak masuknya ideologi lain yang bertentangan dan tidak sesuai
dengan Ideologi bangsa kita
d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
e. Mematuhi peraturan, norma hukum, norma sosial, norma agama dan
peraturan perundang-undangan  yang berlaku di Indonesia.
Selain usaha mempertahankan Pancasila, kita juga dapat melakukan
pengamalan Pancasila, pengamalan Pancasila ini dapat kita lakukan

13
dengan dua cara, cara yang pertama adalah dengan preventiv dan yang
kedua adalah represif.
a. Preventif
Definisi dari preventif adalah suatu upaya pengamanan yang
sifatnya pencegahan. Artinya kita berusaha untuk melakukan
pencegahan terhadap adanya usaha merongrong Pancasila
(mengganti/mencampur adukkan ideologi lainnya dengan paham
komunisme, liberalisme, dll) yang dilakukan oleh pihak tertentu
terhadap Pancasila kita yang merupakan dasar negara dan pandangan
hidup bangsa. Usaha yang bersifat pencegahan ini antara lain :
 membina keadaan Wawasan Nusantara
 membina kesadaran ketahanan nasional
 melaksanakan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
(hankamrata)
 melaksanakan pendidikan kewarganegaraan
b. Represif
Defini dari represif adalah usaha pengaman yang bersifat
penindakan. Upaya penindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan/membasmi bahaya-bahaya yang mengancam bangsa
kita, terutama yang berkaitan dengan ideologi bangsa kita, bahaya
yang mengancam ini dapat berasal dari dalam negeri maupun dari
luar negeri. Bahaya yang mengancam dari dalam negeri, contohnya
adalah pemberontakan, pengkhianat, terorisme, pelanggar hukum,
dan perongrong Pancasila (paham komunisme, liberalisme, ekstrem).
Bahaya yang mengancam dari luar negeri, misalnya penjajah,
invasi (penyerbuan secara militer ke wilayah negara lain), infiltrasi
(penyusupan ke dalam kalangan musuh), dan subversi (rencana,
gerakan, atau usaha untuk menjatuhkan/menggulingkan pemerintah
yang sah dengan cara yang inkonstitusional),
Usaha mempertahankan Pancasila yang sifatnya adalah
penindakan (represif) antara lain :

14
 menindak dengan tegas dan memberikan hukuman yang
setimpal bagi mereka yang merupakan pelanggar-pelanggar
hukum, pengkhianat, pemberontak, dan perongrong Pancasila.
 melarang paham, aliran dan idiologi yang bertentangan dengan
Pancasila. Apabila sudah ada paham, aliran dan ideologi yang
bertentangan maka kelompok tersebut harus segera di
tindaklanjuti agar mereka tidak berkembang dan mengancam
bangsa kita.
 melarang masuknya atau bekembangnya nilai-nilai yang dapat
membahayakan nilai Pancasila.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar Negara RI. Pancasila
juga merupakan sumber kejiwaan warga masyarakat dan negara. Pancasila
sebagai ideology nasional dipahami dalam perspektif kebudayaan bangsa dan
bukan dalam perspektif kekuasaan, sehingga bukan sebagai alat kekuasaan.
Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia, nilai dan norma yang terkandung di
dalamnya merupakan  keinginan dari Bangsa Indonesia yang harus
diamalkan. Pengamalan pancasila harus dilakukan dalam berbagai bidang
kehidupan di Negara Indonesia agar pancasila benar-benar berperan
sebagaimana fungsi dan kedudukannya, supaya tujuan dan cita-cita Bangsa
Indonesia mudah terwujud.

B. Saran
Berikut adalah beberapa saran penyusun yang berkaitan dengan
persoalan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
1. Sebagai rakyat Indonesia, sebaiknya selalu menjaga ideologi dan dasar
negara kita yaitu Pancasila karena Pancasila merupakan gagasan dasar
yang berkenaan dengan kehidupan negara.

16
2. Semua hal yang kita lakukan harus selalu berpedoman pada ideologi dan
dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.

17
DAFTAR PUSTAKA

M.S., Prof. Dr. H. Kaelan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta : Paradigma
https://thynaituthya.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai