KOMITE ETIK
RUMAH SAKIT UMUM
PUTRI BIDADARI LANGKAT
TAHUN 2018
Jl. Stabat – Tanjung Pura RT.002/RW 007, DUsun Dondong Sejati Desa Jentera
HP. 0822 7692 000
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
merupakan suatu pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak, dewasa ini telah
berkembang menjadi suatu unit sosio-ekonomi yang makin hari makin
kompleks permasalahannya. Kompleksitas permasalahan di rumah sakit itu. Antara lain
karena dualisme fungsi rumah sakit seperti tersebut di atas sering menimbulkan persepsi
serta harapan masyarakat yang tersusun oleh berbagai unsur profesi tidak jarang
dapat menimbulkan permasalahan tersendiri. Oleh karena itu perlu suatu pengelolaan
yang cermat dan seksama agar para professional dapat menjalankan tugasnya dengan
sebaik- baiknya demi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berbagai profesi yang bekerja di rumah sakit didasari oleh kode etik profesi masing-
masing, yang dijadikan tatanan perilaku masing-masing profesi tersebut. Tatanan perilaku ini
hanya dapat dipahami oleh nurani masing-masing profesi sehingga perilaku suatu profesi sering
sulit dipahami oleh profesi lain.
Kode Etik Rumah Sakit adalah norma yang diharapkan untuk dijadikan tatanan perilaku
bagi setiap anggota masyarakat rumah sakit yang multi profesi tersebut. Pengaturan perilaku
yang dimaksud disini menekankan pada perilaku masing-masing profesi dalam pengamalan
profesinya agar dapat menghasilkan manfaat yang optimal bagi semua pihak. Selain itu kode
etik rumah sakit diharapkan dapat merupakan jaminan bagi semua profesi untuk dapat
melakukan profesinya dengan tenang dan aman. Selain itu profesi pelayanan kesehatan
kesehatan selalu berhadapan dengan resiko yang melekat. Walaupun telah bekerja dengan hati-
hati, resiko yang melekat sulit dihilangkan sama sekali.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan disegala bidang dewasa ini akan mendorong
serta memperbesar kemungkinan terjadinya resiko. Etika rumah sakit merupakan pegangan
yang dapat menuntun kearah penyempurnaan fungsi rumah sakit agar kode etik dapat
ditegakkan. Usaha-usaha tersebut tentu saja harus dilaksanakan oleh orang-orang yang
mengerti benar tentang kode etik rumah sakit serta kode etik kode etik dari berbagai profesi
yang ada di rumah sakit. 1
BAB II
GAMBARAN UMUM
Pengelolaan Rumah Sakit yang efisien dan efektif haruslah berdasarkan atas dengan 3
(tiga) prinsip: Good Corporate Governance (GCG), Good Clinical Standard (GCS); dan Good
Ethical Practice (GEP). Ketiganya disebut sebagai TRILOGI Tata Kelola Rumah Sakit. Di
Indonesia maka istilah yang dipakai adalah Hospital Bylaw, Medical Staff Bylaw dan Kode Etik
Rumah Sakit.
Penyebab timbulnya kasus komplain di Rumah Sakit akhir-akhir ini dipengaruhi banyak
faktor. Pertama pelayanan yang tidak memenuhi standar minimal, kemudian sistem pelayanan
Rumah Sakit dan komunikasi yang buruk. Selanjutnya Komite Medis & Keperawatan yang tidak
berfungsi baik dibarengi dengan standar profesi yang sudah tidak update. Selain itu Pengamalan
Etika RUMAH SAKIT tidak sempurna dan Pengetahuan & Keberanian pasien meningkat seiring
dengan banyaknya informasi di media maya. Tidak ketinggalan faktor banyaknya pengacara/
media/ organisasi yang “proaktif” mendekati pasien yang tidak puas terhadap pelayanan Rumah
Sakit. Tenaga kesehatan merupakan tenaga yang sangat penting dalam organisasi rumah sakit.
Perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya mempunyai andil yang besar terhadap
budaya dan mutu suatu rumah sakit . Oleh karena itu perilaku tenaga tersebut perlu dijaga
dengan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran,
perawatan maupun etika lainnya. Selain perilaku masing-masing tenaga kesehatan sangat
dibutuhkan, agar rumah sakit dapat berfungsi baik, Untuk menegakkan Good Ethical Practice
(GEP) ini rumah Sakit harus membentuk komite etik rumah Sakit ( KERS ) yang juga
merupakan syarat dari perasional rumah sakit. Komite Etik Rumah Sakit diharapkan berperan
secara aktif menangani masalah etika institusi Rumah Sakit yang cakupannya lebih luas daripada
etika profesi, hukum, atau disiplin profesi. Selain itu KERS juga diharapkan membina
praktek Good Ethical Practice (GEP) dalam penyelenggaraan Rumah Sakit. Kode Etik
Kedokteran Indonesia yang telah dirumuskan beberapa tahun yang lalu dan telah mendapat
penyempurnaan pada tahun-tahun berikutnya, diterbitkan kembali sebagai hasil Musyawarah
Kerja Nasional Etik Kedokteraan 11 Tahun 1981.
2
Kode Etik Kedokteran mutlak diperlukan sebagai panduan bagi setiap dokter dalam
melaksanakan tugasnya dapat mengetahui apa yang patut dan tidak patut dia lakukan
dalam melaksanakan tugas. Rumah sakit di pihak lain yang merupakan tempat bekerja para
dokter juga perlu memiliki rambu-rambu yang serupa guna memberikan pedoman bagi semua
tenaga keja kesehatan yang bekerja di dalamnya. Demikian pula dengan etik Rumah Sakit
Indonesia merupakan landasan/ pedoman bagi penyelenggaraan RumahSakit di seluruh
Indonesia sehingga pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi pasien
dapat tercapai dengan baik, bermutu dan profesional.
BAB III
A. FALSAFAH
1. Etika rumah sakit adalah tatanan perilaku masyarakat rumah sakit.
2. Perilaku dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan bercermin pada etika rumah sakit
akan menambah keserasian interaksi antar unsur-unsur masyarakat di dalam maupun di
luar rumah sakit.
3. Etika rumah sakit adalah dinamis yang setiap saat akan berkembang mengikut
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, Ekonomi dan Budaya, oleh
karena itu perlu dibina, dikembangkan oleh satuan tugas tersendiri ialah Komite Etik
Rumah Sakit.
B. MISI
1. Menjaga keserasian hubungan antar berbagai profesi di lingkungan Rumah Sakit Umum
Putri Bidadari Langkat agar dapat dikembangkan suasana yang konduktif bagi pelayan
kesehatan di rumah sakit yang bermutu serta menjaga keserasian hubungan antar rumah
sakit dengan masyarakat/ pasien.
2. Menjaga keserasian hubungan dengan rumah sakit lain/ pelayan kesehatan lain
serta dengan masyarakat/ pasien.
4
D. KEANGGOTAAN KOMITE ETIK
1. Keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit
Terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan 4 (empat) Anggota terdiri dari unsur-
unsur : Managemen, dokter klinisi, dan Profesional Pemberi Asuhan. Dalam
penyelesaian kasus pelanggaran etik, komite dapat menambah anggota sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi.
2. Masa Jabatan
Masa jabatan anggota Kemite etik adalah 4 (empat ) tahun bila seseorang anggota
mengundurkan diri maka direktur menunjuk seorang pengganti dari unsur yang
bersangkutan. Masa kerja/ jabatan tersebut segera berlaku setelah adanya pengesahan dari
direktur rumah sakit dengan mengeluarkan Surat Keputusan. Ketua dapat dipilih untuk 2 x
masa kepengurusan berturut-turut.
3. Syarat – Syarat Anggota Komite Etik
Syarat-syarat anggota Komite Etik Rumah Sakit, harus dipenuhi oleh seorang, untuk dapat
dipilih sebagai anggota Komite Etik Rumah Sakit adalah :
a. Taat kepada Tuhan Yang maha Esa.
b. Berkepribadian yang dapat diterima dan disegani, disertai profesionalisme yang tinggi.
c. Peka dan responsive terhadap perkembangan masyarakat, lingkungan dan nilainilai
kemanusiaan dan kehidupan.
d. Berwibawa, bersih, jujur, sabar terbuka dan dapat menjaga rahasia dan mempunyai
minat terhadap masalah-masalah etik dalam rumah sakit.
5
BAB IV
URAIAN TUGAS DAN WEWENANG KOMITE ETIK RUMAH SAKIT UMUM PUTRI
BIDADARI LANGKAT
2. Wewenang
a) Memberikan pertimbangan, usulan penyelesaian serta pemberian sangsi kepada direktur
rumah sakit.
b) Dapat melakukan kerjasama dengan persatuan profesi : IDI, PDGI, ISF, PPNI, IBI, Instansi
Kesehatan maupun Instansi di luar Kesehatan dalam usaha menyelesaikan pelanggaran
etik.
c) Memanggil/ meminta keterangan pada tenaga rumah sakit yang
berkaitandengan pelanggaran etik.
d) Meminjam serta mempelajari rekam medis. e) Melakukan evaluasi tentang pelaksanaan etik
rumah sakit.
D. URAIAN TUGAS
1. Ketua mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Komite,
memimpin pertemuan/evaluasi, memberikan pengarahan dan saran dalam
menjalankan 5 tugas, melakukan koordinasi dengan Komite Medik dan membuat laporan
kepada Direktur Utama.
2. Sekretaris bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas-tugas Komite dalam bidang
administrasi kesekretarisan, aktif dalam pelaksanan tugas-tugas Komite bersama anggota
dan menyiapkan acara dan membuat notulen rapat.
3. Anggota aktif dalam pelaksanaan tugas-tugas Komite, memberikan pendapat/saran
permasalahan etik Rumah Sakit, memberikan pendapat pemecahan masalah pelanggarann
etik, ikut melakukan penyuluhan, pemantauan Kode Etik dan melaksanakan pekerjaan
yang ditugaskan Ketua.
7
E. KEPUTUSAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat dengan mengacu kepada Buku
Pedoman Etik Rumah Sakit dan Prinsip-prinsip Etik.
2. Keputusan Komite Etik besifat rahasia dan diteruskan kepada Direktur sebagai rekomendasi
untuk tindak lanjutnya.
8
BAB V
PEDOMAN ETIK RUMAH SAKIT