Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan pada bulan September 2020 di Rumah sakit


umum daerah polewali mandar di Ruang nifas. Di mana penelitaian
akan di laksanakan pada bulan Juni-September 2020 di ruang Sakura
RSUD Polewali mandar.
Rumah sakit umum darah polewali mandar adalah rumah sakit
rujukan di provisinsi sulawesi barat namanya Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Polewali mandar, di dirikan pada tahun 1975,
beralamat di jalan H.Andi Depu Nomor 02 Polewali tempat ini
sekarang menjadi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar
dan pada tanggal 25 mei 1978 rumah sakit ini di sahkan dengan surat
keputusan Bupati kepala daerah tingkat II polewali mamasa
nomor.32/bkdh/v/1978 dengan kapasitas tempat tidur pada saat itu 25
buah.
Pada tahun 1987 Rumah Umum Daerah (RSUD) Polewali
pindah bangunan baru yang beralamat jalan DR. Ratulangi nomor 50
pekkabata kelurahan darma kecamatan polewali yang di bangun secara
bertahap sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 75 buah, dan
selanjutnya di tahun 2009 jumlah tempat tidur telah berjumlah 149
buah, termasuk pengembangan sarana dan prasarananya.
Dalam pengembangan selanjutnya, melalui surat keputusan
Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia Nomor 101/ sk.Menkes/1995.K
Rumah Sakit Umum Daerah Polewali di tingkatkan dari Rumah Sakit
Umum type B dan personalia yang mengisi jabatan struktur belum di
kukuhkan, karena masih sebagai unit pelaksana tehnis (UPT) Dinas
kesehatan polewali mandar ( waktu itu polewali mamasa)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali kemudian berganti
status yang dulunya adalah pelayanan tehnis dinas kesehatan, menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) polewali milik pemerintah daerah
yang secara stuktur organisasi langsung oleh bupati dalam hal ini
sekretaris derah (sekda) sebagai penjabaran dari keputusan menteri
dalam negeri (mendagri no 01/sk/2002, dengan kedudukan sebagai
kantor RSUD polewali kabupaten polewali mandar. Di awal tahun 2009
kantor RSUD polewali sebagai tuntutan untuk di kembangkan menjaidi
rumah sakit dengan type B.
Fungsi misi dan falsafah badan RSUD polewali mandar adalah
menyelenggarakan pelayanan medis dannon medis, asuhan, perawat,
rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta
menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
Dan melaksanakan fungsinya RSUD polewali mandar ini
mempunyai misi menjadi rumah sakit umum daerah polewali sebagai
rumah sakit pusat rujukan terbaik dan kembanggaan masyarakat
sulawesi barat.
Sementara itu untuk mencapai visi dan misinya rumah sakit
umum daerah (RSUD) polewali ini sebagai berikut:
VISI : Rumah sakit Modern Handal Dan Menyenangkan.
MISI:
1. Mengembangkan fasilitas bangunan rumah sakit yang
akraktif dan fungsional.
2. Mengembangkan peralatan medis yang canggih dan sesuai
standar.
3. Mengembangkan kompetensi sdm di seluruh pelayanan.
4. Memberikan pelayanan yang bermutu standar, santun dan
menyenangkan.
5. Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di
rumah sakit sebagai daya dukung ibu dan bayi di kabupaten
dalam rangka pencapaian MDG’S.
Tujuan setiap pelayanan :
Dari fungsi visi, misi dan falsafah yang di kembangkan tersebut setiap
karyawan dan petugasnya selalu memberi pelayanan dengan
MOTTO:SIAMASEI (siap,aktif,melayani,arif,sejuk,dan ikhlas) dan
tujuan sebagai berikut:
1. Terpenuhinya kepuasan pasien dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan (pelayanan prima)
2. Tercapainya agreditasi 5(lima) agreditasi 12(dua belas), agredutasi
14 (empat belas), pelayanan RSUD polewali guna mendapat status
rumah sakit dengan type B.
3. Tercapainya kesejahteraan karyawan RSUD Polewali

LANGKAH 1 PENGKAJIAN
1) Data Subjektif

Identitas Kasus I Kasus II


Pasien
Nama Ny. A/Tn. M Ny. S/ Tn. A
Umur 17/16 tahun 24/ 24 tahun
Nikah 1 tahun 1 tahun
Suku Bugis/bugis Mandar/Mandar
Agama Islam/islam Islam/islam
Pendidikan SMP/SMP SMP/SMA
Pekerjaan IRT/Wiraswasta IRT/Wiraswasta
Alamat Koppe Polewali
No HP 081191200475 081191946320
Keluhan utama ASI tidak lancar selama 3 hari ASI tidak lancar selama 3 hari
Riwayat Kawin 1 kali,kawin pertama Kawin 1 kali,kawin pertama umur
perkawinan umur 16 tahun, dengan suami 16 tahun, dengan suami sekarang
sekarang 1 tahun 1 tahun
Riwayat Menarce umur 13 tahun, siklus Menarce umur 14 tahun, siklus 28
menstruasi 30 hari, teratur/tidak. Lamanya 7 hari,teratur/tidak. Lamanya 5 hari,
hari, sifat darah : encer/beku, sifat darah: encer/beku, bau: khas,
bau : khas, dismenorea : tidak, dismenorea: ya, banyaknya:
banyaknya: ±softex penuh softex penuh
Riwayat Riwayat ANC: Sejak umur Riwayat ANC: Sejak umur
kehamilan kehamilan minggu 16 Trimester kehamilan Trimester : 14 minggu
I : 1 kali Trimester I: 1 kali
Trimester II: 1 kali
Trimester III: 1 kali

Pola eliminasi Sebelum hamil Sebelum hamil


BAK :Frekuensi: ±4-5 kali BAK :Frekuensi: ±4-6 kali sehari
sehari BAB :±2 kali sehari, warna
BAB :±2 kali sehari, warna kuning,konsistensi lembek, bau
kuning, konsistensi lembek, bau khas
khas
Selama kehamilan Selama kehamilan

BAK :Frekuensi: ±5-7 kali


BAK : Frekuensi: ±6-8 kali sehari
sehari

BAB :±1-2 kali sehari, warna BAB:±1-2 kali sehari,warna


kuning, konsistensi lembek, bau kuning, konstensi lembek, bau
khas khas
Pola aktifitas Sebelum hamil : Sebelum hamil :
Kegiatan sehari-hari : Kegitan sehari-hari:
1) Mengerjakan pekerjaan 1) Mengerjakan pekerjaan rumah
rumah tangga tangga
2) Sekolah dan belajar 2) Istirahat dan tidur : siang ± 1
3) Istirahat dan tidur siang ± 1 jam, malam ± 8 jam
jam, malam ± 7 jam Selama hamil:
Selama hamil: Kegiatan sehari- hari :
Kegiatan sehari- hari : 1) Mengerjakan pekerjaan rumah
1) Mengerjakan pekerjaan tangga
rumah tangga 2) Istirahat dan tidur siang ± 2
2) Istirahat dan tidur jam, malam ± 8 jam
siang ± 1-2 jam, malam ± 8 Setelah melahirkan:
jam 1) Belum mengerjakan pekerjaan
Setelah melahirkan: rumah seperti biasanya
1) Belum mengerjakan 2) Mengurus bayinya
pekerjaan rumah seperti 3) Kurang istirahat karna bayinya
biasanya biasa rewel
2) Belum bisa mengangkat
berat
3) Kurang istirahat karna
bayinya biasa rewel
4) Mengurus bayinya
Personal Mandi 2 kali sehari Mandi 2 kali sehari menggunakan
hygiene menggunakan sabun, gosok gigi sabun, gosok gigi setiap selesai
setiap selesai makan dan mandi, makan dan mandi, keramas ±4x
keramas ±3x dalam seminggu, dalam seminggu, membersihkan
membersihkan alat kelamin alat kelamin setiap kali mandi,
setiap kali mandi, BAK dan BAK dan BAB, mengganti pakaian
BAB, mengganti pakaian dalam dalam setiap kali mandi dan bila
setiap kali mandi dan bila basah. basah.
Selama hamil: Selama hamil:
Ganti pakaian dalam sesering Ganti pakaian dalam sesering
mungkin mungkin
Riwayat Kehamilan pertama Kehamilan pertama
kontraspsi yang
di gunakan

Alasan ibu tidak Karena ingin hamil Karena ingin hamil


menggunakan
KB

Riwayat 1. Riwayat penyakit yang 1. Riwayat penyakit yang pernah


kesehatan pernah diderita atau sedang diderita atau sedang di derita:
di derita: 1) Ibu tidak pernah menderita
1) Ibu tidak pernahmenderita penyakit jantung, paru, dan
penyakit jantung, paru dan di abetes
di abetes 2) Ibu tidak ada riwayat
2) Ibu tidak ada riwayat penyakit menular
penyakit menular 3) Ibu tidak ada riwayat
3) Ibu tidak ada riwayat keturunan kembar
keturunan kembar 4) Ibu tidak pernah minum
4) Ibu tidak pernah minum minuman yang beralkohol
minuman yang beralkohol jamu atau rokok
jamu atau rokok 5) Riwayat penyakit keluarga
5) Riwayat penyakit keluarga ibu mengatakan di dalam
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada anggota
keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita
keluarga yang menderita penyakit keturunan ataupun
penyakit keturunan menular.
ataupun menular. 6) Keadaan psikososial
6) Keadaan psikososial spiritual dan ekonomi
spiritual dan ekonomi 7) Kehamilanini
7) Kehamilan ini direncanakam Ibu, suami
direncanakan ibu, suami dan keluarga senang
dan keluarga senang dengan kehamilan ini
dengan kehamilan ini 8) Hubungan ibu dengan
8) Hubungan ibu dengan suami, dan keluarga
suami dan keluarga harmonis, Suami adalah
harmonis suami adalah pengambil keputusan dalam
pengambil keputusan kluarga ibu sudah
dalam keluarga ibu sudah menyiapakan biaya
menyiapakan biaya persalinannya dan semua
persalinannya dan surat-surat yang di
melengkapi surat-surat butuhkan untuk
Senantiasa beribadah, persalinanya Senantiasa
berdoa untuk kesehatan ibu beribadah,berdoa untuk
dan janinya. kesehatan ibu dan janinya.

2) Data Objektif

Observasi Kasus I Kasus II


TTV
TD: 110/70 mmHg, 100/70 mmHg,
N : 83 x/menit 81 x/menit
S : 36,5°C 37,5°C
RR:
22 x/menit 23 x/menit

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran composmentis composmentis

Antropometri:
TB 147 cm 165 cm
BB 50 kg 83,2 kg

1) Wajah Tidak ada oedema dan Tidak ada oedema dan


cloasma gravidarum, dan cloasma gravidarum, dan
tampak pucat. tampak pucat.
Mata conjungtiva merah Mata conjungtiva merah
mudah,dan scelera putih mudah,dan scelera putih

2) Mulut dan gigi Mulut tidak ada caries pada Mulut tidak ada caries pada
gigi, lidah bersih, dan bibir gigi, lidah bersih, dan bibir
lembab dan tidak pecah- lembab dan tidak pecah-
pecah. pecah.

3) Leher Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran vena


jugularis, kelenjar tiroid, jugularis, kelenjar tiroid,
kelenjar limfe kelenjar limfe

4) Payudara Simetris kiri-kanan, bersih, Simetris kiri-kanan, bersih,


putting susu tengelam, putting susu menonjol,
payudara membesar, areola payudara membesar, areola
hyperpigmentasi,Sedikit hyperpigmentasi,Sedikit
nyeri tekan, dan kolostrum nyeri tekan, dan kolostrum
terlihat keluar sedikit, terlihat keluar sedikit,
payudara tampak tegang payudara tampak tegang

Perut tampak kendor dan Perut tampak kendor


5) Abdomen
terdapat bekas operasi.

Atas: simetris kiri - kanan, Atas: simetris kiri - kanan,


6) Ekstremitas
Bawah: simetris kiri-kanan, Bawah: simetris kiri-kanan,
tidak terdapat varises dan tidak terdapat varises dan
oedema pada tungkai. oedema pada tungkai.

Hasil pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan Kasus I Kasus II


Darah Hb 11,8 gr % 12, 2 gr %

Golongan darah A A

Protein urine Negatif (-) Negatif (-)

Glukosa Negatif (-) Negatif (-)

Repites Nonreaktif Nonreaktif

3) ANALISA

Pasien/Klien Analisa Data Fokus Interprestasi data


Data/masalah
actual
Data Subjektif:

Kasus 1 PIAo post SC hari ke 1) Ibu mengatakan ini Produksi ASI kurang
3 dengan ASI tidak adalah persalinan salah satunya dapat di
lancar, keadaan ibu yang pertama dan sebabkan karena tidak
baik tidak pernah dilakukannya
mengalami keguguran. persiapan puting susu
Masalah actual: 2) Ibu mengatakan terlebih dahulu dan
ASI tidak lancar dan ASInya belum lancar kurangnya reflek
puting susu tengelam 3) Ibu mengatakan puting oksitosin. (Elisabeth
pada hari ke tiga susunya tengelam Siwi Walyani
Amd.keb, 2015)
Data objektif:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV:
TD: 110/70 mmHg
N : 83 x/menit
S : 36,5°C
P : 22 x/menit
Inspeksi
Payudara : simetris, puting
susu tenggelam, payudara
membesar areola
hyperpigmentasi, dan
kolostrum terlihat keluar
sediki, payudara tampak
tegang

Data Subjektif:
Kasus 2 PIAo post partum 1) Kehamilan yang ke Produksi ASI kurang
hari ke 3 dengan ASI -1 dan tidak pernah salah satunya dapat di
tidak lancar, keadan mengalami sebabkan karena tidak
ibu baik keguguran dilakukannya
2) Ibu mengatakan persiapan puting susu
Masalah actual: ASInya belum lancar terlebih dahulu dan
ASI tidak lancar hari 3) Ibu mengatakan kurangnya reflek
ketiga bayinya sering oksitosin. (Elisabeth
menagis karena ASI Siwi Walyani
ibu tidak lancar Amd.keb, 2015)

Data objektif :
KU : Baik
Kesadaran :
Composmentis
TTV:
TD : 100/70 mmHg
N : 81 x/menit
S : 37,5°C
P : 23 x/menit
Inspeksi
Payudara : Simetris,
puting susu menonjol,
payudara membesar,
areola hyperpigmentasi,
dan kolostrum terlihat
keluar sedikit, payudara
tampak tegang

MASALAH POTENSIAL

Pasien/Klien Diagnosa Data Dasar Analisa dan


Interpretasi Dasar
Data Subjektif
Kasus 1 Potensial terjadinya Post SC hari ke tiga, Bendungan ASI
ASI tidak lancar: dan ASInya belum terjadi karena
Bendungan ASI lancar keluar beberapa faktor
diantaranya yaitu
Data Objektif tekhnik yang salah
1) Ibu tampak baik, mata: dalam menyusui,
Conjungtiva merah puting susu
mudah, sclera putih, terbenam, bayi tidak
lidah bersih, bibir bisa menghisap
lembab. putting dan areola,
2) bayi belum bisa ibu yang tidak
menyusu karna menyusukan bayinya
putting susu ibu masi sesering mungkin
tergelam atau bayi yang tidak
3) Ibu belum bisa aktif menghisap.
menyusui bayinya Diantaranya beberapa
karna produksi factor penyebab
ASInya berkurang diatas jika tidak
segera ditangani akan
berakibat ke mastitis
(Rukiya, dkk, 2010)

Data Subjektif
Kasus 2 Potensial terjadinya 1) Post partum hari ke 3 Bendungan ASI
ASI tidak lancar: tetapi ASInya belum terjadi karena
Bendungan ASI lancar . beberapa faktor
2) Ibu mengatakan diantaranya yaitu
sering terbagun saat tekhnik yang salah
bayinya menagis. dalam menyusui,
puting susu
terbenam, bayi tidak
bisa menghisap
putting dan areola,
ibu yang tidak
menyusukan bayinya
sesering mungkin
atau bayi yang tidak
aktif menghisap.
Diantaranya beberapa
factor penyebab
diatas jika tidak
segera ditangani akan
berakibat ke mastitis
(Rukiya, dkk, 2010)

TINDAKAN SEGERA

Pasien/Klien Tindakan segera

Kasus I Tindakan yang harus di lakukan pada kasus ASI


tidak lancar yaitu melakukan :
1) Perawatan payudara
2) Susui bayi sesering mungkin tanpa jadwal,
paling sedikit 8 kali dalam 24 jam masing-
masing payudara 10-15 menit, susui bayi
dengan satu payudara hingga payudara terasa
kosong.
3) Susui bayi sesering mungkin atau tiap 2 jam
sekali, jika bayi tertidur angkat dan susui
bayi tanpa membagunkannya.
4) Tiap menyusui menggunakan 2 payudara
secara bergantian
5) Bayi hanya menyusu pada ibu tidak
dianjurkan menggunakan botol/empeng, atau
makanan lain termasuk suplemen dan susu
formula.
6) Menghindari kelelahan atau kecemasan pada
ibu.
7) Meningkatkan asupan nutrisi sayur,
buah,ikan, daging, susu, dan kacang-
kacangan .
8) Cara menyusui yang baik juga sangat
mempengaruhi produksi ASI
(Risksani,2014)

Kasus II Tindakan yang harus di lakukan pada kasus ASI


tidak lancar yaitu melakukan :
1) Perawatan payudara
2) Susui bayi sesering mungkin tanpa jadwal,
paling sedikit 8 kali dalam 24 jam masing-
masing payudara 10-15 menit, susui bayi
dengan satu payudara hingga payudara terasa
kosong.
3) Susui bayi sesering mungkin atau tiap 2 jam
sekali, jika bayi tertidur angkat dan susui
bayi tanpa membagunkannya.
4) Tiap menyusui menggunakan 2 payudara
secara bergantian
5) Bayi hanya menyusu pada ibu tidak
dianjurkan menggunakan botol/empeng, atau
makanan lain termasuk suplemen dan susu
formula.
6) Menghindari kelelahan atau kecemasan pada
ibu.
7) Meningkatkan asupan nutrisi sayur,
buah,ikan, daging, susu, dan kacang-
kacangan .
8) Cara menyusui yang baik juga sangat
mempengaruhi produksi ASI (Riksani,2014)

4) PENATALAKSANAAN

NO KASUS I KASUS II
1 Tanggal 05 september 2020 pukul Tanggal 18 September 2020 pukul
08:30 wita 09:00 wita

R:Menyampaikan hasil pemeriksaan R:Menyampaikan hasil pemeriksaan


tentang keadaan umum ibu tentang keadaan umum ibu sehingga
sehingga ibu dapat mengetahui ibu dapat mengetahui perkembangan
perkembangan kondisinya. kondisinya.
P:Sampaikan hasil pemeriksaan P:Sampaikan hasil pemeriksaan kepada
kepada ibu. ibu.
E:Telah disampaikan E:Telah disampaikan
2 R:Memberikan penjelasan dan R:Memberikan penjelasan dan
pengertian pada ibu bahwa ASI pengertian pada ibu bahwa ASI tidak
tidak lancar adalah suatu hal yang lanaar adalah suatu hal yang wajar,
wajar, normal dan fisiologis jadi normal dan fisiologis jadi tidak perlu
tidak perlu takut dan khawatir. takut dan khawatir.
P:Menjelaskan tentang masalah yang P:Menjelaskan tentang masalah yang
dihadapi bahwa ibu mengalami dihadapi bahwa ibu mengalami ASI
ASI tidak lancar. tidak lancar.
E:Ibu mengerti dan memahami E:Ibu mengerti dan memahami
keadaannya. keadaannya.

3 R:Untuk mengetahui perkembangan R:Untuk mengetahui perkembangan


ASI ASI
P:Observasi keadaan payudara P:Observasi keadaan payudara
E:Asi belum keluar E:Asi belum keluar

4 R:Nutrisi yang ade kuat sangat R:Nutrisi yang ade kuat sangat
dibutuhkanibu untuk memproduksi dibutuhkan ibu untuk memproduksi
asi, dengan mengonsumsi sayyur- asi, dengan mengonsumsi sayyur-
sayuran,kacang-kacangan. sayuran,kacang-kacangan.
P:Anjurkan untuk mengkomsumsi P:Anjurkan untuk mengkomsumsi
makanan yang bernutrisi selama makanan yang bernutrisi selama
menyusui. menyusui.
E:Ibu bersedia mengkomsumsi E:Ibu bersedia mengkomsumsi makanan
makanan yang bernutrisi untuk yang bernutrisi untuk kesehatannya
kesehatannya dan produksi ASI.
dan produksi ASI.

5 R:Dengan minum air dapat R:Dengan minum air dapat membantu


membantu ibu untuk memenuhi ibu untuk memenuhi cairan yang ada
cairan yang ada ditubuh pada saat ditubuh pada saat menyusui.
menyusui. P:Anjurkan ibu memperbanyak minum
P:Anjurkan ibu memperbanyak air.
minum air. E:Ibu bersedia mengonsumsi air
E:Ibu bersedia mengonsumsi air

6 R:TTV merupakan dasar untuk R:TTV merupakan dasar untuk menilai


menilai perkembangan dan perkembangan dan sebagai indikator
sebagai indikator dalam dalam membantu mengevaluasi
membantu mengevaluasi tindakan tindakan selanjutnya.
selanjutnya. P:Memantau TD setiap jam 12
P:Memantau TD setiap jam 12 E:Telah dilakukan
E:Telah dilakukan

7 R:Istirahat yang cukup dapat R:Istirahat yang cukup dapat menambah


menambah ketenangan dan rasa ketenangan dan rasa nyaman pada ibu.
nyaman pada ibu. P:Menganjurkan ibu untuk beristirahat
P:Menganjurkan ibu untuk yang cukup
beristirahat yang cukup E:Ibu bersedia untuk melaksanakan
E:Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.
anjuran yang diberikan.

8 R:Memberikan dukungan psikologis R:Memberikan dukungan psikologis


pada ibu dan memberi pada ibu dan memberi kesempatan
kesempatan untuk untuk mengungkapkan perasaanya
mengungkapkan perasaanya P:Komunikasi terbuka membantu ibu
P: Komunikasi terbuka membantu untuk mengontrol, mengurangi
ibu untuk mengontrol, kecemasan dan menghilangkan
mengurangi kecemasan dan reaksi terhadap stress
menghilangkan reaksi terhadap E:Ibu merasa lebih baik dan lebih
stress tenang dengan kondisinya saat ini.
E:Ibu merasa lebih baik dan lebih
tenang dengan kondisinya saat
ini.

9 R:Melakukan Tindakan yang di R:Melakukan Tindakan yang di berikan


berikan P: Melakukan Perawatan payudara:
P: Melakukan Perawatan payudara:  Tempatkan kedua tangan
 Tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara ibu,
diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut kearah atas, terus ke
kemudian diurut kearah atas, samping, kebawah, melintang
terus ke samping, kebawah, sehingga tangan  menyangga
melintang sehingga tangan payudara (mengangkat payudara)
menyangga payudara kemudian lepaskan tangan dari
(mengangkat payudara) kemudian payudara.
lepaskan tangan dari payudara.  Menyokong payudara kiri
 Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian 3 jari
dengan tangan kiri, kemudian 3 tangan kanan membuat gerakan
jari tangan kanan membuat memutar sambil menekan mulai dari
gerakan memutar sambil pangkal payudara berakhir pada
menekan mulai dari pangkal putting susu. Lakukan tahap yang
payudara berakhir pada putting sama pada payudara kanan. Lakukan
susu. Lakukan tahap yang sama 2 kali gerakan pada setiap payudara
pada payudara kanan. Lakukan 2  Meyokong payudara kiri dengan
kali gerakan pada setiap payudara tangan kiri. Telapak tangan kiri
 Meyokong payudara kiri menopang payudara kiri dan jari-jari
dengan tangan kiri. Telapak tangan sisi kelingking mengurut
tangan kiri menopang payudara payudara kearah putting susu,
kiri dan jari-jari tangan sisi gerakan diulang sebanyak 30 kali
kelingking mengurut payudara untuk tiap payudara
kearah putting susu, gerakan  Telapak tangan kiri menopang
diulang sebanyak 30 kali untuk payudara, tangan dikepalkan
tiap payudara kemudian buku-buku jari tangan
 Telapak tangan kiri mengurut payudara mulai dari
menopang payudara, tangan pangkal kearah putting susu, gerakan
dikepalkan kemudian buku-buku ini di ulang sebanyak 30 kali untuk
jari tangan mengurut payudara setiap payudara.
mulai dari pangkal kearah putting  Selesai pengurutan, kedua
susu, gerakan ini di ulang payudara dikompres dengan waslap
sebanyak 30 kali untuk setiap hangat selama 2 menit, kemudian
payudara. ganti dengan kompres waslap dingin
 Selesai pengurutan, kedua selama 1 menit.
payudara dikompres dengan  Keringkan payudara dengan
waslap hangat selama 2 menit, handuk kering dan pakaikan bra
kemudian ganti dengan kompres E:Telah dilakukan
waslap dingin selama 1 menit.
 Keringkan payudara dengan
handuk kering dan pakaikan bra
E:Telah dilakukan
10 P:Mengompres payudara dengan air P:Mengompres payudara dengan air
hangat berfungsi melancarkan hangat berfungsi melancarkan aliran
aliran ASI ASI
R:Mengajarkan kepada ibu cara R:Mengajarkan kepada ibu cara
mengompres payudara dengan air mengompres payudara dengan air
hangat hangat
E:Telah dilakukan E:Telah dilakukan
11 R:Agar puting susu tidak tengelam R:Agar perlekatan menyusu bayi kuat
dan untuk mempermudah bayi dan dapat memproduksi ASI yang
menakap puting susu ibu banyak jika tekhnik menyusui benar
P:Mengajarkan kepada ibu cara P:Mengajarkan kepada ibu tekhnik
menarik puting susu tengelam menyusui yang benar.
menggunakan spoint 10 cc E:Ibu mengerti dan mau melakukan.
E:Ibu mengerti dan bersedia
melakukan

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke KASUS I KASUS II
Tgl: 06 September 2020 Pukul Tgl: 19 September 2020 pukul
10.00 wita 09.00 wita

Kedua A . Data subjektif (S) A . Data Subjektif (S)


perawatan a) Puting susu ibu sudah
a) Bayinya telah disusui
menonjol.
sesering mungkin secara
b) Produksi ASInya masih
perlahan.
sedikit.
b) Bayinya masih sering
c) Bayinya masih sering menagis
menagis karena ASI ibu
karena ASI ibu belum lancar.
belum lancar.
B . Data Objektif (O)
B. Data Objektif (O)
a) KU: Baik a) KU : Ibu baik
b) Terdapat pengeluaran ASI saat b) Kesadaran composmentis
areola dipencet c) Terdapat pengeluaran ASI
c) Tanda-tanda vital : saat areola dipencet
TD : 110/70 mmHg d) Tanda-tanda vital :
N : 80x/menit TD : 100/70 mmHg
S : 36,5°C N : 82 x/menit
P : 20 x/menit S : 36,30C
P : 21x /menit
C . Analisa (A)
C . Analisa(A)
PIAO post SC hari ke 4 dengan
PIAO, post partum hari ke 4 ASI
ASI belum lancar, keadaan ibu
belum lancar, keadaan ibu baik
baik.

D . Penatalaksanaan (P)
D . Penatalaksanaan (P)
Tanggal 19 September 2020,
Tanggal 06 September 2020,
jam 09.00 wita.
jam 10.05 wita.

P:Menyampaikan hasil
P:Menyampaikan hasil
pemeriksaan, bahwa ibu dalam
pemeriksaan, bahwa ibu
keadaan lebih baik.
dalam keadaan lebih baik.
E:Ibu mengerti
E:Ibu mengerti
P:Memberitahu ibu tentang
P:Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
masalah yang dihadapinya dilakukan
bahwa ibu mengalami ASI E:Ibu mengerti tentang apa
tidak lancar. yang telah disampaikan.
E:Ibu mengerti dan memahami P:Menganjurkan ibu untuk
keadaannya. menyusui sesering mungkin
P: Memantau TTV setiap jam dengan kedua payudara secara
12:00 bergantian.
E: Telah dilakukan E:Ibu mencoba melakukan apa
P: Menganjurka ibu untuk: yang telah anjurkan
Mengkomsumsi makanan P:Memberikan HE pada ibu
yang bernutrisi.. tentang.
E:Ibu bersedi mengkomsumsi Gizi ibu pasca persalinan,
makanan yang bernutrisi. makanan harus bermutu,
bergizi dan cukup kalori.
P:Memberikan HE pada ibu
Sebaiknya makanan yang
tentang.
mengandung protein, sayuran,
Gizi ibu pasca persalinan,
buah, dan kacang-kacangan.
makanan harus bermutu,
E:Ibu bersedia memenuhi
bergizi dan cukup kalori.
kebutuhan gizi yang
Sebaiknya makanan yang
dianjurkan.
mengandung protein,
P:Istirahat yang cukup
sayuran, buah, dan kacang-
E:Ibu bersedia melakukan apa
kacangan.
yang dianjurkan.
E: Ibu bersedia memenuhi
P:Memberikan penjelasan
kebutuhan gizi yang
tentang pentingnya ASI.
dianjurkan.
E:Ibu bersedia memberikan ASI
P:Istirahat yang cukup seuaikan
esklusif pada bayinya.
dengan pola tidur bayi
P:Menganjurkan ibu menyusui
E:Ibu bersedia melakukan apa
bayinya secara on demand.
yang dianjurkan.
E:Ibu mengerti dan akan
P:Memberikan penjelasan
menyusui bayinya sesering
tentang pentingnya ASI.
mungkin minimal tiap 2 jam
E:Ibu bersedia memberikan ASI
atau setiap kali bayi
esklusif pada bayinya. membutuhkan.
P:Menganjurkan ibu menyusui
bayinya secara on demand.
E: Ibu mengerti dan akan
menyusui bayinya sesering
mungkin minimal tiap 2 jam
atau setiap kali bayi
membutuhkan.

Ketiga A . Data subjektif (S) A . Data Subjektif (S)


perawatan a) Ibu mengatkan ASInya sudah
a) Ibu mengatakan produksi
lancar
ASInya sudah lancar
B . Data Objektif (O)
B. Data Objektif (O)
a) Keadaan umum ibu baik a) KU ibu baik
b) Kesadaran ibu baik b) Kesadaran ibu baik
c) Tanda-tanda vital : c) Terdapat pengeluaran ASI
TD : 100/70 mmhg saat areola dipencet
N : 80x/menit d) Tanda-tanda vital :
S : 36,5°C TD : 100/70 mmHg
P : 22 x/menit N : 82 x/menit
S : 36,30C
C . Analisa (A)
P : 23 x /menit
PI AO post SC hari ke 5 dengan
C . Analisa (A)
ASI sudah lancar, keadaan ibu
PIAO post partum hari ke 5
baik.
dengan ASI tidak lancar,
keadaan ibu baik.
D .Penatalaksanaan (P)
D. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 07 September 2020, jam
Tanggal 20 September 2020,
09.00 wita.
jam 10.00 wita
P:Menyampaikan hasil,
P:Menyampaikan hasil
pemeriksaan, bahwa ibu dalam
pemeriksaan, bahwa ibu dalam
keadaan lebih baik.
keadaan lebih baik.
E:Ibu mengerti
E:Ibu mengerti
P:Menjelaskan pada ibu tentang
P:Menjelaskan pada ibu tentang
masalah yang dihadapinya masalah yang dihadapinya
bahwa ibu mengalami ASI tidak bahwa ibu mengalami ASI
lancar. tidak lancar.
E:Ibu mengerti dan memahami E:Ibu mengerti dan memahami
keadaannya. keadaannya.
P:Menganjurkan ibu untuk: P:Menganjurkan ibu untuk:
Mengkomsumsi makanan yang
Mengkomsumsi makanan yang
bernutrisi..
bernutrisi..
E:Ibu bersedia mengkomsumsi
E:Ibu bersedia mengkomsumsi
makanan yang bernutrisi
makanan yang bernutrisi.
P:Memberikan HE pada ibu
P:Memberikan HE pada ibu tentang.
tentang. Gizi ibu pasca persalinan,
Gizi ibu pasca persalinan, makanan harus bermutu,
makanan harus bermutu, bergizi bergizi dan cukup kalori.
dan cukup kalori. Sebaiknya Sebaiknya makanan yang
makanan yang mengandung mengandung protein, sayuran,
protein, sayuran, buah, dan buah, dan kacang-kacangan.
kacang-kacangan. E:Ibu bersedia memenuhi
E:Ibu bersedia memenuhi kebutuhan gizi yang dianjurkan.
kebutuhan gizi yang dianjurkan. P:Istirahat yang cukup
P:Istirahat yang cukup E:Ibu bersedia melakukan apa
E:Ibu bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
yang dianjurkan. P:Memberikan penjelasan
P:Memberikan penjelasan tentang tentang pentingnya ASI.
pentingnya ASI. E:Ibu bersedia memberikan ASI
E:Ibu bersedia memberikan ASI esklusif pada bayinya.
esklusif pada bayinya. P:Menganjurkan ibu menyusui
P:Menganjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand.
bayinya secara on demand. E:Ibu mengerti dan akan
E:Ibu mengerti dan akan menyusui menyusui bayinya sesering
bayinya sesering mungkin mungkin minimal tiap 2 jam
minimal tiap 2 jam atau setiap atau setiap bayi
bayi membutuhkan.
membutuhkan.

4.2 Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka
dan hasil tinjauan kasus pada pelaksaan asuhan kebidanan pada Ny “A” dan
Ny “S” dengan ASI tidak lancar. Pembahasan ini dibuat berdasarkan asuhan
yang nyata dengan pendekatan asuhan kebidanan.

Pengkajian

4.2.1 Kasus I

Ny “A” berumur 17 tahun dengan keadaan ibu baik, tanda-tanda


vital normal dengan ASI tidak lancar selama 3 hari, asuhan yang
diberikan yaitu: melakukan perawatan payudara, mengkonsumsi sayur-
sayuran atau kacang-kacangan minum air, menyusui bayinya secara on
demend.

1) Data Subjektif

Pada pengkajian data subjektif yang dilakukan, pasien mengeluh


ASInya tidak lancar dan putting susu tengelam.

Keluhan yang di rasakan ibu saat ini merupakan hal yang wajar
pada ibu nifas primipara, salah satu penyebabnya belum
berpengalaman menyusui dan belum mendapatkan edukasi menyusui
(Rejeki, dkk, 2015)

2) Data objektif
Hasil pengkajian data objektif didapatkan hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik, kesadaran composmentis, payudara: simetris kiri
kanan, bersih, puting susu tengelam, areola hyperpigmentasi, sedikit
nyeri tekan, dan kolostrum terlihat keluar sedikit, payudara tampak
kendor.

3) Analisa data

Analisa masalah yang sering timbul pada ibu nifas post sc yaitu ASI
tidak lancar

Diagnosa kebutuhan pada kasus ini yaitu PIAO umur 17 tahun,


mengeluh ASI tidak lancar dan putting susu tengelam, Adapun
kebutuhan yang diberikan

Peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teorik dan praktik

a. Masalah Potensial

Diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah terjadinya


bendungan ASI, berdasarkan teori bahwa ASI tidak lancar mudah
mengalami bendungan ASI. Karena adanya penumpukan ASI di
kelenjar payudara. Penumpukan ini menyebabkan penyumbatan
saluran air susu, sehingga menghasilkan tekanan yang cukup kuat
dan menyebabkan ASI merembes ke jaringan di sekitar payudara
(Prawoharodjo,S 2018).

Bendungan ASI terjadi karena beberapa faktor diantaranya


yaitu tekhnik yang salah dalam menyusui, puting susu terbenam,
bayi tidak bisa menghisap putting dan areola, ibu yang tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau bayi yang tidak aktif
menghisap. Diantaranya beberapa factor penyebab diatas jika tidak
segera ditangani akan berakibat ke mastitis (Rukiya, dkk, 2010)
Pada kasus ini P IAo dengan ASI tidak lancar dengan melakukan
perawatan payudara maka dapat mencegah terjadinya bendungan
ASI.

b. Tindakan segera

Tindakan yang harus di lakukan pada kasus ASI tidak lancar yaitu
melakukan :

1) Perawatan payudara
2) Susui bayi sesering mungkin tanpa jadwal, paling sedikit 8 kali
dalam 24 jam masing-masing payudara 10-15 menit, susui bayi
dengan satu payudara hingga payudara terasa kosong.
3) Susui bayi sesering mungkin atau tiap 2 jam sekali, jika bayi
tertidur angkat dan susui bayi tanpa membagunkannya.
4) Tiap menyusui menggunakan 2 payudara secara bergantian
5) Bayi hanya menyusu pada ibu tidak dianjurkan menggunakan
botol/empeng, atau makanan lain termasuk suplemen dan susu
formula.
6) Menghindari kelelahan atau kecemasan pada ibu.
7) Meningkatkan asupan nutrisi sayur, buah,ikan, daging, susu, dan
kacang-kacangan .
8) Cara menyusui yang baik juga sangat mempengaruhi produksi
ASI (Risksani,2014).

Pada kasus ini tindakan segera yang dilakukan yaitu:


Melakukan perawatan payudara, menganjurkan ibu mengkonsumsi
sayur-sayuran, menyusui bayinya secara on demend, mengkonsumsi
air, mengajarkan ibu teknik menarik putting susu yang tengelam
dengan menggunakan spoit 10 cc.

4) Penatalaksaan
Penatalaksaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktis

Menurut teori tindakan segera/kolaborasi, di rumah sakit jika


dalam keadaan tertentu terjadi bendungan ASI, maka perlu dilakukan
tindakan tergantung keadaan Ny “S” tidak dilakukan tindakan sehingga
dapat terlihat adanya kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan yang
seharusnya menurut teori yang ada.
Tinjauan asuhan kebidanan pada Ny “S” yang dilakukan dilahan
praktik meliputi di RSUD Polewali Mandar perawatan payudara,
mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur papaya, daun kelor,
dan kacang-kacangan, menyusui bayinya secara on demend, memberikan
dukungan psikologis, istrahat yang cukup, perbanyak minum air.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kasus 1

Ny “A” dengan PIAo post SC hari ke tiga mengalami ASI tidak


lancar, telah dilakukan perawatan payudara, tetapi ASInya belum lancar
pada hari ke empat, peneliti kembali memberikan asuhan sampai hari ke
lima ASI sudah lancar

5.1.2 Kasus II

Ny “S” dengan PIAo post partum hari ke tiga mengalami ASI

tidak lancar, telah dilakukan perawatan payudara, tetapi ASInya belum

lancar pada hari ke empat, peneliti kembali memberikan asuhan sampai

hari ke lima ASI sudah lancar.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas perlu adanya upaya untuk meningkatkan

pelayananan lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai

berikut:

5.2.1. Bagi institusi STIKES Bina Generasi

Di harapkan karya tulis ilmiah ini di gunakan sebagai sumber

bacaan atau bacaan atau referensi untuk menaikkan kualitas

pendidikan kebidanan khususnya pada kasus kebidanan dengan

masalah ASI tidak lancar pada primipara.

5.2.2. Bagi RSUD Kab Polewali Mandar

Di harapkan rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan yang

maksimal dengan meningkatkan pelayanan yang maksimal dengan


meningkatkan mutu pelayanan dengan pendekatan manajemen

kebidanan secara konprehensif, tepat dan profesisonal sehingga pasien

merasa nyaman terhadap pelayanan yang di berikan.

5.2.3 Bagi Profesi Bidan

Di harapkan bidan-bidan dapat lebih meningkatkan wawasan

bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus

atau melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu postpartum

primipara dengan ASI tidak lancar.

5.2.4 Bagi peneliti

1. Menambah pengetahuan dalam hal ASI tidak lancar pada primipara.

2. Perlunya dilakukan penelitian dalam lingkup yang lebih luas

sehingga hasil penelitian dapat diaplikasikan.

5.2.5 Bagi Objek Yang Diteliti

Dapat menjadi sumber informasi penting bagi ibu postpartum

primipara dengan ASI tidak lancar sehingga meningkatkan

pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI.

Anda mungkin juga menyukai