Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR MASA NIFAS

1. Definisi Masa Nifas


a. Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi plasenta,serta,
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandumgan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas
(purperium), berasaldari bahasa Latin, yaitu puer yang artinyamelahirkan
atau berarti masa sesudah melahirkan. ( SittiSaleha,
S.Si.T., SKM., M.Keb,2008 )
b. Masa Nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat – alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. ( Ambarwati, 2009 )
c. Masa Nifas adalah akhir dari periode intra partum yang ditandai dengan
lahirnya selaput dan plasenta yang berlangsung sekitar 6 minggu. ( Varney,
1997 )
d. Masa Nifas adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada
periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima
kebahagiaan dan tanggungjawab dalam keluarga. ( Depkes 2002 )

2. Tanda dan Gejala Masa Nifas


A. Adanya perubahan fisik :
a. Uterus (Rahim)
Setelah persalinan, uterus seberat ± 1 kg, karena involusio 1 minggu
kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi
300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel
otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah persalinan, tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang
mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri
mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum
hamil.
b. Serviks (leher Rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari. Namun, ada
juga yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk mulut serviks yang bulat
menjadi agak memanjang dan akan kembali normal dalam 3-4 bulan.
c. Vagina
Vagina yang bengkak sertalipatan (rugae) yang hilang akan kembali seperti
semula setelah 3-4 minggu.
d. Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada perut sebaiknya
diikuti olahraga atau senam penguatan otot-otot perut. Jika ada garis-garis biru
(striae) tidak akan hilang, kemudian perlahan-lahan akan berubah warna
menjadi keputihan.  Penetuan jumlah diastasis rekti digunakan sebagai alat
objektif untuk mengevaluasi tonus otot abdomen. Diastasis rekti adalah
derajat pemisahan otot  rektus abdomen ( rektus abdominis). Pemisahan ini
diukur menggunakan lebar jari ketika otot-otot abdomen kontraksi dan sekali
lagi ketika otot-otot tersebut relaksasi.
Diastasis rekti diukur dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Atur posisi wanita terbaring terlentang datar tanpa bantal dibawah
kepalanya.
2. Tempatkan ujung-ujung jari salah satu tanagan anda pada garis tengah
abdomen dengan ujung jari telunjuk anda tepat dibawah umbilikus dan
jari-jari anda yang lain berbaris longitudinal kebawah kearah simfisis
pubis. Tepi jari-jari anda harus menyentuh satu sama lain.
3. Meminta wanita menaikkan kepalanya dan berupaya meletakkan dagu
didadanya diarea antara payudaranya. (tampaknya hal ini tidak mungkin
tetapi pastikan wanita akan mennencangkan otot-otot abdomennya yang
tidak akan terjadi jika ia sekedar melakukan dahu pada klapikulanya).
Pastikan wanita tidak menekan tangannya di tempat tidur atau
mencengkram matras untuk membantu dirinya,karena hal ini mencegah
penggunaan otot-otot abdomen.
4. Ketika wanita berupaya meletakkan dagunya diantara payudaranya, tekan
ujung-ujung jari anda dengan perlahan dekat abdomennya. Anda akan
merasakan otot-otot abdomen layaknya dua bebat karet, yang mendekati
garis tengah dari kedua sisi . apabila dia diastasisnya lebar anda perlu
untuk menggerakkan jari anda dari sisi kesisi dalam upaya menemukan
otot tersebut,meskipun otot sudah dikontraksikan. Apabila otot-otot
abdomen memiliki tonus yang cukup baik untuk menyatu digaris tengah
ketika ditegangkan karena akan merasakannya perlawanan terhadap jari-
jari anda dan kemudian dibawah jari anda ketika otot tersebut mendorong
jari anda keluar dari abdomen .
5. Ukur jarak antara dua otot rektus ketika otot-otot tersebut dikontraksi
dengan menempatkan jari-jari anda datar dan paralel terhadap garis tengah
dan isi ruang  antara otot rektus dengan jari-jari anda. Catat jumlah lebar
jari antara sisi median dua otot rektus.
6. Sekarang tempatkan ujung-ujung jari satu tangan sepanjang salah satu sisi
median otot rektus abdomen dan ujung-ujung jari tangan anda yang lain
sepanjang sisi median otot rektus abdominus yang lain. Jika diposisikan
dengan benar bagian punggung tangan anda harus menghadap satu sama
lain pada garis tengah abdomen.
7. Minta wanita untuk menurunkan kepalanya secara perlahan keposisi
bersandar ketempat tidur.
8. Ketika wanita menurunkan kepalanya otot rektus akan bergerak lebih jauh
memisah dan kurang dapat dibedakan ketika otot relaksasi. Ujung –ujung
jari anda menutupi otot rektus ketika otot tersebut bergerak memisahkan
kesisis rateral masing-masing pada abdomen. Prasat ini memungkinkan
anda untuk tetap mengidentifikasi otot-otot tersebut ketika berada dalam
keadaan relaksasi.
9. Ukur jarak antara kedua otot rektus ketika dalam keadaan relaksasi
sebagaimana anda mengukurnya pada saat kontraksi.catat dlam jumlah
lebar jari diantara tepi median kedua otot rektus.
10. Catat hasil pemeriksaan anda sebagai suatu pecahan yang didalamnya
pembilang mewakili lebar diastasis dalam hitungan lebar jari ketika otot-
otot mengalami kontraksi dan pembagi  mewakili lebar diastasis dalam
hitungan lebar jari ketika otot-otot relaksasi misalnya diastasis yang
ukurannya dua lebar jari ketika otot-otot berkontraksi dan lima lebar jari
ketika otot-otot relaksasi akan dicatat sbb:
diastasis= 2/5 jari
rangkaian pengukuran tersebut dapat tertulis sebagai berikut :
diastasis = dua jari ketika otot-otot berkontraksi dan lima jari ketika otot-otot
relaksasi
e. Payudara
Payudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan kembali normal
setelah masa menyusui berakhir. Untuk menjaga bentuknya dibutuhkan
perawatan yang baik.
f. Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga hiperpigmentasi
padamuka, leher, payudara dan lainnya akan menghilang secara perlahan-
lahan.

B. Involutio uterus danpengeluaranluchea


Dengan involusio uteri, maka lapisan-lapisan luar dari desi dua yang
mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati
akan keluar bersama-sama dengan sisa cairan, campuran antara darah
yang dinamakan lochea. Biasanya berwarna merah, kemudian semakin
lama semakin pucat, dan berakhir dalam waktu 3-6 minggu.
a) Lochearubra
Sesuai dengan namanya yang muncul pada hari pertama post partum
sampai hari keempat. Warnanya merah yang mengandung darah dan
robekan/luka pada tempat perlekatan plasenta serta serabut desidua dan
chorion.
b) Locheaserosa
Berwarna kecoklatan, mengandung lebih sediki tdarah, banyak serum,
juga lekosit. Muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan.
c) Lochea alba
Warnanya lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan mengandung
leukosit, selaput lendi serviks serta jaringan yang mati. Timbulnya setelah
hari kesembilan.

C. Laktasi atau pengeluaran ASI


Selama kehamilan hormon estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiverus di dalam payudara dan
juga merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI akan
berlangsung sesudah kelahiran bayi saat kadar hormon estrogen dan
progesterone menurun.
Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin, rangsangan
sentuhan payudara (bayi mengisap) akan merangsang produksi
oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel mioepitel.
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui
duktus kesinus lactiverus.
Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya melahirkan
adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya akan
protein, mineral, dan antibody dari pada ASI yang telah mature. ASI
yang mature muncul kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah
kelahiran.
Untuk menghadapi masa laktasi ( menyusukan ) telah terjadi
perubahan pada kelenjar mammayaitu :
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar – kelenjar, alveoli, dan jaringan
lemak bertambah
2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut
colostrum, berwarna kuning putih susu
3. Hipervarkularisasi pada permukaan dan bagian dalam, di mana vena
– vena berditalasi sehingga tampak jelas
4. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron
hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau
prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh
oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi
sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari
pasca persalinan.
D. Perubahan sistem tubuh lain
a. Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelenjar hypofise anterior, meningkat dan
menekan produksi FSH (Folicle Stimulating Hormone) sehingga
fungsi ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormone estrogen dan
progesterone, kondisi ini akan mengembalikan fungsi ovarium kepada
keadaan semula.
b. Hemokonsentrasi.
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal
dengan adanya mekanisme kompensasi yang menimbulkan
hemokonsentrasi, umumnya terjadi pada hari ketiga dan kelima.
(saefuddin,2002).

3. Penyebab yang terjadi pada masa nifas


Penyebab infeksi nifasya itu masuknya kuman ke dalam alat kandungan bias
secara oksogen (kuman dating dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain
dalam tubuh) maupun endogen (dari jalan lahir sendiri).
Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak pathogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman
yang sering menyebabkan infeksi, antara lain adalah:
1) Streptococcus haemoliticus anaerob
Masuknya ke dalam alat kandungan secara eksogen dan menyebabkan infeksi
berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat
yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2) Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang
nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas,
walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.
3) Escherichia aureus
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi terbatas
pada perineum, vulva, dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab
penting dari infeksi traktus urinarius.
4) Clostridium welchii
Kuman bersifat anaerob, jarang-jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan pertus yang
ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.

4. Penanganan pada masa nifas

 Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat, tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring – miring ke
kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk,hari ke 3 jalan –
jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang.
 Kebersihan diri
Bersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, membersihkan daerah
disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali selesai
buang air kecil atau besar.
Ganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain
dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan
dibawah matahari atau disetrika.
Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelamin, jika ibu mempunyai luka episotomi atau laseri, hindari
menyentuh luka.

 Istirahat
Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan kembali
kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.

 Latihan
Latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu selain
menguatkan otot perut dan panggul, juga dapat mengurangi rasa sakit
pada punggung. Bentuk latihannya seperti :
Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut
selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada,
tahan satu hitung sampai Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali. Untuk
memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul
(latihankegel).Berdiri dengan memperkuat tungkai dirapatkan.
Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan.
Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali. Mulai dengan
mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan
jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan
ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
 Gizi
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan –
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, dan buah – buahan.
Ibu menyusui harus:
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
- Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (minum setiap kali
menyusui).
- Pil zat besi diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
 Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa
dilakukan klisma
 Perawatan payudara ( mamma )
Perawatan mamma telahdimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
a. Pembalutan mamma sampai tertekan
b. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan
parlodel.
Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik
bagi kesehatan bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

Brayshaw, Eileen.2007. Senam Hamil dan Nifas. Jakarta : Buku Kedokteran

Hhtp:www.doktermuslimah.com/2013/06/penanganan-dan-perawatan-masa-nifas.html?m=1

Hhtp://himabidanstikesyarsimataram.blogspot.com/2012/03/tanda-gejala-masa-nifas.html?m=1

Mansyur,Nurlina., Dahlan,Kasrida. 2014.Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang:Selaksa Media

Mocthar, Rustam.1998 Sinopsis obstetri. Jakarta : buku kedokteran, EGC


MATERI TENTANG ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

“ KONSEP DASAR MASA NIFAS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. HILDA LORENSA
2. NUR AZIZAH
3. REZNITA ADITYANI D.
4. INDAHWATI
5. NUR CHALISAH
6. SUCI RAHMANIA
7. RIA GUSNIATI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2018/2019

KELAS II B

Anda mungkin juga menyukai