Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AZKA MUCTHAR

NIM : 200601052

KELAS : 1B

JURUSAN : IQT

SEJARAH TURUNNYA AL QUR’AN

Al qur’an yang ada seperti sekarang ini tidaklah turun secara keseluruhan sekaligus
dalam satu kali pewayuhan. Al qur’an diturnkan secara periodik kepada nabi ini dapat di
pahami, karena memang tujuan utama di wayuhkan firmannya adalah untuk memperbaiki umat
manusia, baik berupa penjelasan, sanggahan terhadap kaum musyrik, teguran, ancaman, kabar
gembira, dan seruan.ada yang turun lima ayat sekaligus, ada pula yang sepuluh ayat sekaligus,
bahkan ada kalanya terdapat wahyu yang diturunkan kepada nabi muhmmad saw itu, kurang atau
bahkan lebih dari itu. Dalm kasus tertentu misalnya, wahyu di turunkan dalam jumlah banyak.
Contohnya wahyu yang turun berkenan dengan pristiwa hadist al -ifki. Tuhan menurunkan
wahyu al qur’an sekaligus sebanyak sepuluh ayat.
Mengenai tahap-tahap turunnya al -qur’an, terdapat perbedaan pendapat di kalngan
ulama. Al – sya’bi mengatakan al qur’an mula- mula turun padam malam hari , laillah al qadar
setelah itu turun ber angsur-angsur secara periodik, pendapat al -sya,bai ini didasarkan atas
firman Allah swt
‫انا انز لنه فى ليلة القدر‬.
Sesungguhnya kami telah turunkan al -qur’an pada malam al -qadr( laillah al- qadr) dan
seterusnya.
Dalam ayat lain di sebutkan, disebutkan perihal turunnya al -qur’an. Dan al- qur’an itu telah
kami turunkan dengan berangsur-angsur agar engkau membacakannya perlahan-lahan
kepada manusia, dan kami menurunkannya bagian demi bagian ( al- sihab, mabahits fi
ulumul al qur’an).
Penilaian al- sya’bi ini dinilai sangat tepat, karena tidak bertentang dalam apa yang
diisyaratkan oleh al-qur’an, bahwa al qur’an di turunkan pada malam penuh berkah dalam bulan
ramdhan. Itulah yang di maksud denga nallah swt dengan kalimat malam penuh berkah dalam
ayat 3 surah ad dukhan(44). Malam berkah itu di sebut juga laillah al- qadr, dalam salah satu
malam dari bulan ramdhan. Misalnya:
( ‫) شهر رمضان الذى انزل فيه القرءان هدى للنا س وبينت من الهدى والفرقان‬
Puasa itu beberapa hari yang telah ditentukan dalam bulan ramdhan, bulan yang didalamnya
diturunkan permulaan al- qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelsan-penjelasan
mengenai hidayat sebagai pembeda anata yang hak dan yang bathil (QS. Albaqarah: 185).
Ada juga yang berpendapat bahwa al- qur’an diturunkan melalui tiga tahapan. Pertama,
allah menurunkannya di lauh al- mahfuzh, selanjutnya diturunkan ke bait al izzah di langit
pertama , kemudian di turunkan kepada nabi Muhammad saw sesuai dengan keperluan dan
sesuai dengan peristiwa yang sering di dapati. Terhadap tiga tahapan turunnya al-qur’an ini,
shubhi shaih menolak argumenyang di kemukan itu sekalipun di dukung periwatan yang valid,
namun tampaknya kurang pas dengan garis keterangan yang di ajukan al – qur’an sendiri.
Barangkali , pendirian yang di pergangi oelh keduanya sama-sama benar, karena mempunyai
dalil kuat yang menompang ppendapat mereka masing -masing.
Gambaran di atas menunjukan dinamika perbedaan pendapat di kalangan ulama
mengenai turununya al qur’an. Satu hal yang pasti ialah bahwa al-qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur. Kemudian yang lebih penting lagi, menggali hikmah di balik tahapan-tahapan
turunnya al-qur’an, apa sebenarnya rahasia allah swt menurunkannya secara bertahap.
Hikmah yang penting ialah memenuhi kebutuhan dan keperluan nabi dan kaum
muslimin. Ada dua bentuk keperluan yang dibutuhkan oleh rasullah saw akan turunnya al qur’an
yang berangsur-angsur. Pertama, meneguhkan hati nabi, karena setiap turun di sertai dengan
peristiwa tertentu.kedua, mudah menghafalnya.
Demikian di tegaskan oleh allah swt, ; Kami turunkan wahyu secara terpisah dan
berangsur-angsur untuk memperteguh hatimu wahai Muhammad;hal ini sangat penting sebagai
dukungan moral, sebab biasanya kondisi nabi sedang dalam keadaan susah, karena ejekan,
cerceaan, dan tantangan sehingga perlu adanya landasan kuat, agar hati tetap teguh dan tidak
goyah.
A. PENULISAN AL-QUR’AN PADA MASA NABI
Pada masa nabi Muhammad saw masih hidup , penulisan al- qur’an dlam satu komplet
belum merupakan kebutuhan mendesak dan belum ada naskah yang sempurna . sekalipuun nabi
memiliki sekertaris khusus yang bertugas mencatat semua wahyu yang di turunkan kepadanya.
Penilisan al-qur’an didalam satu naskah seperti yang ada sekarng ini baru terealisasikan pada
masa khulafa al- rasyidin. Mekanisme penjagaan hafalan itu bermula dari hafalan nabi yang ada
pada tiap bulan ramdahan selalu di cek ulang oleh malaikat Jibril.
B. PENULISAN AL- QUR’AN PADA MASA KHULAFA AL -RASYIDIN
Pada masa, khalifah abu bakar, khalifah disibukkan oleh pembangkang. Dalam penumpusan
inilah, banyak sahabat yang menjadi syahid, terutama mereka yang menyandang gelar sebgai
huffazh al- qur’an. Para penghafal al – qur’an semakin menipis jumlahnya akibat pepeprangan
di yamamah,para sahabat yang syahid mencapai 70 orang lebih. Jumlah yang cukup banyak itu
di mata umar bin khatab sangat mengkhawtirkan, juga mencemaskan kelangsungan risalah nabi
Muhammad saw, atas kegeniusan dan kecemerlangan visi kedepannyaitu, umar dengan
inisiatifnya itu kemudian mengusulkan pengumpulan dan pembukuanan al -qur’an kepada abu
bakar.memang pada mulanya khalifah abu bakar keberatan namun dengan argument yang di
kemukakan oleh umar, akhirnya abu bakar menerima usulan itu, usaha itu dimulai dengan
mengumpulkan sekertaris nabi.zaid bin tsabit mulai mengumpulkan al – qur’an yang masih
berserakan di pelepAH kurma, keeping- kepingan batu dan dari hafalan para penghafal al
-qur’an, zaid bin tsabit mulai melakukan tugas mulia dan berat, dengan hati- hati sehingga
keautentukan al -qur’an benar -benar terjaga dan asli.akhirnya tersusunlah mushaf- mushaf
dalam berbentuk pribadi seperti mushaf milik ali, dean ubai tetapi mushaf ini tidak tertulis
dengan teratur sebgaimana mushaf abu bakar.
Penyebaran umat islam pada masa utsman bin affan semakin meluas. Terjadi perbedaan cara
memebaca di daearah-daerah mereka mengklaim berasal dari nabi.ketika terjadi perang didaerah
Armenia dan azerbaeijan dengan penduduk irak. Kejanggalan dan kesalhan dalam membaca al
-qur’an hal ini sangat memperhtinkan para sahabat, mereka takut aka terjadinya penyimpangan
dalam al -qur’an. Utsman mengirimkan utusan kepada Hafsah untuk meminjamkan mushaf abu
bakar. Kemudian utsman memanggil zaid bin tsabit al- anshari, abd allah bin Zubair, said bin ash
dan abd Rahman ketiga orang iini berasal dari qurais. Lalu memerintahkan mereka untuk
memperbanyak mushaf dan menyalinnya serta memerintahkan agar apa yang di perselisihkan
zaid dengan ketiga orang itu di tulis dalam Bahasa qurais karna al – qur’an turun dengan Bahasa
mereka. Utsman mengirim mushaf versi baru ketiap wilayah dan memerintahkan agar mushaf
yang di bakar.

Anda mungkin juga menyukai

  • ADSI
    ADSI
    Dokumen4 halaman
    ADSI
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Yamani
    Yamani
    Dokumen1 halaman
    Yamani
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Ipi123633 PDF
    Ipi123633 PDF
    Dokumen10 halaman
    Ipi123633 PDF
    Anjani Chairunnisa
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen15 halaman
    Cover PDF
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Ipi174945 PDF
    Ipi174945 PDF
    Dokumen18 halaman
    Ipi174945 PDF
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii2
    Bab Iii2
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii2
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii2
    Bab Iii2
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii2
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Bab I
    Revisi Bab I
    Dokumen11 halaman
    Revisi Bab I
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Gambar Mushalla
    Gambar Mushalla
    Dokumen4 halaman
    Gambar Mushalla
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Bab III
    Revisi Bab III
    Dokumen6 halaman
    Revisi Bab III
    Fata Hasan
    Belum ada peringkat