Anda di halaman 1dari 18

Halaman sampul

‘’ Pencegahan Covid 19”

MATA KULIAH : Keperawatan Gerontik

DOSEN MK : Dr. Saidah Rauf S.kep.,M.sc

DISUSUN OLEH

NAMA : Sari wulan makasar

NIM: P07120318089

3C

KEMENTRIAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

TA 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat serta  karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini mengenai  “pencegahan covid 19 ” dengan tepat waktu. Penulis juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis
dalam menyusun makalah ini. Penulis sangat menyadari bahwa makalah yang
penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dalam cara penulisannya,
pemilihan katanya atau dalam penyusunannya.

Masohi, 31 agustus 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
Contents

Halaman sampul........................................................................................................1

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................... 3

BAB I.......................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar belakang...................................................................................................4

B. Rumusan masalah.............................................................................................5

C. Tujuan................................................................................................................ 5

BAB II......................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6

A. Pengertian.......................................................................................................... 6

B. Etiologi............................................................................................................... 7

C. Gejala................................................................................................................ 7

D. Pencegahan.......................................................................................................8

E. Patofisiologi........................................................................................................9

F. Penatalaksanaan covid 19...............................................................................10

BAB III...................................................................................................................... 15

PENUTUP................................................................................................................15

A.Kesimpulan.......................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun yang
terjadi di Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19 yang disebabkan
oleh virus corona yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini terdeteksi
muncul pertama kali di Wuhan China pada bulan Desember 2019. Virus corona
merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan
demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan. Penyebaran virus
ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara. Awal
mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2 orang,
namun penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang
terkena atau terjangkit virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk
mempersiapkan rumah sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap
orang yang terjangkit Covid-19. Akibat dari maraknya virus corona ini
mengakibatkan berbagai hal yang baru hampir dikerjakan dari rumah, baik
sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas yang lainnya. Bahkan tempat
beribadah pun sebagian telah ditutup demi mengurangi penyebaran virus corona
ini. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah, seperti physical distancing
(jaga jarak), lock down, bahkan di beberapa daerah pun telah diberlakukan
PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Namun masih banyak masyarakat
yang tidak mematuhi peraturan tersebut hingga akhirnya penyebaran virus ini
berjalan sangat cepat. Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif
mengenai virus corona serta cara menanggulanginya agar angka penyebaran
tidak semakin meningkat. Mengingat banyak sekali masyarakat yang masih
meremehkan adanya virus corona ini serta belum tersedianya vaksin yang dapat
membantu kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan penelitian
oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai permasalahan
penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian covid19 ??
2. Etiologi covid19??
3. Gejala covid19?
4. Pencegahan covid19 ?
5. Patofisiologi covid 19?
6. Penatalaksanaan covid 19?
7. Perawatan bagi lansia covid 19?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian covid19 ??
2. Mahasiswa dapat mengetahui Etiologi covid19?
3. Mahasiswa dapat mengetahui Gejala covid19?
4. Mahasiswa dapat mengetahui Pencegahan covid19 ?
5. Mahasiswa dapat mengetahui Patofisiologi covid 19?
6. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan covid 19?
7. Mahasiswa dapat mengetahui perawatan bagi lansia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Nama ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation) sebagi nama resmi
penyakit ini. Covid sendiri merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-
2019. Covid-19 yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang
menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk,
flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.
Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus
yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada
manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS). Virus ini mampu
mengakibatkan orang kehilangan nyawa sehingga WHO telah menjadikan
status virus corona ini menjadi pandemi dan meminta Presiden Joko Widodo
menetapkan status darurat nasional corona.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan
bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul
dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan
serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha
coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus.

B. Etiologi
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru
dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi
virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang,
seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.
COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu,
diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia.
Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 bersin atau batuk
2. Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu,
setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui


aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya
terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi
endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer.

C. Gejala
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya.
Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang,
dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona
yang terbilang ringan:
1. Hidung beringus.
2. Sakit kepala.
3. Batuk.
4. Sakit tenggorokan.
5. Demam.
6. Merasa tidak enak badan.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala
yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia
(disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:

1. Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.


2. Batuk dengan lendir.
3. Sesak napas.
4. Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu.


Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan
sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

D. Pencegahan
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona.
Namun, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi
risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan:

1. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik


hingga bersih.
2. Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan
kotor atau belum dicuci.
3. Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
4. Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
5. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
6. Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian,
buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
7. Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
8. Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami gejala penyakit saluran napas.
9. Selain itu, kamu juga bisa perkuat sistem kekebalan tubuh dengan konsumsi
vitamin dan suplemen sebagai bentuk pencegahan dari virus ini.

E. Patofisiologi
COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel
manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan
memfasilitasi ekspresi gen yang mambantu adaptasi severe acute respiratory
syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen,
atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang
menyebabkan outbreak di kemudian hari.
severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) menggunakan
reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan pada traktus
respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk.
Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada pernukaan sel
manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding
domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi membran
antara sel virus dan sel inang. Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan
dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan
poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-transkripsi
(RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA
yang mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan. Gabungan
retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan
glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian
akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi
melalui eksositosis. Virus-virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi
sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan traktus respiratori bawah, yang
kemudian menyebakan gejala pada pasien yang sering dialami lansia.
F. Penatalaksanaan covid 19

Penatalaksanaan pasien COVID-19 bergantung pada tingkat


keparahannya. Pada pasien dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan di
rumah. Pada pasien dengan penyakit berat atau risiko pemburukan, maka dapat
dilakukan rawat inap.

1. Terapi Suportif untuk Gejala Ringan

Pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan di


rumah. Pasien disarankan untuk menggunakan masker terutama saat
melakukan kontak dengan orang lain. Beberapa terapi suportif, seperti
antipiretik, antitusif, dan ekspektoran, dapat digunakan untuk meringankan
gejala pasien.

2. Antipiretik/Analgetik

Pemberian antipiretik/analgetik diberikan apabila pasien memiliki temperatur


≥38 °C, nyeri kepala, atau mialgia. Pilihan terapi antipiretik/analgetik yang
dapat diberikan ketika dibutuhkan adalah paracetamol 500–1000 mg PO
setiap 4-6 jam, dengan maksimum dosis 4000 mg/hari atau ibuprofen 200–
400 mg PO setiap 4-6 jam, dengan maksimum dosis 2400 mg/hari. pada
pasien COVID-19, paracetamol lebih disarankan penggunaannya daripada
ibuprofen karena ibuprofen memiliki luaran yang lebih buruk.

3. Antitusif & Ekspektoran

Pemberian antitusif dan ekspektoran berfungsi untuk menurunkan gejala


batuk pada pasien COVID-19. Apabila pasien mengalami batuk berdahak,
maka pemberian ekspektoran dapat diberikan untuk mengencerkan sputum.
Pilhan antitusif yang dapat diberikan pada pasien adalah dextromethorphan
60 mg setiap 12 jam atau 30 mg setiap 6-8 jam PO. Terapi ekspektoran yang
dapat diberikan adalah guaifenesin 200-400 mg setiap 4 jam PO, atau 600-
1200 mg setiap 12 jam PO, atau ambroxol 30-120 mg setiap 8-12 jam PO.

4. Terapi Suportif untuk Gejala Berat

Pasien COVID-19 dengan gejala sedang-berat perlu dirawat inap.


Pengendalian infeksi dan terapi suportif merupakan prinsip utama dalam
manajemen pasien COVID-19 dengan keadaan buruk.

5. Intubasi dan Ventilasi Mekanik Protektif

Intubasi endotrakeal dilakukan pada keadaan gagal napas hipoksemia.


Tindakan ini dapat dilakukan oleh petugas terlatih dengan memperhatikan
kemungkinan transmisi airborne. Preoksigenasi dengan fraksi oksigen (FiO2)
100% selama 5 menit dapat diberikan dengan bag-valve mask, kantong
udara, high flow nasal oxygen, dan non-invasive ventilation. Ventilasi mekanik
dilakukan dengan volume tidal yang lebih rendah (4–8 ml/kg berat badan) dan
tekanan inspirasi rendah (tekanan plateau < 30 cmH2O).

6. Ventilasi Noninvasif

Penggunaan high flow nasal oxygen (HFNO) atau non-inasive ventilation


(NIV) digunakan saat pasien mengalami gagal napas hipoksemia tertentu.
HFNO dapat diberikan dengan aliran oksigen 60 L/menit dan FiO2 sampai 1,0.
Pada anak-anak, umumnya hanya mencapai 15 L/menit. NIV tidak
direkomendasikan pada pasien gagal napas hipoksemia atau penyakit virus
pandemi karena bersifat aerosol dan berisiko mengalami keterlambatan
dilakukannya intubasi dan barotrauma pada parenkim paru.

7. Terapi Lainnya

Penggunaan kortikosteroid, seperti dexamethasone, pada pneumonia dan


acute respiratory distress syndrome (ARDS) sampai sekarang tidak
direkomendasikan. Penggunaan antibiotik juga harus diberikan sesuai
kemungkinan etiologi. Pada keadaan sepsis, antibiotik empiris dapat diberikan
dalam waktu 1 jam. Pada pasien COVID-19 yang diterapi menggunakan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), ditemukan memiliki luaran yang buruk.
Akan tetapi, penggunaan OAINS masih dapat diberikan apabila terdapat
indikasi klinis.

8. Medikamentosa

Sampai sekarang belum terdapat terapi spesifik anti-COVID-19 pada pasien


pengawasan atau konfirmasi COVID-19. Akan tetapi, beberapa agen telah
ditemukan memiliki efikasi dan sedang dalam uji coba.

9. Remdesivir

Remdesivir merupakan agen antiviral spektrum luas yang ditemukan dapat


menginhibisi replikasi dari virus Corona pada manusia. Beberapa studi telah
menunjukkan efikasi remdesivir pada pasien COVID-19 keadaan sedang atau
berat. Di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Cina, obat ini telah masuk uji
coba klinis fase 3.

10. Klorokuin/Hidroksiklorokuin

Klorokuin dan hidroksiklorokuin merupakan obat antimalaria yang telah


digunakan pada beberapa kondisi autoimun karena efek imunomodulatornya.
Pada penelitian in vitro, baik klorokuin maupun hidroksiklorokuin dilaporkan
dapat menginhibisi SARS-CoV-2. Beberapa studi menunjukkan bahwa
hidroksiklorokuin memiliki aktivitas antiviral yang lebih poten.Berdasarkan
panduan pengobatan COVID-19 di Cina, penggunaan klorokuin fosfat
direkomendasikan dalam terapi pneumonia COVID-19 dengan dosis 500 mg
PO 2 kali sehari selama 10 hari. Pada sebuah studi, hidroksiklorokuin
direkomendasikan dengan dosis loading 400 mg PO 2 kali sehari dilanjutkan
dengan 200 mg PO 2 kali sehari selama 4 hari.
11. Lopinavir-Ritonavir

Kombinasi lopinavir-ritonavir merupakan inhibitor protease yang umumnya


digunakan pada infeksi HIV. Beberapa studi in vitro menemukan bahwa agen
ini dapat melawan SARS-CoV 2. Akan tetapi, sebuah studi menunjukkan
bahwa pasien COVID-19 yang diberikan lopinavir-ritonavir 400/100 mg 2 kali
sehari selama 14 hari tidak memiliki efek yang signifikan dalam perbaikan
klinis maupun mortalitas dibandingkan dengan terapi standar.

12. Tocilizumab

Tocilizumab merupakan inhibitor interleukin-6 (IL-6) yang ditemukan dapat


menurunkan kerusakan pada jaringan paru pada infeksi COVID-19 yang
serius. dalam panduan penanganan COVID-19 di Cina, obat ini disarankan
diberikan pada pasien COVID-19 berat dengan peningkatan kadar IL-6. Agen
ini sampai sekarang masih dalam uji klinis.

13. Vitamin C Dosis Tinggi

Studi meta analisis oleh Lin et al. yang melibatkan 4 uji acak terkontrol dan 2
uji retrospektif menyatakan bahwa vitamin C dosis tinggi (>50 mg/kg/hari)
dapat secara signifikan mengurangi angka kematian pasien dengan sepsis
berat. Akan tetapi, penambahan vitamin C dosis tinggi sebagai terapi sepsis
berat tidak mengurangi lama perawatan di ICU. Hasil ini didukung hasil meta
analisis oleh Li et al. yang menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif
antara pemberian vitamin C pada kasus sepsis dengan kesintasan yang lebih
baik dan penggunaan durasi vasopresor yang lebih pendek.

Namun, belum ada uji klinis penggunaan vitamin C pada kasus COVID-19.
Saat ini, uji klinis mengenai penggunaan vitamin C intravena pada kasus
COVID-19 sedang berlangsung di Cina. Uji klinis tersebut,membandingkan
antara kelompok plasebo dan kelompok intervensi vitamin C dosis tinggi,
dengan dosis 12 gram yang diberikan dua kali sehari selama 7 hari secara
intravena.

14. Pengendalian Infeksi

Pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 harus dirawat di kamar isolasi


dengan pintu tertutup dan menggunakan masker bedah. Tenaga kesehatan
yang merawat harus dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang
memadai.

15. Vaksinasi

Sampai sekarang belum ditemukan vaksin untuk COVID-19. Beberapa


vaksin, seperti INO-4800 dan mRNA-1273, sedang dalam proses uji klinis
manusia fase 1

G. Pertimbangan perawatan bagi lansia

1. Jaga kesehatan diri


Sebagai orang yang merawat atau kontak langsung dengan lansia, kamu
sendiri harus lebih berhati-hati dalam melindungi diri dari virus corona. Hal ini
untuk mengurangi risiko kamu menularkan virus corona ke lansia yang kamu
rawat . cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir, serta
tingkatkan daya tahan btubuh dengan mengkonsumsi makanan sehat dan
rutin berolahraga selain itu, kurangi bepergian keluar rumah bil atidak ada
keperluan mendesak, saat harus pergi keluar rumah , kenakan masker dan
terapkan psikal distancing
2. Minimalkan risiko lansia terpapar virus corona
Pastikan kamu selalu mencuci tangan mu sebelum dan setelah membantu
lansia beraktifitas di luar rumah,ganti semua bajumu sebelum menemui atau
merawat lansia. Bila perlu gunakan masker kain selama berada di dekat
lansia
Selian, itu sering-seringlah membersihkan barang-barang dalam rumah yang
serng di sentuh oleh penghuni rumah, terutama oleh lansia, misalnya gagang
pintu atau telepon
3. Jaga kesehatan lansia
Jaga kesehatan lansia dengan memberikan makanan yang sehat dan
tentunya higienis, pilihlah makanan dengan gizi seimbang yang mengandung
protein, lemak, baik karbohidrat kompleks, serat serta vitamin dan mineral
selain sebagai sumber energy makanan sehat jug adapat memperkuat
system mun lansia.ajak lansia untuk melakukan latihan fisik ringan atau
peregangan otot setidaknya 20-30 menit setiap hari. Hal ini penting untuk
menjaga kekuatan otot dan keseimbangan lansia agar tidak mudah cedera.
Akan lebih baik lagi bila latihan fisik di lakukan sambil berjemur di sinar
matahari pagi, bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan rutin di rumah ,
seperti cek tekanan darah, suhu, kadar gula darah, atau kadar kolesterol
darah. Tanyakan bila ada keluhan yang mengganggunya, terutama jika
lansia memang memilki riwayat penyakit kronis, seperti diabetes atau stroke,
jika lansia mengalami gejala infeksi virus corona, segera lakukan isolasi
mandiri.
4. Batasi bepergian rumah
Selama masa pendemi covid 19 seperti saat ini semua orang di
anjurkanuntuk tetapiberada di luar rumah kecuali untukmembeli bahan
makanan atau ada keperluan mendesak, misalnya mencari pertolongan
medis yang darurat walaupun lansia di rumah masih bugar dan aktif, tetapi
batasi mereka untuk bepergian, apalagi berkumpul dengan orang lain.
Alasanya,risiko terinfeksi di tempat yang banyak orang jauh lebih di
bandingkan di rumah, bila lansia di rumah memiliki penyakit yang perlu rutin
minum obat dan control ke dokter, jangan lupa mngingatkanya untuk minum
obat secara rutin sesuai anjuran dokter. Namun, selama keadaanya baik
baik saja, tunda dulu control rutin ke dokter untuk sementara waktu
5. Terapkan physical distancing
Selama di rumah,physical distancing tetap penting untuk di terapkan batasi
kunjungan orang-oarng biasa dating kerumah untuk bertemu lansia.selain itu
sesame penghuni rumah pun sebaiknya menjaga jarak selama menemui
lansia, terutama bila seang sakit. Namun,kamu perlu juga ingat, jangan
sampai hal ini membuat lansia terasa asing dan di jauhi dari orang lain,
karena mereka tetap boleh melakukan interaksi social dan menjalin
komunikasi dengan orang lain penting untuk menjaga mood lansia selalu
baik Selama di rumah , tetapi perlu ada batasanya
6. Ajari lansia cara menggunakan gadget atau gawai
Berada di dalam rumah setiap hari dapat membuat siapa saja bosan, tak
terkecuali lansia, agar mereka bias jenuh, ajari cara menggunakan gadget
atau gawai. Melalui gadget, mereka bias melakukan panggilan video dengan
keluarga yang tidak tinggal serumah atau kerabatnya tanpa perlu bertatap
muka langsung
7. berikan aktifitas rumah
lansia biasanya di sarankan untuk tidak perlu terlalu banak aktifitas, apalagi
yang menguras tenaga atau resiko cederanya tingggi.namun, bukan berarti
mereka boleh melakukan kegiatan apapun. Justrua agar lansia tidak bosan
kamu perlu memberikan mereka aktifias Selama di rumah bil amereka
gemar memasak ajaklah mereka untuk memasak bersama. Tapi pastikan
tugas yang mereka lakukan ringan dan tidak berbahaya. Bila mereka suka
merajut, melukis atau merawat bunga, lengkapi kebutuhan hobi mereka dan
biarkan mereka tetap bereksresi. Selain membuat mereka aktif bergerak,
melakukan hoby juga dapat membuat suasna hati mereka lebih baik dan
tidak uring –uringan selama diam di rumah.tinggal brsama lansia di tengah
pendemi covid19 seperti ini menuntutmu untuk lebih berhati-hati baik dalam
menjaga kesehatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Virus
ini menyerang saluran pernafasan. Gejala Covid-19 yang paling umum adalah
demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa orang mungkin mengalami sakit
dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Untuk proses
penularan terjadi dari orang ke orang sehingga perlu adanya pencegahan yang
harus dilakukan. Adapun cara penanggulangan dan pencegahan yang benar
yaitu dengan selalu menjaga gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk
imunitas tubuh, rajin mencuci tangan, menjaga etika batuk dan bersin,
menghindari kerumunan, menghindari menyentuh mata, mulut dan hidung,
mengurangi interaksi dengan orang lain, berdoa dan lain sebagainya. Sebagai
bentuk partisipasi yang dapat dilakukan yaitu dengan mendukung kebijakan
pemerintah mengenai sekolah di rumah, bekerja dari rumah dan ibadah di
rumah. Serta selalu melakukan hal-hal positif yang mampu mengurangi rasa
khawatir terhadap maraknya virus corona. Ini.

B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
agar tertarik untuk terus dapat meningkatkan keingintahuan nya terhadap
informasi baru yang bermanfaat. Demi kesempurnaan makalah ini, saya
berharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun agar
makalah ini bisa lebih baik untuk ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai