Anda di halaman 1dari 13

DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DAN CAIR

OLEH :

NAFA TRYANTI MUHTAR

J1A119158

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASSYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dengan demikian definisi limbah adalah suau sisa atau
barang bekas yang dianggap tidak bernilai dan sudah tidak lagi diperlukan. Dalam keputusan
Menperindag RI NO. 231/MPP/&/1997 Pasal 1 limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas
dari suatu kegiatan atau roses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali
yang dapat dimakan oleh manusia atau hewan. Menurut Susilowarno (2007), limbah padat
adalah sisa atau hasil sampingan dari kegiatan atau aktivitas manusia dalam upayah
memenuhi kebutuhan hidupnya.

A. Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari proses pengolahan. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa
padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan, sering juga disebut
sebagai sampah.
1. Jenis Limbah Padat
Ada beberapa jenis limgah padat, diantaranya:
a. Limbah padat yang mudah terbakar.
b. Limbah padat yang sukar terbakar.
c. Limbah padat yang mudah membusuk.
d. Limbah yang dapat di daur ulang.
e. Limbah radioaktif.
f. Bongkaran bangunan.
g. Lumpur.

2. Dampak Pencemaran Limbah Padat


Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan
yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapat
menimbulkan pencemaran seperti :
a. Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02
dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena
adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan
bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
b. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan
pusing.
c. Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan
atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa
dari air pun berubah.
d. Kerusakan permukaan tanah.
Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak limbah yang
lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah secara umum
di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah sebgai berikut :
1). Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan yang tidak tepat.
b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
2). Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga
mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama
kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air
untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan
banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,
sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air
naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

3. Pengelolahan Limbah Padat

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia
yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang
mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke tempat-tempat tertentu.
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya
misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa
lewat di depan rumah – rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula
bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-
barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara
membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah
lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan
usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai
sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan
khusus tempat dan sarana pembuangan.
b. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
c. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat
pencemaran yang akan timbul.
d. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik
secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur
ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis
adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

4. Proses Pengelolahan Limbah Padat


Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
a. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang
berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi
awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
1). Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragamanam ukuran
/ berat / volume.
2). Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang
yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
3). Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat
agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non
logam.
b. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar
pengolahannya menjadi mudah.
c. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
d. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi
menjadi dua yaitu :
1). Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan
perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan
:
a). Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
b). Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
c). Laut menjadi dangkal.
d). Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat
membunuh biota laut.
2). Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus
dipertimbangkan sebagai berikut :
a). Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
b). Struktur tanah.
c). Jaraknya jauh dengan permukiman.
d). Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna.
Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

B. Limbah Cair
Limbah cair adalah bahan-bahan pencemar berbentuk cair. Limbah cair adalah limbah
dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan
diduga dapat mencemari lingkungan.
1. Jenis Limbah Cair
Ada beberapa jenis limbah cair diantaranya adalah:
a. Limbah cair domestic
Yaitu limbah vair hasil buangan dari perumahan(rumah tangga), bangunan perdagangan,
perkantoran dan sarana sejenis. Contoh limbah domestic adalah air deterjen sisa cucian, air
sabun dan air tinja.
b. Limbah Cair Industri
Yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh limbah cair industri adalah air sisa susian
daging, buah atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan
kain/bahan dari industri tekstil.
c. Rembesan dan Luapan
Yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber memasuki saluran pembuangan
limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air
limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang rusak, pecah
atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi memalui bagian saluran yang membuka atau
terhubung ke permukaan. Contoh limbah cair yang dapat merembes dan meluap kedalam
saluran pembuangan limbah cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan,
halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
d. Air Hujan
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air
hujan di permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat
atau cair sehingga dapat disebut sebagai limbah cair.

2. Dampak Pencemaran Limbah Cair


Air limbah yang tidak menalani proses pengelolahan yang benar tenttunya dapat
menimbulkan dampak tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain :
a. Gangguan kesehatam
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan
air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun
yang dapat menmbulkan gangguan kesehatan bagi mahluk hidup yang mengkonsumsinya.
Adakalanya, air limbah yang tidak dikelilah dengan baik juga dapat menjadi sarang vector
penyakit misalnya kecoa, lalat, dan lain-lain.
b. Penurunan kualitas lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan dapat mengakibatkan pencemaran air
permukaan ttersebut. Sebagai contoh, bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila
dibuang langsung kesungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut
didalam air sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan kehidupan di dalam air yang
membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah. Bila air tanah tercemar,
maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai
peruntukannya.

3. Pengelolahan Limbah Cair


a. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secara fisika.
1). Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji
saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan merupakan cara yang efisien
dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
2). Pengolahan Awal  (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif
besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah
dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar
tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
3). Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak
pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling
banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan,
limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah
dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur
yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
4). Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak.
Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan
gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara
tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah
sehingga kemudian dapat disingkirkan. Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang
telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah
mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan
(perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit
dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa
organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya.
b. Pengolahan Sekunder (Secondary  Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu
dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode
penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan
metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
1). Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik
melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau
plastik, dengan dengan ketebalan  ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke
permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses
perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri
aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu
wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki
pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel
padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan
mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke
lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
2). Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki
dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses
degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan
pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja
bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki
pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung
bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah
yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika
masih dperlukan.
3). Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah
namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan
dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis
menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk
proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang
kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami
proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam,
air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.
c. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat
zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat.
Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan
zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik
terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.  Pengolahan tersier sering disebut juga
pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian
proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah
metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter,
penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini
disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung
tinggi sehingga tidak ekonomis.  
d. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara
kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu :
1). Daya racun zat
2). Waktu kontak yang diperlukan
3). Efektivitas zat
4). Kadar dosis yang digunakan
5). Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
6). Tahan terhadap air
7). Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз). Proses desinfeksi pada limbah
cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah
pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
e. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang
secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan
limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion),
kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan
pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
Soal Limbah Padat
1. Jelaskan apa yang dimaksud limbah padat?
Jawaban:
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari proses pengolahan. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa
padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan, sering juga disebut
sebagai sampah.

2. Apa saja jenis—jenis limbah padat?


Jawaban:
Limbah padat ada banyak jenisnya diataranya adalah:
a. Limbah padat yang mudah terbakar.
b. Limbah padat yang sukar terbakar.
c. Limbah padat yang mudah membusuk.
d. Limbah yang dapat di daur ulang.
e. Limbah radioaktif.
f. Bongkaran bangunan.
g. Lumpur.

3. Apa saja dampak dari pencemaran limbah padat?


Jawaban:
a. Timbulnya gas beracun
b. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara
c. Penurunan kualitas air
d. Kerusakan permukaan tanah.

4. Limbah padat terbagi menjadi dua yaitu limbah padat tanpa pengolahan dan limbah padat
dengan pengolahan. Jelaskan masing-masing limbah tersebut.
Jawanan:
Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia
yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang
mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke tempat-tempat tertentu.

5. Penyaki apa saja yang dapat ditimbulkan dari pencemaran limbah padat?
Jawaban:
a. Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat.
b. Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

6. Mengapa dalam proses pengolahan limbah padat diperlukan proses pemisahan?


Jawaban:
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang
berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi
awet.

7. Jelaskan 3 proses pemisahan pada pengelolahan limbah padat.


Jawaban:
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
a. Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragamanam ukuran /
berat / volume.
b. Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang
ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
c. Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet,
akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

8. Untuk pembuangan hasil pengolahan limbah padat didarat ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan diantaranya adalah?
Jawaban:
Hal yang perlu diperhatikan saat memilih tempat pembuang adalah:
a. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
b. Struktur tanah.
c. Jaraknya jauh dengan permukiman.
d. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

9. Sebutkan proses-proses pengolahan limbah padat


Jawaban:
a. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
b. Struktur tanah.
c. Jaraknya jauh dengan permukiman.
d. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

10. Apa saja faktor yang harus diperhatika sebelum mengelolah limbah padat?
Jawaban:
a. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
b. Struktur tanah.
c. Jaraknya jauh dengan permukiman.
d. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

Soal Limbah Cair


1. Apa yang dimaksud dengan limbah cair?
Jawaban:
Limbah cair adalah bahan-bahan pencemar berbentuk cair. Limbah cair adalah limbah
dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan
diduga dapat mencemari lingkungan.

2. Apa saja jenis limbah cair?


Jawaban:
a. Limbah cair domestic
b. Limbah Cair Industri
c. Rembesan dan Luapan
d. Air Hujan

3. Kapan air hujan dikatan sebagai limbah?


Jawaban:
Air hujan dikatan sebagailimbah cair aliran air hujan di permukaan tanah melewati dan
membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut sebagai limbah
cair.

4. Apa dampak dari pemcemaran limbah cair?


Jawaban:
a. Gangguan kesehatam
b. Penurunan kualitas lingkungan

5. Jelaskan tahap-tahap dari pengolahan primer limbah cair.


Jawaban:
Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secara fisika.
1). Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji
saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan merupakan cara yang efisien
dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
2). Pengolahan Awal  (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif
besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah
dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar
tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
3). Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak
pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling
banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan,
limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah
dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur
yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
4). Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak.
Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan
gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara
tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah
sehingga kemudian dapat disingkirkan. Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang
telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah
mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan
(perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit
dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa
organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya.

6. Apa tujuan dari proses desikfensi?


Jawaban:
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair.

7. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal


yang perlu diperhatikan, yait...
Jawaban:
a. Daya racun zat
b. Waktu kontak yang diperlukan
c. Efektivitas zat
d. Kadar dosis yang digunakan
e. Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
f. Tahan terhadap air
g. Biayanya murah

8. Apa yang dimaksud dengan pengolahan sekunder?


Jawaban:
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

9. Sebutkan tahap-tahap pengolahan sekunder.


Jawaban:
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode
penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan
metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .

10. Kapan pengolahan tersier dilakukan?


Jawaban:
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat
zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat.
Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat
yang tersisa dalam limbah cair / air limbah.

Anda mungkin juga menyukai