KELOMPOK
ELDENSIA MANUL
UNIVERSITAS FLORES
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengantar Rekayasa Genetik” guna
memenuhi tugas mata kulia genetika.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi yang disampaikan, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah yang kami susun dapat dimengerti dan
dipahami oleh para pembaca.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866
di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30
tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga
orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman
dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip
Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang
pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel
sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu
era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai
cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam
tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun 1920-
an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika adalah
asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada
3
tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu
genetika molekuler.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba,
babi dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning .
sementara itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai
proyek genom manusia (human genom project), yang diluncurkan pada tahun 1990 dan
diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih
cepat dua tahun dari pada jadwal yang telah ditentukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Saja Ikatan kimia Pada Materi Genetika?
2. Bagaimana Enzim Yang Berperan Dalam Manipulasi Genetika?
3. Bagaimana Proses Pembentukan DNA Rekombinan?
C. TUJUAN
1. Mampu Menjelaskan Ikatan Kimia Pada Materi Genetika
2. Mampu Menjelaskan Enzim Yang Berperan Dalam Manipulasi Genetika
3. Mamapu Menjelaskan Proses Pembentukan DNA Rekombinan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Materi genetik adalah unit pewarisan sifat bagi makhluk hidup. Makhluk hidup
tidak ada yang identik bukan? Hal ini diakibatkan karena makhluk hidup mempunyai
materi genetik yang berbeda-beda. Materi genetik berada pada seluruh tubuh, pada setiap
sel, setiap sel mengandung kromosom yang terdiri dari uraian gen. Gen adalah unit
pewarisan sifat bagi organisme makhluk hidup. Gen mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai
informasi genetik yang dibawa oleh setiap individu ke keturunannya dan sebagai pengatur
metabolisme untuk perkembangan setiap mahkluk hidup. Dalam gen inilah terdapat materi
genetik yaitu DNA dan RNA.
DNA merupakan asam nukleat yang menyusun gen di dalam inti sel. Selain
itu DNA juga terdapat dalam mitrokondria, kloroplas, sentrol, plastid dan
sitoplasma. DNA merupakan materi genetik yang membawa informasi biologis dari
setiap makhluk hidup dan beberapa virus. DNA dibawa oleh setiap individu ke
keturunannya.
Struktur DNA
5
Struktur DNA terdiri dari suatu molekul besar kompleks dengan dua pita panjang
saling berpilin membentuk heliks ganda. Setiap DNA terbentuk dari ratusan hingga ribuan
polimer nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari:
Basa nitrogen atau nukleobasa
a. Ikatan fosfodiester, yaitu ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu nukelotida dan gula
dari nukleotida berikutnya.
b. Ikatan hidrogen, yaitu ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen.
b. RNA (Ribonucleid Acid)
6
7
Berbeda dengan DNA, RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida. Tiap
ribonukleotida terdiri dari 3 gugus molekul, yaitu gula 5 karbon (ribosa), gugus fosfat,
membentuk punggung RNA bersama ribosa, basa nitrogen, yang terdiri dari basa purin
yang sama dengan DNA sedangkan pirimidin berbeda, yaitu sitosin dan urasil, dan gugus
fosfat.
Fungsi RNA
RNA berperan dalam proses sintesis protein di dalam sel. Akan tetapi, pada
beberapa jenis virus, RNA berperan seperti DNA untuk membawa informasi genetik.
Macam-Macam RNA
RNA genetik, yaitu RNA yang berperan seperti DNA dalam membawa informasi
genetik. RNA tipe ini hanya ada dalam beberapa jenis virus.
8
RNA nongenetik, yaitu RNA yang hanya berperan dalam proses sintesis protein.
RNA tipe ini ada dalam organisme yang memiliki DNA. Ada tiga macam RNA
nongenetik, yaitu:
9
fosfat. dan Pirimidin (sitosin dan
Nitrogen timin) Pirimidin (sitosin dan urasil)
Berubah-ubah sesuai sesuai
Tetap, tidak dipengaruhi oleh aktivitas dengan jumlah sintesis
Kadar sintesis protein. protein yang dibutuhkan.
Periode pendek karena mudah
Keberadaannya Permanen. terurai.
a. Enzim Restriksi
10
4. Enzim restriksi tidak membeda-bedakan antara DNA yang berasal dari
organisme yang berbeda
5. Sebagian besar enzim restriksi akan memotong DNA yang mengandung
urutan pengenalan mereka, tidak mempermasalahkan sumber DNA
tersebut.
6. Enzim restriksi merupakan bagian alami dari sistem pertahanan bakteri.
Ada tiga golongan enzim restriksi yang telah diketahui, yaitu enzim restriksi
golongan I, golongan II, dan golongan III. Enzim restriksi golongan I bekerja dengan
mengenal sekuens tertentu pada DNA, tetapi melakukan pemotongan di luar (di sekitar)
sekuens pengenal tersebut. Enzim restriksi yang berguna pada prosedur kloning DNA
adalah enzim restriksi dari golongan II karena golongan ini memotong DNA pada posisi
yang tertentu di dalam sekuens pengenal tadi.Enzim restriksi golongan tiga memiliki cara
kerja yang mirip dengan golongan I, dimana pemotongan yang tidak spesifik dilakukan di
sekitar sekuens pengenalnya.
Nama dari suatu enzim restriksi biasanya diambil dari nama bakteri asal enzim
tersebut diisolasi.Bakteria umumnya mensintesis satu atau lebih endonuklease yang dapat
memotong DNA.Endonuklease atau enzim restriksi ini berfungsi terutama mengahalangi
adanya DNA-DNA asing yang masuk ke dalam sel bakteri tersebut. DNA dari sel yang
mensintesis enzim restriksi itu sendiri terlindungi dari aksi enzim restriksinya karena sel
tersebut juga mensintesis enzim modifikasi yang merubah struktur dari sekuens pengenal
enzim restriksi tadi.
11
DNA, rekombinasi dan kerusakan. Sacara biologis, DNA ligase diperlukan untuk
menggabungkan fragmen okazaki saat proses replikasi, menyambung potongan-
potongan DNA yang baru disintesis serta berperan dalam proses reparasi DNA. DNA
ligase merupakan enzim yang sangat berguna baik di dalam sel maupun di luar sel.
Untuk penggunaan di luar sel , penggabungan dengan enzim restriksi telah membuat
terobosan baru di bidang teknologi DNA rekombinan. Enzim restriksi diibaratkan
sebagai gunting yang memungkinkan untuk memotong DNA di tempat yang spesifik.
Kemudian DNA ligase berperan sebagai lem yang menyambung DNA yang telah
terpotong sehingga menjadi DNA yang fungsional.
c. Vektor
Sebagai salah satu cara untuk memanipulasi DNA di luar sel, para ilmuwan
dalam bioteknologi harus bisa membuat suatu tempat yang keadaannya stabil dan
cocok dengan tempat DNA yang dimanipulasi. Vektor disini bisa diartikan sebagai alat
yang membawa DNA ke dalam sel induk barunya. Agar suatu metode dalam rekayasa
genetika berhasil maka di dalam vektor DNA hasil rekombinan hanya membawa DNA
rekombinan yang digabungkan dengan DNA vektor melalui enzim ligase. Namun di
dalam vektor, DNA rekombinan tidak termutasi lagi membentuk DNA dengan sifat
baru. Adapun contoh dari vektor yang terdapat di alam adalah plasmid dan virus
atau bacteriophage.
1. Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA yang terpisah dan dapat bereplikasi secara
independen dari DNA kromosom. Di dalam satu sel bakteri, dapat ditemukan lebih
dari satu plasmid dengan ukuran yang sangat bervariasi namun semua plasmid tidak
mengkodekan fungsi yang penting untuk pertumbuhan sel tersebut. Umumnya,
plasmid mengkodekan gen-gen yang diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan
yang kurang menguntungkan sehingga bila lingkungan kembali normal, DNA
plasmid dapat dibuang. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli biologi
molekuler Amerika Yosua Lederberg pada tahun 1952.
12
Pada awalnya penamaan plasmid didasarkan pada sifat fenotipe yang
dikodekan oleh DNA plasmid tersebut. Contohnya plasmid ColE1 yang berasal
dari E. coli dapat menyandikan bakteriocin colicin. Banyaknya laboratorium ataupun
institusi yang membuat plasmid kloning membuat sistem penamaan tersebut berubah.
Untuk standardisasi penulisan plasmid, digunakan huruf "p" yang diikuti oleh inisial
huruf kapital dan angka. Huruf kapital diambil dari nama institusi atau laboratorium
tempat plasmid tersebut berasal ataupun dari nama penemu plasmid tersebut.
Sedangkan angka yang ada merupakan kode antara dua laboratorium tempat plasmid
tersebut dibuat. Contohnya: pBR322, "p" menyatakan plasmid, BR merupakan
laboratorium tempat plasmid tersebut pertama kali dikonstruksi (BR dari Bolivar dan
Rodriguez, perancang plasmid tersebut), sedangkan 322 menyatakan di laboratorium
mana plasmid ini dibuat, banyak pBR lainnya seperti pBR325, pBR327, dll.
2. Bacteriophage
13
Salah satu vektor yang banyak digunakan dalam teknologi DNA rekombinan
adalah bacteriophage atau faga yaitu virus yang menginfeksi bakteri. Seperti halnya
virus, fage harus menginfeksi bakteri yang menjadi inangnya. Setelah jumlahnya
mencukupi, fage akan melisis sel inang dan dapat menghasilkan banyak fage untuk
setiap sel bakteri yang mengalami lisis. Oleh karena itu jumlah fage menjadi sangat
besar bila yang mengalami lisis adalah kumpulan bakteri (koloni). Oleh karena itu
vektor yang berupa bacteriophage sangat menguntungkan jika DNA yang disisipkan
ingin diperbanyak dalam jumlah besar. Kontruksi pustaka genom juga banyak
menggunakan fage sebagai vektornya. Selain kemampuan membawa DNA sisipan
lebih besar dari plasmid, penyimpanan fage relatif lebih mudah dibandingkan dengan
bakteri. Penggunaan fage sebagai vektor juga menguntungkan dalam proses
penapisan untuk mengisolasi suatu gen atau DNA, karena rasio copy DNA atau gen
target terhadap genom total fage jauh lebih tinggi daripada rasio copy DNA terhadap
genom total bakteri bilamana menggunakan plasmid sebagai vektornua. Selain itu
proses purifikasi, denaturasi dan fiksasi DNA di membrane pada saat persiapan
hibridisasi dalam rangka penapisan DNA target, lebih mudah pada fage yang
menginfeksi bakteri sehingga membentuk plak (plaque) daripada koloni bakteri yang
mengandung plasmid.
14
untuk PCR, sebagai probe untuk analisis ekspresi dan untuk perbanyakan/ cloning
sekuen mRNA. Jika seorang peneliti ingin mengekspresikan suatu protein spesifik
dalam sel yang tidak lazim memproduksi protein tersebut, satu cara sederhana adalah
dengan mentransfer cDNA yang mengkode protein tersebut ke sel resipien.
e. Pustaka Genom
15
Elusi atau isolasi fragmen tunggal DNA adalah proses pemisahan fragmen
DNA target dari campuran fragmen-fragmen DNA pengotornya. Hal ini penting
dalam rekayasa genetik karena fragmen tersebut dapat digunakan untuk pelacak
dalam mendeteksi gen DNA lain dan dapat dicangkokkan ke fragmen DNA
lainnya. Fragmen DNA yang tidak tercampur dengan fragmen DNA lainnya
diperoleh melalui beberapa tahap.
2. Pemotongan Gen
Terdapat dua tipe hasil pemotongan, ujung rata (blunt end) dan ujung
kohesif (sticky end). Ujung rata (blunt end) dihasilkan ketika dua utas molekul
dipotong pada posisi yang sama, bagian akhirnya rata dan tidak ada nukleotida
yang tidak berpasangan. Ujung kohesif (sticky end) dihasilkan ketika setiap
molekul DNA dipotong pada posisi yang tidak sama sehingga salah satu utas (5’
16
atau 3’) menggantung dengan beberapa nukleotida. Akhiran single strand yang
tidak rata ini dapat berpasangan secara spontan dengan basa pasangannya sehingga
disebut “sticky” (mudah lengket) atau kohesif.
3. Penggabungan Gen
Faktor yang sangat berperan dalam proses ligasi adalah Enzim Ligase.
Ligasi berhasil bila kedua ujung yang akan disambungkan berkomplemen.
Kecocokan yang sangat spesifik dibutuhkan bila fragmen DNA yang akan
disambungkan mempunyai ujung tidak rata (sticky end), karena penyambungannya
harus mengikuti kaidah Chargaff, yaitu T berpasangan dengan A dan G
berpasangan dengan C. Sedangkan fragmen DNA yang mempunyai ujung rata
(blunt end) dapat disambungkan dengan sembarang fragmen DNA lain yang
berujung rata. Oleh karena itu untuk mengklon suatu fragmen DNA yang spesifik
menggunakan ujung tidak rata sedangkan pengklonan DNA yang tidak
memerlukan spesifikasi tertentu menggunakan ujung rata (Suharsono, 2000).
a. Konjugasi : perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) ke dalam sel bakteri lainnya
(sel resipien) melalui kontak fisik antara kedua sel
b. Transformasi : pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di sekelilingnya.
c. Transduksi : cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel lainnya melalui
17
perantara fage.
DNA yang masuk ke dalam bakteri dapat berintegrasi dengan DNA atau
kromosom bakteri sehingga terbentuk DNA rekombinan atau kromosom rekombinan.
Adapun proses rekombinasi DNA dari pemotongan hingga penggabungan seperti yang
ditampilkan pada gambar berikut:
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu. Dasar dari pengembangan teknologi DNA
Rekombinan adalah ditemukannya mekanisme seksual pada bakteri. Perangkat yang
digunakan dalam teknik DNA rekombinan diantaranya enzim restriksi, enzim ligase,
vektor, pustaka genom, serta enzim transkripsi balik
DAFTAR PUSTAKA
20
Agorsiloku. 2010. Dampak Penggunaan Hasil Rekayasa Genetika. http://www.
agorsiloku.wordpress.com
Amarullah, Zakky. 2010. Rekayasa Genetika. http://senyawa-kimia.blogspot.com
Anonym. 2013. Kelinci Transgenik: Kelinci Glow in The Dark http://www.
penulispro.com/ Arvinni. 2010. Rekayasa genetika
http://www.maribelajar.blogspot.com/ diakses pada
21