Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN USG, RONTGEN,

CTG DAN LAPAROSKOPI

Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan


Dosen Pengampu : Metty Nurherliyany, SST., M.Pd
Disusun Oleh :

Nama : DINA FAZRIANI


NIM : 1902277005
Program Studi : D3 KEBIDANAN
STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

D3 KEBIDANAN
MUCIS | 2020
1 Pemeriksaan USG

2 Pemeriksaan Rontgen

3 Pemeriksaan CTG

4 Pemeriksaan Laparoskopi
PEMERIKSAAN USG

USG atau Ultrasonografi yaitu :


 Suatu metoda diagnostik dengan menggunakan gelombang
ultrasonik, untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan
gambaran echo dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan
oleh jaringan
 Uji USG adalah prosedur yang menggunakan gelombang
suara frekuensi tinggi untuk memindai perut dan rongga rahim,
menghasilkan suatu citra (sonogram) dari bayi dan plasenta.
 Uji USG adalah prosedur diagnosa yang mendeteksi atau
membantu mendeteksi ketidaknormalan dan kondisi yang
berhubungan dengan kehamilan. Uji USG biasanya
digabungkan dengan uji lainnya, seperti tes triple,
amniocentesis, atau sampel chorionic villus untuk memvalidasi
sebuah diagnosa.

D3 KEBIDANAN
MUCIS | 2020
Jenis USG

 Ultrasonografi Transvaginal, Pemindai yang dirancang khusus digunakan di dalam


vagina untuk menghasilkan citra sonogram. Paling sering digunakan di masa awal
kehamilan.

 Ultrasonografi Standar, Uji USG umum yang menggunakan sebuah pemindai untuk
menghasilkan citra dua dimensi dari janin yang berkembang

 Ultrasonografi Lanjutan, mirip dengan USG standar, namun uji ini lebih ditujukan untuk
memeriksa penyakit tertentu dan menggunakan peralatan Youryang lebih canggih.
Text Here
You can simply impress your
 USG Doppler, Prosedur pencitraan ini mengukur perubahan
audience and add a unique zingpada
frekuensi
and
appeal to your Presentations.
gelombang ultrasonografi saat dipantulkan obyek bergerak, seperti sel darah.

 USG 3-D, Dilakukan dengan menggunakan pemindai dan piranti lunak untuk
menghasilkan citra tiga dimensi dari janin yang sedang berkembang

 USG 3-D dinamis atau 4-D, Dilakukan dengan pemindai untuk melihat wajah dan
pergerakan bayi sebelum kelahiran.

 Echokardiografi Janin, Menggunakan gelombang suara ultra untuk mengetahui fungsi


dan anatomi jantung bayi. Digunakan untuk membantu pemeriksaan dugaan cacat
jantung kongenital.
Kapan Uji USG dilakukan

 Uji USG dapat dilakukan kapan saja selama masa


kehamilan dan hasilnya dapat langsung dilihat pada
layar selama uji ini dilakukan. Pemindaian transvaginal
dapat digunakan di awal kehamilan untuk mendiagnosa
kemungkinan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim)
atau hamil anggur.

 Uji USG Doppler dapat menangkap detak jantung


setidaknya pada 6 minggu awal, namun akan terlihat
jelas pada usia tujuh minggu.

 Tidak ada rekomendasi tertentu mengenai jumlah uji USG.


Ada yang menjadwalkan uji USG setiap tujuh minggu,
ada pula yang melakukan uji ini di awal kehamilan antara
6 sampai 10 minggu dan dilakukan lagi pada usia 20
minggu.
Kegunaan USG

Untuk mengetahui umur kehamilan.

Kesesuian besarnya janin


Malformasi janin
dengan usia kehamilan.
Peran Bidan • Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
• Mempersiapkan alat
• Meminta pasien untuk berbaring
• Meminta pasien untuk mengangkat pakaian atas hingga
perut yang akan diperiksa dapat terlihat
• Mengoleskan jeli pada perut pasien secara merata
• Memberitahu dokter bahwa pasien telah siap untuk diperiksa
• Membersihkan sisa jeli pada perut pasien
• Memberitahu kepada pasien bahwa pemeriksaan telah
selesai dilakukan
• Membantu pasien mengenakan pakaian kembali
• Merapikan alat
PEMERIKSAAN RONTGEN

Salah satu teknik pencitraan medis yang


menggunakan radiasi elektromgnetik untuk
mengambil gambar atau foto bagian dalam
tubuh

Cedera, infeksi, patah tulang, radang sendi,


Prosedur ini merupakan bagian dari pembusukan gigi, osteoporosis, atau kanker
pemeriksaan penunjang untuk tulang merupakan beberapa kondisi medis
keperluan penegakan diagnosa yang memerlukan pemeriksaan rontgen.
yang akurat

Prioritas utamanya adalah untuk melihat


tulang dan sendi. Terkdangg juga dipakai
untuk mendeteksi msalah jaringan lunak
seperti organ internal
FIRST AID
GUIDE | 2020
Sifat Sinar X

Daya Tembus Efek-efek Fotografik


Sinar yang dipakai adalah sinar radiografi
mempunyai daya tembus yang besar
dan dapat melalui beberapa meter 1 5 Sinar-X mempengaruhi emulsi
fotografi seperti pengaruh
udara, dapat menembus bahan-bahan cahaya.
alumunium, dan beberapa puluh
sentimeter kayu atau daging.
Pendar Fluor
Bertebaran
Bila berkas sinar-X melalui suatu. zat,
maka ia akan menyebar ke semua
2 4 Bahan-bahan tertentu, seperti
zincsuphide atau calsium tungtate,
mengeluarkan cahaya pendar
jurusan, laksana berkas cahaya
fluor yang nyata bila berkas sinar-X
yang melalui kabut
menimpanya.

Penyerapan
Menembusnya suatu sinar-X untuk sebagian
terbatas oleh pertebaran dan sebagian oleh
3
penyerapan. Sinar-X yang dipergunakan dalam
rodiografi diserap oleh bahan menurut berat
atom dan kepadatannya
Radiologi Berhubungan Dengan Kehamilan

Resiko Rontgen pada Saat Hamil Jumlah dan Posisi Fetus


Resiko yang akan timbul terhadap fetus
yang mendapat penyinaran radioaktif. Bila fetus sudah nampak pada rodigrafi,
Timbulnya leukimia pada anak-anak umur maka dapatlah kita menentukan apakah
12 tahun akan lebih tinggi resikonya pada hanya satu atau lebih fetus, posisi, letak
anak-anak yang saat antenatal mendapat occiput, serta letak kaki
radiasi
1 3
Radiologi Untuk Diagnosa Kehamilan
Terkadang perlu membuat diognosa
2 4 Ukuran dan Umur Fetus
Cara pengukuran umur dengan
adanya gravida atau bukan, pada wanita menggunakan ukuran kepala yang
yang stadiumnya dini, sebelum dilakukan diukur dengan rodiografi memberi hasil
tindakan operasi. Hal ini digunakan untuk dengan umur kira-kira dua minggu.
membedakan diagnosa mola hidatidosa
dan tumor pelvis lainnya.
Plasenta Previa
Posisi plasenta dapat dilihat pada foto
abdomen yang baik. Pada posisi yang
6 normal, letak kepala dibawah, berjarak
simetris terhadap sakrum dan symphysis.
Dalam posisi semacam ini adanya
plasenta previa dapat disingkirkan.

Derfomitas dari Fetus Bentuk dan Ukuran Panggul


dan Kematiannya Ukuran panggul dapat
ditentukan lebih tepat dengan
Kelainan kongenital dari
janin misalnya anecephali
atau spina bifida dapat
5 7 pemerisaan radiologik daripada
pemeriksaan klinik. Diameter
trans-vertio dan konjungata
dilihat dari radiografi
dapat diukur dengan selisih
kesalahan 0,5 dari sebenarnya.
PEMERIKSAAN CTG
 CTG atau Cardiotocography adalah sebuah alat
yang digunakan untuk memantau denyut jantung
janin dan kontraksi rahim.
 Alat ini digunakan untuk melihat ada tidaknya
gangguan pada kesehatan janin seblum atau
selama persalinan

 terkadang disebut electronic fetal monitoring / EFM telah banyak


digunakan, tetapi merupakan praktik dengan hasil evaluasi buruk
 Penggunaannya meningkatkan angka seksio sesaria, tetapi sedikit
mengubah insidensi mortalitas perinatal
 Penggunaan alat ini tidak dianjurkan pada wanita dengan
persalinan normal dan hanya boleh digunakan untuk persalinan
dengan indikasi tertentu, tetapi bukti-bukti yang mendukung hal ini
masih sangat sedikit
MIDIRS (1996) menyatakan bahwa penggunaan EFM
yang berkelanjutan akan dapat:

 Menguranggi mobilitas selama persalinan dan


membatasi penggunaan berbagai posisi alternatif.
 Menambah beban persalinan sehingga lebih banyak
analgesia yang digunakan
 Meningkatkan jumlah intervensi, misalnya pemeriksaan
vagina, pengambilan sampel darah janin
 Meningkatkan resiko persalinan dengan alat bantu
atau dengan operasi.
Prosedur Penggunaan
Prosedur Monitor
Penggunaan Monitor CTG CTG

 Dapatkan persetujuan tindakan.  Bila mesin tidak otomatis, atur tekanan


 Lakukan pemeriksaan abdomen dan mesin (dengan uterus rileks) sekitar 12
auskultasi jantung janin menggunakan mmHg.
stetoskop Pinard.  Mulai mencetak pada kertas, catat
 Posisikan ibu pada posisi semi-terlentang tanggal, nama ibu dan nomor registrasi,
atau duduk; posisinya dapat diubah waktu dan hal lainnya yang berkaitan,
setelah monitor dipasang. seperti tanda tangan bidan.
 Oleskan jeli pada transducer  Periksa apakah pencetakan otomatis
ultrasonogarfi. waktu sudah benar.
 Pasang transducer di daerah tempat bunyi  Anjurkan ibu untuk mencatat gerakan
jantung janin diperkirakan dapat didengar, janin.
sinyal yang terjadi menunjukan bahwa  Lepas monitor bila sudah yakin bahwa hasil
posisinya sudah benar. pemeriksaan menunjukkan kondisi normal.
 Kencangkan transducer pada posisinya  Bersihkan sisa jeli yang ada di perut ibu.
dengan menggunakan sabuk abdomen.  Diskusikan hasilnya dengan ibu.
 Pasang tokodinamometer pada fundus  Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan
uterus dan kencangkan dengan sabuk lakukan tindakan yang sesuai.
abdomen.
 Bersihkan alat-alat.
Interpretasi CTG
Interpretasi CTG diawali dengan pengetahuan tentang riwayat dan kondisi klinis ibu
saat itu dan keyakinan bahwa monitor tesebut sudah digunakan dengan benar.
Adanya kontraksi uterus harus dicatat frekuensi, kekuatan dan lamanya.

Gambaran jantung janin dikaji melalui:


 Nilai dasar: harus berada diantara 110 dan 150 dpm dan merupakan frekuensi
ketika jantung janin kembali normal setelah deselerasi atau akselerasi.
 Variabilitas nilai dasar: variasi frekuensi jantung berkisar antara 5 dan 15 dpm
selama 10-20 detik, dikaji dengan mengurangi jumlah denyut tertinggi dengan
jumlah terendah.
 Akselerasi: peningkatan frekuensi jantung sebesar 15 dpm dari nilai dasar selama
sedikitnya 15 detik; jalur rektif mencakup dua akselerasi atau lebih dalam 20 menit.
 Deselerasi: frekuensi jantung berdeselerasi dari nilai dasar: kedalaman dan waktu
pemulihan diobservasi dalam kaitannya dengan waktu kontraksi.
Dalam proses persalinan deselerasi didefinisikan sebagai:

 Awal: deselerasi terjadi pada kontraksi, sering disertai kompresi kepala selama
kala II persalinan.
 Variasi: waktu dan bentunknya bervariasi; jantung janin mengalami akselerasi
sebelum dan sesudah deselerasi sebelum kembali ke nilai dasar, sering
disebut ”shouldering” dan dibedakan oleh cepatnya kembali nilai dasar,
sering terjadi akibat tekanan tali pusat.
 Lambat: deselerasi terjadi setelah awitan kontraksi, dan pemulihan terjadi
setelah kontraksi berakhir; sering terjadi akibat penurunan aliran darah
uteroplasenta.
 Berkepanjangan: dapat terjadi setiap saat, terdapat penurunan yang
signifikan pada frekuensi jantung selama lebih dari 2 menit; janin dapat
mengalami perburukan dan biasabya diindikasikan persalinan
Secara ringkas peran dan tanggung
jawab bidan adalah:
Peran dan Tanggung Jawab Bidan  Mengetahui tentang praktik berdasarkan bukti
yang terbaru.
 Menggunakan dan mensupervisi monitor
dengan benar.
 Menginterpretasikan hasil dengan tepat dan
meningkatkan keterampilan secara teratur.
 Melakukan pencatatan yang akurat termasuk
dokumentasi print out.
 Melakukan rujukan jika terdapat penyimpangan dari
normal.

 Pemeliharaan alat.

 Memberi penyuluhan dan dukungan


pada ibu.
UJI TANPA BEBAN CTG
Macam-macam CTG  Batasan :
1 Pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokgrafi
pada umur kehamilan lebih dari 32 minggu.
 Tujuan :
Menilai kesehatan janin melalui hubungan perubahan denyut
jantung janin dengan gerakan janin yang dirasakan oleh ibu.

UJI BEBAN KONTRAKSI (CST) atau UJI DENGAN OKSITOSIN (OCT)

2  Batasan :
Cara pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokografi yang menilai
perubahan denyut jantung janin pada saat kontraksi rahim.
 Tujuan :
Untuk memantau kondisi janin pada kehamilan usia lanjut sebelum janin dilahirkan
Untuk menilai apakan janin dapat mentolelir beban persalinan normal
Untuk menilai fungsi plasenta

PEMANTAUAN DENYUT JANTUNG JANIN DALAM PERSALINAN

3  Batasan ;
Pemantauan DJJ dengan KTG selama persalinan
 Tujuan :
Untuk mengurangi hasil persalinan yang buruk akibat hipoksia atau asidosis yang dapat dialami janin
selama persalinan
PEMERIKSAAN
LAPAROSKOPI

Laparaskopi adalah:
 Suatu cara visualisasi endoskopik
rongga perut dan panggul melalui
sayatan kecil pada dinding depan
abdomen setelah sebelumnya dibuat
pnumoperitonium.
 Visualisasi genitalia interna secara
langsung dengan menyuntikkan zat
warna untuk memeriksa patensi tuba Peralatan Laparoskopi
Laparoskopi yang paling banyak
digunakan di Indonesia sekarang ini, yaitu:
 Fertility Control System (Tri Control
Assembly) model V-H.
 Laprocator TM
Sumber cahaya Insuflator gas Sistem optik Alat-alat sirurgis

1 2 3 4

Pembagian
Peralatan
Teknik Sterilisasi
Teknik Sterilisasi
Laparoskopi
Laparoskopi

1. Persiapan penderita
• Penderita dalam posisi litotomi dengan kaki agak
terangkat ke atas untuk mendapatkan relaksasi
otot perut sebaik-baiknya.
• Lakukan deinfeksi vulva dan vagina, kemudian 3. Pneumoperitoneum
dipasang kain steril. Hal yang terpenting dalam melakukan operasi laparoskopi
• Vesica urinaria dikosongkan kemudian dipasang adalah memasukkan gas kedalam rongga perut
manipulator uterus dan difiksasikan dengan (pembentukkan pneumoperitoneum) sehingga usus-usus
vulsellum cervix yang dicekamkan pada bibir akan jatuh ke bagian belakang/bawah rongga perut.
depan porsio. 4. Pemasangan laparoskopi
• Dinding perut sekitar pusat dibersihkan dengan 3. Pneumoperitoneum
5. Gambaran yang perlu diperhatikan dalam laparoskopi
larutan antiseptik, kemudian ditutup kain steril Hal yang terpenting dalam melakukan operasi laparoskopi
6. Teknik okulasi tuba
adalah memasukkan gas kedalam rongga perut
Okulasi tuba dapat dilakukan dengan bermacam-macam
2. Pemberian anastesi lokal: (pembentukkan pneumoperitoneum) sehingga usus-usus
cara:
• Disuntikkan procain 1% subcutis di kanan kiri pusat akan jatuh ke bagian belakang/bawah rongga perut.
 Diatermi:
dan diteruskan ke bawah pusat. Diperlukan sekitar Unipolar: koagulasi saja
20-30 ml. Bipolar : koagulasi, potong dan eksisi
• Tunggu 2-3 menit  Elektrokauter : Tang pencekam
Pengait
 Nonelektris : Klip
Cincin
Efek Samping

Penyuntikan zat warna ke


Salpingitis atau peritonitis dalam kavum peritonium dapat
pelvis dapat menyebabkan menyebabkan infeksi asenden.
okulasi tuba Resiko terjadi infeksi sekitar 1-2%.

1 2

3 4
Perlukaan pada usus, Infeksi umbilikus
pembuluh darah dan vesica
urinaria
Non Ginekologis
 Teknik Laparoskopi  Abdominal
Operatif Selain Sterilisasi 1) Biopsi hepar: - Dengan
laparoskop atau dengan biopsi
jarum di bawah pengawasan
laparoskop.
Ginekologis 2) Biopsi Peritoneum:
• Biopsi ovarium Pariteale
• Histerosalpingogram Sub diafragmantika
• Fulgurasi endometriosis  Thorax
• Adesiolisis 1) Biopsi pleura paritealis
• Salpingolisis dan dilatasi ostium 2) Adesiolisis
tubae 3) Aspirasi cairan pleural
• Aspirasi kista ovarium
• Pemotongan ligamentum
 Riset
sacrouterinum
Aspirasi Folikel:
• Pengambilan benda-benda asing
1) Cairan
• Salpingektomi parsialis
2) Ovarium
• Kistektomi (parovarian)
3) Biopsi ovarium-Kultur Jaringan
4) Pemasangan kateter polietilen
intra abdominal untuk kemoterapi
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Pelaksanaan Teknik
Laparoskopi

Your Text Here


menyadari bahaya-bahaya yang
Memahami cara
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
kerja laparoskopi Presentations. 1 dapat ditimbulkan oleh prosedur ini

3
2 mengembangkan kegunaan
laparoskopi
Your Text Here dalam praktik klinik

Menyadari perlunya memiliki 4 You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
keterampilan dasar tentang Presentations.
laparoskopi
Peran dan tanggungjawab bidan dalam melaksanakan prosedur laparoskopi:

1. Melakukan anamesa terhadap pasien


2. Persiapan alat
3. Persiapan pasien
 Mengatur pasien dalam posisi litotomi.
 Melakukan desinfeksi vulva dan vagina, kemudian
dipasang kain steril.
 Mengosongkan vesica urinaria kemudian memasang
manipulator uterus dan difiksasikan dengan vulsellum
serviks yang dicekamkan pada bibir depan porsio.

4. Membersihkan peralatan bekas pakai:


• Alat-alat yang terbuat dari logam yang dapat disuci
hamakan dengan autoklaf tanpa resiko terjadinya
kerusakan dan biasanya memerlukan waktu 24 jam.
• Alat-alat optik dan alat-alat dengan insulasi, lakukan
prosedur penyucian hama dingin, yaitu rendam tablet
formalin 10% atau larutan dialdehyde (CIDEX R)
dengan waktu 10 menit
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai