ETIKA Nama : Dina Fazriani NIM : 1902277005 Kelas : 19Keb-A Pertemuan : Ke-1 Isi Rangkuman :
1. Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum
Pengertian Etika Menurut Siagian (1996) menyebutkan bahwa setidaknya ada 4 alasan mengapa mempelajari etika sangat penting: (1) etika memandu manusia dalam memilih berbagai keputusan yang dihadapi dalam kehidupan, (2) etika merupakan pola perilaku yang didasarkan pada kesepakatan nilai-nilai sehingga kehidupan yang harmonis dapat tercapai, (3) dinamika dalam kehidupan manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral sehingga perlu dilakukan analisa dan ditinjau ulang (4) etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas dan mengilhami manusia untuk sama-sama mencari, menemukan dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki. Pelajaran mengenai etika tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk pencarian/penguasaan ilmu. Secara etimologi, ada dua pendapat mengenai asal-usul kata etika (Ayi Sofyan, 2010) yakni; pertama, etika berasal dari bahasa Inggris, yang disebut dengan ethic (singular) yang berarti suatu sistem, prinsip moral, aturan atau cara berperilaku. Akan tetapi, terkadang ethics (dengan tambahan huruf s) dapat berarti singular. Jika ini yang dimaksud maka ethics berarti suatu cabang filsafat yang memberikan batasan prinsip-prinsip moral. Jika ethics dengan maksud plural (jamak) berarti prinsip-prinsip moral yang dipengaruhi oleh perilaku pribadi Yang kedua berasal dari bahasa Yunani, yaitu Etos yang berarti karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika merupakan norma- norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa tertentu kepada masyarakat. Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya. Etika juga berarti pengetahuan tentang moralitas, yaitu meninjau segala hal yaitu baik maupun buruk dari sisi moral. Menurut Priharjo (1995), etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi, menganalisa dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk mendeterminasis perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang dihadapi. Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan atau standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian etika adalah : Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat. Pengertian Etiket Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Etiket berasal dari kata bahasa Prancis "etiquette“. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu: Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik. Etiket juga dapat sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses. Kumpulan cara dan sikap perbuatan, tingkah laku yang baik dalam tata pergaulan, relasi dan interaksi antar manusia. Suatu sikap seperti sopan santun aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam suatu pergaulan. Etiket juga merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah laku individual dalam masyarakat beradab, merupakan tatacara formal atau tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status social masing-masing individu. Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain; 1. nilai-nilai kepentingan umum 2. nilai-nilai kehjujuran, keterbukaan dan kebaikan 3. nilai-nilai kesejahteraan 4. nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai 5. nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh piker. Mampu membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan atau tidak dirahasiakan. Pengertian Moral Moral adalah sesuatu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti, dan mental, yang membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai dengan benar apa yang baik dan buruk. Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Pada akhirnya nilai moral, etika, kode perilaku dan kode etik standard profesi adalah memberikan jalan, pedoman, tolak ukur dan acuan untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang akan dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan profesi atau keahliannya masing-masing. Pengambilan keputusan etis atau etik, merupakan aspek kompetensi dari perilaku moral sebagai seorang profesional yang telah memperhitungkan konsekuensinya, secara matang baik-buruknya akibat yang ditimbulkan dari tindakannya itu secara obyektif, dan sekaligus memiliki tanggung jawab atau integritas yang tinggi. Kode etik profesi dibentuk dan disepakati oleh para profesional tersebut bukanlah ditujukan untuk melindungi kepentingan individual (subyektif), tetapi lebih ditekankan kepada kepentingan yang lebih luas (obyektif). Pengertian Hukum Menurut Soerojo Wignjodipoero, S.H. Hukum adalah himpunan peraturan- peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu atau dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat. Hukum memang pada hakekatnya adalah sesuatu yang abstrak, meskipun dalam manifestasinya bisa berwujud kongkrit. Olehnya itu pertanyaan tentang apakah hukum senantiasa merupakan pertanyaan yang jawabannya tidak mungkin satu. Persepsi orang tentang hukum itu beraneka ragam, tergantung dari sudut mana mereka memandangnya. Secara umum hukum adalah peraturan, undang-undang atau adab yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Beberapa definisi hukum yang dikemukakan oleh para pakar hukum adalah: H.J. Hamaker : Hukum merupakan seperangkat aturan yang menunjuk kebiasaan orang dalam pergaulannya dengan pihak lain di dalam masyarakatnya. Kantorowich : Hukum adalah keseluruhan aturan-aturan kemasyarakatan yang mewajibkan tindakan lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan. Holmes : Hukum adalah apa yang diramalkan akan diputuskan oleh pengadilan. John Locke : sesuatu yang ditentukan oleh warga masyarakat pada umumnya tentang tindakan-tindakan mereka untuk menilai/mengadili mana yang merupakan perbuatan yang jujur dan mana yang merupakan perbuatan yang curang. Etika Profesi & Hukum Kesehatan 3 Emmanuel Kant : Hukum adalah keseluruhan kondisi-kondisi di mana terjadi kombinasi antara keinginan-keinginan pribadi oarang lain sesuai dengan hukum umum tentang kemerdekaan. Etika tidak bisa terlepas dari masalah moral dan hukum, karena ketiganya berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain F.A. Moeloek (2002) menyatakan bahwa etika, moral, dan hukum merupakan the guardians (pengawal) bagi kemanusian. Ketiganya mempunyai tugas dan kewenangan untuk memanusiakan manusia dan memperadab manusia. Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama, yaitu mengatur tertib dan tenteramnya pergaulan hidup dalam masyarakat. Pelanggaran etik tidak selalu merupakan pelanggaran hukum, tetapi sebaliknya, pelanggaran hukum hampir selalu merupakan pelanggaran etik. Etika hanya bisa ”bergerak” sebatas memberi peringatan dan tuntunan, sedangkan hukum dengan dasar etika yang jelas bisa memberi sanksi yang lebih jelas dan tegas dalam bentuk tuntutan. Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai arti kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya, moral juga berhubungan erat dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum. Contohya; Aborsi tanpa adanya persetujuann dari pihak medis yang berwenang adalah tindakan moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini berakar di masyarakat maka harus diatur dengan hukum” Perbedaan antara etika umum dan etika sosial Etika pada umumnya dibagi menjadi dua macam yaitu etika umum dan etika khusus (sosial). 1) Etika Umum yaitu etika yang merupakan dasar dari ilmu etika, yang mengemukakan prinsip-prinsip yang menjadi bagian dari ilmu tentang moral. 2) Etika Khusus (Sosial) aplikasi prinsip-prinsip etika umum, etika ini dikhususkan bagi profesi tertentu seperti kedokteran, etika perawat, etika rumah sakit, etika kebidanan, etika perekam medis dan informasi kesehatan 2. Sistematika Etika Etika deskriptif Etika deskriptif merupakan penggambaran atau pelukisan tingkah laku moral secara kritis dan rasional secara menyeluruh atau universal. Etika deskriptif tidak memberikan penilaian, tetapi menggambarkan atau pelukisan moralitas pada individu tertentu, kebudayaan tertentu dan dalam waktu tertentu. Etika deskriptif berkaitan dengan adat istiadat, kebiasaan, anggapan baik ataupun buruk, tindakan yang diizinkan dan yang tidak diizinkan untuk dilakukan dalam suatu kebudayaan, hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat, serta kebudayaan dan subkultur tertentu yang terjadi pada suatu periode sejarah. Contoh etika deskriptif yaitu Pandangan terhadap negara Uni Soviet yang dikenal sebagai negara komunis atau atheis dan Pandangan masyarakat terhadap praktek pengguguran kandungan yang masih banyak terjadi. Etika normatif Merupakan penilaian tentang perilaku manusia dan juga memberi norma yang menjadi kerangka atau dasar perilaku. Etika normatif bersifat memerintahkan (prespektif), tidak melukiskan melainkan menentukan benar tidaknya suatu perilaku. Etika normatif mengandung argumentasi atau alasan atas dasar norma atau latar belakang perilaku bisa dianggap baik atau buruk, disertai dengan analisis moral dan dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam praktek. Etika normatif membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi : Etika Umum : yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral. Etika Khusus : terdiri dari etika sosial, etika individu dan etika terapan. Etika sosial, menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antar sesama manusia dalam aktivitasnya, Etika individu, lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi. Etika terapan, adalah etika yang diterapkan pada profesi. 3. Asas-asas etika medis Perubahan-perubahan ini telah melahirkan asas-asas etika medis kontemporer (masa kini) sebagai berikut. 1. Asas Menghormati Otonomi Pasien. Otonomi secara umum adalah hak untuk memutuskan sendiri dalam hal- hal yang menyangkut diri sendiri. Hak otonomi pasien adalah hak pasien untuk mengambil keputusan dan menentukan sendiri tentang kesehatan, kehidupan, dan malahan secara ekstrim tentang kematiannya. Ini berlawanan dengan budaya tradisional Hippokrates, di mana umumnya dokterlah yang menentukan apa yang dianggapnya paling baik untuk pasien. 2. Asas Keadilan (Justice) Keadilan adalah salah satu pilar utama dalam kehidupan demokrasi. Asas keadilan lahir dari hak asasi manusia; setiap orang berhak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang adil, karena kesehatan adalah hak yang sama bagi setiap warga negara. Hak ini dijamin dalam amendemen UUD tahun 1945. 3. Asas Berkata Benar (Truth Telling, Veracity) Salah satu ciri hubungan tenaga kesehatan/paramedik dengan pasien merupakan hubungan kepercayaan. Tenaga kesehatan harus selalu berkata benar tentang keadaan pasiennya begitu juga pasien salah satu hak pasien adalah memberikan informasi tentang keadaaan dirinya dengan sebenar- benarnya. Jangan sampai adanya dalil merahasiakan keadaan pasien karena untuk menjaga perasaan atau takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan tentang keadaan pasien. 4. Fungsi Etika dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama di berbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral pada situasi nyata yang berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berfikir dan tindakannya didasari oleh nilai-nilai. Moralitas merupakan suatu gambaran manusiawi yang menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia serta tidak terdapat pada makhluk lain selain manusia. Moralitas adalah sifat moral atau seluruh asas dan nilai yang menyangkut baik dan buruk. Kaitan antara etika dan moralitas adalah bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku moral atau ilmu yang membahas tentang moralitas. Moral adalah mengenai apa yang dinilai seharusnya oleh masyarakat. Kesimpulannya adalah bahwa fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan adalah memberi arah bagi perilaku manusia dalam hal ini “profesi bidan” tentang apa yang baik atau buruk,apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan sehingga masyarakat akan merasa puas terhadap pelayanan kebidanan yang diberikan. Beberapa fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan diantaranya : Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain Menjaga privacy setiap individu Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah Menghasilkan tindakan yg benar Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik Mengatur hal-hal yang bersifat praktik Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode etik profesi