Anda di halaman 1dari 5

Jawab :

1. .
 Maritim merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang
berarti navigasi atau maritim. Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran dan
perniagaan yang berhubungan dengan kelautan atau biasa disebut dengan pelayaran
niaga. Berdasarkan terminologi maritim berarti ruang/wilayah permukaan laut yang
terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu lintas, jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya.
Kemaritiman menjadi sangat penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui, dua periga atau 63% wilayah
Indonesia adalah laut, dengan panjang 81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya
maritim yang sangat kaya.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut
seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah
ZEEI 2,7 juta km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181
km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis terkandung keanekaragaman
sumberdaya alam laut baik hayati maupun non hayati menjadikan sektor kelautan sebagai
penunjang perekonomian penting bagi Indonesia.
 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan bentuk geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menghargai dan mengutamakan
kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional.
Secara etimologis kata Wawasan Nusantara berasal dari bahasa Jawa, yaitu
Wawas, Nusa, dan Antara. Arti kata wawas adalah Pandangan, Tinjauan, Penglihatan
Indrawi. Kata Nusa berarti pulau atau kesatuan kepulauan, sedangkan Antara berarti dua
benua dan dua samudera.
Sehingga pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
terhadap kesatuan kepulauan yang berada di antara dua benua (benua Asia dan Australia)
dan dua samudera (samudera hindia dan pasifik).
Wawasan nusantara memiliki dasar hukum yang diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dalam:
1. Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973
2. Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN
3. Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa arti wawasan nusantara, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian wawasan nusantara menurut para
ahli:

1. Prof. Wan Usman


Menurut Prof. Wan Usman, pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam.

2. Samsul Wahidin

Menurut Samsul Wahidin, pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang, cara
memahami, cara menghayati, cara bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah laku bagi
Bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam
arti yang luas dengan aspek-aspek asta grata.

3. Munadjat Danusaputro

Menurut Munadjat Danusaputro, pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang


Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang serba terhubung
serta pemekarannya di tengah-tengah lingkungan tersebut berdasarkan asas nusantara.

4. Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi

Menurut Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, arti wawasan nusantara adalah cara
pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan
bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.

5. Sumarsono

Menurut Sumarsono, definisi wawasan nusantara adalah nilai yang menjiwai segenap
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara,
sehingga menggambarkan sikap dan perilaku, paham serta semangat kebangsaan atau
nasionalisme yang tinggi yang merupakan identitas atau jati diri Bangsa Indonesia.

6. M. Panggabean

Menurut M. Panggabean, pengertian wawasan nusantara adalah doktrin politik bangsa


Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia, yang
didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan memperhitungkan pengaruh geografi,
ekonomi, demografi, teknologi dan kemungkinan strategik yang tersedia.

7. Akhadiah MK
Menurut Akhadiah MK, pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang Bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan ide nasionalnya, yaitu Pancasila
dan UUD 1945, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat
di tengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai tindak kebijaksanaan dalam mencapai
tujuan perjuangan bangsa.

8. Kelompok Kerja LEMHANAS

Menurut Kelompok Kerja LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional) 1999,


pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai
diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai startegis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

9. Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN

Menurut Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, pengertian Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
 Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa mengenai diri dan
ideologinya, serta cita-citanya, yang diorientasikan untuk memperkokoh dan menjaga
persatuan bangsa dan ketahanan bangsa. Ketahanan bangsa adalah kondisi dinamik
bangsa yang berisi ketangguhan, keuletan, dan kehandalan yang dibangun agar mampu
menghadapi tantangan, dari dalam dan luar negeri.
Terdapat beberapa tujuan dari wawasan kebangsaan. Yang pertama adalah
terbentuknya bangsa yang kuat, kukuh bersatu, berdaya saing tinggi, dan sejahtera. Selain
itu, wawasan kebangsaan juga menjaga sejarah kebangsaan Indonesia & kecintaan akan
NKRI. Tujuan lain dari wawasan kebangsaan adalah revitalisasi dan reaktualisasi nilai-
nilai Pancasila, serta secara khusus meredam berkembangnya penonjolan primordialisme
sempit, kesukuan, kedaerahan, dan mencegah disintegrasi bangsa. Terakhir, wawasan
kebangsaan dapat meningkatkan kualitas penangkal maya demi lestarinya bangsa.
Wawasan kebangsaan Indonesia tercetus pada sumpah pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai tekad perjuangan dan merupakan konvensi nasional. Terdapat dua
aspek wawasan kebangsaan, yaitu aspek moral dan aspek intelektual.
Berdasarkan dua aspek tersebut, wawasan kebangsaan memiliki 6 nilai, yaitu
penghargaan terhadap harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Mahakuasa,
tekad bersama untuk berkehidupan yang bebas, merdeka, dan bersatu, cinta tanah air dan
bangsa, demokrasi dan kedaulatan rakyat, kesetiakawanan sosial, dan masyarakat adil
dan makmur. Selain nilai-nilai tersebut, wawasan kebangsaan juga memiliki makna
penting, yaitu mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan dan
kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara
memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk
memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan
bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan
eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).
Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita
sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai
tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan
politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada
falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM.
Dalam kenyataannya konsep kebangsaan itu telah dijadikan dasar negara dan
ideologi nasional yang terumus di dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam Alinea
IV Pembukaan UUD 1945. Konsep kebangsaan itulah yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.

2. Indonesia merupakan negara kepulauan, antara pulau yang satu dengan pulau
yang lainnya dipisahkan oleh laut, tapi dalam hal ini laut bukan menjadi penghalang bagi
tiap suku bangsa di Indonesia untuk saling berhubungan dengan suku-suku di pulau
lainnya. Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau telah berkembang
dengan menggunakan berbagai macam tipe perahu tradisional, nenek moyang kita
menjadi pelaut-pelaut handal yang menjelajah untuk mengadakan kontak dan interaksi
dengan pihak luar. Bahkan, yang lebih mengejutkan lagi, pelayaran yang dilakukan oleh
orang-orang Indonesia (Nusantara) pada zaman bahari telah sampai ke Madagaskar.
Bukti dari berita itu sendiri adalah berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu tipe
jukung yang sama yang digunakan oleh orang-orang Kalimantan untuk berlayar.
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti
dengan pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on
the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui Deklarasi
Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah
negara kepulauan. Seperti diketahui bersama bahwa 3/5 dari wilayah negara kita
merupakan wilayah perairan dengan dikelilingi oleh ± 17.508 pulau yang kaya akan
sumber daya alam yang sampai hari ini oleh karena pergeseran nilai dan paradigma yang
tidak tepat memandang konsep negara kepulauan menyebabkan potensi kelautan kita
belum benar-benar bisa dimaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatannya.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwasannya Sriwijaya dan Majapahit
pernah menjadi kiblat di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah
Asia.
Fakta sejarah lain yang menandakan bahwa Bangsa Indonesia terlahir sebagai
bangsa Maritim dan tidak bisa dipungkiri, yakni dibuktikan dengan adanya temuan-
temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuan situs prasejarah di gua-gua
Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar,
menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut,
selain itu ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di Australia
dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah melakukan hubungan
dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan kapal-kapal yang laik layar.

Anda mungkin juga menyukai