TENTANG
BERPARTISIPASI DI PILKADA SAAT PANDEMI
PENDAHULUAN
Sebentar lagi akan berlangsung pemilihan kepala daerah (pilkada) tingkat kabupaten dan kota
secara serentak di berbagai wilayah di Indonesia. Berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya,
pilkada yang akan digelar tahun ini agak istimewa. Sebab pilkada tersebut akan berlangsung
dalam situasi pandemi. Bahkan di saat jumlah kasus corona masih cukup tinggi.
Karena itu, muncul kekhawatiran dari sejumlah kalangan bahwa penyelenggaran pilkada akan
semakin memperluas penyebaran pandemi. Lalu muncul pula pertanyaan: dalam situasi
semacam ini, dengan alasan khawatir tertular corona, apakah boleh tidak ikut serta dalam
kegiatan pilkada, termasuk dalam pencoblosan?
Di antara visi PKS adalah menjadi pelopor dalam mewujudkan tujuan nasional. Di antaranya
dengan membantu merealisasikan politik yang bermartabat dan memberikan maslahat.
Termasuk dalam memunculkan para pemimpin daerah yang berkualitas dengan sejumlah alasan
sebagai berikut:
Pertama, dalam Islam memilih pemimpin merupakan persoalan yang sangat penting dan
fundamental. Di antara alasannya:
- Allah menempatkan ketaatan kepada pemimpin (ulil amri) setelah ketaatan kepada Allah
dan Rasul saw. Ini menunjukkan pentingnya posisi pemimpin. Allah befirman,
- Seperti diketahui bersama, penguburan jasad Nabi saw sampai tertunda sekitar
dua atau tiga hari. Menurut Imam az-Zarqani dalam Syarhul Muwaththa 2/94
salah satu sebabnya adalah karena para sahabat sibuk bermusyawarah untuk
mencari pemimpin (khalifah) pengganti beliau. Ini menegaskan urgensi
keberadaan pemimpin dalam sebuah komunitas.
Kedua, PKS berdasarkan hasil syura telah memutuskan untuk mengusung 67 kader internal
dalam pilkada di 230 wilayah yang diikuti setelah disaring dan diseleksi. Tentu saja apa yang
ditetapkan berdasarkan hasil syura dan telah diputusan partai tersebut harus ditaati dan diikuti.
Khalifah Umar Bin Khattab ra berkata, “Tiada kebaikan pada suatu urusan yang dilaksanakan
tanpa musyawarah.” (An-Nizham As-Siyasi Fil-Islam, Muhammad Abdul-Qadir Abu Faris.)
Dalam potongan hadits marfu yang juga dinisbatkan kepada Umar ra disebutkan:
اع ٍة
اوالا إِ ام اارةا إِالَّ بِطا ا، اعةا إِالَّ ِبِِ ام اارٍة
ٍ إِنَّه الا إِس االم إِالَّ ِِبم
اوال اَجا ا، اعة
ُ أ ا اا ا
“Tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah. Tidak ada jamaah kecuali dengan sebuah
kepemimpinan. Tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan...” (HR ad-Darimi).
Ketiga, ketidakikutsertaan dalam pilkada bisa menimbulkan bahaya sebab membuka peluang
bagi munculnya kepala daerah yang tidak mempunyai kapasitas dan integritas. Karena itu,
( دفع رmencegah bahaya
berpartisipasi di pilkada dalam konteks ini merupakan bentuk الضر المتوقع
yang mungkin terjadi)
Keempat, berpartisipasi dalam pilkada yang bertujuan meraih posisi kepemimpinan di daerah
merupakan bentuk penyiapan kekuatan seperti yang diperintahkan Allah Swt dalam Alquran.
Salah satunya dengan penyiapan kekuatan secara politik (quwwah siyasiyyah). Bila PKS
mendapatkan kemenangan signifikan di beberapa daerah, hal itu insya Allah akan memberikan
pengaruh bagi PKS di tingkat nasional sehingga meningkatkan wibawa dan kontribusi dalam
mewujudkan tujuan nasional dan memberikan kemasalahatan bagi bangsa.
ين ِم أن ُدوِنِِ أم اال تا أعلا ُم ا
وِنُُم َِّ اع ُّدوا اَلم ما استطاعتم ِمن قُ َّوٍة وِمن ِرَب ِط ا أْلي ِل تُرِهبو ان بِِه ع ُد َّو
اَّلل او اع ُد َّوُك أم اوآ اخ ِر ا ا ُ ُأ ا أ ا أ ُ أ أ ا أ ا اأ أ
ِ وأ
ا
اَّللُ يا أعلا ُم ُه أم
َّ
Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-
kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu bisa menggentarkan
musuh Allâh dan musuhmu serta orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allâh mengetahuinya (QS al-Anfal: 60)
Dalam hal ini patutlah bersyukur kepada Allah dan memberikan apresiasi kepada masyarakat atas
meningkatnya sum’ah (reputasi) politik PKS melalui kebersamaan PKS dengan rakyat dalam
sejumlah program pelayanan, kepedulian, dan advokasi politik di parlemen. Karena itu,
hendaknya para kader dan simpatisan bersemangat memanfaatkan citra positif terhadap PKS
tersebut guna menyukseskan calon yang diusung PKS untuk rakyat.
َّهلُ اك ِة ِ
اوالا تُأل ُقوا ِِبايأدي ُك أم إِ اَل الت أ
“Dan janganlah kamu menjatuhkan diri sendiri ke dalam kebinasaan” (QS al-Baqarah:
195)
Dalam rangka itu, protokol kesehatan harus benar-benar diperhatikan dan dilaksanakan. Di
antaranya:
1. Tidak berkerumun, baik pada saat kampanye, pada saat pencoblosan, dan pada
saat penghitungan suara
2. Menjaga jarak
3. Memakai masker
4. Mengatur waktu kedatangan di saat pencoblosan
5. Mencuci tangan
PENUTUP
Akhirnya, kita berdoa semoga Allah Swt memberikan pertolongan, kemenangan, dan kesehatan
kepada kita semua. Amiin.