Anda di halaman 1dari 4

BAYAN

DEWAN SYARIAH PUSAT


PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
NOMOR : 01/B/DSP-PKS/1442

TENTANG
BERPARTISIPASI DI PILKADA SAAT PANDEMI
PENDAHULUAN
Sebentar lagi akan berlangsung pemilihan kepala daerah (pilkada) tingkat kabupaten dan kota
secara serentak di berbagai wilayah di Indonesia. Berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya,
pilkada yang akan digelar tahun ini agak istimewa. Sebab pilkada tersebut akan berlangsung
dalam situasi pandemi. Bahkan di saat jumlah kasus corona masih cukup tinggi.

Karena itu, muncul kekhawatiran dari sejumlah kalangan bahwa penyelenggaran pilkada akan
semakin memperluas penyebaran pandemi. Lalu muncul pula pertanyaan: dalam situasi
semacam ini, dengan alasan khawatir tertular corona, apakah boleh tidak ikut serta dalam
kegiatan pilkada, termasuk dalam pencoblosan?

URGENSI IKUT SERTA DALAM PILKADA

Di antara visi PKS adalah menjadi pelopor dalam mewujudkan tujuan nasional. Di antaranya
dengan membantu merealisasikan politik yang bermartabat dan memberikan maslahat.
Termasuk dalam memunculkan para pemimpin daerah yang berkualitas dengan sejumlah alasan
sebagai berikut:

Pertama, dalam Islam memilih pemimpin merupakan persoalan yang sangat penting dan
fundamental. Di antara alasannya:
- Allah menempatkan ketaatan kepada pemimpin (ulil amri) setelah ketaatan kepada Allah
dan Rasul saw. Ini menunjukkan pentingnya posisi pemimpin. Allah befirman,

]٥٩ :‫)| اآلية‬٤( ‫ُوِل أاْل أام ِر ِمن ُك أم ۖ ) النساء‬


ِ ‫ول اوأ‬
‫الر ُس ا‬ ِ ‫اَّلل وأ‬
َّ ‫اطيعُوا‬ ِ ِ َّ
‫ين اآمنُوا أاطيعُوا َّا ا‬
‫اَي أايُّ اها الذ ا‬
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
(pemimpin) di antara kamu. (QS an-Nisa: 59).
- Bila untuk sebuah perjalanan yang dilakukan oleh tiga orang saja Rasul saw
menyuruh untuk memilih pemimpin di antara mereka, apalagi untuk satu
komunitas yang jumlah penduduknya cukup banyak dan wilayahnya cukup luas.
Tentu kebutuhan akan keberadaan pemimpin lebih besar. Nabi saw bersabda,

‫إذا خرج ثالثةٌ ىف اس اف ٍر فا أليُ اؤِمُروا ا‬


( ‫أحدهم (أبو داود‬
Jika tiga orang berada dalam sebuah perjalanan, hendaknya mereka mengangkat salah
seorang dari mereka sebagai pemimpin. (HR Abu Daud).

- Seperti diketahui bersama, penguburan jasad Nabi saw sampai tertunda sekitar
dua atau tiga hari. Menurut Imam az-Zarqani dalam Syarhul Muwaththa 2/94
salah satu sebabnya adalah karena para sahabat sibuk bermusyawarah untuk
mencari pemimpin (khalifah) pengganti beliau. Ini menegaskan urgensi
keberadaan pemimpin dalam sebuah komunitas.

Kedua, PKS berdasarkan hasil syura telah memutuskan untuk mengusung 67 kader internal
dalam pilkada di 230 wilayah yang diikuti setelah disaring dan diseleksi. Tentu saja apa yang
ditetapkan berdasarkan hasil syura dan telah diputusan partai tersebut harus ditaati dan diikuti.

Khalifah Umar Bin Khattab ra berkata, “Tiada kebaikan pada suatu urusan yang dilaksanakan
tanpa musyawarah.” (An-Nizham As-Siyasi Fil-Islam, Muhammad Abdul-Qadir Abu Faris.)
Dalam potongan hadits marfu yang juga dinisbatkan kepada Umar ra disebutkan:

‫اع ٍة‬
‫ اوالا إِ ام اارةا إِالَّ بِطا ا‬، ‫اعةا إِالَّ ِبِِ ام اارٍة‬
ٍ ‫إِنَّه الا إِس االم إِالَّ ِِبم‬
‫ اوال اَجا ا‬، ‫اعة‬
‫ُ أ ا اا ا‬
“Tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah. Tidak ada jamaah kecuali dengan sebuah
kepemimpinan. Tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan...” (HR ad-Darimi).

Ketiga, ketidakikutsertaan dalam pilkada bisa menimbulkan bahaya sebab membuka peluang
bagi munculnya kepala daerah yang tidak mempunyai kapasitas dan integritas. Karena itu,
‫( دفع ر‬mencegah bahaya
berpartisipasi di pilkada dalam konteks ini merupakan bentuk ‫الضر المتوقع‬
yang mungkin terjadi)

Keempat, berpartisipasi dalam pilkada yang bertujuan meraih posisi kepemimpinan di daerah
merupakan bentuk penyiapan kekuatan seperti yang diperintahkan Allah Swt dalam Alquran.
Salah satunya dengan penyiapan kekuatan secara politik (quwwah siyasiyyah). Bila PKS
mendapatkan kemenangan signifikan di beberapa daerah, hal itu insya Allah akan memberikan
pengaruh bagi PKS di tingkat nasional sehingga meningkatkan wibawa dan kontribusi dalam
mewujudkan tujuan nasional dan memberikan kemasalahatan bagi bangsa.
‫ين ِم أن ُدوِنِِ أم اال تا أعلا ُم ا‬
‫وِنُُم‬ َِّ ‫اع ُّدوا اَلم ما استطاعتم ِمن قُ َّوٍة وِمن ِرَب ِط ا أْلي ِل تُرِهبو ان بِِه ع ُد َّو‬
‫اَّلل او اع ُد َّوُك أم اوآ اخ ِر ا‬ ‫ا‬ ُ ‫ُأ ا أ ا أ ُ أ أ ا أ ا اأ أ‬
ِ ‫وأ‬
‫ا‬
‫اَّللُ يا أعلا ُم ُه أم‬
َّ
Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-
kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu bisa menggentarkan
musuh Allâh dan musuhmu serta orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allâh mengetahuinya (QS al-Anfal: 60)

Dalam hal ini patutlah bersyukur kepada Allah dan memberikan apresiasi kepada masyarakat atas
meningkatnya sum’ah (reputasi) politik PKS melalui kebersamaan PKS dengan rakyat dalam
sejumlah program pelayanan, kepedulian, dan advokasi politik di parlemen. Karena itu,
hendaknya para kader dan simpatisan bersemangat memanfaatkan citra positif terhadap PKS
tersebut guna menyukseskan calon yang diusung PKS untuk rakyat.

KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PROTOKOL KESEHATAN


Keikutsertaan dalam pilkada tentu saja harus disertai dengan upaya maksimal untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan diri dan masyarakat. Terutama para calon kepada daerah yang
diusung dan direkomendasikan PKS harus berusaha memastikan keselamatan pendukung,
simpatisan, dan para pemilih dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan tuntunan
Allah dan Rasul saw.

‫َّهلُ اك ِة‬ ِ
‫اوالا تُأل ُقوا ِِبايأدي ُك أم إِ اَل الت أ‬
“Dan janganlah kamu menjatuhkan diri sendiri ke dalam kebinasaan” (QS al-Baqarah:
195)

‫ضارار اوالا ِضار اار‬


‫الا ا‬
“Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain”
(HR Imam Ahmad)

Dalam rangka itu, protokol kesehatan harus benar-benar diperhatikan dan dilaksanakan. Di
antaranya:
1. Tidak berkerumun, baik pada saat kampanye, pada saat pencoblosan, dan pada
saat penghitungan suara
2. Menjaga jarak
3. Memakai masker
4. Mengatur waktu kedatangan di saat pencoblosan
5. Mencuci tangan
PENUTUP

Dari uraian di atas dapat disimpulkan:

1. Mengikuti pilkada serentak sangat penting demi untuk menunaikan perintah


agama, melaksanakan putusan qiyadah, mencegah timbulnya bahaya, dan untuk
menyiapkan kekuatan secara politik.
2. Karena pelaksanaan pilkada serentak tahun ini sudah disepakati oleh pemerintah,
DPR, dan KPU, maka tidak boleh ada yang tidak memilih (golput)
3. Setiap kader dan simpatisan hendaknya berusaha memenangkan calon yang
diusung dan direkomendasikan oleh struktur
4. Bagi yang memiliki udzur syar’I seperti sakit, jompo, dan sejenisnya yang tidak
memungkinkan untuk mendatangi tempat pemungutan suara (TPS), maka
hendaknya dibantu untuk tetap bisa memberikan suara entah dengan cara
diwakilkan atau dengan cara yang telah ditetapkan oleh KPU.
5. Tentu saja keikutsertaan dalam pilkada harus dibarengi dengan upaya untuk
menjaga keselamatan diri, keluarga, dan masyarakat dengan tetap memerhatikan
protokol kesehatan.

Akhirnya, kita berdoa semoga Allah Swt memberikan pertolongan, kemenangan, dan kesehatan
kepada kita semua. Amiin.

Jakarta, 1 Rabiul Awwal 1442 H


18 Oktober 2020 M

DEWAN SYARIAH PUSAT


PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

DR. KH.SURAHMAN HIDAYAT, MA.


KETUA

Anda mungkin juga menyukai