Anda di halaman 1dari 9

Keterampilan seorang pemimpin paling terlihat ketika dia berbicara baik secara formal

maupun informal, secara langsung maupun virtual. Tujuh puluh hingga sembilan puluh
persen waktu yang digunakan oleh seorang manajer saat berkomunikasi dihabiskan dengan
percakapan atau presentasi, baik berbicara dengan orang lain secara pribadi atau antar grup
diskusi. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu merasa nyaman dan percaya diri dalam
semua jenis situasi presentasi sehingga mereka dapat memproyeksikan etos positif untuk diri
mereka sendiri dan organisasi. Agar dapat melakukan pengaturan presentasi secara
profesional kita harus menerapkan proses​ “Three P”​, yakni ​plan, prepare dan present​.

Planning a Presentation
1. Determining Strategy ​(menentukan strategi)
Sepertinya yang telah kita pelajari pada chapter sebelumnya, sangat penting untuk
mengembangkan strategi komunikasi, baik komunikasi tertulis maupun lisan.
Pemgembangan strategi komunikai dapat dilakukan dengan memerhatikan kontek, tujuan,
audiens, timing serta feedback dari presentasi yang akan dilakukan.
a. Konteks
Presenter perlu mempertimbangkan konteks presentasi yang akan disampaikan,
misalnya hal krusial yang terjadi dalam lingkup organisasi, lingkungan sekitar,
kondisi industri dan pasar atau hal lain yang lebih luas (dunia). Hal-hal tersebut dapat
menjadi rujukan untuk membantu membingkai presentasi dan menarik perhatian
audiens.
b. Tujuan
Kita juga perlu menetapkan tujuan yang jelas. Apa yang paling penting untuk kita
capai dalam presentasi? Apa yang kita ingin audiens lakukan sebagai tanggapan atas
apa yang kita katakan? Pertanyaan-pertanyaan ini akan membawa kita secara logis ke
dalam analisis audiens kita.
c. Audiens
Semakin banyak kita tahu tentang audiens kita, semakin kita merasa nyaman dalam
presentasi kepada mereka. Sehingga dalam menganalisis audiens perlu
mempertimbangkan tujuan utama presentasi yang ingin dicapai, siapa audiens utama
serta ada atau tidaknya audiens sekunder, menganalisis memotivasi audiens untuk
hadir atau berpartisipasi serta bagaimana cara memotivasi mereka untuk
mendengarkan apa yang akan disampaikan.
d. Timing (pengaturan waktu)
Timing sangatlah penting dalam menentukan strategi presentasi. Misalnya, jika
presentasi dilakukan tepat setelah makan siang, kita mungkin merasa audiens kita
lebih sulit untuk terlibat. Jika presentasi dilakukan pagi hari, kita berpeluang untuk
menghadapi keterlambatan. Jika presentasi dilakukan di penghujung hari, perhatian
audiens mungkin tertuju pada pulang waktu pulang.
e. Feedback
Feedback dari audiens biasanya dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu
presentasi dalam menjangkau audiens. Untuk mendapatkan feedback yang baik,
presenter perlu membuat penyesuaian dalam pemilihan media, gaya presentasi, atau
konten. Jika presentasi dilakukan secara tatap muka, feedback dari audiens dapat
dilihat dari reaksi mereka dalam menerima materi yang disampaikan. Feedback juga
dapat dilihat bentuk yang lebih terstruktur, misalnya dengan menggunakan teknologi
respons audiens melalui sosial media, contohnya Twitter. Mengukur feedback dengan
cara ini sangat bermanfaat karena melalui media twitter, kita dapat mengetahui
berbagai reaksi audiens. Akan tetapi hal ini juga memiliki resiko, mengingat hanya
sedikit dari kita yang ingin Tweet negatif keluar saat kita menyajikan atau
menyampaikan sebuah materi. Namun, feedback dari audiens baik dalam konteks
positif atau negatif akan sangat membantu untuk evaluasi presentasi.

2. Selecting the Medium and the Delivery Method


Dalam mengembangkan strategi presentasi, kita akan memilih dari beberapa opsi
untuk media dan metode penyampaian. Jenis presentasi yang umum disampaikan antara
lain round table, stand-up, presentasi tanpa persiapan (dadakan), serta webinar/webcast.
● Round Table
Jenis presentasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun online. Round table
memungkinkan presenter melakukan kontak yang real dengan audiens sehingga
diskusi menjadi interaktif. Penyampaian presentasi dengan metode round table dapat
didukung dengan printed presentation pack sehingga dapat menarik perhatian audiens.
Namun metode presentasi ini memiliki beberapa kelemahan yakni, terkesan informal
dan sulit mengendalikan aliran diskusi.
● Stand-Up
Metode ini merupakan metode paling populer untuk presentasi profesional, baik
disampaikan secara langsung atau online. Presentasi dengan metode ini dapat menjadi
paling efektif jika terstruktur dan disampaikan dengan benar. Metode presentasi ini
memudahkan presenter untuk mengontrol aliran presentasi, mempertahankan kontak
mata dan hubungan baik dengan audiens, tampil percaya diri dan ​knowledgeable​,
selain itu presenter juga dapat melakukan penyesuaian berdasarkan respon audiens.
Namun untuk melakukan presentasi dengan metode ini presenter membutuhkan
persiapan yang cermat dan kenyamanan dengan konten karena tidak dapat bergantung
secara keseluruhan pada alat eksternal seperti komputer, tablet, atau ​notes (hanya
dapat melihat sekilas atau sesekali). Saat presenter menyampaikan presentasi dengan
metode ini biasanya dilakukan dengan bantuan proyeksi layar kepada audiens,
sehingga presenter akan menghadap ke audiens, hal ini memberikan tantangan kepada
presenter untuk melihat atau melirik materi pada tablet atau laptop tanpa memutuskan
kontak mata selama lebih dari beberapa detik. Presenter juga harus menghindari
menghafalkan presentasi karena akan terdengar tidak wajar dan sulit untuk melakukan
penyesuaian jika diperlukan.
● Webinar/Webcast
Tujuan dari webinar biasanya adalah untuk memberikan informasi, sedangkan dalam
webcast biasanya bertujuan untuk membujuk audiens. Presentasi dengan metode ini
memungkinkan adanya interaksi lintas waktu dan ruang sehingga mendorong
kolaborasi, memungkinkan penggunaan alat bantu visual, mudah mengumpulkan
feedback​, dan umumnya lebih murah jika daripada dilakukan secara langsung. Namun
metode presentasi ini membuat interaksi dengan audiens terbatas, menghilangkan
isyarat visual jika searah, sangat bergantung pada keterampilan vocal presenter, dapat
terasa impersonal, serta perhatian audiens dapat dengan mudah teralihkan dan
melakukan pekerjaan lain.

3. Establishing a Logical and Effective Presentation Structure


Penyusunan struktur presentasi berlandaskan dari kebutuhan dan minat audiens,
tujuan penyampaian, tuntutan materi pelajaran dan media. Bagaimana kita memulai dan
bagaimana kita menyimpulkan akan mempengaruhi pemahaman audiens. Sebelum
mengembangkan konten, presenter perlu memiliki garis besar dari keseluruhan
penyampaian.Kita mungkin belum tahu persis seperti apa konten kita nantinya, tetapi kita
harus tahu apakah kita ingin menyajikan informasi setidaknya secara deduktif atau
induktif dan dapat menguraikan poin utama kita.

Prepare a Presentation

Rencana keseluruhan untuk alur presentasi kita, dimulai membuat pendahuluan, kesimpulan,
dan gerak tubuh saat melakukan presentasi.
● Introductions
Pengenalan presentasi dimulai setelah kita berdiri depan ruangan atau Saat online,
presentasi dimulai saat pertama kali kita open microphone serta open camera dan
mulai pengenalan presentasi. Kontak awal pada pengenalan kita harus mengatur nada
yang baik serta bersemangat. Kita perlu menguasai suasana tentang diri kita sendiri
dan situasi saat penonton melihat atau mendengarkan dan perlu kita ketahui betapa
pentingnya kesan pertama menyampaikan pesan kepada para pendengar. Presentation
secara langsung atau online, kita harus membangkitkan minat pendengar dan
membuat suasana positif dalam presentasi. Ada banyak pilihan untuk memulai konten
dalam presentasi. Kita bisa mulai dengan fakta, kutipan, contoh, pertanyaan, atau
referensi ke acara atau hal lain dalam konteks presentasi. Kita bisa mulai dengan
humor jika sesuai dengan acara dan jika kita sangat yakin itu tidak akan menyinggung
siapapun. Kita ingin memulai presentasi dengan cepat, langsung ke intinya, dan
membangun hubungan yang positif dengan audiens kita. Kita harus memperkenalkan
pesan yang disampaikan secara keseluruhan dan setiap topik pendukung kami.

Untuk pembukaan presentasi, ada 3 hal yakni CPF singkatan :


C = Context yaitu Apa yang menjadi pendorong presentasi? Apa yang
mengelilinginya yang dapat mempengaruhinya?
P = Purpose yaitu mengapa kita menyampaikan presentasi ini? Apa
alasan dari kita menyampaikan presentasi ?
F = Foreshadowing yaitu apa yang akan datang dalam presentasi ini ? Apa yang
diharapkan audiens saat mereka mendengarkannya?
● Conclusion
Kesimpulan dari presentasi profesional biasanya akan mencakup ringkasan dari apa
yang telah kita katakan dengan meninjau kembali poin-poin utama dan
memperkuatnya. Jika kita menggunakan alat bantu visual, kita mungkin
menunjukkan kepada audiens slide ringkasan yang menyoroti pesan utama yang kita
sampaikan. Presenter yang efektif harus ingat bahwa kesimpulan presentasi adalah
kesempatan terakhir kita untuk menyampaikan pesan kita, dan harus
memanfaatkannya sebaik mungkin dan akhiri dengan kekuatan serta kepercayaan diri.
Nada yang dibawakan harus energik dan kuat. Jika presentasi kita menyertakan
bagian Tanya Jawab, kita harus menyertakan kesimpulan (biasanya sebagai slide)
yang merangkum poin-poin utama sebelum beralih ke Tanya Jawab, kemudian setelah
Tanya Jawab, kita juga harus memberikan pernyataan singkat tentang pesan utama
yang disampaikan. Ringkasan merupakan pernyataan penting untuk membawa
audiens kembali kepada topik dan memungkinkan untuk mengatasi masalah apa pun
yang timbul dari pertanyaan. kita perlu bersiap untuk menarik audiesn untuk
mendengarkan kata-kata terakhir dari presentasi yang kita sampaikan.

Importance of a Good Introduction and Conclusion


Pengenalan dan kesimpulan membingkai presentasi, keduanya sangat penting.
Apakah presentasi dilakukan secara langsung atau online, sebagian besar audiens akan lebih
memperhatikan pendahuluan terutama jika kita memberikan pengait (yaitu, sesuatu yang
menarik perhatian mereka dan menetapkan apa untungnya bagi mereka) —dan ke kesimpulan
daripada ke tengah atau tubuh. Dan kita bisa yakin kita akan mendapatkan perhatian penuh
dari setiap pendengar saat kita mengucapkan kata ajaib “Dan sebagai kesimpulan.
Harapan terkini untuk presentasi yang baik tidak mengubah banyak dari ekspektasi
masa lalu. Apa yang diajarkan orang Yunani kuno tentang pendahuluan dan kesimpulan
dapat diterapkan saat ini seperti kemudian pada kenyataannya, bahkan mungkin lebih dapat
diterapkan, mengingat rentang perhatian kita yang pendek dan kebiasaan mendengarkan yang
buruk, terutama saat mendengarkan presentasi online. Oleh karena itu, untuk hampir setiap
presentasi, presenter yang terampil mengikuti aturan memberi tahu audiens apa yang akan
kita sampaikan mereka dalam pendahuluan, lalu kami mengembangkan konten itu, dan
diakhiri dengan memberi tahu mereka lagi apa yang telah kita berikan. Jika presentasinya
sangat singkatnya, kita mungkin dapat menghindari pengulangan topik kami di awal dan
tamat; namun, melakukan hal itu selalu membantu audiens kami. Lebih lama
presentasi, penting bagi audiens untuk mendengar pesan yang diulang.

Body The Content in the Middle


Tubuh presentasi, yang biasanya menyumbang 80 persen, harus ringkas dan fokus.
Presenter yang efektif akan mengikuti storyboard atau garis besar atau rencana serupa,
dengan bijak memilih poin utama dan berhati-hati untuk tidak membanjiri penonton dengan
terlalu banyak detail. Perlu diingat bahwa audiens hanya ingin melihat apa yang relevan
mereka dan, dalam beberapa kasus, apa yang dapat kita lakukan untuk mereka.

Testing the Flow and Logic


Kita harus meluangkan waktu setelah perencanaan dan persiapan untuk memastikan
bahwa presentasi kita mengalir dengan lancar dan logis. Kita harus menguji alur dengan
menceritakan kisah presentasi kita dengan lantang untuk diri kita sendiri dan orang lain.
Presentasi haruslah jelas logis bagi penonton.

Editing and Proofreading


Bentuk akhir presentasi harus jelas, ringkas, koheren, benar, dan percaya diri. Begitu
presentasi dimulai, kita tidak bisa kembali dan perbaiki slide atau tarik kembali apa yang
telah kita katakan. Jika kami menggunakan alat bantu visual, kita perlu mengedit dan
mengoreksinya dengan sangat hati-hati. Dalam proses pengeditan, pertama-tama kita harus
melihat setiap judul slide dan membuatnya yakin itu bermakna. Terakhir, kita harus
mengoreksi setiap slide dengan hati-hati, mencari konsistensi dalam penempatan judul, jenis
dan ukuran font, dan lainya

​Practicing to Facilitate Effective Delivery


● ​Giving the Presentation Out Loud
membahas presentasi kita dalam pikiran kita tidak cukup. Paling dari kita harus
melalui presentasi kita setidaknya dua kali dengan suara keras. ini terbaik untuk
mencoba menciptakan kembali situasi berbicara sedekat mungkin, dilokasi yang
dijadwalkan dan dengan peralatan yang sama. Juga, kita harus melakukannya berlatih
setidaknya sekali di depan cermin, pastikan untuk berbicara dengan keras. Berlatih di
depan cermin memungkinkan kita melihat diri kita sendiri seperti yang dilihat orang
lain kami dan memberi kami kesempatan untuk melihat seberapa baik kami menjalin
kontak mata. Yang lebih baik adalah merekam video diri kita sendiri, atau
menyampaikan presentasi kepada teman dan dengarkan tanggapan mereka.

● ​Checking the Room and Setup


Saat menyampaikan presentasi menggunakan segala bentuk teknologi,
sangatlah penting untuk memeriksa pengaturan sebelumnya jika memungkinkan. Kita
ingin terbiasa dengan peralatan dan tata letak ruangan jika mempresentasikan secara
langsung sebelum kami presentasi. Dalam beberapa keadaan, itu mungkin untuk
menyesuaikan tata letak atau pengaturan untuk mengakomodasi kebutuhan khusus
kami. Dalam kasus lain, kami mungkin harus melakukan penyesuaian pada kami
memiliki rencana sendiri untuk menampung ruangan.

● Timing
Sebagian besar pengaturan presentasi profesional, kita berbicara di bawah
batasan waktu, dan kami pasti akan memiliki batasan waktu yang ketat kebanyakan
Webcast. Sangatlah penting untuk mematuhi batasan waktu. Jika kita diizinkan untuk
bekerja lembur, kita mungkin menyelesaikan pembicaraan kita, tetapi berisiko
menjengkelkan penonton. Jika dihentikan sebelum kita selesai, kita kehilangan
kesempatan untuk melakukannya mengulangi ide utama kami dan mengakhiri dengan

.​
kuat​ Selain itu, kita harus bersiap untuk hal yang tak terelakkan, mengatur presentasi
kita sehingga kita dapat menyesuaikannya jika perlu dipersingkat. Satu pendekatan
adalah membangun dua atau tiga contoh untuk mendukung setiap poin utama dan
kemudian potong kembali menjadi satu atau dua jika kita melihat kita kekurangan
waktu. Pendekatan lain adalah membahas poin terpenting terlebih dahulu, tetapi itu
dapat mengarah pada presentasi antiklimaks di mana kita kehilangan audiens
menjelang akhir, jadi pendekatan ini harus digunakan dengan hati-hati.
Terakhir, untuk memastikan waktunya tepat, kami ingin berlatih presentasi
dengan timer dan simpan presentasi sedikit di bawah batas waktu yang dibutuhkan.
Terkait batasan waktu, kita harus siap, fleksibel, dan mengantisipasi hal yang tidak
terduga.

Presenting Effectively with Greater Confidence


1. Getting nerves under Control: visualisasikan sukses, prepare well
2. Eye Contact: make it personal
3. Posture and Gestures: Looks engaged, respect. jangan berlebihan, emphasize
4. Voice and Speech Patterns: suara yang pede, dan jangan kebanyakan filler (gak
prepared, gak pede, distract)
5. Delivering Effectively with Visual Aids
a. Eye Contact (gak semua pake media, maka kita adalah visualnya)
b. Voice (jangan mumble, pas ganti slide kita sering kumur2)
c. Transition (seamless, smooth)
d. Timing (overall time, time per slide)
e. Technology (clicker, video, ppt)
6. Handling Q&A (butuh preparation, mendengar dengan seksama, dan butuh kerendah
hatian untuk bilang “saya tidak tahu, saya akan cari tahu”.

Chapter 7: Graphics with a Leadership Edge


Seorang leader dituntut untuk mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan grafik
dalam presentasi oral maupun laporan tertulis. Grafik memiliki peran yang besar dalam
keberhasilan presentasi oral dan penulisan laporan. Grafik membantu menjelaskan sebuah
konsep kuantitatif dan cenderung rumit dengan lebih efektif dan efisien. Banyak orang yang
lebih mudah menangkap penjelasan suatu konsep dengan menggunakan media gambar grafik.
Bahkan, ada orang bijak mengatakan bahwa, “visual speaks louder” yang mana pesan yang
disampaikan menggunakan media gambar visual akan memiliki kemampuan persuasi yang
lebih besar. Suatu penelitian juga telah membuktikan bahwa sebuah presentasi yang
disampaikan dengan menggunakan alat peraga visual 43 persen lebih persuasif dibandingkan
dengan yang tidak menggunakan karena sebagian besar orang memiliki orientasi visual yang
tinggi.
Lebih efektif dan efisiennya presentasi dalam mempersuasi audiens dengan
menggunakan alat peraga visual tentu harus diikuti dengan pengetahuan dan keterampilan
leader terkait dengan kapan dan bagaimana menggunakannya. Leader dapat menggunakan
alat peraga visual grafik ketika memiliki tujuan berikut.
1. Memperkuat pesan yang ingin disampaikan
Grafik membantu presenter untuk menangkap dan menekankan ide pokok yang
disampaikannya. Presenter dapat membantu audiens untuk mengingat lebih banyak
terkait dengan ide pokok yang disampaikan melalui grafik. Misalnya, jika presenter
ingin menyampaikan ide pokok mengenai kenaikan angka penjualan, ia bisa
menggunakan grafik garis yang menunjukkan jumlah penjualan dari waktu ke waktu
2. Menyediakan roadmap terkait dengan struktur presentasi
Membuat list terlalu banyak mengenai framework atau pokok bahasan presentasi tentu
membuat audiens akan kesulitan menangkap agenda apa yang akan disampaikan lewat
presentasi tersebut, apalagi ketika agenda yang ingin dicapai presenter sangat banyak.
Akan sangat membantu jika roadmap atau agenda presentasi disampaikan dalam bentuk
grafik karena akan lebih mudah diingat oleh audiens.
3. Menggambarkan sebuah hubungan atau konsep
Grafik membantu audiens untuk memahami secara lebih efektif terkait suatu konsep
serta hubungan konsep tersebut dengan hal lain. Grafik membantu audiens membentuk
sebuah mental picture untuk mengklarifikasi dan memahami sebuah konsep atau
hubungan. Misalnya, diagram hubungan job description dengan fungsi human resource
lainnya.
4. Mendukung sebuah pernyataan
Seringkali, presenter menyampaikan quotes atau pernyataan seseorang dalam
presentasinya. Data kuantitatif dan kualitatif tentu diperlukan untuk memperkuat
pernyataan tersebut. Dengan menampilkan data dalam bentuk grafik tentu tujuan
memperkuat pernyataan tadi akan lebih efektif tercapai.
5. Menekankan ide yang penting
Jika presenter ingin menekankan ide-ide penting, presenter harus melakukannya dengan
kata-kata dan alat bantu visual, baik menggunakan bagan kata atau grafik. Hal tersebut
akan membantu audiens untuk mengingat gagasan penting tersebut. Seperti pepatah
Tiongkok, “I hear and I forget, I see and I remember, I do and I understand”
6. Menjaga dan meningkatkan ketertarikan audiens
Grafik memang memiliki fungsi yang signifikan dalam presentasi untuk mendapatkan
ketertarikan dari audiens. Menambah ketertarikan berarti memperkenalkan beberapa
variasi di slide presenter sehingga tampilan presentasi secara grafis menarik. Hal ini
tidak berarti bahwa presenter melemparkan warna-warna liar, kartun gila, atau animasi
yang tidak berguna hanya untuk tujuan mendapatkan perhatian audiens.
Dalam menampilkan alat bantu visual grafik, presenter harus memperhatikan
beberapa hal fundamental terkait konten dan desainnya. Berikut merupakan prinsip yang
harus dipenuhi dalam mendesain.
1. Grafik harus mampu menyampaikan pesan secara jelas dan efektif
a. Pastikan grafik sederhana namun memiliki makna yang jelas
Pemimpin yang efektif mampu menjaga grafiknya agar cukup sederhana agar dapat
dipahami oleh audiens dengan mudah, namun ia juga tahu bahwa grafik masih
mengkomunikasikan sesuatu. Sementara pemimpin harus mengupayakan
kesederhanaan dalam grafik yang dibuatnya, ia harus menghindari pengurangan
konten pada slide yang menyebabkan komponen pokok pesan menguap.
b. Setiap slide atau grafik hanya mengandung satu pokok pikiran
Jika presenter punya terlalu banyak pesan untuk disampaikan dalam satu slide atau
grafik, presenter memiliki resiko kehilangan perhatian audiens. Untuk itu, sangat
diperlukan pengaturan topik bahasan yang memungkinkan satu slide atau grafik
hanya mengandung satu ide pokok.
c. Pastikan judul grafik mengandung gagasan pokok yang ingin disampaikan
Judul di grafik harus dengan jelas mengumumkan pesan utama atau memberikan
informasi yang memadai untuk menafsirkan grafik apapun.
2. Memilih warna grafik yang efektif
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih warna pada grafik atau diagram
adalah:
● Buatlah tetap sederhana dan pilih warna yang harmoni
● Pastikan warnanya mudah dilihat saat diletakkan saling berseberangan satu sama
lain
● Periksa warna teks, khususnya, untuk melihat apakah cukup kontras dengan warna
latar belakang agar terbaca dengan jelas
● Pastikan warna mendukung gambar yang diinginkan dan pesan yang dimaksud
Dalam menggunakan bagan atau grafik data yang akan ditambahkan ke presentasi
atau dokumen presenter, pertama-tama presenter perlu mengklasifikasi jenis pesan apa yang
ingin disampaikannya dan kemudian menentukan jenis dan konten grafik yang akan
menambah, mendukung, atau menjelaskan pesan itu dengan baik. Berikut merupakan
berbagai jenis bagan atau grafik yang familiar digunakan dalam presentasi:
1. Pie chart
● Digunakan untuk membandingkan proporsi dan jumlah relatif dari komponen
● Cocok digunakan ketika berkomunikasi dengan non spesialis atau audiens
eksekutif
2. Bar atau column
● Menyampaikan data nilai absolut, ukuran relatif, atau perbandingan
● Menekankan perbedaan
● Cocok digunakan ketika berkomunikasi dengan sebagian besar audiens
3. Garis
● Menunjukkan tren atau interaksi antar variabel
● Bagus untuk menunjukkan gerakan dari waktu ke waktu
● Berguna untuk sebagian besar audiens
4. Lainnya: Stacked bar, Histogram, dan Scatter
Setelah mengetahui dan merencanakan penggunaan grafik untuk tujuan presentasi,
tahap yang juga penting adalah menampilkan grafik tersebut ke dalam slide. Jumlah elemen
dan tampilan dari sebuah grafik menjadi sangat penting karena tampilan grafik atau slide
yang terlalu banyak elemen akan mempersulit audiens memahami ide pokok presentasi.
Kontras antara background dengan grafik menjadi penting supaya audiens mampu membaca
grafik tersebut dengan baik. Menggunakan salah satu template standar sebagai basis desain
mungkin merupakan cara yang harus dilakukan karena presenter pada dasarnya dapat
mempersonalisasi salah satu dari template tersebut untuk menjadikannya sesuai dengan ciri
khas masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai