Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS JERUK KALAMANSI (Citrofortunella microcarpa)


TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS SPRAGUE
DAWLEY DISLIPIDEMIA

DWICKEY NURFITRIANI M
H1A014014

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DANILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Prevalensi dislipidemia di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan hasil riset kesehatan
dasar nasional terdapat 35,9% dari penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun memiliki kadar
kolesterol abnormal (berdasarkan NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL).
Penduduk yang memiliki kadar kolesterol abnormal lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding
laki-laki dan penduduk perkotaan lebih banyak dibanding pedesaan. Data Riskesdas juga
menunjukkan 15,9 % populasi yang berusia ≥15 tahun mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi
(≥190 mg/dL), 22,9 % mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dL, dan 11,9% dengan kadar
trigliserida yang sangat tinggi (≥500 mg/dL). (Riskesdas, 2013). Dislipidemia dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang berujung pada penyakit kardiovaskular
Penurunan risiko terjadinya Atherosclerotic Cardiovascular Disease (ASCVD) menurut The
International Atherosclerosis Society (IAS) dapat dilakukan dengan terapi pada dislipidemia (Grundy
et al., 2014). Terdapat bukti kuat hubungan antara kolesterol LDL dengan kejadian kardiovaskular
berdasarkan studi luaran klinis (Lancet, 2010) sehingga kolesterol LDL merupakan target utama
dalam tatalaksana dislipidemia. Kolesterol HDL dapat memprediksi kejadian kardiovaskular bahkan
pada pasien yang telah diterapi dengan statin (Barter, et al, 2007) tetapi studi klinis tentang hubungan
peningkatan konsentrasi kolesterol HDL dengan proteksi kardiovaskular tidak meyakinkan. Bila
target kolesterol LDL sudah tercapai, peningkatan kolesterol HDL tidak menurunkan risiko
kardiovaskular berdasarkan studi klinis yang ada (PERKI, 2014)
LDL sebagai patogenesis dislipidemia, Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan salah satu
dari komponen lemak. Kehadiran lemak dalam tubuh sesungguhnya memiliki fungsi sebagai zat gizi
yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral yang mempunyai fungsi dalam tubuh yaitu untuk melapisi dinding sel tubuh, membentuk
asam empedu, membentuk hormon seksual, berperan dalam pertumbuhan jaringan saraf dan otak.
Kolesterol sebanyak 75% dibentuk di organ hati sedangkan 25% diperoleh dari asupan makanan.
Kenaikan kadar kolesterol di atas nilai normal diantaranya disebabkan oleh berlebihnya asupan
makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan serta makanan-makanan yang dewasa ini disebut
sebagai junkfood. LDL disebut juga β-lipoprotein yang mengandung 21% protein dan 78% lemak.
LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL berperan membawa kolesterol ke sel dan jaringan tubuh,
sehingga bila jumlahnya berlebihan, kolesterol dapat menumpuk dan mengendap pada dinding
pembuluh darah dan mengeras menjadi plak. Plak dibentuk dari unsur lemak, kolesterol, kalsium,
produk sisa sel dan materi-materi yang berperan dalam proses pembekuan darah. Hal inilah yang
kemudian dapat berkembang menjadi menebal dan mengerasnya pembuluh darah yang dikenal
dengan nama aterosklerosis (Gandha, 2009). Agen antihiperlipidemia meliputi resin asam empedu
(cholestyramine, colestipol dan colesevelam), niasin, HMG Co-A reduktase inhibitor (golongan
statin), asam fibrat (gemfibrozil), ezetimibe, suplemen minyak ikan (Wells et al., 2009). Manfaat dari
inhibitor koenzim 3-hidroksi-3- metilglutaril (HMG CoA) reduktase ( statin ) telah dibuktikan pada
pasien dengan penyakit kardiovaskular, dan secara intensif menurunkan low-density lipoprotein
( LDL ) kolesterol (Reiner et al., 2011). Jumlah penggunaan masing-masing statin dalam kasus yang
dilaporkan : simvastatin, 215 (35,8%); cerivastatin, 192 (31,9%); atorvastatin, 73 (12,2%);
pravastatin, 71 (11,8%); lovastatin, 40 (6,7%); dan fluvastatin, 10 (1,7%).(Mendes et al., 2014).
Antihiperlipidemia golongan statin telah direkomendasikan sebagai pilihan pertama pengobatan pada
pasien untuk mengurangi kejadian penyakit kardiovaskular berikutnya (Smith et al., 2011).
Buah jeruk memiliki bahan aktif yang penting bagi kesehatan seperti vitamin C, flavonoid,
karotenoid, limonoid, dan mineral (Cano et al. 2008). Penelitian secara in vivo oleh Miyake (2006)
pada tikus yang diberi diet tinggi lemak dan tinggi kolesterol memberikan hasil terjadinya penurunan
lipid setelah diberikan jeruk. Hal tersebut dikarenakan flavonoid dalam buah jeruk memiliki
kandungan antioksidan yang memiliki sifat antihipertensi dan antihiperkolesterolemia. Boekholdt et
al. (2006) menyatakan bahwa kandungan vitamin C jeruk dapat melindungi sel endotel dan LDL dari
oksidan intra atau ekstraselular dan juga dapat mengurangi risiko aterosklerosis. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, menurut Muzakar et.al (2010) ada hubungan yang bermakna antara asupan
vitamin C yang rendah dengan status dislipidemia (kolesterol total dan LDL)

Tanaman jeruk kalamansi sangat cocok dengan iklim di Kota Bengkulu sehingga menjadi
produk unggulan di Kota Bengkulu. Setiap bulan bisa memanen sekitar 1,5 ton jeruk kalamansi yang
diolah menjadi sirup. Untuk menghasilkan 1 liter sirup diperlukan 3-4 kg jeruk (LPP Baptis, 1988).
Kalamansi dengan klasifikasi ilmiah famili : rutaceae, genus : citrofortunella dan spesies :
citrofortunella microcarpa ini berbentuk bulat kecil, berwarna kuning kehijauan, memiliki ukuran
diameter 4-5 cm, dan memiliki rasa asam dan tekstur berserat. Kalamansi diklasifikasikan sebagai
buah sitrus, meliputi lemon dan limau, memiliki daging berwarna jingga, berair, asam, dan memiliki
kemiripan rasa seperti jeruk nipis Wang et al. (2007). Berdasarkan penelitian Bhat et al. (2011),
komponen bioaktif jeruk kalamansi (citrofortunella microcarpa) meliputi asam askorbat sebesar
40,20±0,5 mg/100ml, flavonoid 1,41±1,2 mg/100 ml, dan aktivitas antioksidan 777,0±1,7 mg/100 ml.
Wang et al. (2008) mengklasifikasikan komponen bioaktif dari berbagai varian jenis jeruk (citrus)
yang terdapat pada daging buah dan kulit jeruk dan didapati hasil bahwa jeruk kalamansi memiliki
total polifenol sebesar 52,3±1,55 mg/g, total flavonoid pada daging sebesar 8,41±0,32 mg/g dan kulit
jeruk 41,0±1,37 mg/g. Sedangkan total karotenoid pada daging sebesar 0,11±0,003 mg/g dan kulit
jeruk sebesar 0,74±0,029 mg/g

Penelitian-penelitian tentang pengaruh jeruk nipis dan jeruk manis terhadap penurunan kadar
kolesterol telah banyak dilakukan, namun penulis belum menemukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian jeruk kalamansi terhadap penurunan kadar kolesterol LDL, sehingga penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Jeruk Kalamansi (Citrofortunella
microcarpa) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol LDL pada Tikus Sprague Dawley Dislipidemia”
dikarenakan pada jeruk kalamansi terkandung berbagai kandungan gizi dan ketersediannya di
Bengkulu juga cukup besar..

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang bahwa jus jeruk kalamansi dapat memberikan efek terhadap kadar
kolesterol maka disusun perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu“bagaimana
pengaruh pemberian jus jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa) terhadap penurunan kadar
kolesterol LDL pada tikus Sprague Dawley yang mengalami dislipidemia?”

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian jus jeruk
kalamansi (Citrofortunella microcarpa) terhadap kadar kolesterol LDL pada tikus Sprague Dawley
yang mengalami dislipidemia.

1.3.2. Tujuan Khusus


Berdasarkan tujuan umum tersebut, maka tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kadar kolesterol LDL pada tikus Sprague Dawley yang mengalami dislipidemia
sebelum diberikan jus jeruk kalamansi.
2. Mengetahui kadar kolesterol LDL pada tikus Sprague Dawley yang mengalami dislipidemia
setelah diberikan jus jeruk kalamansi.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan mampu membuktiikan pengaruh pemberian jus jeruk kalamansi
(Citrofortunella microcarpa) terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada tikus Sprague Dawley
yang mengalami dislipidemia.

1.4.2. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu


Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh jeruk
kalamansi terhadap penurunan kadar kolesterol LDL.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa jus jeruk kalamansi (Citrofortunella
microcarpa) memiliki potensi dalam menurunkan kadar kolesterol LDL.

Anda mungkin juga menyukai