BAB I Riri
BAB I Riri
DWICKEY NURFITRIANI M
H1A014014
Tanaman jeruk kalamansi sangat cocok dengan iklim di Kota Bengkulu sehingga menjadi
produk unggulan di Kota Bengkulu. Setiap bulan bisa memanen sekitar 1,5 ton jeruk kalamansi yang
diolah menjadi sirup. Untuk menghasilkan 1 liter sirup diperlukan 3-4 kg jeruk (LPP Baptis, 1988).
Kalamansi dengan klasifikasi ilmiah famili : rutaceae, genus : citrofortunella dan spesies :
citrofortunella microcarpa ini berbentuk bulat kecil, berwarna kuning kehijauan, memiliki ukuran
diameter 4-5 cm, dan memiliki rasa asam dan tekstur berserat. Kalamansi diklasifikasikan sebagai
buah sitrus, meliputi lemon dan limau, memiliki daging berwarna jingga, berair, asam, dan memiliki
kemiripan rasa seperti jeruk nipis Wang et al. (2007). Berdasarkan penelitian Bhat et al. (2011),
komponen bioaktif jeruk kalamansi (citrofortunella microcarpa) meliputi asam askorbat sebesar
40,20±0,5 mg/100ml, flavonoid 1,41±1,2 mg/100 ml, dan aktivitas antioksidan 777,0±1,7 mg/100 ml.
Wang et al. (2008) mengklasifikasikan komponen bioaktif dari berbagai varian jenis jeruk (citrus)
yang terdapat pada daging buah dan kulit jeruk dan didapati hasil bahwa jeruk kalamansi memiliki
total polifenol sebesar 52,3±1,55 mg/g, total flavonoid pada daging sebesar 8,41±0,32 mg/g dan kulit
jeruk 41,0±1,37 mg/g. Sedangkan total karotenoid pada daging sebesar 0,11±0,003 mg/g dan kulit
jeruk sebesar 0,74±0,029 mg/g
Penelitian-penelitian tentang pengaruh jeruk nipis dan jeruk manis terhadap penurunan kadar
kolesterol telah banyak dilakukan, namun penulis belum menemukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian jeruk kalamansi terhadap penurunan kadar kolesterol LDL, sehingga penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Jeruk Kalamansi (Citrofortunella
microcarpa) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol LDL pada Tikus Sprague Dawley Dislipidemia”
dikarenakan pada jeruk kalamansi terkandung berbagai kandungan gizi dan ketersediannya di
Bengkulu juga cukup besar..