Hukum Hess merupakan suatu hubungan kimia fisika yang diusulkan pada tahun 1840 oleh
Germain Hess.Hukum Hess berbunyi “Jumlah kalor yang dibutuhkan atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia tidak tergantung pada jalannya reaksi tetapi ditentukan oleh keadaan awal dan
akhir”. Hukum ini mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum kekekalan energy, yang
juga dipelajari di hukum pertama termodinamika. Hukum Hess dapat digunakan untuk mencari
keseluruhan energy yang dibutuhkan untuk melamgsungkan reaksi kimia. Perhatikan diagram
berikut:
Pada diagram diatas, jelas bahwa jika C(s) + 2H2 (g) + O2 (g) direaksikan menjadi CO2 (g) +
2H2 (g) mempunyai perubahan entalpi sebesar -393,5 kJ. Walapun terdapat reaksi dua langkah,
tetap saja perubahan entalpi akan selalu konstan (-483,6 kJ + 90,1 kJ= -393,5 kJ).
2.6 Energi Ikatan
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang pertama adalah pemutusan
ikatan antar – atom dari senyawa yang bereaksi, dan selanjutnya proses penggabungan ikatan
kembali dari atom – atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru. Proses
pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan kalor (endoterm), sedangkan proses
penggabungan ikatan adalah proses yang melepaskan kalor (eksoterm).
Energi ikatan adalah kalor yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu mol
molekul gas menjadi atom – atom atau gugus dalam keadaan gas disebut.
Contoh :
Pada reaksi : H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
Tahap pertama : H2(g) → 2H(g) …….. diperlukan energi