Anda di halaman 1dari 15

Percobaan I

PENGUAT DIFERENSIAL
Sella Veralisa Simangunsong(14S18005)-S1 Teknik Elektro
Dosen: Alfriska Oktarina Silalahi, S.Pd, M.Si (0107109002)
Asisten : Waldo Owen Nainggolan, ST
Tanggal Percobaan : 25/09/2020
14S3112 – Praktikum Elektronika 2
Institut Teknologi Del

Abstrak—penguat diferensial adalah penguat yang memiliki penguat differensial, menagmati perilaku tahp penguatan
dua input dan memperkuat selisih tegangan pada kedua input diferensial dengan transistor bipolar dengan berbagai
tersebut. Pada keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal konfigurasi, serta mengamati, mengukur, dan menganalisa
interferensi yang berupa sinyal yang sama ( common signal) penguatan mode dan common mode pada tahap penguat
yang masuk pada kedua input akan dihilangkan pada proses differensial dengn berbagai konfigurasi.
penguatan karena hanya selisih tegangan yang diperkuat.
Rangkaian dasar penguat diferensial terdiri dari rangkaian II. LANDASAN TEORETIS
pasangan transistor dengan emitor bersama, bias arus, dan 2.1. Penguat Differensial
rangkaian beban. Rangkaian penguat diferensial terdapat Kelemahan sebuah penguat dengan umpan balik arus
dalam beberapa bentuk rangkaian yang berbeda seperti
searah seperti contoh pada rangkaian penguat
penguat differensial dengan resistor degenerasi pada emitor,
penguat diferensial dengan bias cermin arus dan beban aktif. tunggal emitor bersama (common emitter) adalah
Ke non-ideaalitasan pada penguat diferensial akan diamati terjadinya pergeseran titik kerja DC akibat
melalui percobaan. Penguatan pada rangkaian diferensial perambatan panas antara basis-emitor, sehingga
akan diamati bagaimana nilai yang didapat dengan dua rumus menyebabkan titik kerja penguat menjadi tidak stabil
yang berbeda yaitu CMRR dan Common Mode. akibat dari kenaikan temperatur pada sistem bias
Keyword: pengut differensial, penguat common, common
transistor tersebut (tingkat faktor kestabilan
mode, CMRR, arus bias. menurun)
Gambar 2.199, untuk mencapai tingkat kestabilan
I. PENDAHULUAN yang baik pada jenis penguat tunggal, maka pada
Penguat diferensial memperkuat perbedaan tegangan pada kaki emitor harus dihubungkan sebuah resistor RE.
input inverting dan non inverting. Penguat operasional (op- Efek dari penambahan ini berakibat pada penguatan
amp) standar memiliki dua input, inverting dan
noninvertingyang dapa dihubungkan sinyal kedua input pada
arus bolak-balik menjadi menurun (dipandang dari
saat yang sama menghasilkan jenis umum rangkaian op-amp emitor mengakibatkan suatu efek umpan balik sinyal
yang disebut penguat diferensial. Pada dasarnya , semua op- ac pada resistor RE). Sedangkan Gambar 2.200
amp adalah “penguat diferensial” karena konfigurasi inputnya. memperlihatkan diagram blok dari rangkaian.
Tetapi dengan menghubungkan satu sinyal tegangan ke satu
terminal input dan sinyal tegangan lainnya ke terminal input
lainnya, tegangan output yang dihasilkan akan sebanding
dengan oerbedaan antara dua sinyal tegangan input V1 dan V2.
Perbedaan tegangan antara dua input akan dipahami melalui
percobaan ini. Terdapat 4 jenis rangkaian penguatan yang akan
diamati yaitu, pemberian dan pengukuran tegangan untuk
pasangan diffrensial, pasangan cermin dengan bias resistor,
pasangan dengan bias cermin arus, pasangan dengan bias
cermin arus dan beban.
Pada setiap percobaan akan diukur penguatan tegangan dengan
input diferensial dan penguatan dengan input common mode
serta common mode rejection ratio (CMRR). Dari percobaan
ini kita dapat memahami bagaiman memperkuat lemah sinyal
di tengah interferensi dengan penguat diferensial ,
mengevaluasi peran masing-masing komponen/rangkian pada
Gambar 1. Prinsip Kestabilan dengan teknik umpan sumber tegangan DC mau tidak mau harus tersedia
balik negatif catu dengan sumber tegangan ganda simetris.

2.4. Karakteristik
satu cara guna mendapatkan penguatan arus bolak-
balik yang tinggi, maka pada resistor RE harus Karena pada penguat differensial mempunyai
dijajarkan sebuah kapasitor internal bypass dimana karakteristik yang sama dengan penguat tunggal
pada prinsipnya adalah sama seperti halnya pada emitor bersama (common emitter), maka didalam
kapasitor kopling eksternal di keluaran dan masukan, analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak
yaitu fungsinya tidak lain adalah untuk balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor
menghubungkan sinyal bolak-balik. bersama.
2.5. Prinsip Dasar Rangkaian
Akibat dari pemakaian kapasitor bypass tersebut
Penting untuk diketahui terlebih dahulu,
adalah terjadinya efek yang mengakibatkan adanya
bahwasannya untuk menjelaskan prinsip kerja
kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time
rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah
constant) menjadi lebih lambat, sehingga
terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana
mengakibatkan kenaikan batas frekuensi bawah (fL).
besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah
Permasalahan yang lain adalah terjadinya
konstan (IE = IC1 + IC2 konstan). Hal ini sangat
perlambatan akibat pengisian muatan pada
menguntungkan didalam disain rangkaian, karena
kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh
nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar
tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja
mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali
DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga
untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan
waktu tunda (time constant).
saat kondisi sama (standar internasional biasa
2.2.Konfigurasi Rangkaian menulis dengan notasi CMMR-Common Mode
Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang
Karena penguat pasangan differensial didalamnya digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang
terdiri dari dua buah transistor, maka untuk berbahasa jerman menuliskan dengan
mendapatkan titik kerja DC yang simetris, notasi G-
diperlukan dua buah transistor yang mempunyai Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan
konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 =
sama. Sedangkan untuk menghindari akibat RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama,
pengaruh adanya perubahan temperatur yang maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 =
berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya 0,5·IE.
cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat
sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-
berhimpit dan saling berpelukan satu sama lainnya.

2.3.Catu Daya
Agar supaya semua permasalahan-permasalahan
diatas dapat terpecahkan dengan baik, untuk itu
tuntutan pada penguat pasangan differensial
diperlukan sumber tegangan ganda tidak harus
dengan tegangan keluaran simetris. Tetapi pada
umumnya untuk mempermudah hitungan didalam Gambar 3 Rangkaian penguat pasangan differensial
penempatan titik kerja DC dan untuk memenuhi
akan tercapainya ayunan tegangan bolak-balik pada (common mode) tidak ada perubahan tegangan
keluaran yang maksimum, untuk itu tuntutan akan keluaran VC1 ( VC1 = 0), hal ini membuktikan bahwa
penguat pasangan differensial tidak melakukan
penguatan pada saat kedua kondisi masukan sama. adalah hanya menguatkan sinyal selisih antara V1
Suatu kelemahan di dalam tuntutan praktis, karena dan V2.
besarnya tahanan RE tidak dapat dibuat sebesar Selisih dari kedua tegangan masukan ∆V
mungkin (tak hingga), dengan demikian sumber arus Penempatan Titik Kerja DC
IE juga tidak dapat dijaga konstan, sehingga pada Gambar 2.203 memperlihatkan rangkaian dasar
akhirnya secara tidak langsung juga berpengaruh penguat differensial. Dengan mengasumsikan bahwa
pada perubahan tegangan keluaran transistor TR1 dan TR2 mempunyai karakteristik
VC1. yang sama, sehingga kedua transistor mempunyai
Berdasarkan dari kejadian tersebut dapat ditentukan parameter adalah identik. Dengan demikian berlaku
penguatan pada saat sama (common mode) sebagai ketentuan persamaan sebagai berikut:
berikut:
VC1 = VC2 = VC IB1 = IB2 = IB IE1 = IE2 =
- VC1 = ACC V1 = ACC V2) untuk V1 = V2
IE
Dengan demikian besarnya faktor penolakan sinyal
saat sama (CMMRCommon Mode Rejection Ratio) Untuk menentukan titik kerja DC, maka tegangan
adalah sebagai berikut: masukan V11 dan V12 dapat dihubungkan ke massa
0V, sehingga berlaku ketentuan:
Permasalahan: untuk mendapatkan CMMR yang V11 = V12 = 0 VBE1 = VBE2 = VBE
besar, nilai tahanan RE harus diperbesar dan apabila Besarnya arus yang mengalir pada emitor transistor
tahanan RE bertambah besar lagi, kemungkinan TR1
transistor tidak mendapat bias yang cukup. Cara
mengatasi permasalah ini dapat dipecahkan dengan
teknik rangkaian sumber arus konstan.

Gambar 4 Karakteristik Penguat Differensial Gambar 5 Rangkaian DC Penguat Differensial

Gambar 4 menggambarkan sebuah contoh ilustrasi Dengan mengasumsikan bahwa tegangan pada
dari karakteristik kurva keluaran (VC1) terhadap kolektor-emitor sama VCE1 = VCE2, sehingga
perubahan tegangan masukan VIC. Pada kondisi ini didapatkan tegangan kolektor
dimana tegangan (V1-V2) menyebabkan penguat VC1 = VC2 = VCC – IC.RC
differensial berfungsi sebagai penguat membalik
Sebuah penguat differensial dikatakan baik apabila
(inverting amplifier), dan dari gambar diatas
besarnya tegangan antara kedua kaki kolektor sama
membuktikan antara tegangan masukan dan keluaran
dengan nol, hal ini menunjukan bahwa pada saat
berbeda fasa 180o.
kondisi kedua tegangan masukan sama, maka pada
keluaran tidak memproduksi tegangan (ideal VOD =
2.6. Mode Sama (common mode) dan Mode Beda
0):
(Differential Mode)
Sebuah penguat differensial mempunyai dua buah VOD = VC1 – VC2 = 0V
masukan, maka dari itu suatu yang menguntungkan
bahwa fungsi dan manfaat dari penguat differensial
2.7. Hubungan Tegangan Masukan Penguat
Differensial
Gambar 6 memperlihatkan hubungan tegangan
masukan V1 dan V2 terhadap komponen ekivalen
masukan pada saat pengendalian mode beda
(a) (b)
(different mode input-VID) dan komponen ekivalen
Gambar 8 (a) Rangkaian Common Mode
masukan pada saat pengendalian mode sama
dan (b) Rangkaian Pengganti dibelah dua
(common mode input-VIC) dapat digambarkan
Analisa Titik Kerja DC
sebagai berikut:
Ada perbedaan didalam menentukan titik kerja statis
seperti pada penguat tunggal emitor bersama
(common-emitter). Pada penguat tunggal emitor
bersama untuk menetapkan titik kerja pada daerah
aktif linier diperlukan tegangan bias basis sebesar
Gambar 6 Konfigurasi tegangan (VTH), sehingga untuk memisahkan tegangan DC
masukan penguat differensial Tegangan dan sinyal bolak-balik penguat tunggal emitor
bersama pada masukan dan keluaran diperlukan dua
masukan pada saat kondisi sama (common buah kapasitor penggandeng, sehingga
mode) adalah vID v2 v1 menyebabkan batas frekuensi rendahnya menjadi
naik.
Sedangkan dan karena pada penguat differensial
Sehingga hubungan tegangan masukan dapat
terdiri dari dua masukan V1 dan V2, untuk itu
dinyatakan sebagai berikut:
didalam menetapkan titik kerja statis Q kedua
tegangan masukan basis transistor TR1 (V1) dan
transistor TR2 (V2) dihubungkan ke massa (V1 = V2
= 0) dan untuk memudahkan analisa semua
komponen berpasangan keduanya dianggap simetris.
Dengan demikian tegangan jatuh pada titik
perpotongan kedua emitor VE1 = VE2 dan menurut
Hukum Kirchoof Tegangan (HKT) dapat ditentukan
sebagai berikut:
Gambar 7 Tegangan masukan common mode dan VE1 = VE2 = (IE1 + IE2)RE - VEE
Dengan mengasumsikan bahwa semua komponen
differential mode Hubungan tegangan masukan
simetris, maka besarnya arus yang mengalir pada
penguat differensial emitor kedua transistor IE1 = IE2 = IE, dengan
demikian pernyederhanaan persamaan menjadi:

v2 vIC vID VE1 = VE2 = IE (2RE) - VEE


2

v1 vIC vID
2
2.8. Garis Beban, Titik Kerja Statis Analisa Sinyal Kecil (Small-signal analysis)
Gambar 10 memperlihatkan model rangkaian
pengganti mode beda
penguat differensial untuk sinyal kecil

Gambar 9 Titik kerja mode sama-common mode


Gambar 2.207 memeperlihatkan ayunan arus dan
tegangan keluaran maksimum antara kolektor-emitor
tergantung dari penempatan titik kerja saat mode
Gambar 10 model rangkaian pengganti sinyal kecil
sama (common-mode)
mode beda
vIC IB.RB VBE IE (2RE ) - VEE Sinyal masukan mode beda (differential mode);
Dengan menetapkan tegangan masukan rata-rata Dengan mengasumsikan bahwa tegangan rata-rata
(VIC = 0), dan agar supaya dicapai ayunan arus ICQ, pada saat mode sama (common mode ) (vIC = 0),
dan tegangan VCEQ tepat pada titik simetris maka hubungan sinyal masukan pada saat kondisi
maksimum, maka pengaturan dan penempatan kedua mode beda
fungsi seyogyanya disesuaikan seperti Gambar 9. (differential-mode) yang diberikan pada masing-
masing transistor adalah
Untuk mendapatkan persamaan garis beban mode VID/2dan V ID/2 , untuk memudahkan didalam
sama (common mode), yang mana dapat ditentukan analisa, maka kedua transistor dapat digantikan
melalui persamaan Hukum Kirchoof Tegangan dengan model transistor untuk sinyal kecil. Dengan
disekitar jaringan kolektor-emitor. Dengan demikian adanya Tahanan RC yang sekaligus berfungsi sebagai
besarnya tegangan (VCE) dapat dinyatakan sebagai beban resistif penguat untuk kedua transistor,
berikut: sehingga Tahanan.keluaran untuk sementara dapat
VCE = VCC – IC.RC – IE(2RE) + VEE diabaikan. Tegangan antara basis-emitor adalah:

VCC + VEE – IC (RC + 2RE)


𝑉𝑖𝑑 𝑉𝑖𝑑
Untuk menentukan titik potong tegangan kolektor- 𝑉3 = − 𝑉𝑒 dan 𝑉4 = − − 𝑉𝑒
2 2
emitor maksimum (VCEMAK), maka arus kolektor IC
dianggap sama dengan nol (IC = 0), sehingga
didapatkan persamaan: Titik perpotongan antara kedua emitor (VE) penguat
differensial merepresentasikan “massa
VCEMAK = VCC + VEE mengambang-ground semu (virtual grounded) ”
Sedangkan untuk mendapatkan titik potong untuk untuk kedua masukan mode beda (differential mode)
arus kolektor maksimum (ICMAK), yaitu dengan besarnya tegangan (VE = 0).
menetapkan tegangan kolektor- emitor sma dengan Karena tegangan pada titik perpotongan emitor (VE =
nol (VCE = 0), sehingga didapatkan hubungan 0), dengan demikian tegangan keluaran dapat
persamaan arus kolektor maksimum sebagai berikut: ditentukan,
𝑉𝑐𝑐+𝑉𝑒𝑒
𝐼𝑐𝑚𝑎𝑥 = 𝑅𝑐+2 𝑅𝑒
CMRR (Common Mode Rejection Ratio) dengan menaikan nilai dari Tahanan RE. Sedangkan
Dengan mengasumsikan karakteristik transistor untuk mendapatkan CMMR yang maksimum pada
sama, maka dapat digambarkan rangkaian pengganti penguat differensial dibutuhkan suatu sumber arus
persamaan tegangan masukan. Dengan faktor konstan dengan nilai Tahanan dalam yang besar.
Gambar 2.218, memperlihatkan penerapan sumber
pembagi ( +1) didapatkan transformasi sumber arus konstan pada penguat differensial.
arus emitor IE1, IE2 terhadap sumber arus basis IB1, IB2
sehingga didapatkan rangkaian pengganti mode
sama seperti yang diperlihatkan Gambar 2.212.

Gambar 11 Rangkaian pengganti penguat


differensial keseluruhan
Oleh karena kedua transistor mempunyai
karakteristik yang sama, maka besarnya arus yang
mengalir pada tahanan emitor RE adalah sebesar Gambar 2.218. Prinsip sumber arus konstan
2IE1 = 2 IE2. Dengan pendekatan bahwa arus basis IB pada penguat differensial Untuk penguat differensial
dianggap kecil terhadap arus emitor IE, maka arus
dengan Tahanan RE tanpa menggunakan sumber arus
yang mengalir pada tahanan emitor RE adalah
sebesar 2IC seperti yang diperlihatkan Gambar 2.213. aktif.

Penguat Differensial dengan Cermin Arus


(Current Mirror)
Karena penempatan penguat differensial selalu
difungsikan sebagai penguat depan (pre amp),
dengan demikian tugas dan fungsi penguat
Gambar 12 Model pendekatan rangkaian pengganti differensial selain dituntut agar supaya
penguat differensial menghasilkan ratio penolakan pada saat mode sama
(CMRR) yang tinggi, yaitu berkisar antara 80dB
sampai 100dB. Disamping itu penguat differensial
harus dapat menghasilkan penguatan tegangan pada
mode beda (differential mode gain) yang besar,
untuk itu diperlukan rangkaian cermin arus yang
selain tugas dan fungsinya dapat meredam tegangan
ripple dari sumber daya, tapi juga bisa untuk
mendapatkan penguatan tegangan yang tinggi.
Gambar 13 Rangkaian pengganti penguat
Transistor TR3 dan TR4 membentuk rangkaian
differensial dibelah dua
cermin arus (current mirror) dan Transistor TR3
Penguat Differensial Dengan Sumber Arus membentuk rangkaian sumber arus konstan. Tujuan
Konstan utama dari kedua rangkaian tersebut adalah sama,
Suatu permasalahan; bahwa untuk mendapatkan yaitu untuk mendapatkan tahanan dalam dinamis
sumber arus (IE) konstan dengan menggunakan yang tinggi (ingat sifat dari rangkaian sumber arus
Tahanan yang besar tidaklah mungkin bisa dicapai konstan).
tegangan fungsi lainnya adalah untuk mendapatkan
tahanan masukan dinamis yang tinggi dengan lebar
pita yang tinggi pula, disamping itu juga diharapkan
dapat menghasilkan rasio penolakan saat mode sama
(CMRR) yang tinggi pula. Gambar 2.221
memperlihatkan contoh aplikasi penguat differensial
pada tingkat masukan penguat operasioanal dari
National Semiconductor (LH0005)..

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
software multisim yang sudah berjalan baik.

3.2. Prosedur percobaan


Adapun langkah – langkah dalam pengerjaan praktikum
adalah sebagai berikut:
Sebelum memulai percobaan , buka aplikasi multisim
Gambar 13 Penguat differensial dengan sumber yang sudah berjalan dengan baik
dan cermin arus konstan Permasalahan; dalam I. Percobaan 1 pemberian dan pengukuran
banyak penerapan, bahwa penguat differensial tegangan untuk pasangan differensial
mempunyai Tahanan beban RC yang relatif kecil,
sedangkan untuk menaikan besarnya penguatan Rangkaian penguat differensial bias resistor
5kΩ
tegangan pada saat mode beda diperlukan nilai
Tahanan RC yang cukup besar. Persamaan (2.320)
dibawah menunjukkan pengaruh Tahanan RC
terhadap hasil penguatan tegangan mode beda (ADD).
Oleh karena itu untuk memperbesar penguatan
resistor RC harus besar untuk itu diperlukan
rangkaian cermin arus atau sumber arus konstan.

Penerapan Penguat Differensial (op-amp)


Tipikal dari rangkaian operasional amplifier pada Rangkaian penguat common bias resistor 5kΩ
umumnya terdiri dari tiga atau lebih penguat
differensial.

Gambar 14 Penerapan penguat differensial dari


National Semiconductor
(LH0005)
Pada tingkat ini sifat dan fungsi rangkaian adalah
sebagai penguat tegangan, selain untuk menguatkan
Rangkaian penguat differensial bias resistor
degeneratif
rangkain rangkaian
buka aplikasi multisim
seperti pada gambar
yang telah anda unduh
diatas

amati penguatan mode


differensial untuk
pada salah satu Vo+
penguat tersebut
atau Vo- terhadap
dengan membaca
ground.
tegangan output single Rangkaian penguat common bias resistor
ended
degenerative

gunakan mode xy
untuk melihat kurva lanjutkan pengamatan
karakteristik transfer untuk penguatan mode
tegangan VTC terhadao bersama pada Vo+,
input differensial Vdd.

ulangi pengamatan arus II. Percobaan 2 :pasangan differensial


DC, penguatan mode dengan bias cermin
differensial, dan
penguatan mode bersama Rangkaian penguat differensial bias cermin
untuk rangkaian dibawah
ini

Rangkaian penguat differensial 8.6 kΩ

Rangkaian penguat common bias cermin

Rangkaian penguat common 8.6kΩ


susunlah rangkaian seperti
Gunakan transistor
pada gambar diatas susunlah rangkaian 2N3906 untuk Q5 dan
seperti pada gambar Q6
diatas

gunakan transistor 2N3904


untuk Q3 dan Q4. ukurlah Ukurlah arus DC yang
rus DC yang mengalir pada dan kolektor antara Q2
mengalir antara
dan Q6, dan Q4
Rc1, Rc2, dan Rref. serta kolektor Q1 dan Q5
arus pada kolektoe Q4Ic4

lakukan pengamatan
lakukan pengamatan untuk untuk penguatan mode dan penguatan bersama
penguatan mode differensial differensial
dan penguatan bersama

III. Pasangan differensial dengan bias ubahlah rangkaian


dengan memberi beban
cermin dan arus beban output seperti pada
gambar dibawah

Rangkaian penguat differensial arus beban aktif

IV. Hasil dan Analisis

4.1. Pasangan differensial dengan bias resistor

1. Penguat dengan input differensial


Rangkaian dengan input differensial bias
resistor 5 kilo ohm.

Rangkaian penguat common arus beban aktif


Sinyal output yang didapat

pada kondisi ini tidak ada perubahan tegangan


keluaran, hal ini membuktikan bahwa penguat
Karena didalamnya terdiri dari dua buah transistor, pasangan differensial tidak melakukan penguatan
maka untuk mendapatkan titik kerja DC yang pada saat kondisi masukan sama.
simetris, diperlukan dua buah transistor yang Kurva VTC yang diperoleh
mempunyai konfigurasi bentuk fisis dengan
karakteristik yang sama.
Penguat differensial mempunyai karakteristik yang
sama dengan penguat tunggal emitor bersama,
maka didalam titik kerja Dc atau sinyal bolak balik
mengacu pada rangakaian emitor. Rangkaian bias resistor bias degenerative input
Kurva VTC yang didapat: differensial

Untuk membandingkan bagaimana pengaruh


resistansi pada rangkaian penguat maka, resistansi
diubah menjadi 6.8 kilo ohm.
Pada kondisi ini, rangkaian diberikan komponen
resistor yang dinamakan resistor emitter(Re), akan
Rangkaian input differensial dengan bias diamati bagaimana pengaruh jika resistor diberikan
resistor 8.6 kilo ohm
pada emitter.
Sinyal output yang diperoleh

Maka diperoleh sinyal output seprti gambar


dibawah.
Untuk mendapatkan sumber arus konstan dengan
menggunakan tahanan yang besar tidaklah mungkin
bisa dicapai dengan menaikkan nilai dari tahanan
Re, sedangkan untuk mendapatkan CMRR yang
maksimum dibutuhkan suatu sumber arus konstan
dengan nilai resistansi yg besar
Kurva VTC yang diperoleh

pada penguat common untuk menaikkan titik kerja


pada daerah aktif linier diperlukan tegangan bias
basis , sehingga untuk memisahkan tegangan DC
dan sinyal bolak – balik penguat common pada
output dan input diperlukan dua buah kapasitor
penggandeng, sehingga frekuensi naik.

Kurva VTC yang diperoleh


Tabel 1. hasil perolehan nilai dengan input penguat
differensial
Ni 5 kΩ 8.6 Re=39Ω
lai kΩ
ar
us
pa
da
Rc 860.5 4,605 915.2
1 99 µA A mA
Rc 824.6 7.059 5.05 A
2 23 µA A
R 6.801 13.64 -6.8 A
bi A 5A
as
R - - 944.3
e1 mA
R - -- -5.85 A
e2
dari tabel diatas dapat kita amati dan pahami bahwa Rangkaian dengan input common bias resistor
nilai resistansi mempengaruhi penguatan pada 8.6 kilo ohm
differensial. Jika semakin besar resistansi maka
nilai arus akan semakin besar.
2. Penguat dengan input Common
Rangkaian dengan bias resistor 5 kilo ohm

Sinyal output yang diperoleh

Sinyal output yang didapat


Rbias 11.71 16.91 5.86 A
A A

Kurva VTC yang diperoleh Re1 -5.86


A

Re2 11.71
A

dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa


semakin besar nilai resistansi maks nilai arus juga
akan semakin besar

4.2. Pasangan differensial dengan bias cermin


arus

1. Penguat dengan input differensial


Rangkaian bias arus cermin

Rangkaian dengan input common resistor bias


degenerative

Sinyal output yang diperoleh

Sinyal output yang diperoleh


Penguat diffrensial harus dapat menhasilkan
penguatan tegangan pada differensial gain yang
besar,untuk itu diperlukan rangkaian cermin arus
yang selain tugas dan fungsinya dapat meredam
tegangan ripple dari sumber daya. Tapi juga bisa
untuk mendapatkan penguatan tegangan yang
tinggi. Transistor membentuk rangkaian cermin
arus dan membentuk arus konstan.
2. Penguat dengan input common
Rangkaian dengan bias cermin
Tabel 2. hasil perolehan nilai pada penguat
dengan input common
Nilai 5 kΩ 8.6 kΩ 39 Ω
arus
pada
Rc2 5.05 A -7.05 5.05 A
A

Rc2 5.05A 7.05 A 5.05 A


Sinyal output yang diperoleh

Penguat common mempunyai resistansi beban yang


relative kecil.maka agar memperoleh penguatan
yang besar, nilai resistansi harus besar
Tabel 3. perolehan nilai pada bias cermin
Nilai differensial common
arus
Pada kondisi ini yaitu arus cermin beban aktif,.
pada
Dimana terdapat kapsitor untuk rangkaian ini.
Rc1 -915.2 mA -5.05 A
Rangkaian dengan beban aktif

Rc2 5.05 A 5.05 A

Rref 6.16 A 6.16 A

Ic2 6.87 A 11.87 A

Dari tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa


perolehan nilai arus yang paling besar ada pada
penguatan dengan input common, karena pada
rangkaian common terdapat transistor yang mana
dapat memberi penguatan secara maksimal namun Sinyal output yang diperoleh
noise belum tentu teredam dengan baik.
4.3. Pasangan bias arus cermin dan beban aktif
1. Penguat dengan input differensial
Rangkaian dengan arus beban

2. Penguat dengan input common


Rangkaian dengan arus beban

Sinyal outpur yang diperoleh Sinyal output yang diperoleh


V. Simpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pada penguat dengan input differensial dan
dengan input common, nilai arus semakin besar
jika niali resistansinya besar.
2. Untuk memperkuat lemah (kecil) sinyal di
tengah interferensi pada penguat diferensial,,
sangat dipengaruhi nilai amplitude pada
generator sinyal dan nilai resistansi. Semakin
besar nilai amplitudo maka penguatan sinyal
semakin besar.
Rangkaian common beban aktif 3. Komponen yang sangat berpengaruh pada
penguatan differensial dan common adalah
nilai resistansinya. Pada penguat dengan input
common, pada bias cermin nilai arus akan
semakin kecil.
4. Pada penguat dengan common mode , sinyal
penguatan yang dihasilkan mengalami distorsi
sehingga penguatan differensial lebih baik dari
common.
5. Pada konfigurasi penguat dengan input
common bias cermin dan bias beban aktif, nilai
arus yang diperoleh antara bias cermin dan
bias beban aktif adalah sama dan nilai yang
Sinyal output yang diperoleh
diperoleh kecil.
6. Menurut hasil pengamatan saya, penguat yang
dapat menyaring noise dengan bik adalah
penguat dengan input differensial.

VI. Referensi
1. A.S, Sedra et,al.Microelectronic circuit 5th Ed.
Oxford University Press, New York:2004.
2. Modul praktikum elektronika II
3. Buku teknik elktronika Terbitan
PPPTK/VEDC Malang
Tabel perolehan nilai pada bias beban dan aktif
Nilai differensial common VII. Lampiran
arus
pada
Ic15 915.2 mA 5.05 A

Ic26 5.05 A 5.05 A

Ic4 4A 11.71 A

gambar 1 rangkaian penguat dengan input differensial


dari tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
penguatan terbesar terjadi pada penguat dengan
input common. Pada rangkaian dimana bias cermin
beban, yang menyebabkan terjadi penguatan sinyal
pada rangakain.
gambar 2 rangkaian penguat dengan input common

gambar 6 sinyal output degeneratif input differensial

gambar 3 rangkaian input differensial denga bias cermin

gambar 7 sinyal output common bias beban

gambar 4 rangkaian input common bias cermin

gambar 5 kurva VTC bias cermin

Anda mungkin juga menyukai