PENGUAT DIFERENSIAL
Sella Veralisa Simangunsong(14S18005)-S1 Teknik Elektro
Dosen: Alfriska Oktarina Silalahi, S.Pd, M.Si (0107109002)
Asisten : Waldo Owen Nainggolan, ST
Tanggal Percobaan : 25/09/2020
14S3112 – Praktikum Elektronika 2
Institut Teknologi Del
Abstrak—penguat diferensial adalah penguat yang memiliki penguat differensial, menagmati perilaku tahp penguatan
dua input dan memperkuat selisih tegangan pada kedua input diferensial dengan transistor bipolar dengan berbagai
tersebut. Pada keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal konfigurasi, serta mengamati, mengukur, dan menganalisa
interferensi yang berupa sinyal yang sama ( common signal) penguatan mode dan common mode pada tahap penguat
yang masuk pada kedua input akan dihilangkan pada proses differensial dengn berbagai konfigurasi.
penguatan karena hanya selisih tegangan yang diperkuat.
Rangkaian dasar penguat diferensial terdiri dari rangkaian II. LANDASAN TEORETIS
pasangan transistor dengan emitor bersama, bias arus, dan 2.1. Penguat Differensial
rangkaian beban. Rangkaian penguat diferensial terdapat Kelemahan sebuah penguat dengan umpan balik arus
dalam beberapa bentuk rangkaian yang berbeda seperti
searah seperti contoh pada rangkaian penguat
penguat differensial dengan resistor degenerasi pada emitor,
penguat diferensial dengan bias cermin arus dan beban aktif. tunggal emitor bersama (common emitter) adalah
Ke non-ideaalitasan pada penguat diferensial akan diamati terjadinya pergeseran titik kerja DC akibat
melalui percobaan. Penguatan pada rangkaian diferensial perambatan panas antara basis-emitor, sehingga
akan diamati bagaimana nilai yang didapat dengan dua rumus menyebabkan titik kerja penguat menjadi tidak stabil
yang berbeda yaitu CMRR dan Common Mode. akibat dari kenaikan temperatur pada sistem bias
Keyword: pengut differensial, penguat common, common
transistor tersebut (tingkat faktor kestabilan
mode, CMRR, arus bias. menurun)
Gambar 2.199, untuk mencapai tingkat kestabilan
I. PENDAHULUAN yang baik pada jenis penguat tunggal, maka pada
Penguat diferensial memperkuat perbedaan tegangan pada kaki emitor harus dihubungkan sebuah resistor RE.
input inverting dan non inverting. Penguat operasional (op- Efek dari penambahan ini berakibat pada penguatan
amp) standar memiliki dua input, inverting dan
noninvertingyang dapa dihubungkan sinyal kedua input pada
arus bolak-balik menjadi menurun (dipandang dari
saat yang sama menghasilkan jenis umum rangkaian op-amp emitor mengakibatkan suatu efek umpan balik sinyal
yang disebut penguat diferensial. Pada dasarnya , semua op- ac pada resistor RE). Sedangkan Gambar 2.200
amp adalah “penguat diferensial” karena konfigurasi inputnya. memperlihatkan diagram blok dari rangkaian.
Tetapi dengan menghubungkan satu sinyal tegangan ke satu
terminal input dan sinyal tegangan lainnya ke terminal input
lainnya, tegangan output yang dihasilkan akan sebanding
dengan oerbedaan antara dua sinyal tegangan input V1 dan V2.
Perbedaan tegangan antara dua input akan dipahami melalui
percobaan ini. Terdapat 4 jenis rangkaian penguatan yang akan
diamati yaitu, pemberian dan pengukuran tegangan untuk
pasangan diffrensial, pasangan cermin dengan bias resistor,
pasangan dengan bias cermin arus, pasangan dengan bias
cermin arus dan beban.
Pada setiap percobaan akan diukur penguatan tegangan dengan
input diferensial dan penguatan dengan input common mode
serta common mode rejection ratio (CMRR). Dari percobaan
ini kita dapat memahami bagaiman memperkuat lemah sinyal
di tengah interferensi dengan penguat diferensial ,
mengevaluasi peran masing-masing komponen/rangkian pada
Gambar 1. Prinsip Kestabilan dengan teknik umpan sumber tegangan DC mau tidak mau harus tersedia
balik negatif catu dengan sumber tegangan ganda simetris.
2.4. Karakteristik
satu cara guna mendapatkan penguatan arus bolak-
balik yang tinggi, maka pada resistor RE harus Karena pada penguat differensial mempunyai
dijajarkan sebuah kapasitor internal bypass dimana karakteristik yang sama dengan penguat tunggal
pada prinsipnya adalah sama seperti halnya pada emitor bersama (common emitter), maka didalam
kapasitor kopling eksternal di keluaran dan masukan, analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal bolak
yaitu fungsinya tidak lain adalah untuk balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor
menghubungkan sinyal bolak-balik. bersama.
2.5. Prinsip Dasar Rangkaian
Akibat dari pemakaian kapasitor bypass tersebut
Penting untuk diketahui terlebih dahulu,
adalah terjadinya efek yang mengakibatkan adanya
bahwasannya untuk menjelaskan prinsip kerja
kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time
rangkaian pada penguat pasangan differensial adalah
constant) menjadi lebih lambat, sehingga
terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana
mengakibatkan kenaikan batas frekuensi bawah (fL).
besarnya arus yang mengalir pada tahanan RE adalah
Permasalahan yang lain adalah terjadinya
konstan (IE = IC1 + IC2 konstan). Hal ini sangat
perlambatan akibat pengisian muatan pada
menguntungkan didalam disain rangkaian, karena
kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh
nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar
tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja
mungkin, dengan demikian memungkinkan sekali
DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga
untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan
waktu tunda (time constant).
saat kondisi sama (standar internasional biasa
2.2.Konfigurasi Rangkaian menulis dengan notasi CMMR-Common Mode
Rejection Ratio, sedangkan standar DIN yang
Karena penguat pasangan differensial didalamnya digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang
terdiri dari dua buah transistor, maka untuk berbahasa jerman menuliskan dengan
mendapatkan titik kerja DC yang simetris, notasi G-
diperlukan dua buah transistor yang mempunyai Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan
konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang nilai tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 =
sama. Sedangkan untuk menghindari akibat RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama,
pengaruh adanya perubahan temperatur yang maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 =
berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya 0,5·IE.
cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat
sedemikian rupa agar sedapat mungkin berpasangan-
berhimpit dan saling berpelukan satu sama lainnya.
2.3.Catu Daya
Agar supaya semua permasalahan-permasalahan
diatas dapat terpecahkan dengan baik, untuk itu
tuntutan pada penguat pasangan differensial
diperlukan sumber tegangan ganda tidak harus
dengan tegangan keluaran simetris. Tetapi pada
umumnya untuk mempermudah hitungan didalam Gambar 3 Rangkaian penguat pasangan differensial
penempatan titik kerja DC dan untuk memenuhi
akan tercapainya ayunan tegangan bolak-balik pada (common mode) tidak ada perubahan tegangan
keluaran yang maksimum, untuk itu tuntutan akan keluaran VC1 ( VC1 = 0), hal ini membuktikan bahwa
penguat pasangan differensial tidak melakukan
penguatan pada saat kedua kondisi masukan sama. adalah hanya menguatkan sinyal selisih antara V1
Suatu kelemahan di dalam tuntutan praktis, karena dan V2.
besarnya tahanan RE tidak dapat dibuat sebesar Selisih dari kedua tegangan masukan ∆V
mungkin (tak hingga), dengan demikian sumber arus Penempatan Titik Kerja DC
IE juga tidak dapat dijaga konstan, sehingga pada Gambar 2.203 memperlihatkan rangkaian dasar
akhirnya secara tidak langsung juga berpengaruh penguat differensial. Dengan mengasumsikan bahwa
pada perubahan tegangan keluaran transistor TR1 dan TR2 mempunyai karakteristik
VC1. yang sama, sehingga kedua transistor mempunyai
Berdasarkan dari kejadian tersebut dapat ditentukan parameter adalah identik. Dengan demikian berlaku
penguatan pada saat sama (common mode) sebagai ketentuan persamaan sebagai berikut:
berikut:
VC1 = VC2 = VC IB1 = IB2 = IB IE1 = IE2 =
- VC1 = ACC V1 = ACC V2) untuk V1 = V2
IE
Dengan demikian besarnya faktor penolakan sinyal
saat sama (CMMRCommon Mode Rejection Ratio) Untuk menentukan titik kerja DC, maka tegangan
adalah sebagai berikut: masukan V11 dan V12 dapat dihubungkan ke massa
0V, sehingga berlaku ketentuan:
Permasalahan: untuk mendapatkan CMMR yang V11 = V12 = 0 VBE1 = VBE2 = VBE
besar, nilai tahanan RE harus diperbesar dan apabila Besarnya arus yang mengalir pada emitor transistor
tahanan RE bertambah besar lagi, kemungkinan TR1
transistor tidak mendapat bias yang cukup. Cara
mengatasi permasalah ini dapat dipecahkan dengan
teknik rangkaian sumber arus konstan.
Gambar 4 menggambarkan sebuah contoh ilustrasi Dengan mengasumsikan bahwa tegangan pada
dari karakteristik kurva keluaran (VC1) terhadap kolektor-emitor sama VCE1 = VCE2, sehingga
perubahan tegangan masukan VIC. Pada kondisi ini didapatkan tegangan kolektor
dimana tegangan (V1-V2) menyebabkan penguat VC1 = VC2 = VCC – IC.RC
differensial berfungsi sebagai penguat membalik
Sebuah penguat differensial dikatakan baik apabila
(inverting amplifier), dan dari gambar diatas
besarnya tegangan antara kedua kaki kolektor sama
membuktikan antara tegangan masukan dan keluaran
dengan nol, hal ini menunjukan bahwa pada saat
berbeda fasa 180o.
kondisi kedua tegangan masukan sama, maka pada
keluaran tidak memproduksi tegangan (ideal VOD =
2.6. Mode Sama (common mode) dan Mode Beda
0):
(Differential Mode)
Sebuah penguat differensial mempunyai dua buah VOD = VC1 – VC2 = 0V
masukan, maka dari itu suatu yang menguntungkan
bahwa fungsi dan manfaat dari penguat differensial
2.7. Hubungan Tegangan Masukan Penguat
Differensial
Gambar 6 memperlihatkan hubungan tegangan
masukan V1 dan V2 terhadap komponen ekivalen
masukan pada saat pengendalian mode beda
(a) (b)
(different mode input-VID) dan komponen ekivalen
Gambar 8 (a) Rangkaian Common Mode
masukan pada saat pengendalian mode sama
dan (b) Rangkaian Pengganti dibelah dua
(common mode input-VIC) dapat digambarkan
Analisa Titik Kerja DC
sebagai berikut:
Ada perbedaan didalam menentukan titik kerja statis
seperti pada penguat tunggal emitor bersama
(common-emitter). Pada penguat tunggal emitor
bersama untuk menetapkan titik kerja pada daerah
aktif linier diperlukan tegangan bias basis sebesar
Gambar 6 Konfigurasi tegangan (VTH), sehingga untuk memisahkan tegangan DC
masukan penguat differensial Tegangan dan sinyal bolak-balik penguat tunggal emitor
bersama pada masukan dan keluaran diperlukan dua
masukan pada saat kondisi sama (common buah kapasitor penggandeng, sehingga
mode) adalah vID v2 v1 menyebabkan batas frekuensi rendahnya menjadi
naik.
Sedangkan dan karena pada penguat differensial
Sehingga hubungan tegangan masukan dapat
terdiri dari dua masukan V1 dan V2, untuk itu
dinyatakan sebagai berikut:
didalam menetapkan titik kerja statis Q kedua
tegangan masukan basis transistor TR1 (V1) dan
transistor TR2 (V2) dihubungkan ke massa (V1 = V2
= 0) dan untuk memudahkan analisa semua
komponen berpasangan keduanya dianggap simetris.
Dengan demikian tegangan jatuh pada titik
perpotongan kedua emitor VE1 = VE2 dan menurut
Hukum Kirchoof Tegangan (HKT) dapat ditentukan
sebagai berikut:
Gambar 7 Tegangan masukan common mode dan VE1 = VE2 = (IE1 + IE2)RE - VEE
Dengan mengasumsikan bahwa semua komponen
differential mode Hubungan tegangan masukan
simetris, maka besarnya arus yang mengalir pada
penguat differensial emitor kedua transistor IE1 = IE2 = IE, dengan
demikian pernyederhanaan persamaan menjadi:
v1 vIC vID
2
2.8. Garis Beban, Titik Kerja Statis Analisa Sinyal Kecil (Small-signal analysis)
Gambar 10 memperlihatkan model rangkaian
pengganti mode beda
penguat differensial untuk sinyal kecil
gunakan mode xy
untuk melihat kurva lanjutkan pengamatan
karakteristik transfer untuk penguatan mode
tegangan VTC terhadao bersama pada Vo+,
input differensial Vdd.
lakukan pengamatan
lakukan pengamatan untuk untuk penguatan mode dan penguatan bersama
penguatan mode differensial differensial
dan penguatan bersama
Re2 11.71
A
VI. Referensi
1. A.S, Sedra et,al.Microelectronic circuit 5th Ed.
Oxford University Press, New York:2004.
2. Modul praktikum elektronika II
3. Buku teknik elktronika Terbitan
PPPTK/VEDC Malang
Tabel perolehan nilai pada bias beban dan aktif
Nilai differensial common VII. Lampiran
arus
pada
Ic15 915.2 mA 5.05 A
Ic4 4A 11.71 A