Anda di halaman 1dari 14

MAKNA UKHUWAH

DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

DI SUSUN

OLEH :

KELOMPOK 4

NAMA : MUHAMMAD ALI QODRI

AWIN RAHAYU

MATA KULIAH : TAFSIR DAN HADITS

DOSEN : SHOLEH KHUDIN, S.Ag., M.Hum

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allaah Subhanahu Wa Ta’ala karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah kami dengan judul “
Makna Ukhuwah Dalam Kehidupan Sehari hari “.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita , yaitu
Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wassalam yang telah menyampaikan petunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia yang
paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyak nya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami harap supaya makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Palembang, 26 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................

1.3 Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ukhuwah...........................................................................................

2.2 Bentuk Bentuk Ukhuwah.........................................................................

2.3 Pentingnya Ukhuwah ..............................................................................

2.5 Penerapan Ukhuwah Dalam Kehidupan..................................................

BAB III PENUTUP

3.0 Kesimpulan..............................................................................................

3.1 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, saling membutuhkan untuk memenuhi
keperluan dan meningkatkan taraf hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh islam. Lebih lagi
terhadap sesama muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk menjalin tali persaudaraan
dengan muslim lainnya. Dimana persaudaraan itu merupakan pertalian persahabatan yang serupa
dengan hubungan kekeluargaan. Bahkan islam mengibaratkan persudaraan dan tali persaudaraan
ibarat sebuah bangunan. Rasul banyak memberikan tuntunan bagaimana seharusnya manusia
menjaga persudaraan.

Ukhuwah bisa diartikan sebagai persaudaraan, sesama manusia hendaknya saling tolong
menolong, tidak ada kedengkian dan hasad buruk sehingga menjadikan persaudaraan menjadi
lebih erat. Dalam Al-Qur’an dan Hadits telah banyak disebutkan tentang hak dan kewajiban
antara sesama muslim dan dari hal itu dapat dirasakan nikmatnya iman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ukhuwah ?


2. Apa saja bentuk bentuk ukhuwah ?
3. Apa saja manfaat dari ukhuwah ?
4. Apa saja faktor perusak ukhuwah ?
5. Bagaimana penerapan ukhuwah dalam kehidupan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian ukhuwah


2. Mengetahui bentuk-bentuk dari ukhuwah
3. Mengetahui manfaat ukhuwah
4. Mengetahui faktor perusak ukhuwah
5. Mengetahui penerapan ukhuwah dalam kehidupan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ukhuwah

Istilah persaudaraan dalam bahasa arab di kenal dengan ukhuwah (ukhuwwah) di ambil dari kata
akha ( ‫) ا َخا‬, dari sini kemudian melahirkan beberapa kata al-akh, akhu, yang makna dasarnya
“memberi perhatian” (‫) هتما‬, kemudian berkembang artinya menjadi “sahabat, teman (
‫الصاحب‬,‫ ”)الصاديق‬yang secara leksikal menunjuk pada makna “dia bersama disetiap keadaan ,
saling bergabung antara lainnya pada suatu komunitas (‫يره فى القبيلة‬V‫ارك لغ‬V‫تعارلكل مش‬V‫)يس‬.”1 Mungkin
karena arti dasar tadi, yakni “memperhatikan”, menyebabkan setiap orang yang bersaudara
mengharuskan ada perhatian diantara mereka dan menyebabkan mereka selalu bergabung
(musyarik) dalam banyak keadaan.

Berkenaan denga itulah M. Quraish Shihab menjelaskan definisi ukhuwah secara


terminologis yaitu Ukhuwah pada mulanya berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak
hal”. Karenanya, persamaan dalam keturunan mengakibatkan persaudaraan, persamaan dalam
sifat-sifat juga mengakibatkan persaudaraan. Dalam kamus-kamus bahasa, ditentukan bahwa
kata akh juga digunakan dalam arti teman akrab atau sahabat.2

Selanjutnya dalam konteks masyarakat muslim, berkembanglah istilahUkhuwwah


Islamiyah yang artinya persaudaraan antar sesama muslim, atau persaudaraan yang dijalin oleh
sesama umat Islam.

Adapun dalil dalam konteks ukhuwah ini, diantaranya sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wa sallam :

‫ ْالمُسْ لِ ُم أَ ُخ ْو ْالمُسْ ل ِِم ال َيضْ لِ ُم ُه واليخذله َوال يُسْ لِ ُم ُه‬: ‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‬ ِ ‫ َقا َل َرس ُْو َل‬:‫ْن ُع َم َر َرضِ ى هللا َع ْنه َقا َل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫َعنْ أب‬

Artinya :

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda : Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan

1
Luwis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah (Bairut: Dar al-Masyriq, 1977), 5.
2
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), 357.

2
mendzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya”. ( HR. Ahmad , Bukhori dan
Muslim )

Hakikat persaudaraan dalam islam adalah saling memperhatikan dalam artian saling
memahami, saling mengerti , saling membantu dan membela terhadap sesama sebagaimana
ditegaskan dalam Hadits Rasulullah tadi.

2.2 Bentuk – Bentuk Ukhuwah

Menurut Quraish Shihab, kalau kita mengartikan ukhuwah dalam arti “persamaan” sebagaimana
arti asalnya dan penggunaannya dalam beberapa ayat dan hadits, kemudian merujuk pada Al-
Qur’an dan Sunnah, maka paling tidak kita dapat menemukan ukhuwah tersebut tercermin dalam
hal berikut:3

1. Ukhuwah ‘Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan kesentundukan kepada Allaah.


Bahwa seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki kesamaan. Seperti dalam
Q.S Al-An’aam : 38
ۤ
‫احي ِْهيَّطِ ْير ُٰطئ ٍِر َواَل اْل َرْ ضِ افِىدَٓا َّب ٍة ِم ْن َو َما‬
َ ‫ اَمْ َثالُـ ُكمْ ا ُ َم ٌم ِااَّل ۤ ِب َج َن‬ ‫فِى َفرَّ ْط َنا َم ۗا‬

ِ ‫يُحْ َشر ُْو َن َرب ِِّهمْ ا ِٰل ُىث َّم َشيْ ٍء ِم ْن ْالـك ِٰت‬
‫ب‬

Artinya:

Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan
mereka dikumpulkan.4

2. Ukhuwah Insaniyyah dan (basyariyyah)

3
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), hal 358
4
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Al-Huda, 2002), 133

3
Ukhuwah Insaniyah, yaitu persaudaraan sesama umat manusia. Manusia mempunyai
motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki yang berkembang atas dasar rasa
kemanusiaan yang bersifat unuversal. Seluruh manusia di dunia adalah bersaudara. Ayat
yang menjadi dasar ukhuwah seperti ini antara lain QS. Al-Hujurat ayat 11 namun ayat
ini masih berkaitan dengan ayat ke 10, bahkan sebelum ayat ke 10 Al-Qur’an
memerintahkan agar setiap manusia saling mengenal dan memperkuat hubungan
persaudaraan diantara mereka.
Khusus dalam QS. Al-Hujurat ayat 11, Allah berfirman :

‫اَ ْن َع ٰ ٓسىنِّ َسٓا ٍء ِّم ْننِ َسٓا ٌء َواَل ِّم ْنهُ ْمخَ ْيرًايَّ ُكوْ نُوْ اَ ْن َع ٰ ٓسىقَوْ ٍم ِّم ْنقَوْ ٌميَ ْسخَرْ اَل ٰا َمنُوْ االَّ ِذ ْينَ ٰۤياَيُّهَا‬

َ ْ‫بِااْل َ ْلقَابِتَنَابَ ُزوْ ا َواَل اَ ْنفُ َس ُك ْمت َْل ِم ُز ۤو‬


ۗ‫ ِّم ْنهُنَّ َخ ْيرًايَّ ُك َّن‬ ‫ َل‬Vۚ ‫او‬

Vَ ‫ولٓئِ َكيَتُ ْبلَّ ْم َو َم ۚ ْننِااْل ِ ْي َمابَ ْع َدااِل ْس ُمبِ ْئ‬


‫س‬ ٰ
ٰ ُ ‫الظّلِ ُموْ نَهُ ُمفَا‬

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain, (karena) boleh”jadi mereka ( yang diolok-olokkan ) lebih baik dari mereka ( yang
mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan ( mengolok-olokkan )
perempuan lain, ( karena ) boleh jadi perempuan ( yang diolok-olokkan ) lebih baik dari
perempuan ( yang mengolok-olokkan ). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain
dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.5

Dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa setiap manusia dilarang berburuk sangka,
dilarang saling membenci. Semua itu wajar karena sikap bathiniyah yang melahirkan
sikap lahiriah. Semua petunjuk Al-Qur’an yang berbicara tentang interaksi antarmanusia
pada akhirnya bertujuan memantapkan ukhuwah di antara mereka.6

5
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Al-Huda, 2002),
6
Ahmad Mustahafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, juz IV (Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1973), 78

4
Dari sini kemudian di pahami bahwa tata hubungan dalam Ukhuwah Insaniyyah
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan martabat kemanusiaan untuk mencapai
kehidupan yang sejahtera, adil , damai dan pada intinya konsep tersebut Al-Qur’an
bertujuan untuk memantapkan solidaritas kemanusiaan tanpa melihat agama,bangsa dan
suku-suku yang ada.

3. Ukhuwah Wathaniyah wa an-nasab


Islam sebagai agama yang universal, juga memiliki konsep ukhuwah kebangsaan yang
disebut ukhuwah wathaniyyah, yakni saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak
seagama. Disebutkan pula dalam QS. Shad (38):23 bahwa adanya persaudaraan
masyarakat , walaupun berselisih paham karena adanya perdebatan mengenai jumlah
ekor kambing yang mereka miliki.
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa guna memantapkan ukhuwah kebangsaan walau
tidak seagama, dalam Al-Qur;an menggarisbawahi bahwa perbedaan adalah hukum yang
berlaku dalam kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut merupakan kehendak Allaah,
juga demi kelestarian hidup, sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk
dipentas bumi.7 Dalam QS. Al-Maidah (5):48 Allaah berfirman :

ٰ ‫واا ٰتٮ ُكمم ۤاف ْيلِّي ْبلُو ُكم َّو ٰلـك ْن َّواح َدةًاُمةًلَجـعلَـ ُكم‬
‫و‬Vْ َ‫اللّهُ َشٓا َء َول‬ ْ َ َ َّ ِ ِ ْ َ َ ِ َ ْ ٰ ُ‫ْـرتِفَا ْستَبِق‬ ٰ ‫ْالخَـي‬
Artinya :

“Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat ( saja ), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan”.8

Dari ayat tersebut, maka seorang muslim hendaknya memahami adanya pandangan
atau bahkan pendapat yang berbeda dengan pandangan agamanya, karena semua itu tidak
mungkin berada di luar kehendak Allah. Walaupun berbeda agama, tetapi karena satu
masyarakat , sebangsa dan setanah air maka ukhuwah di antara kita harus tetap ada.

7
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, 491.
8
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Al-Huda, 2002),

5
4. Ukhuwah fi ad-din al-islam ( persaudaraaan antara sesama muslim )
Kata al-Din ditemukan dalam Al-Qur’an sebanyak 22 kali, sebagai diantaranya dalam
surah at-Taubah ayat 11 , Allah berfirman :

ِّ َ‫ َونُف‬ ۗ ‫فَا ِ ْن تَابُوْ ا َواَقَا ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتَ ُوا ال َّز ٰكوةَ فَا ِ ْخ َوانُ ُك ْم فِى ال ِّدي ِْن‬
ِ ‫ص ُل ااْل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَّ ْعلَ ُموْ ن‬
Artinya :
Dan jika mereka bertobat, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat , mak ( berarti
mereka itu ) adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi
orang-orang yang mengetahui.

Dan QS. Al-Hujurat ayat 10, Allah berfirman :

َ‫خَو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن‬


َ َ‫اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوةٌ فَاَصْ لِحُوْ ا بَ ْينَ ا‬
Artinya :

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara


kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat
rahmat”

Dimana ayat ini menegaskan bahwa “orang-orang mukmin itu bersaudara”,


selanjutnya ditegaskan bahwa “orang beribadah seperti shalat, zakat dan lain-lain mereka
saudara seagama”. Yang dimaksud dari ayat ini adalah persaudaraan seagama islam, atau
persaudaraan sesama muslim.
Ukhuwah keagamaan tampak sekali menjadi prioritas Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi Wassalam ketika pertama kali Hijrah di Madinah. Pada saat pertama kali
rombongan sahabat dari Makkah tiba dan mereka ini disebut Kaum Muhajirin, maka pada
saat itulah pula Nabi langsung mengikatkan tali persaudaraan mereka kepada orang-orang
mukmin di Madinah yang disebut Kaum Anshar. Sehingga terjadilah tali ukhuwah
keagamaan yang erat antara Muhajirin dan Anshar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam rangka menumbuh kembangkan
persaudaraan ukhuwah keagamaan, yakni ukhuwah diniyyah adalah memantapkan
kebersamaan dan persatuan sesama umat Islam, berdasarkan persamaan agama. Karena

6
bentuk ukhuwah ini tidak dibatasi oleh wilayah, kebangsaan atau ras sebab seluruh umat
Islam diseluruh dunia ini dan dimanapun mereka berada adalah sama-sama saudara.

2.3 Pentingnya Uhkuwah

2.4 Penerapan Ukhuwah Dalam Kehidupan

a. Memelihara Silatur Rahim

ُ‫ َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن يُ ْب َسط لَه‬: ‫ال َرسُو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم‬ َ َ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ رضي هللا عنه ق‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬
ِ َ‫صلْ َر ِح َمهُ (أَ ْخ َر َجهُ اَ ْلبُخ‬
) ُّ‫اري‬ ِ َ‫ َوأَ ْن يُ ْن َسأ َ لَهُ فِي أَثَ ِر ِه فَ ْلي‬،‫فِي ِر ْزقِ ِه‬
Artinya :

“Abu Hurairah Ra menceritakan, Bahwa Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam


bersabda : “siapa yang ingin agar rizkinya dibanyakkan dan dipanjangkan umurnya, maka
hendaklah ia berhubungan baik dengan yang ada hubungan rahim dengannya”. ( HR.
Bukhari )9

Kandungan Hadits diatas menjelaskan bahwa salah satu keutamaan silaturrahim yaitu
dipanjangkan umur pelakunya dan dilapangkan rizkinya. Namun pada hakikatnya
silaturrahim bukanlah sekedar hubungan nasab, namun lebih jauh dari pada itu hubungan
sesama muslim. Orang yang selalu bersilaturrahim tentunya akan memiliki banyak teman
dan relasi, sedangkan relasi adalah salah satu faktor yang menunjang kesuksesan seseorang
dalam berusaha dan meningkatkan ketakwaan kepada Allaah.

Adapun larangan memutus Silatur Rahim :

‫ الَ يَ ِحلُّ لِ ُم ْسلِ ٍم أَ ْن‬: ‫صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬  ِ ‫ُّوب رضي هللا عنه أَ َّن َرسُو َل هَّللَا‬ َ ‫ع َْن أَبِي أَي‬
ُ‫ َو َخ ْي ُرهُ َما اَلَّ ِذي يَ ْبدَأ‬,‫ َويُعْرضُ هَ َذا‬,‫ فَيُعْرضُ هَ َذا‬,‫ال يَ ْلتَقِيَا ِن‬
ٍ َ‫ث لَي‬ َ ْ‫يَ ْهج َُر أَخَ اهُفَو‬
ِ َ‫ق ثَال‬
ِ ِ
ٌ َ‫بِال َّسالَ ِم ( ُمتَّف‬
)‫ق َعلَ ْي ِه‬
Artinya :

“Abu Ayyub Ra menceritakan, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda : Tidak halal ( boleh ) seorang Islam menyisihkan saudaranya lebih dari tiga hari,
jika keduanya bertemu, maka yang seorang berpaling kesana dan yang seorang lagi
berpaling kesini. Tetapi yang paling baik diantara yang kedua itu ialah siapa yang
mengucapkan salam kepada lawannya”. ( HR. Muttafaqun Alaih ).

9
Bulugul Maram, (Terjemah: Kahr Masyhur), Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1992 , hlm 371.

7
Kandungan hadits diatas adalah berisi anjuran untuk berintropeksi diri tanpa
menghakimi orang lain maupun menyusahkan orang lain. Dan jelas bagi kita umat muslim
tidak dihalalkan untuk bersengketa dengan saudaranya lebih dari tiga hari.

b. Mengucapkan Salam
Mengucapkan salam ( Assalamu’alaikum ) adalah sunnah yang sangat dianjurkan
karena itu merupakan penyebab tumbuhnya rasa cinta dan dekat di kalangan kaum
muslimin, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam selalu memulai salam kepada siapa
saja yang beliau temui dan bahkan dia memberi salam kepada anak-anak jika menemui
mereka.
Jika memulai salam hukumnya sunnah maka menjawabnya adalah fardhu kifayah,
jika sebagian melakukannya maka yang lain gugur kewajibannya. Misalnya jika
seseorang memberi salam atas sejumlah orang maka yang menjawabnya hanya seorang
maka yang lain gugur kewajibannya.
Allah berfiman dalam QS. An-Nisaa’ ayat 86 :

‫ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء َح ِس ْيبًا‬ ۗ  ‫َواِ َذا ُحيِّ ْيتُ ْم بِت َِحيَّ ٍة فَ َحيُّوْ ا بِاَحْ َسنَ ِم ْنهَ ۤا اَوْ ُر ُّدوْ هَا‬
Artinya :
"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan)
dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu."10
Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sudah mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu
darinya mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)

c. Memenuhi Undangan
Misalnya seseorang mengundangmu untuk makan-makan atau lainnya maka
penuhilah dan memenuhi undangan adalah sunnah mu’akkadah dan hal itu dapat menarik
hati orang yang mengundang serta mendatangkan rasa cinta dan kasih sayang.
Dikecualikan dari hal tersebut adalah undangan pernikahan, sebab memenuhi undangan
pernikahan adalah wajib dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

d. Membesuknya Saat Sakit


Hal ini merupakan hak orang sakit dan kewajiban saudara-saudaranya seiman, apalagi
jika yang sakit memiliki kekerabatan, teman dan tetangga maka membesuknya sangat
dianjurkan.
Disunnahkan bagi yang membesuk orang sakit untuk menanyakan keadaannya ,
mendoakan serta menghiburnya dan memberi harapan karena hal tersebut merupakan
sebab yang paling besar mendatangkan kesembuhan dan kesehatan.

10
http://quran-id.com

8
e. Mengantarkan Jenazah
Halini juga merupakan hak seorang muslim atas saudaranya dan didalam nya terdapat
pahala yang besar.

f. Memberi Nasihat
Jika seseoarang datang meminta nasihat kepadamu salam suatu masalah maka
nasihatilah karena hal itu termasuk agama. Jika seseorang datang kepadamu tidak untuk
meminta nasihat, namun pada dirinya terdapat bahaya atau perbuatan dosa yang akan
dilakukan nya, maka wajib baginya untuk menasihatinya.
Jika tidak terdapat bahaya atau dosa padanya dan dia melihat hal selain nasihat
bermanfaat maka tidak perlu menasihatinya kecuali jika dia meminta.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ukhuwah adalah persaudaraan, sesama manusia hendaknya kita saling tolong menolong, tidak
ada kedengkian dan hasad buruk diantara kita hingga menjadikan persaudaraan menjadi lebih
erat. Dalam Al-Qur’an dan Hadits pun telah banyak disebutkan tentang hak dan kewajiban antara
sesama muslim dan dengan hal itulah kita dapat merasakan nikmatnya iman.

3.2 Saran

Setelah mengetahui apa itu ukhuwah dan bagaimana cara menerapkannya dalam
kehidupan, penulis berharap kita tetap menjunjung tinggi ukhuwah dimanapun kita berada dan
dengan siapa pun kita berteman. Karena bahwasanya ukhuwat yang erat akan memberikan
nikmat iman yang luar biasa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mustahafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, juz IV (Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi wa

Bulugul Maram, (Terjemah: Kahr Masyhur), Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1992 Auladuh, 1973)

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Al-Huda, 2002)

Luwis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah (Bairut: Dar al-Masyriq, 1977)

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998)


M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, 491.

http://quran-id.com

http://digilib.uinsby.ac.id/13050/4/Bab%202.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai