Anda di halaman 1dari 5

Nama : Awin Rahayu

NIM : 1830401029

FITUR DISTINCTIVE

Tiap benda mempunyai milik-milik atau ciri-ciri yang membuat benda itu dapat dikenali.
Misalnya, benda X , milik-milik benda X yang menjadikan benda itu dapat dikenal sebagai
beenda X dinamai fitur-fitur (features). Fitur-fitur khusus yang dimiliki oleh benda X yang
membedakannya dari semua benda- benda lain sejenisnya dinamai fitur-fitur ditingtif. Konsep
fitur distingtif ini berlaku untuk semua benda yang ada didunia ini termasuk bunyi bahasa
manusia (Simanjuntak, 1990:12). Teori fitur distingtif merupakan teori linguistik generatif yang
pertama kali diperkenalkan oleh Chomsky dan Halle pada tahun 1968. Yang dimaksud dengan
fitur distingtif adalah unsur dari fonetik leksikal dan suatu transkripsi fonologis yang dibentuk
oleh kombinasi dan rangkaian. Fitur distingtif dalam teori fonologi adalah seperagkat unit
terkecil yang paling spesifik yang membedakannya dengan unit-unit lain.

Dalam penerapannya , terutama dalam bidang linguistik biasanya menggunakan model


biner yang ditujukan untuk membedakan sesuatu (bisa benda, sifat, atau yang lain) dengan cara
tanda + (plus) dan tanda – (minus) pada unsur-unsurnya. Dalam bidang fonologi generatif,
model biner ini juga diterapkan terhadap fitur distingtif. Misalnya kita dapat mengenal bunyi-
bunyi yang terdapat dalam bahasa Indonesia berdasarkan fitur-fitur distingtif yang diberi tanda
plus (+) dan minus (-). Seperti misalnya ketika kita membandingkan kata “baling” dengan
“paling”. Perbedaan kedua kata tersebut terdapat pada fonem awalnya saja yaitu /b/ dan /p/.

Adapun fitur distingtif itu sendiri pada dasarnya, secara garis besar dapat dibagi menjadi 7
kelompok yang mengikuti pola Schane (1973), yakni : (1) ciri golongan utama, yakni silabis
(sil), sonoran (son), dan konsonantal (kons); (2) ciri cara artikulasi, yakni kontinuan (kon),
pelesapan tak segera (p.t.s), nasal (nas), dan lateral (lat); (3) ciri daerah artikulasi, yakni anterior
(ant) dan koronal (kor); (4) ciri punggung lidah, yakni tinggi (ting), rendah (rend), belakang
(bel); (5) ciri bentuk bibir, yakni bulat (bul); (6) ciri tambahan, yakni tegang (teg) dan bersuara
(bers); dan (7) ciri-ciri prosodi. Berikut ini adalah rangkuman penjelasan masing masing ciri
distingtif oleh Schane (1992) :

1. Konsonantal (kons)
Bunyi konsonantal ditandai dengan penyempitan dan penutupan pita suara pada waktu
kita mengucapkan bunyi bahasa:
[+kons] adalah bunyi konsonan hambat [p, t, c, k, b, d, j, g, ?], konsonan friaktif [s, h],
kosonan nasal [m, n, ŋ, ň], konsonan likuid [l, r].
[- kons] adalah bunyi-bunyi vokal [a, i, u, e, o, I, U] dan semivokal [w, y].
2. Silabis [sil]
Ciri silabik ini menandai bunyi yang berfungsi sebaga inti suka kata.
[+ sil] adalah bunyi vokal [a, i, u, e, o, I, U] dan bunyi semivokal [y, w].
[-sil ] adalah konsonan hambat [p, t, c, k, ?, b, d, j, g], konsonan friaktif [h, s],
konsonan nasal [m, n, ŋ, ň], konsonan likuid [l, r], dan semivokal [w, y].
3. Sonoran [son]
Bunyi sonoran ditandai dengan terbukanya pita suara sehingga menghasilkan bunyi
yang dapat dilagukan pada titik nada tertentu.
[+ son] adalah bunyi vokal [a, i, u, e, o, I, U], semivokal [w, y], likuid [l, r] dan nasal
[m, n, ŋ, ň].
[- son ] adalah konsonan hambat [p, t, c, k, ?, b, d, j, g], dan konsonan friaktif [h, s].
4. Koronal [kor]
Bunyi koronal ditandai dengan (1) posisi glotis menyempit sehingga apabila ada
hembusan udara yang melewatinya, pita suara akan secara otomatis bergetar; (2) langit-
langit lunak terangkat; (3) posisi lidah bagian depan terangkat sampai berada diatas
posisi “netral”.
[+ kor] adalah bunyi hambat [t, d, c, j], konsonan friaktif alveolar [s], konsonan likuid
[l, r], konosonan nasal dental [n], dan konsonan nasal palatal [ň].
[- kor ] adalah bunyi vokal [a, i, u, ɛ, o, I, U, ɔ], semivokal [y, w] konsonan hambat [b,
g, k, p, ?], konsonan friaktif glotal [h], konsonan nasal bilabial [m], dan konsonan nasal
velar [ŋ].
5. Anterior [ant]
Bunyi ini dihasilkan dengan pusat penyempitan sebagai sumber bunyi , berada
disebelah depan pangkal gusi (alveolar-ridge).
[+ ant] adalah bunyi vokal, konsonan hambat bilabial [p, r], konsonan hambat dental [d,
t] , konsonan friaktif alveolar [s], konsonan nasal bilabial [m], konsonan nasal dental
[n], dan konsonan likuid [l, r].
[- ant ] adalah bunyi vokal [a, i, u, ɛ, o, I, U, ɔ], semivokal [w, y] konsonan hambat
palatal [j, c], konsonan hambat velar [k, g], konsonan hambat glotal [?], dan friaktif
glotal [h].
6. Kontituan [kont]
Bunyi ini dihasilkan dengan mengalirkan udara ke rongga mulut dengan bebas.
[+ kont] adalah bunyi friaktif [s, h] dan konsonan getar alveolar [r].
[- kont ] adalah bunyi vokal [a, i, u, ɛ, o, I, U, ɔ], semivokal [w, y], konsonan hambat
[p, t, c, k, b, d, j, g, ?], konsonan nasal [m, n, ŋ, ň], dan lateral [l].
7. Pelepasan tidak segara [pts]
Ada dua cara bagaimana bunyi yang dihambat didalam rongga mulut itu dilepaskan,
yakni pertama, diletupkan segera setelah penutupan alat-alat ucap seperti bunyi-bunyi
hambat dan kedua, secara perlahan-lahan sehingga menghasilkan bunyi.
[+ pts] adalah bunyi hambat palatal [c, j]
[- pts ] adalah konsonan hambat selain palata; [p, b, t, d, k, g, ?], konsonan friaktif [s,
h], konsonan nasal [m, n, ŋ, ň], konsonan likuid [l, r], vokal [a, i, u, ɛ, o, I, U, ɔ], dan
semivokal [w, y].
8. Striden [strid]
Kelompok segmen yang dihambat dengan pelepasan dalam intesitas yang tinggi.
[+ strid] adalah bunyi konsonan friaktif glotal [h].
[- strid ] adalah bunyi konsonan hambat [p, b, d, t, c, k, g, j, ?], konsonan nasal [m, n, ŋ,
ň], konsonan alveolar [s, l, r], vokal vokal [a, i, u, ɛ, o, I, U, ɔ], dan semivokal [w, y].
9. Nasal [nas]
Bunyi ini ditandai dengan di tariknya langit-langit lunak ke bawah dan menyentuh
bagian belakang lidah sehingga aliran udara berhembus melewati hidung.
[+ nas] adalah bunyi konsonan nasal [m, n, ŋ, ň].
[- nas ] adalah bunyi konsonan hambat [p, b, d, t, c, k, g, j, ?], konsonan friaktif glotal
[h], konsonan alveolar [s, l, r], vokal [a, i, u, ɛ, o, I, U, ɔ], dan semivokal [w, y].

10. Lateral [lat]


Dihasilakan dengan cara keluar melalui sisi lidah.
[+ lat] adalah bunyi [l] dan [- lat ] adalah bunyi vokal dan konsonan lainnya selain [l].
11. Tinggi [ting]
Dihasilkan dengan cara mengangkat badan lidah ke arah palatal.
[+ ting] adalah vokal tinggi [i, I, u, U], semivokal [w, y], hambat [c, j, k, g], dan
konsonan nasal velar [ŋ], konsonan nasal palatal [ň].
[- ting ] adalah bunyi vokal [a, ɔ, ɛ, o], konsonan hambat [p, b, t, d, ?], konsonan
friaktif [s, h], konsonan nasal bilabial [m], konsonan nasal dental [n], dan konsonan
likuid [l, r].
12. Rendah [rend]
Dihasilkan dengan cara menarik badan lidah jauh ke bawah dari bumbung mulut.
[+ ren] adalah bunyi vokal [ɛ], konsonan friaktif glotal [h], konsonan hambat glotal
[?].
[- ren ] adalah bunyi vokal [a, i, u, ɛ, o, I, U, ɔ], konsonan hambat [p, b, d, t, c, k, g,
j, ?], konsonan friaktif [s], konsonan nasal [m, n, ŋ, ň], dan konsonan likuid [l, r].
13. Belakang [bel]
Dihasilakan dengan keadaan badan lidah ditarik ke belakang.
[+ bel] adalah vokal [u, U, ɔ, o], semivokal [w], konsonan hambat velar [k, g],
konsonan nasal velar [ŋ].
[- bel ] adalah vokal [a, i, I, ɛ], konsonan hambat [p, b, t, d, j, c], konsonan friaktif [s,
h], konsonan nasal [m, n, ŋ], dan konsonan likuid [l, r].
14. Bulat [bul]
Dihasilkan dengan cara membundarkan bibir.
[+ bul] adalah bunyi vokal [u, U, ɔ, o] dan semivokal [w].
[- bul ] adalah vokal [a, i, I, ɛ], semivokal [y], konsonan hambat [p, b, t, d, j, c, k,
g, ?], konsonan friaktif [s, h], konsonan nasal [m, n, ŋ, ň], dan konsonan likuid [l, r].
15. Tegang [teg]
[+ teg] adalah vokal [a, i, u, o], konsonan hambat [p, b, t, d, j, c, k, g], konsonan
friaktif [s, h], konsonan likuid [l, r], konsonan nasal [m, n, ŋ, ň], dan semivokal [w,
y].
[- teg ] adalah vokal [I, U, ɛ, ɔ] dan hambat [?].
16. Bersuara [sur]
Dihasilkan menggetarkan pita suara.
[+ sur] adalah vokal [ a, i, I, u, U, o, ɔ, ɛ], semivokal [w, y], hambat [b, d, k, ?], dan
konsonan friaktif glotal [h].
[- sur ] adalah bunyi hambat [p, t, c, j, g], konsonan friaktif [s], konsonan likuid [l, r],
dan konsonan nasal [m, n, ŋ, ň].

Sumber :

Jurnal penelitian : Proses Asimilasi Bunyi Konsonan Bahasa Bugis Dialek Sigeri : Kajian
Tranformasi Generatif.

Tesis : Perubahan Fonologis Kosakata Serapan Sansekerta Dalam Bahasa Jawa.

Anda mungkin juga menyukai