Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tansika R Sira

NIM : PO.71.31.1.17.026

Kelas : DIV Gizi

BAHASA INDONESIA

Artikel tentang gizi (DIABETES MELITUS)

Permasalah gizi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah penyakit
infeksi atau penyakit menular. Di Indonesia sendiri penyakit menular sudah mengalami
perubahan atau transisi menjadi penyakit tidak menular sejak tahun 2010. Hal tersebut terjadi
karena tingkat demografi penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu aktifitas
yang terus meningkat juga menjadi penyebab terjadinya perubahan tersebut.

Diabetes melitus merupakan salah satu contoh penyakit tidak menular. Menurut American
Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya. Jadi dapat dikatakan bahwa penyakit diabetes melitus adalah
penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon
yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Insulin berperan penting dalam tubuh untuk
mengubah gula (glukosa) dari karbohidrat yang kita konsumsi menjadi energi dan menyimpan
glukosa untuk keperluan di waktu mendatang. Di Indonesia sendiri, diabetes meiitus lebih
dikenal dengan nama penyakit kencing manis.

Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai
21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Di Indonesia angka prevalensi DM rata-rata 1,5%
(Isselbacherdick,2000). Indonesia, masuk ke dalam peringkat 6 angka kejadian diabetes melitus
terbanyak di dunia. Dalam Diabetes Atlas 200 (International Diabetes Federation) tercantum
perkiraan penduduk Indonesia di atas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevalensi
DM 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola perambahan
penduduk seperti ini, diperkirakan tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk
berusia di atas 20 tahun dan dengan prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatakan 8,2% juta
pasien diabetes. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap penderita DM
dari tahun ke tahun.

Lalu bagaimana dengan provinsi Sumatera Selatan? Apakah masyarakatnya banyak yang
menderita diabetes melitus?. Menurut hasil wawancara di Indonesia tahun 2007 dan 2013 bahwa
provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2013. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi ? Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa tingkat aktifitas yang
terus meningkat menjadi salah satu penyebab terjadinya suatu penyakit termasuk diabetes
melitus. Kepala Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa Sumsel, Rizki Asmuni, mengatakan bahwa
penyebab utama dari DM adalah gaya hidup yang tidak sehat. Sekarang ini masyarakat lebih
banyak menikmati makanan siap saji seiring dengan kesibukan aktivitasnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa makanan siap saji atau fast food merupakan makanan yang
tinggi lemak yang tidak sehat bagi tubuh. Jika terus menerus mengkonsumsi fast food maka
lemak akan banyak tertimbun didalam tubuh sehingga pankreas akan bekerja keras untuk
menghasilkan insulin. Lama kelamaan pankreas akan lelah dan tidak dapat memproduksi insulin
secara optimal lagi. Maka penyakit diabetes melitus tidak bisa dihindari.

Selain itu, frekuensi mengkonsumsi karbohidrat yang tidak teratur juga menjadi pemicu
meningkatnya DM, sementara konsumsi vitamin dan buah masih sangat kurang. “Pola hidup
masyarakat kita masih tidak seimbang, misalnya sesudah makan pempek yang berkarbohidrat
tinggi tetap mau makan nasi, porsinya pun besar,” ujarnya.

Lalu bagaimana cara untuk mencegah penyakit diabetes melitus ? Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan antara lain :

a) Olahraga rutin
Dengan rutin olahraga, Anda bisa menstabilkan gula darah. Lakukan olahraga setidaknya 2,5
jam per minggu secara teratur. Anda bisa melatih kekuatan otot-otot tubuh karena
peranannya dalam menggunakan dan menyimpan gula sangat besar. Hal tersebut bisa
membuat kadar gula darah tetap normal. Namun ingat, jangan berlebihan melakukan
aktivitas fisik karena hal tersebut bisa memicu hipoglikemia.

b) Perhatikan asupan makanan
Sebaiknya batasi konsumsi karbohidrat. Sumber karbohidrat yang bisa Anda pilih yaitu ubi,
pasta dari biji-bijian utuh, dan nasi merah. Makanan lain yang bagus untuk Anda konsumsi
yaitu kacang-kacangan seperti almond, ikan salmon, daging dada ayam tanpa kulit,  brokoli,
bayam, dan kayu manis.

c) Makan tepat waktu


Jangan melewatkan waktu makan Anda, terutama sarapan. Jika hal ini terjadi, rasa lapar akan
meningkat di jam makan berikutnya. Hasilnya Anda akan makan secara berlebihan,
kemudian naiklah gula darah Anda. Makan tiga kali sehari ditambah dua camilan bernutrisi
di sela-sela jam makan bisa membantu gula darah tetap normal.

d) Hindari stres
Sebaiknya segera atasi stres yang Anda alami, karena kondisi ini bisa membuat kadar gula
darah Anda meningkat.

Kesimpulan dari artikel ini adalah pentingnya menjaga gaya hidup dan pola makan yang sehat.
Kurangi mengkonsumsi fast food dan menjaga asupan karbohidrat, makanan atau minuman yang
tinggi gula dan lemak agar terhindar dari diabetes melitus.

Anda mungkin juga menyukai