Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEGI RUMAH SAKIT

“”

DI SUSUN OLEH :
RILIANI MANITIK
NIM : 19202111063

DOSEN MATA KULIAH :

PASCASARJANA
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PROGRAM STUDI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus karena dengan pimpinan dan
pertolongan Tuhan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai ini bertujuan


untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategi RS.

Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka banyak kekurangan dan


ketidaksempurnaan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah ini

Manado, April 2020


Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama bekerja banyak risiko yang dihadapi karyawan, yang bahkan terkadang dapat mengancam
keselamatan jiwa dan raganya. Perusahaan wajib untuk melindungi karyawan selama jam kerja, bahkan
karyawan juga harus dilindungi keselamatannya selama menuju dan pulang dari tempat kerja.
Keselamatan kerja yang dilakoni karyawan biasanya tergantung lingkungan dimana dia bekerja. Risiko
yang dihadapi masing-masing lingkungan kerja juga bervariasi satu sama lainnya, tergantung dari jenis
pekerjaan yang dikerjakan.

Keselamatan kerja yang tidak atau kurang terjamin akan membuat karyawan kurang bersemangat
untuk bekerja. Keselamatan kerja perlu dibudayakan agar mampu meminimalkan kecelakaan kerja.
Banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja dan bukan hanya karena disebabkan perusahaan
kurang memedulikan program keselamatan kerja. Kecelakaan kerja sering kali terjadi akibat dari
karyawan tidak memedulikan atau memerhatikan petunjuk keselamatan kerja. Kesehatan karyawan juga
perlu diperhatikan dengan kondisi kerja yang ada, jangan sampai lingkungan kerja akan memengaruhi
kesehatan karyawan. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu cara untuk
memberikan perlindungan kepada karyawan. Pemberian perlindungan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini diperlukan rasa tanggung jawab perusahaan,
karena bagaimanapun karyawan adalah aset perusahaan yang harus dilindungi hak-haknya, terutama
dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja?


2. Apa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja?
3. Risiko apa yang akan dihadapi?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keselamatan kerja?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan kerja?
6. Apa saja ruang lingkup dan syarat keselamatan kerja?
7. Apa saja larangan dan kewajiban untuk bekerja?
8. Bagaimana cara mengurangi kecelakaan kerja?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Untuk mengetahui risiko yang akan dihadapi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan
kerja.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja.
6. Untuk mengetahui ruang lingkup dan syarat keselamatan kerja.
7. Untuk mengetahui larangan dan kewajiban untuk bekerja.
8. Untuk mengetahui cara mengurangi kecelakaan kerja.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketentuan mengenai penerapan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan PeraturannPemerintah.

Keselamatan kerja sendiri merupakan aktivitas perlindungan karyawan secara menyeluruh. Artinya
perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu kecelakaan pada saat
menjalankan aktivitasnya. Sedangkan kesehatan kerja adalah upaya untuknmenjaga agar karyawan tetap
sehat selama bekerja. Artinya jangan sampai kondisi lingkungan kerja akan membuat karyawan tidak
sehat atau sakit.

Menurut Abdul Hakim Keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan ditempat
kerja. Sedang yang dimaksud dengan tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja tersebut bekerja, atau sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan usaha. Sedangkan, kesehatan kerja adalah merujuk pada kebebasan karyawan dari
penyakit baik secara fisik maupun mental.

Menurut CoVan (1995) Keselamatan kerja dalam konteks yang lebih luas, mencakup baik aspek
keselamatan maupun kesehatan kerja. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Handley (1977) bahwa
keselamatan dan kesehatan merupakan satu gabungan pengertian. Sehingga sebenarnya penggunaan
istilah kecelakaan kerja adalah mengacu kepada masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh
karena itu, upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja di organisasi
industry pada dasarnya adalah upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Untuk menjaga agar
keselamatan kerja karyawan terjaga dan terjamin ada beberapa komponen yang perlu dilakukan yaitu:

1. Tersedianya peralatan kerja yang memadai Perusahaan harus menyediakan peralatan kerja yang
disesuaikan dengan jenis pekerjaan.
2. Perawatan peralatan secara terus menerus Peralatan kerja harus selalu digunakan pada saatnya
bekerja atau berada di ruangan tertentu. Peralatan kerja ini harus selalu dipelihara agar dapat
digunakan setiap saat. Jangan sampai pada saat hendak digunakan terjadi kemacetan, sehingga
membahayakan karyawan.

5
3. Kepatuhan karyawan Setiap karyawan atau yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung
dengan pekerjaan atau di sekitar lokasi kerja wajib mematuhi aturan tentang keselamatan kerja yang
telah ditetapkan.
4. Prosedur kerja Karyawan harus mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan. Pelanggaran
terhadap prosedur kerja akan berakibat kepada kemungkinan terjadi kecelakaan kerja.
5. Petunjuk kerja di setiap lokasi kerja Perusahaan harus membuat petunjuk atau rambu-rambu kerja di
setiap lokasi tertentu. Penepatan petunjuk atau rambu kerja harus ditempat atau lokasi yang strategis,
serta mudah dilihat.

Sedangkan dalam hal kesehatan kerja, komponen yang perlu dilakukan adalah:

1. Kondisi udara di ruangan Kondisi udara di dalam ruangan haruslah disesuaikan dengan kondisi yang
seharusnya. Hal ini penting guna menjaga kesehatan karyawan, baik suhu badan, hidung, mata
ataupun lainnya. Kondisi udara ruangan yang tidak sesuai akan mengakibatkan karyawan jatuh sakit.
2. Ventilasi ruangan Adanya alat untuk menjaga sirkulasi udara dalam suatu ruangan. Ruangan yang
tidak memiliki ventilasi udara akan menyebabkan sumpek dan menimbulkan berbagai penyakit.
3. Kebisingan Untuk ruangan tertentu yang menggunakan mesin yang memiliki suara yang keras dan
menyebabkan kebisingan maka diperlukan alat peredam suara yang mengatasinya. Kebisingan akan
mengakibatkan telinga atau pendengaran karyawan menjadi terganggu.
4. Penerangan atau cahaya Setiap ruangan harus memiliki penerangan yang cukup sehingga tidak
mengganggu pekerjaan. Kekurangan penerangan atau cahaya akan mengganggu kesehatan
karyawan.
5. Tersedianya pembuangan kotoran limbah Perusahaan harus menyediakan pembuangan baik air, atau
udara sehingga tidak mengganggu kesehatan karyawan, termasuk kesehatan warga. Dalam hal ini
perusahaan harus menyediakan peralatan pengolahan limbah, terutama limbah yang berbahaya bagi
kesehatan.

Oleh karena itu, perlu kesiapan terhadap komponen-komponen yang memengaruhi keselamatan dan
kesehatan kerja harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Termasuk faktor kelalaian karyawan yang
dapat mengakibatkan keselamatan kerjanya tidak terjamin. Jadi, dalam hal ini faktor kepatuhan karyawan
untuk mematuhi segala aturan yang telah dibuat, serta sanksi yang perlu diberikan agar karyawan tetap
patuh kepada perintah dan aturan perusahaan.

6
B. Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam praktiknya berikut ini tujuan dari program keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:

1. Membuat karyawan merasa nyaman Dengan dimilikinya prosedur kerja dan adanya peralatan kerja
yang memadai maka akan membuat karyawan merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja.
Membuat karyawan merasa nyaman akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Memperlancar proses kerja Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, maka
kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Kemudian dengan kesehatan kerja karyawan yang terjamin
baik secara fisik maupun mental, maka karyawan dapat beraktivitas secara normal.
3. Agar karyawan berhati-hati dalam bekerja Karyawan dalam hal ini setiap melakukan pekerjaannya
sudah dengan paham dan mengerti akan aturan kerja yang telah ditetapkan, sehingga karyawan akan
lebih waspada dan berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya.
4. Mematuhi aturan dan rambu-rambu kerja Perusahaan akan memasang ramubu-rambu kerja yang
telah ada dan di pasang di berbagai tempat sebagai tanda dan peringatan. Penempatan rambu-rambu
kerja harus mudah dilihat dan jelas tanpa ada hambatan atau halangan.
5. Tidak mengganggu proses kerja Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja
diharapkan tindakan karyawan tidak akan mengganggu aktivitas karyawannya.
6. Menekan biaya Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, maka kecelakaan kerja
dapat diminimalkan. Oleh karena itu, karyawan harus menggunakan peralatan dan keamanan kerja.
Imbasnya biaya kecelakaan kerja, menjadi relatif kecil dan dapat diminimalkan, sehingga karyawan
mengurangi biaya pengobatan dan kesempatan kerja karyawan yang hilang.
7. Menghindari kecelakaan kerja Kepatuhan karyawan kepada aturan kerja termasuk memerhatikan
rambu-rambu kerja yang telah dipasang. Kemudian karyawan harus menggunakan peralatan kerja
dengan sebaik-baiknya sesuai aturan yang telah ditetapkan, sehingga kecelakaan kerja dapat
diminimalkan.
8. Menghindari tuntutan pihak-pihak tertentu Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja
ini maka tuntutan karyawan akan keselamatan dan kesehatan kerja dapat diminimalkan, karena
karyawan sudah menyetujui terhadap aturan yang berlaku di perusahaan tersebut, sehingga sudah
tahu resiko yang akan dihadapinya.

C. Risiko yang Dihadapi

Dalam praktiknya risiko yang dihadapi pekerja beraneka ragam. Dalam praktiknya paling tidak
terdapat dua hal penyebab risiko kecelakaan kerja yaitu:

7
1. Unsur sengaja Artinya karyawan sengaja melakukan kesalahan pada saat bekerja. Unsur sengaja ini
memang agak sulit untuk dibuktikan, akan tetapi perusahaan perlu mencegah dengan cara melihat
gejala-gejala yang ada di setiap perusahaan sedini mungkin, sehingga dapat dicegah.
2. Unsur tidak sengaja Kerjadian yang menimpa karyawan pada saat bekerja dilakukan secara tidak
sengaja.

Akibat dari kecelakaan kerja baik yang disengaja maupun tidak disengaja, maka akan menimbulkan
berbagai risiko. Secara umum risikorisiko yang terjadi seperti:

1. Cacat fisik Karyawan mengalami kerusakan atau cacat pada bagian atau seluruh anggota tubuhnya,
seperti patah tangan, patah kaki, pendengaran rusak atau mata rusak, kelumpuhan atau cacat fisik
lainnya.
2. Cacat mental Karyawan tersebut mentalnya atau jiwanya yang rusak seperti, stres atau gila akibat
tekanan dari pekerjaan.
3. Cacat seumur hidup Akibat dari pekerjaan menyebabkan karyawan cacat seumur hidup, sehingga
tidak dapat lagi melakukan aktivitas kerja.
4. Meninggal dunia Akibat dari kecelakaan yang parah, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Untuk
karyawan yang meninggal dunia juga mendapat santunan dan uang pension atau uang penghargaan
atas jasa-jasanya.

Oleh karena itu, sedapat mungkin segala risiko tersebut dapat dihindari atau diminimalkan. Dalam
hal ini perusahaan juga harus menyediakan fasilitas kerja yang memadai serta memberikan jaminan atas
terjadinya kecelakaan karyawan. Dengan jaminan tersebut akan membuat karyawan merasa aman dan
nyaman dalam bekerja. Karyawan juga merasa dilindungi baik jiwa dan raganya, sehingga tidak ada
keragu-raguan dalam bekerja. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh adalah meningkatnya kinerja
karyawan.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keselamatan Kerja


1. Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor yang memengaruhi keselamatan kerja karyawan, yaitu:
Kelengkapan peralatan kerja Peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan. Artinya
makin lengkap peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja makin baik.
2. Kualitas peralatan kerja Di samping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan
kualitas dari perlengkapan keselamatan kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan kerja akan
memengaruhi keselamatan kerja itu sendiri. Guna meningkatkan kualitas perlengkapan kerja, maka
diperlukan pemeliharaan perlengkapan secara terus-menerus.

8
3. Kedisiplinan karyawan Hal yang berkaitan dengan perilaku karyawan dalam menggunakan peralatan
keselamatan kerja. Karyawan yang kurang disiplin dalam menggunakan perlengkapan keselematan
kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak terjamin. Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya
dilakukan pengawasan untuk menghindari, lupa dan kelalaian karyawan.
4. Ketegasan pemimpin Dalam hal ini ketegasan pimpinan dalam menerapkan aturan penggunaan
peralatan keselamatan kerja. Di mana pimpinan yang tegas akan memengaruhi karyawan untuk
menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, demikian pula sebaliknya jika pimpinannya tidak
tegas, maka karyawan banyak yang bertindak masa bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya menjadi
tidak terjamin.
5. Semangat kerja Dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan
memberikan semangat kerja yang tinggi. Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja
tidak 10 lengkap, tidak baik dan tidak sempurna maka semangat kerja karyawan juga akan turun.
6. Motivasi kerja Motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika peralatan keselamatan kerja
yang lengkap, baik dan sempurna.
7. Pengawasan Setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan peralatan keselamatan kerja.
Pengawasan dapat dilakukan oleh pimpinan atau menggunakan peralatan seperti CCTV di tempat-
tempat tertentu.
8. Umur alat kerja Umur dari peralatan kerja juga akan memengaruhi keselamatan kerja karyawan.
Peralatan kerja yang sudah melewati umur ekonomisnya maka akan membahayakan keselamatan
kerja karyawan, demikian pula sebaliknya.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi program keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Keamanan kerja Jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna, maka akan
memengaruhi keamanan kerja, sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalkan.
2. Motivasi kerja Dengan adanya program keselamatan kerja yang baik tentu akan memotivasi
karyawan untuk bekerja lebih baik.
3. Kinerja Keselamatan kerja akan memengaruhi peningkatan ataupun penurunan kinerja karyawan.
4. Semangat kerja Dengan adanya program keselamatan kerja yang baik, akan ikut mendongkrak
semangat kerja karyawan.
5. Dan faktor lainnya Untuk menjaga agar program keselamatan kerja terus berjalan dengan baik, maka
perusahaan juga harus memelihara faktor-faktor baik yang memengaruhi maupun dipengaruhi oleh
keselamatan kerja

9
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja

Karyawan yang selalu sehat merupakan idaman seluruh karyawan. Demikian juga perusahaan akan
merasa senang jika perusahaannya sehat semua, karena akan memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kesehatan kerja karyawan dapat dipengaruhi
berbagai faktor. Perusahaan juga harus mengelola faktor-faktor penyebab tersebut, sehingga kesehatan
karyawan tetap terjaga. Berikut ini faktor-faktor yang sering mempengaruhi kesehatan kerja karyawan,
yaitu:

1. Udara Maksudnya adalah kondisi udara di ruangan tempat bekerja harus membuat karyawan tenang
dan nyaman. Misalnya didalam ruangan tertutup tentu perlu diberikan pendingin ruangan yang
cukup. Demikian pula di ruangan yang terbuka seperti pabrik juga kualitas udara harus dikelola
secara baik. Kualitas udara di ruangan sangat memengaruhi kesehatan karyawan seperti panas atau
berdebu. Solusi yang perlu diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup mulut untuk kondisi
udara yang berdebu. Demikian pula untuk udara yang terlalu panas harus diberikan pendingin yang
cukup. Dengan kualitas udara yang baik maka karyawan akan selalu sehat, demikian pula sebaliknya
jika kualitas udara kurang baik akan mengakibatkan kesehatan karyawan menjadi terganggu.
2. Cahaya Kualitas cahaya di ruangan juga akan sangat memengaruhi kesehatan karyawan. Pada
ruangan yang terlalu gelap atau cahayanya kurang tentu akan merusak kesehatan karyawan, terutama
kesehatan mata. Demikian pula jika terlalu banyak cahaya (membuat silau) yang membahayakan
kesehatan harus segera diatasi. Oleh karena faktor pencahayaan perlu diperhatikan agar kesehatan
karyawan juga terjamin, terutama mata.
3. Kebisingan Artinya suara yang ada didalam suatu ruangan atau lokasi bekerja. Ruangan yang terlalu
berisik atau bising tentu akan memengaruhi kualitas pendengaran. Untuk itu perlu dibuatkan ruangan
yang kedap suara, atau disediakan penutup telinga sehingga pendengaran karyawan tidak terganggu.
4. Aroma berbau Maksudnya untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang sedap maka kesehatan
akan sangat terganggu. Aroma yang dikeluarkan dari zat-zat tertentu yang membahayakan, misalnya
zat kimia, akan memengaruhi kesehatan karyawan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker agar
terhindar dari bau yang kurang sedap atau membahayakan tersebut.
5. Layout ruangan Tata letak ruangan sangat memengaruhi kesehatan karyawan, misalnya tata letak
kursi, meja serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, agar karyawan tetap sehat faktor layout ruangan
perlu diperhatikan, misalnya penempatan tempat pembuangan limbah atau sampah. Sebaliknya
kesehatan karyawan memengaruhi karyawan dalam menjalankan aktivitasnya.

10
Berikut ini pengaruh dari kesehatan karyawan terhadap:

1. Kemampuan kerja Artinya karyawan yang sehat tentu akan sanggup dan mampu untuk bekerja.
Karyawan yang sehat secara fisik dan jiwanya, maka dipastikan akan mampu untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya. Demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak sehat maka pasti tidak akan mampu
menjalankan kegiatannya.
2. Semangat kerja Artinya karyawan yang sehat akan bersemangat untuk bekerja, baik berangkat kerja
maupun melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Setiap pekerjaan yang diberikan akan
dikerjakan dengan penuh semangat. Demikian pula sebaliknya dengan karyawan tidak sehat tentu
tidak akan semangat untuk bekerja.
3. Motivasi bekerja Artinya karyawan yang sehat akan terdorong kuat untuk melakukan aktivitas
kerjanya. Demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak sehat tentu tidak akan termotivasi untuk
melakukan pekerjaannya atau motivasinya menjadi lemah. Jadi motivasi kerja karyawan perlu terus
dipupuk dan ditumbuhkan melalui peningkatan kesehatan secara terus-menerus.
4. Kinerja Kesehatan pada akhirnya akan memengaruhi kinerja seseorang. Karyawan yang sehat tentu
secara tidak langsung akan memengaruhi kinerjanya. Dengan tubuh yang sehat tentu karyawan akan
mampu melakukan pekerjaannya. Atau karyawan akan bersemangat serta termotivasi untuk bekerja.
Pada akhirnya kesehatan kerja akan memengaruhi kinerja. Demikian pula sebaliknya bagi mereka
yang tidak sehat atau kurang sehat sudah barang tentu kinerjanya akan ikut turun.

Dengan begitu banyak faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan karyawan, maka perusahaan
sudah seharusnya memperhatikan kesehatan kerja karyawan. Perusahaan harus menyediakan berbagai
fasilitas yang dibutuhkan sehingga mampu menjamin kesehatan kerja seluruh karyawannya.

F. Ruang Lingkup dan Syarat Keselamatan Kerja

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ruang lingkup keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun di udara, yang berada
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Ketentuan-ketentuan menurut undang-undang ini
berlaku dalam tempat kerja dimana :

1. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi
yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan.
2. Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan atau bahan yang
dapat meledak, mudah terbakar , menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.

11
3. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung
atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau terowongan dibawah tanah dan
sebagaiannya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
4. Dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu, atau
hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan, dan lapangan kesehatan.
5. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam, atau bijih logam lainnya, batu-
batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan.
6. Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia, baik di darat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun di udara.
7. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang.
8. Dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
9. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan.
10.Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara tau suhu yang tinggi atau rendah.
11.Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelanting benda,
terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting.
12.Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang.
13.Terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angina,
cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
14.Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.
15.Dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon.
16.Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan, atau riset (penelitian) yang
menggunakan alat teknis.
17.Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak,
atau air.
18.Diputar film, pertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai peralatan,
instalasi listrik atau mekanik.

Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruang-ruangan atau lapangan-
lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja atau yang berada
di ruangan atau lapangan itu dan dapat diubah perincian tersebut.

Kemudian hal lain juga diatur yang berkaitan dengan syarat-syarat keselamatan kerja. Dalam
praktiknya keselamatan kerja yang ditetapkan oleh setiap perusahaan adalah mencegah, atau memberi

12
pertolongan, keselamatan kerja yang dimiliki harus memiliki syarat-syarat seperti yang telah ditetapkan
pemerintah melalui undang-undang.

1. Adapun syarat-syarat keselamatan kerja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 adalah
untuk : Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memdamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahan peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian
lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap,
uap, gas, hembusan angina, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10.Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11.Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12.Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13.Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang tanaman atau barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
18.Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.

Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti diatas sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru dikemudian hari.

1. Dengan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,


pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan
penyimpan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.

13
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang
disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang kontruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan dan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat
produk guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang
melakukannya dan keselamatan umum. Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian
seperti tersebut diatas dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi
dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.

G. Larangan dan Kewajiban untuk Bekerja

Demi menjalankan keselamatan kerja secara bersamaan, dalam praktiknya terdapat beberapa jenis
tipe karyawan dan kondisi-kondisi kerja yang mendapat larangan atau perlakuan khusus untuk bekerja.
Kalaupun tetap dipekerjakan, maka ada kewajiban untuk melindunginya. Misalnya anak-anak dibawah
umur, penyandang cacat, perempuan dengan kondisi tertentu misalnya hamil, haid, dan waktu bekerja.

Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka menurut undang-undang, siapa pun
dilarang memperkerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan-pekerjaan yang terburuk.

H. Cara Mengurangi Kecelakaan

Kerja Kecelakaan sering kali terjadi sekalipun telah disediakan program kerja yang baik.
Penyebabnya seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah adanya unsur sengaja dan tidak sengaja. Oleh
karena itu, kecelakaan kerja harus dapat diminimalkan dengan cara mengurangi kecelakaan kerja itu
sendiri.

Banyak cara yang dilakukan agar kecelakaan kerja dapat dikurangi. Berikut ini cara-cara untuk
mengurangi kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Buat aturan tentang keselamatan Artinya perusahaan harus membuat suatu peraturan tentang
keselamatan kerja. Biasanya dalam bentuk buku uang diberi judul pedoman keselamatan kerja, baik
kondisi untuk didarat, air, maupun di udara. Pedoman ini disosialisasikan dan dibagikan kepada
seluruh karyawan untuk dilaksanakan.
2. Buatkan rambu-rambu yang mudah dibaca Artinya setelah adanya pedoman keselamatan kerja, pihak
perusahaan juga harus memasang rambu-rambu disetiap sudut yang dianggap penting. Tujuannya
agar karyawan dapat mengetahui, sekaligus mengingatkan mereka akan keselamatan kerja. Letak
ramburambu tersebut selain strategis juga harus mencolok, sehingga mudah dilihat dan dibaca.

14
3. Sediakan alat pengaman kerja Artinya dalam bekerja sudah disediakan berbagai alat pengamanan
tergantung dimana lokasi bekerja. Misalnya penutup kepala berupa helm, atau masker untuk penutup
mulut, penutup telinga, kacamata, sepatu khusus kerja atau baju kerja. Peralatan keselamatan kerja
ini harus digunakan pada tempat dimana karyawan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
4. Selalu melakukan pemeliharaan alat secara terus-menerus Artinya peralatan keselamatan kerja harus
suatu waktu secara terus-menerus harus dijaga dan dipelihara. Tujuan agar fungsi dari peralatan
tersebut tetap terjaga kualitasnya. Apabila fungsi alat-alat peralatan kecelakaan kerja sudah dianggap
tidak layak, maka sebaliknya jangan digunakan lagi dan digantikan dengan peralatan yang baru.
5. Melakukan pengawasan secara ketat Artinya karyawan yang menggunakan peralatan keselamatan
kerja harus diawasi secara ketat. Mengapa demikian? Karena kebanyakan karyawan lupa atau lalai
tidak menggunakan peralatan kerja atau tidak menggunakan secara benar. Bahkan terkadang ada
unsur kesengajaan untuk tidak menggunakan dengan berbagai alasan, misalnya dengan alasan
merepotkan.
6. Memberikan sanksi bagi yang melanggar Artinya ada semacam sanksi atau tindakan bagi mereka
yang tidak menggunakan peralatan bekerja selama bekerja. Sanksi ini bertujuan agar yang
bersangkutan selalu ingat untuk menggunakan peralatan kerja. Lebih dari itu sanksi juga dapat
memberikan efek pelajaran bagi karyawan bila melakukan hal yang sama

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatas, sehingga kiranya diambil
kesimpulan sebagai berikut:

1. Keselamatan kerja merupakan aktivitas perlindungan karyawan secara menyeluruh. Sedangkan


kesehatan kerja adalah upaya untuk menjaga agar karyawan tetap sehat selama berkerja.
2. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain; membuat karyawan merasa aman,
memperlancar proses kerja, agar karyawan berhati-hati dalam bekerja, mematuhi aturan dan rambu-
rambu kerja, tidak mengganggu proses kerja, menekan biaya, menghindari kecelakaan kerja, serta
menghindari tuntutan pihak-pihak tertentu.
3. Risiko yang dihadapi antara lain; cacat fisik, cacat mental, cacat seumur hidup, dan meninggal dunia.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja antara lain; kelengkapan dan kualitas peralatan
kerja, kedisiplinan karyawan, ketegasan pimpinan, semangat dan motivasi kerja, pengawasan, serta
umur alat kerja.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja antara lain; udara, cahaya, kebisingan, aroma
berbau, dan layout ruangan.
6. Ruang lingkupnya meliputi ketentuan-ketentuan menurut UU No.13 Tahun 2013 sedangkan syarat-
syarat keselamatan kerja ada pada UU No. 1 Tahun 1970.
7. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka menurut undang-undang, siapa
pun dilarang memperkerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan-pekerjaan yang terburuk serta
berkewajiban mematuhi dan melaksanakan apa yang tertera dalam undang-undang tersebut

Cara mengurangi kecelakaan kerja diantaranya, membuat peraturan tentang keselamatan, membuat
rambu-rambu yang mudah dibaca, menyediakan alat pengaman kerja, selalu melakukan pemeliharaan alat
secara terus-menerus, melakukan pengawasan secara ketat, serta memberikan sanksi bagi yang
melanggar.

B. Saran

Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik itu akan
bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam kajian ini.

16

Anda mungkin juga menyukai