Seorang anak laki-laki berumur 2 tahun, BB 7 kg, TB 78 cm, telah dirawat inap di rumah sakit
selama 2 hari dengan keluhan diare. Pasien berbaring terus menerus, banyak menangis, atrofi pada
bagian pantat, rambut tipis kemerahan, terdapat edema dibagian tangan, perut, dan kaki namun sudah
berkurang saat MRS (Masuk RS). Nafsu makan membaik meskipun belum banyak. Diare sudah mulai
membaik setelah diberi pengobatan medis oleh dokter dan diet ReSoMal. Tanda vital : Suhu tubuh 37oC,
nafas 24x/menit, denyut nadi 98x/menit. Hasil Recall 24 Jam , Energi 825 kkal, Protein 22 g, Lemak 40 g,
Karbohidrat 95 g. Hasil Laboratorium menunjukkan kadar albumin 2,8 g/dl, Hb 10.5 g/dL.
Pasien dari keluarga menengah ke bawah dan ibu seorang lulusan SD, ayah lulusan SMP. Dari
hasil wawancara, orang tua pasien belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan kesehatan. Hasil
wawancara dengan ibu pasien, ibu jarang mencuci tangan setelah memasak dan dari kamar kecil. Anak
belum dibiasakan mencuci tangan sebelum makan dan suka bermain di tanah karena lantai rumah masih
tanah, belum berubin.
Nilai Z-skor :
BB/ U = - 4,58 (Gizi buruk)
TB/U = - 3,01 ( Pendek)
IMT/U = - 4,48 (Sangat Kurus)
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan BBI, pasien termasuk kategori berat
badan kurang karena BBI 12 kg dan berat badan pasien 7 kg.
Berdasarkan Nilai Z-skor status gizi buruk
Nilai Laboratorium Hemoglobin : 10,5 gr/dl (normalnya 11 sampai 13 g/dl)
Albumin: 2,8 gr/dl (normalnya 4,0 – 5,8 gr/dl)
Kesimpulan : Berdasarkan data diatas menunjukkan anemia dan
hipoalbuminemia.
Kesimpulan:
Perhitungan kebutuhan Nilai Z-skor :
BB/ U 12=10,6 - 20,723,6 - 20,7"> = -3,5 → Gizi Buruk (underweight)
TB/ U 12=99 - 116,1 121,0 -116,1 "> = -3,5 → Gizi Buruk (underweight)
Energi
2. Protein yang telah dikonsumsi pasien sebesar 99,7% dari protein yang dibutuhkan dalam sehari
3. Lemak yang telah dikonsumsi pasien sebesar 87,8% dari lemak yang dibutuhkan dalam sehari
4. Karbohidrat yang telah dikonsumsi pasien sebesar 43,8% dari karbohidrat yang dibutuhkan dalam
sehari
A. DIAGNOSIS GIZI
Etiologi :
- Pola makan salah
Prinsip diet 1. Energi cukup sesuai kebutuhan Energi 150 kkal/kg BB/ hr.
2. Protein cukup diberikan protein 4 g/ kg BB/ hr.
3. Lemak rendah diberikan 20 % dari kebutuhan energi total yaitu sebesar
35,3 gram.
4. Karhohidrat cukup diberikan 275,7 gram.
5. Vitamin dan mineral cukup.
6. Cairan cukup 150 ml/ kg BB.
Fasitasari, Minidian.2013.Terapi Gizi pada Lanjut Usia dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Sains Medika .Vol. 5, No. 1, Januari - Juni 2013 : 50-61.
Josephina, S,M. 2013. Jurnal Biomedik. Neuropati Optik Bilateral Pasca Terapi Ethambutol. No 1. Vol 5
Mara Imam Taufiq Siregar. 2015. Mekanisme Resistensi Isoniazid &Mutasi Gen KatG Ser315Thr (G944C)
Mycobacterium tuberculosis Sebagai Penyebab Tersering Resistensi Isoniazid. Bagian Farmakologi &
Terapi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. JMJ, Volume 3, Nomor 2, November
2015.
Widayat Alviandi, Brastho Bramantyo,.2018, Peran tes kalori dan dynamic visual acuity pada pasien
tuberkulosis yang mendapat terapi streptomisin. Vol. 48 No. 2 Tahun 2018
BAHAN MAKANAN PENUKAR
REKOMENDASI DIET