MAKALAH
Disusun Oleh :
SEMARANG
2011
PENDAHULUAN
Dan upaya untuk mengatasi masalah tersebut masih terus dilakukan dengan berbagai upaya. Tetapi
upaya yang demikian itu tampaknya perlu dilacak pada akar permasalahannya yang bertumpu pada
pemikiran filosofis. Kita ketahui bahwa secara umum filsafat berupaya menjelaskan inti dari segala yang
ada, dan karena itu filsafat dikenal sebagai induk segala ilmu.
Filsafat pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam dunia
pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah metode pendidikan seperti yang akan kita bahas dalam
makalah ini. Untuk itu perlu untuk kita ketahui apa yang dimaksud dengan metode pendidikan Islam dan
fungsinya serta metode-metode apa saja yang terdapat dalam dunia pendidikan.1
Tujuan dari makalah ini agar kita dapat mengetahui dan memikirkan bagaimana menggunakan metode
filsafat pendidikan Islam dalam masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena
dengan mengetahuinya kita setidaknya sudah bisa mengantisipasi segala problem yang akan kita hadapi
saat berada dalam masyarakat khususnya dalam hal pendidikan.
RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu meta yang berarti
melalui. Dan hodos yang berrarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Runes, sebagaimana
dikutip oleh Mohammad Norr syam, secara teknis menerangkan bahwa metode adalah:
Sedangkan filsafat pendidikan Islam merupakan studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran
filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam.
Jadi, metode filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk dapat memecahkan
problematika pendidikan umat Islam dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap
pelaksanaan pendidikan umat islam.3
Tentang fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang
sebaiknya mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut. Sedangkan dalam
konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang
diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.4
Filsafat pendidikan islam sebagai bagian atau komponen dari suatu sistem, ia memegang dan
mempunyai peranan tertentu pada sistem di mana ia merupakan bagiannya. Sebagai cabang ilmu
pengetahuan, maka ia berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.
Filsafat pendidikan islam, sebagai bagian dari filsafat islam sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu
pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan islam berperan dalam mengembangkan filsafat islam,
memperkaya filsafat islam dengan konsep-konsep dan pandangan–pandangan filosofis dalam bidang
kependidikan . Dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori- teori kependidikan yang bersifat
filosofis islami
Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan
alternatif–alternatif pemecahan sebagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan islam, dan
memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan islam
Pertama–tama filsafat pendidikan islam, menunjukkan problema yang dihadapi oleh pendidikan Islam,
sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untuk memahami induk masalahnya.
Dengan ananlisa filsafat, maka filsafat pendidikan Islam bisa menunjukan alternatif-alternatif
pemecahan masalah tersebut. Setelah melalui proses seleksi terhadap alternatif-alternatif tersebut,
yang mana yang paling efektif, maka dilaksanakan alternatif tersebut dalam praktek kependidikan.
Filsafat pendidikan Islam memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut Islam).
Pandanagan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan hidup manusia sekaligus juga
merupakan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat pendidikan berperan untuk menjabarkan tujuan
umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk- bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan
yang operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan
pendidikan.
Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia,
berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan dan
diperkembangkan. Filsafat pendidikan islam menunjukkan bahwa potensi pembawaan manusia tidak
lain adalah sifat-sifat Tuhan atau Al asma ‘al husna dan dalam mengembangkan sifat-sifat Tuhan
tersebut dalam kehidupan kongkrit, tidak boleh merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini
akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan lingkungan yang
diperlukan.
Filsafat pendidikan Isalm, dalam analisanya terhadap masalah – masalah pendidikan islam masa kini
yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan
selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal atau tidak. Dapat merumuskan di mana
letak kelemahannya dan alternatif- alternatif perbaikan dan pengembangannya.
Dengan demikian peranan filsafat pendidikan Islam, menuju kedua arah yaitu kearah pengembangan
konsep-konsep filosofis dari pendidkan Islam, yang secara otomatis akan menghasilkan teori- teori baru
dalam ilmu pendidikan Isalm, dan kedua kearah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan
pendidikan islam.5
Filsafat Islam dalam memecahkan berbagai problematika pendidikan Islam ada beberapa metode yang
digunakan. Adapun metode-metode yang digunakan, yaitu:
Metode kontemplasi dan spekulasi terbagi menjadi 3 pokok persoalan yaitu : kontemplasi dari segi
tasawuf, kontemplasi dari segi epistemologi dan spekulasi,
Menurut Dagobert D. Runes, kontemplasi dari segi tasawuf (mistik) disebut meditasi, sebagai ilmu yang
lebih tinggi karena intuisi dalam memecahkan satu persoalan. Sedangkan menurut Dr. Harun Nasution,
kontemplasi secara sufisme adalah proses perenungan yang berlangsung lama sehingga apa yang
direnungkan merefleksi dan menyatu dengan diri sendiri sebagaimana intisari dari sufisme, yaitu
kesadaaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan, dengan cara
mengasingkan diri dan kontemplasi.
Menurut M. Noor Syam, kontemplasi dari segi epistemology adalah perenungan artinya memikirkan
sesuatu hal yang bersifat abstrak tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya. Objek
perenungan bisa berupa apa saja, misalnya makna hidup, mati, kebenaran, keadilan, dan lain
sebagainya.
Menurut M. Noor Syam, spekulasi adalah perenungan dengan pikiran yang tenang, kritik dan reflektif
thinking (pikiran murni), cenderung menganalisa, menghubungkan antar masalah, berulang-ulang
sampai mantap.
Pendekatan Normatif
Arti umum dari norma adalah suatu ketentuan yang didasarkan kepada baik buruknya suatu perbuatan
di dalam masyarakat tertentu, atau disebut juga aturan-aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat,
mengenai baik buruk sesuatu perbuatan. Jika didasarkan kepada Normatif Islam, maka disebut
pendekatan syari’ah yaitu mencari ketentuan-ketentuan dan menetapkan apa yang boleh dan apa yang
tidak boleh menurut syari’at Islam. Obyeknya adalah tingkah laku dan perbuatan. Metode ijtihadnya
adalah istihsan, maslahah mursalah, al ‘adah muhkamah, adalah merupakan contoh-contoh dari
metode-metode Normatif dalam Sistem Filsafat Islam.6
Analisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah yang memuat gagasan, ide dan konsep. Atau
dapat juga dikatakan bahwa konsep adalah tangkapan atau pengertian seseorang terhadap sesuatu
obyek. Analisa konsep dan bahasa adalah saling interdipandensi karena analisa bahasa (linguistik) adalah
berusaha untuk menginterpretasikan terhadap arti dan makna suatu konsep atau ide yang dimiliki.
Makna suatu ide hanya dapat dipahami dan dimengerti jika dituangkan dalam bahasa yang baku dan
baik.
Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam Depag, Pendekatan Historis artinya sejarah, yaitu mengambil
pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Suatu kejadian atau peristiwa dalam pandangan
kesejarahan terjadi karena sebab akibat, dan terjadi dalam suatu setting situasi, kondisi dan waktunya
sendiri. Dalam system pwmiliran filsafat, pengulangan sejarah (peristiwa sejarah) yang sesungguhnya
tidak mungkin terjadi. Peristiwa sejarah berguna untuk memberikan petunjuk dalam membina masa
depan. 7
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan Ilmiah terhadap masalah aktual, yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan
penyempurnaan dari pola berfikir rasional, empiris dan eksperimental yang telah berkembang pada
masa jayanya filsafat dalam islam. Pendekatan ini tidak lain adalah merupakan realisasi dari ayat al-
Qur’an dalam Q.S Ar Ra’d ayat 11, diterangkan:
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri”8
Pendekatan Komprehensif
Dalam system filsafat Islam pendekatan komprehensif ini pernah berkembang yang sifatnya terpadu
antara sumber-sumber naqli, aqli dan imani, sebagaimana yang Nampak dikembangkan oleh Imam Al-
Ghozaly. Menurutnya, kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang diyakini betul-betul sebagai
kebenaran. Kebenaran yang mendatangkan keamanan dalam jiwa, bukan kebenaran yang
mendatangkan keragu-raguan. Untuk mencapai itu kebenaran yang benar-benar diyakini harus melalui
pengalaman dan merasakan. Pendekatan ini lebih mendekati pola berpikir yang empiris dan intuitif.9
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa metode filsafat pendidikan Islam merupakan
jalan atau cara untuk dapat memecahkan problemaatika pendidikan umat Islam dan selanjutnya
memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat islam.
Pertama – tama filsafat pendidikan islam, menunjukkan problema yang dihadapi oleh pendidikan islam,
sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untuk memehami duduk masalahnya
Filsafat pendidikan islam memberikan pandangan tertentu tentang manusia ( menurut islam ).
Filsafat pendidikan islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia,
berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan dan
diperkembangkan.
Filsafat pendidikan isalm, dalam analisanya terhadap masalah – masalah pendidikan islam masa kini
yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan islam yang berjalan
selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan islam yang ideal atau tidak.
Pendekatan Normatif
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan Komprehensif
PENUTUP
Demikianlah pemaparan dari pemakalah, semoga makalah ini dapat menjadi pembelajaran kita semua
dalam khazanah keilmuan kita,tentunya makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah selanjutnya menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah dkk. 1984. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam
Nata, Abudin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Logos Wacana Ilmu
Siregar, Marasudin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
http://profilaminkutbi.blogspot.com/2010/01/19.html
1 http://profilaminkutbi.blogspot.com/2010/01/19.html
2 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat press, 2002). Hlm.65-66
3 Zakiah Daradjat, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam,1984), hlm. 125
4Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.93-94
5Zuhairin, Filsafat Pendidikan Islam, (jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 134-136
6 Marasudin Siregar, Filsafat Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang ,
2003), hlm. 11-13
7 Ibid, hlm.13-14