Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI DEMAM TIFOID

DENGAN KEPERAWATAN MASALAH HIPERTERMI DI RUANG ASOKA

RUMAH SAKIT UMUM DEPATI HAMZAH

PANGKALPINANG

DISUSUNOLEH :

HADIVA AULIA
NIM : 18.01.0019

AKADEMI KEPERAWATAN

PANGKALPINANG
KATA PENGANTAR

PujisyukurkepadaAllah SWT yang telahmemberikanrahmatdanhidayah-Nya


sehinggapenulisdapatmenyelesaikantugaspenyusunkaryatulisilmiah yang berjudul
“AsuhanKeperawatanPadaAnakDemamThypoidDenganMasalahHipertermidi
RumahSakitUmumDepatiHamzah”initepatpadawaktunya.

Tujuandaripembuatan Proposal
KaryaTulisIlmiahiniuntukmemenuhitugaspraktekmetodologikeperawatanpadajurusanKeperawata
n di AkademiKeperawatanPangkalpinang. Bersamainiperkenankansayamengucapkanterimakasih
yang sebesar-besarnyadenganhati yang tuluskepada :

- Ns. Erna Julianti, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An


- Ns. Silvia Mareti, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat

PenulismenyadarisepenuhnyabahwapenulisanKaryaTulisIlmiahinimasihjauhdarisempurna.
Olehkarenaitu, penulismengharapkankritikdan saran yang
membangundarisemuapihakdannantinyaakandigunakanuntukperbaikan di masa mendatang.

Terentang,06 April 2020

Penulis

Hadiva aulia
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang………………………………………………………………………………………………………………….

1.2 RumusanMasalah……………………………………………………………………………………………………………

1.3 TujuanPenelitian…………………………………………………………………………………………………………….

1.4 ManfaatPenelitian…………………………………………………………………………………………………………..

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KonsepDemamTifoid

2.1.1 PengertianDemamTifoid…………………………………………………………………………………

2.1.2 Etiologi………………………………………………………………………………………………………………

2.1.3 ManifestasiKlinis………………………………………………………………………………………………

2.1.4 Patofisiologi………………………………………………………………………………………………………

2.1.5 Komplikasi…………………………………………………………………………………………………………

2.1.6 Penatalaksanaan……………………………………………………………………………………………….

2.2 KonsepDasarHipetermi

2.2.1 PengertianHipertermi……………………………………………………………………………………..

2.2.2 Etiologi…………………………………………………………………………………………………………….

2.2.3 ManifestasiKlinis…………………………………………………………………………………………..

2.3 KonsepAsuhanKeperawatan

2.3.1 Pengkajian……………………………………………………………………………………………………….

2.3.2 DiagnosaKeperawatan…………………………………………………………………………………….

2.3.3 IntervensiKeperawatan…………………………………………………………………………………..

2.3.4 Implementasi…………………………………………………………………………………………………..
2.3.5 Evaluasi…………………………………………………………………………………………………………..

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 RancanganStudiKasus………………………………………………………………………………………..

3.2 SubyekStudiKasus………………………………………………………………………………………………

3.3 FokusStudiKasus………………………………………………………………………………………………….

3.4 DefinisiOperasional……………………………………………………………………………………………..

3.5 LokasidanWaktu………………………………………………………………………………………………….

3.6 Pengumpulan Data…………………………………………………………………………………………………

3.6.1 TeknikPengumpulan Data……………………………………………………………………………………

3.6.2 InstrumenPengumpulan……………………………………………………………………………………….

3.7 Penyajian Data…………………………………………………………………………………………………………

3.8 EtikaStudiKasus ………………………………………………………………………………………………………


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Demamthyfoidmerupakankuman yang disebabkanolehinfeksikuman salmonella typhi.


Salmonella typhimampuhidupdalamtubuhmanusia, karenamanusiasebagai natural resevior.
Manusia yang terinfeksioleh salmonella
thypiinimampumengeluarkanmelaluiurindantinjadalamjangka yang bervariasi (Sodikin, 2014).

Penyakitinisangateratdengansanitasilingkungan, sepertisumber air yang bersih, hygiene


makanandanminuman, lingkungan yang kumuh ,sertakehidupanmasyarakat yang
kurangmendukunghidupsehat (Cita,
2014).Anakkecillebihrentanterkenademamtifoidkarenadayatahantubuhnyatidaksekuat orang
dewasaataubisajugakarenaangkakurangmenjagakebersihansaatmakandanminum,
tidakmencucitangandenganbaiksaatsetelahbuang air kecilmaupunbuang air besar (Nuruzzaman,
2015).

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan atau memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia pendidik, membantu pasien
meningkatkan pengetahuan tentang penkes dalam menangani pasien sebagai perawat anak dalam
hal ini , intervensi farmakologi dan nonfarmakologi di antaranya hand hygiene. Profesi
keperawatan berorientasi pada pelayanan masalah kesehatan yang diderita oleh pasien dalam
upaya pasien mendapatkan kesembuhan atas pelayanan masalah kesehatan yang di derita pasien.

Angkakejadiandemamtifoidmenurut Word Health Organisation (WHO) insidensi di


seluruhduniasekitar 17 jutajiwa per tahun, angkakematianakibatdemamtifoidmencapai 600.000
dan 70% nyaterjadi di Asia. Angkapenderitademamtifoid di Indonesia mencapai 81% per
100.000 (Depkes RI, 2015).Demamtifoidmasihmerupakanpenyakitendemik di Indonesia.
BerdasarkanProfilKesehatan Indonesia tahun 2 2016,
angkakejadiandemamtifoidatauparatifoidmenurutDepartemenKesehatan RI
(2016),menempatiurutan ke-3 dari 10 penyakitterbanyakpasienrawatinap di rumahsakittahun
2016 yaitusebanyak 41.081 kasus. Di JawaTimurangkakejadiandemamtifoidsebanyak 483
kasus,menurutDepartemenKesehatan (2016), di Kota Malang sebanyak 1,2% dari 10.966
sampelpadatahun 2015.

Menurut data yang didapatkandarirekammedik di RumahSakitdidapatkan 153 klienanak yang


terdiagnosademamtifoid. Salah satutandadangejalademamtifoidyaituHipertermi. Demam yang
biasanyadisebabkanolehtifoidkarenaadanyabakteri yang masukkealirandarah,
kemudiandibawaolehalirandarahkehatidanlimfeselanjutnyabakteriberkembangbiak di organ
tersebutdanmasukkembalikealirandarahdanbakterimengeluarkanendotoksinsehinggaadapeningka
tanperadanganlokaldanterjadigangguanpadapusattermogulasi (pusatpengaturansuhutubuh)
danmenjadihipertermi. Peningkatansuhubadanpadaklientifoidakanmenunjukkansuhu diatas
normal yang diukurmelaluiSuhurektal>37,5oC (100,4 F) dansuhuaksila>37,5oC.(Setiawati,
2014).

Kejadiandemamtifoidpadaanakbiasanyadiawalidengandemamselama 7 hariataulebih
.Demamtifoidjikatidakditanganidapatmenyebabkandehidrasi yang
akanmengganggukeseimbanganelektrolitdandapatmenyebabkankejang.
Kejangberulangdapatmenyebabkankerusakanselotak yang
mengakibatkangangguantingkahlakuklien, sertadehidrasi yang
beratdapatmenyebabkansyokdanbisaberakibat fatal hinggaberujungkematian (Wijayahadi, 2015).

3 Fenomena yang di dapatkanpenelitipadasaatpraktikklinikkeperawatanbulanAgustusTahun 2017


di RuanganakRumahSakit.Terdapat 2 klienanakumur 5 dan 8
tahunyangdidiagnosademamtifoiddengankeluhanpanasnaikpada sore hariturunpagihari,
sakitkepala, tidaknafsumakan, lemas, anoreksiadanmempunyairiwayatdemam yang lebihdari 1
minggu. Saatdilakukanpengkajian di ruangrawatinapanak, di dapatkan data klien 1
mengalamipeningkatansuhuyaitu 38,5ºCyang diukurmelaluiaksila,
dansuhunaikturunpadawaktupagidan sore hari. Sedangkansaatdilakukanpengkajian di
ruangrawatinapanak, di dapatkan data klien 2 jugamengalamipeningkatansuhuyaitu 38,5ºC yang
diukurmelaluiaksila, dansuhunaikturunpadawaktupagidan sore hari

.Berdasarkanfenomena yang ditemukan, diagnosakeperawatan yang


munculadalahhipertermiaSolusimengatasimasalahkliendenganhipertermiaadalahdengancarameng
gunakankompreshangat. Kompreshangatadalahbahan yang
dipakaiuntukmengompresbiasanyakain yang dapatmenyerap air denganbaik, sepertikainhanduk.
Kainkompresinidicelupkankedalam air hangat.
kompreshangatdipakaiuntukmenurunkansuhutubuh. Ada beberapamacamkompreshangat yang
bisadiberikanuntukmenurunkansuhutubuhbilaseseorangmengalamihipertermia,
salahsatunyayaitukompres air hangat.Kompres air hangatdapatmenurunkansuhutubuhmelalui
proses evaporasi (perpindahanpanas) (Djuwariyah, 2015).

4 Pemberiankompreshangatpadadaerahaksila (ketiak)
efektifkarenapadadaerahtersebutbanyakpembuluhdarahbesardanbanyakterdapatpembuluhdarah
yang mempunyaibanyakvaskulersehinggaakanmemperluasdaerah yang mengalamivasodilatasi
yang akanmemungkinkanpercepatanperpindahanpanasdaridalamtubuhkekulithingga 8x
lipatlebihbanyak. Lingkunganluar yang
hangatakanmembuatsuhutubuhmenurunkankontrolpengaturansuhu di
otaksupayatidakmeningkatkanpengaturansuhutubuhlagidanakanmembuatpori-
porikulitterbukasehinggamempermudahpengeluaranpanasdaridalamtubuh (Eny, 2015).
Berdasarkanlatarbelakang di atas, penelititertarikuntukpenelitiankaryatulisilmiahdengan study
kasus yang berjudul
“AsuhanKeperawatanPadaKlienAnakDemamTifoidDenganMasalahHipertermia
diRumahSakitUmumDepatiHamzahPangkalPinang”.BagiperawatSebagaibahanmasukandanevalu
asibagiinstansikesehatandalammenetapkandanmenentukan program
kebijakandalamupayapencegahandanpemberantasanpenyakitdemamthypoid.

1.2. RumusanMasalah

BagaimanaAsuhanKeperawatanpadapasienanak yang
mengalamiThypoiddenganmasalahHipertermidiRumahSakitUmumDepatiHamzahPangkalpinang
?

1.3. TujuanPenelitian

1.3.1 TujuanUmum :

Tujuanpenulisanstudikasusiniadalahuntukmelakukanasuhankeperawatanpadaklienanakdemamtif
oiddenganhipertermia di RSUD pangkalpinang.

1.3.2 TujuanKhusus :

1. Melakukanpengkajianpadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.

2. Menetapkan diagnosis keperawatanpadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.

3. Menyusunrencanakeperawatanpadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.

4. Melaksankantindakankeperawatanpadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.

5. Melaksanakanevaluasipadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.

1.4ManfaatPenelitian

1.4.1 ManfaatTeoritis

Menambahkhasanahkeilmuansehinggapeningkatanilmupengetahuandalammencaripemecahanper
masalahanklienpadakasusdemamthypoiddenganmasalahhipertermi.

1.4.2 ManfaatPraktis

a. Bagikliendankeluarga
Mendapatkanpengalamansertadapatmenerapkanapa yang
telahdipelajaridalampenanganankasusdemamthypoid yang
dialamidengankasusnyatadalampelaksanaankeperawatan.
b. Bagiperawat
Sebagaibahanmasukandanevaluasibagiinstansikesehatandalammenetapkandanmenentuka
n program kebijakandalamupayapencegahandanpemberantasanpenyakitdemamthypoid.
c. Bagiinstansipendidikan
Hasilpenelitiandapatdigunakansebagaireferensidan data dasardalampenelitianselanjutnya
yang berhubungandenganfaktorkebiasaandankebutuhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1KonsepDemam Typhoid

2.1.1 DefinisiDemam Typhoid

Demam Typhoid (tifusabdominalis) merupakanpenyakitinfeksiakut yang


biasanyaterdapatpadasalurancernadengangejalademamsatumingguataulebihdisertaidengangangg
uanDemam Typhoid inidisebabkanolehbakteri salmonella typhy
.penyakitiniditularkanmelaluikonsumsimakanandanminuman yang
telahterkontaminasiolehtinjadanurin orang yang terinfeksi. (Astuti, 2013).

2.1.2 EtologiDemam Typhoid

MenurutSuratundanLusianah (2016) etiologidaridemamtifoiddisebabkanoleh Salmonella typhi


(S. Typhi), Paratyphi A, Paratyphi B, and Paratyphi C. Salmonella typhimerupakan basil
garamnegatif, berflageldantidakberspora,
anaerobfakultatifmasukkedalamkeluargaenterobacteriaceae, panjang 1-3 um danlebar 0.5-0.7
um, berbentukbatang single atauberpasangan. Salmonella typhihidupdenganbaikpadasuhu 37○C
dandapathiduppada air steril yang bekudandingin, air tanah, air
lautdandebuselamabermingguminggu, dapathidupberbulan-bulandalamtelur yang
terkontaminasidantirambeku. Parasite hanyapadatubuhmanusia. Dapatdimatikanpadasuhu 60○C
selama 15 menit. Hidupsuburpada medium yang mengandunggaramempedu. Salmonella
typhimemiliki 3 macam antigen O (somatic berupakomplekspolisakarida), antigen H (flagel),
dan antigen Vi. dalam serum penderitademamtifoidakanberbentuk antibody
terhadapketigamacam antigen tersebut.

2.1.3 ManifestasitasiKlinisDemamTifoid

MenurutWibisono et al ( 2014) masa tunas sekitar 10-14 hari. Gejala yang


timbulbervariasidariringansampaiberat. Tandagejalanyayaitu:

1. Minggupertamamuncultandainfeksiakutsepertidemam, nyerikepala, pusing, nyeriotot,


anoraksia, mual, muntah, obstipasiataudiare, perasaantidaknyamandiperut. Demam yang
terjadiberpolasepertianaktanggadengansuhusemakintinggidariharikehari.
Lebihrendahpadapagiharidantinggipada sore hari. (wibisonet al 2014).

2. Padaminggukeduagejalamenjadilebihjelasdengandemam, bradikardia, relatif, lidahthyfoid


(kotorditengah, danujungbewarnamerahdisertai tremor). Hepatomegali, splenomegali,
meteorismus, gangguankesadaran. (Wibisono et al 2014).
2.1.4 Patofisologi

Bakteri salmonella thypimasukkedalamtubuhmelaluimakanandan air yang tercemar.


Sebagiankumandihancurkanolehasamlambung, dansebagianmasukkeusushalus, mencapai plague
peyeri di ileum terminalis yang hipertropi. Salmonella thypimemiliki fimbria khusus yang
dapatmenempelkelapisan plague peyeri, sehinggabakteridapatdifagositosis. Setelahmenempel,
bakterimemproduksi protein yang mengganggu brush bobderususdanmemaksaselususdan di
presentasikankemakrofag. Kuman memilikiberbagimekanisme 14
sehinggadapatterhindardariserangan system imunsepertipolisakaridakapsul Vi.
Penggunaanmikrofagsebagaikendaraandan gen salmonella patogencity island 2
.setelahsampaikelenjargetahbeningmenseterika,
kumankemudianmasukkealirandarahmelaluiductustorasikussehinggaterjadibakterimiapertamaasi
mtomatik. Salmonella thypijugabersarangdalam system retikulo endothelial
tertamalimpadanhati,
dimanakumanmeninggalkanselfagositberkembangbiakdanmasuksirkulasidarahlagisehinggaterjad
ibakterimiakeduadengangejalasiskemik. Salmonella typhimenghasilkanendoktoksin yang
berperandalaminflamasi local
jaringantemapatkumanberkembangbiakmerangsangpelepasanzatpirogendanleukositjaringansehin
ggamunculdemamdangejalasiskemik lain.
Perdarahansalurancernadapatterjadiakibaterosipembuludarahsekitar plague peyeri. Apabila
proses patologissemakinberkembang, perforasidapatterjadi (Wibisono et al, 2014).

2.1.5 KomplikasiDemamTifoid

MenurutRiyadi (2012) &Ngastiyah (2014) dapatmemilikikomplikasipadaberbagisistem organ


tubuh. Diantaranyaadalah:

1. PerdarahanususBilahanyasedikitditemukanperdarahanmakadilakukanpemeriksaanbenzidine.
Jikaperdarahanbanyakterjadi melena, dapatdisertainyeridiperut.

2. PerforasiususTimbulbiasanyapadamingguketigaatausetelahnyadanterjadipadabagian distal
ileum.

3. Peritonitis Biasanyamenyertaiperforasitetapidapatjugaterjaditanpaperforasiusus.
Ditemukangejala abdomen akut, yaitunyeriperuthebatdandindingpada abdomen tegang

2.1.6 Penatalaksanaan

Menurut Widodo (2016), penatalaksanaanpadapasiendemamtifoidmeliputi:

1) Medis

a. Antibiotic (membunuhkuman):

1. Klorampenico
2. Amoxilin

3. Kotrimoxasol

4. Ceftriaxon

5. Cefixim

b. Antipiretik (menurunkanpanas)

1. Paracetamol 19

2) Keperawatan

a. Observasikesehatan

b. Pasienharustirah baring absolute sampai 7 haribebasdemamkuranglebih 14 hari


.haliniuntukmencegahterjadinyakomplikasiperforasiusus

c. Mobilisasibertahapbilatidakpanas, sesuaidenganpulihnyakekuatanpasien

d. Pasiendengankesadaran yang menurun, posisitubuhnyaharusdiubahpadawaktu–


waktutertentuuntukmenghindarikomplikasi pneumonia dandekubits

e. Defekasidanbuang air kecilperludiperhatikankarenakadangkadangterjadikonstipasidandiare

f. Diet

g. Polahidupbersihdansehat

2.2KonsepDasarHipertermi

2.2.1 DefinisiHipertermi

Hipertermiadalahpeningkatansuhutubuh yang
berhubungandenganketidakmampuantubuhuntukmenghilangkanpanasatau pun
mengurangiproduksipanas. Suhurectktal>37,5℃ dansuhuaksila>37,5℃ (Perry 2013).

2.2.2 Etiologi

HipertermipadapenderitademantifoidHipertermidisebabkanolehinfeksi, suhulingkungan yang


terlalupanasataucampurandarigangguaninfeksidansuhulingkungan yang terlalupanas
.selainitujugadapatdisebabkanolehgangguanotakatauakibatbahantoksik yang
dapatmempengaruhipusatpengaturansuhu . Zat yang
dapatmenyebabkanefekperangsanganterhadappusatpengaturansuhusehinggamenyebabkandemam
. (Diane M. Fraser, 2012)
2.2.3 ManifestasiklinisHipertermia

Beberapatandadangejalapadahipertermiamenurut (Huda, 2013)

1) Kenaikansuhutubuh diatas rentang normal

2) Konvulsi (kejang)

3) Kulitkemerahan

4) Pertambahan RR

5) Takikardi (nadicepat)

6) Saatdisentuhterasahangat 21

7) Fase-faseterjadinyahipertermia

a) Fase I : awal

1) Peningkatandenyutnadi

2) Peningkatanlajudankedalamanpernafasan

3) Menggigilakibattegangandankontraksiobat

4) Kulitpucatdandinginkarenavasokontriksi

5) Merasakansensasidingin

6) Dasar kuku mengalamisianosiskarenavasokontriksi

7) Rambutkulitberdiri

8) Pengeluarankeringatberlebih

9) Peningkatansuhutubuh

b) Fase II : proses demam

1) Proses menggigillenyap

2) Kulitterasahangat / panas

3) Merasatidakpanas / dingin

4) Peningkatannadidanlajupernafasan

5) Peningkatan rasa haus


6) Dehidrasiringansampaiberat

7) Mengantuk, delirium / kejangakibatiritasiselsaraf

8) Lesimulutherpetik

9) Kehilangannafsumakan

10) Kelemahan, keletihandannyeriringanpadaototakibatkatabolisme protein 22

c) Fase III : pemulihan

1) Kulittampakmerahdanhangat

2) Berkeringat

3) Menggigilringan

4) Kemungkinanmengalamidehidrasi

2.3KonsepAsuhanKeperawatanPadaAnakDemamtifoiddenganMasalahHipertermi

2.3.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akuratdansistemikakanmembantudalammenentukan status


kesehatandanpolapertahananpenderita,mengidentifikasi,kekuatandankebutuhanpenderita yang
diperolehmelaluianamnesa,pemeriksaanfisik,pemeriksaanlaboratoriumsertapemeriksaanpenunjan
glainnya.

2.3.2 Keluhanutama

Kajigejalatandameningkatnyasuhutubuh,
padamalamhari,tidakadanafsumakan,epistaksis,penurunankesadaran,yangmenyebabkanklien
datanguntukmencaribantuankesehatan. padaanakjikaanak yang
sadardapatlangsungditanyakanpadaklientetapijikaanak yang
tidakdapatberkomunikasikeluhandapatditanyakanpadaorangtuaklien yang
seringberinteraksidengank lien (Utomo, 2017).

2.3.3 Riwayatpenyakitsekarang
Ditemukanadanyakeluhanklien yang mengalamipeningkatansuhutubuh>37,5℃
selamalebihdari 1 minggu, disertaimenggigil. Naikturunnyapanasterjadipadawaktupagidan
sore danberlangsungselamalebihdari 1 minggu. Keadaansemakinlemah
,kadangdisertaidengankeluhanpusing, akralhangat, takikardia, sertapenurunankesadaran.
(Purwanti2015).

2.3.4 Riwayatpenyakitdahulu
Apakahpasienpernahmenderitapenyakitdemamtifoid, ataumenderitapenyakitlainnya?

2.3.5 Riwayatkesehatankeluarga
Dalamkeadaansehatdantidakadamenderitapenyakit yang serius,adakahpenyakitserius
yang di alamiolehkeluarga.

2.3.6 Polafungsikesehatan

a. Polanutrisidanmetabolisme

Klienakanmengalamipenurunannafsumakankarenamualdanmuntahsaatmakansehinggamakanhan
yasedikitbahkantidakmakansamasekali (Aru, 2015).

b. PolaeliminasiEliminasi.

Kliendapatmengalamidiareolehkarenatirah baring lama. Sedangkaneliminasi urine


tidakmengalamigangguan, hanyawarna urine menjadikuningkecoklatan.
Kliendengandemamtifoidterjadipeningkatansuhutubuh yang
berakibatkeringatbanyakkeluardanmerasahaus,
sehinggadapatmeningkatkankebutuhancairantubuh (Aru, 2015).

a. Polaaktivitasdanlatihan.

Aktivitasklienakanterganggukarenaharustirah baring total, agar


tidakterjadikomplikasimakasegalakebutuhankliendibantu (Aru, 2015).

b. Polapersepsidankonsepdiri
Biasanyaterjadikecemasanpada orang dewasaterhadapkeadaanpenyakitnya (Aru, 2015).

c. Polatidurdanistirahat
Polatidurdanistirahatterganggusehubunganpeningkatansuhutubuh (Aru, 2015).

d. Polasensoridankognitif
Padapenciuman, perabaan, perasaan,
pendengarandanpenglihatanumumnyatidakmengalamikelainansertatidakterdapatsuatuwah
am pad klien (Aru, 2015).

e. PolahubungandanperanHubungandengan orang lain


terganggusehubunganklien di rawat di rumahsakitdanklienharus bed rest total (Aru,
2015).

h. Polapenanggulangan stress Biasanya orang dewasaakantampakcemas (Aru, 2015).


2.3. 7. PemeriksaanFisik

Inspeksiadalahpengamatansecaraseksamaterhadap status kesehatanklien


(inspeksiadanyalesipadakulit).

Perkusiadalahpemeriksaanfisikdenganjalanmengetukkanjaritengahkejaritengahlainnyauntukmen
getahui normal atautidaknyasuatu organ tubuh.

Palpasiadalahjenispemeriksaanfisikdenganmerabaklien.

Auskultasiadalahdengancaramendengarkan 26 menggunakanstetoskop (auskultasidinding


abdomen untukmengetahuibisingusus).

AdapunpemeriksaanfisikpadaKliendemamtifoiddiperolehhasilsebagaiberikut :

a) Keadaanumum :

1. Keadaanumum: klientampaklemasKesadaran : ComposmentisTandaVital


:Suhutubuhtinggi>37,5°C ; Nadidanfrekuensinafasmenjadilebihcepat (Elyas, 2013).

2. Pemeriksaankepala

Inspeksi: Padakliendemamtifoidumumnyabentukkepala normal cephalik,


rambuttampakkotordankusamPalpasi:
Padapasiendemamtifoiddenganhipertermiaumumnyaterdapatnyerikepala (Muttaqin, 2014)

3. Mata
Inspeksi: Padakliendemamtifoiddenganseranganberulangumumnyasalahsatunya, besar pupil
tampakisokor, reflek pupil positif, konjungtivaanemis, adanyakotoranatautidakPalpasi:
Umumnya bola mataterabakenyaldanmelenting (Muttaqin, 2014)
4. Hidung
Inspeksi: Padakliendemamtifoidumumnyalubanghidungsimetris, adatidaknyaproduksi secret,
adanyapendarahanatautidak, adatidaknyagangguanpenciuman. Palpasi: Ada
tidaknyanyeripadasaat sinus di tekan (Debora, 2013).
5. Telinga
Inspeksi: Padakliendemamtifoidumumnyasimetrsis, adatidaknyaserumen. Palpasi:
Padakliendemamtifoidumumnyatidakterdapatnyeritekanpadadaerah tragus (Muttaqin, 2014).
6. Mulut
Inspeksi: Lihatkebersihanmulutdangigi, padakliendemamtifoidumumnyamuluttampakkotor,
mukosabibirkering (Setyadi, 2014).
7. Kulitdan Kuku
Inspeksi: Padakliendemamtifoidumumnyamukatampakpucat, Kulitkemerahan, kulitkering,
turgor kullitmenurun (Elyas, 2013). Palpasi: Padakliendemamtifoidumumnya turgor
kulitkembali 15x/menit
8. Musculoskeletal
Inspeksi : Padakliendemamtifoidumumnya, dapatmenggerakkanekstremitassecarapenuh
(Elyas, 2013). Palpasi : periksaadanya edema atautidakpadaekstremitasatasdanbawah.
Padakliendemamtifoidumumnya, akralterabahangat, nyeriototdansendisertatulang.

9.Genetalia dan Anus

Inspeksi :Bersihataukotor, adanyahemoroidatautidak, terdapatperdarahanatautidak,


terdapamassaatautidak.
Padakliendemamtifoidumumnyatidakterdapathemoroidatauperadanganpadagenetaliakecualiklien
yang mengalamikomplikasipenyakit lain Palpasi : Terdapatnyeritekananatautidak.
Padakliendemamtifoidumumnya, tidakterdapatnyerikecualiklien yang
mengalamikomplikasipenyakit lain.

2.3.8 Pemeriksaanpenunjang

1. Pemeriksaandarahlengkap (leukosit,trombosit,eritrosit,hematokrit,HB)
2. Kulturdarah
3. Pemeriksaanurindanfeses
4. pemeriksaanwidal

2.3.9DiagnosaKeperawatan

1. Peningkatansuhutubuh (hipertermia) berhubungandengan proses infeksi salmonella


typhi.
2. Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandenganketidakmampuandalammengabs
orbsimakanan.
N Diagnosakeperawatan Tujuan&kriteri Intervensikeperawatan
o ahasil
Hipertermiberhubungandengan proses 1. Monitor tanda-
1 infeksi Setelahdilakuk tanda vital
anasuhankeper 2. Hentikanaktivit
awatan 3x24 asfisik
jam 3. Jauhkanpasiend
suhutubuhstabi arisumberpanas,
ldengankriteria pindahkankelin
hasil : gkungan yang
1.Suhu lebihdingin.
tubuhdalamren 4. Berikompreshan
tang normal gat
2.Nadi dan RR 5. Longgarkanatau
dalamrentang lepaspakaian
normal 6. Berikancairan
3.tidak iv
adaperubahan
Perubahannutrisikurangdarikebutuhantub warnakulit&tid
2 uhberhubungandenganketidakmampuand akadapusing 1. Kaji status
. alammengabsorbsimakanan. nutrisipasien
. 2. Bantu
pemenuhannutri
siklien
3. Pantauberatbada
Setelahdilakuk nklien
anasuhankeper
awatan 3x24
jam
kebutuhannutri
siterpenuhiden
gan criteria
hasil :
1.Intake
nutrisimeningka
t. 2.Diet habis 1
porsi yang
disediakan.
2.3.10 Intervensikeperawatan
2.3.11 Implementasi

Merupakanpengelolaandariperwujudanintervensimeliputikegiatanyaituvalidasi,rencanakeperawat
an,mendokumentasikanrencana,pemberianasuhankeperawatandalampengumpulandata,sertamela
ksanakanadvisdokterdanketentuanrumahsakit

2.3.12 Evaluasi

Merupakantahapakhirdarisuatu proses keprawatan yang merupakanperbandingan yang


sistematisdanrencanatentangkesehatanpasiendengantujuan yang
telahditetapkandilakukandengancaramelibatkanpasiendan sesame tenagakesehatan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RancanganStudiKasus
Desainpenelitianmerupakanbentukrancangan yang
digunakandalammelakukanprosedurpenelitian (Hidayat, 2008). Desain yang
digunakandalampenelitianiniadalahstudikasus. Studikasusmerupakanrancanganpenelitian
yang mencangkuppengkajiansatu unit penelitiansecaraintensifmisalnyasatuklien,
keluarga, kelompok, komunitaas, atauinstitusi (Nursalim, 2008).
StudikasusiniadalahasuhankeperawatanpadapasiendenganDemamTifoid di
Rumahsakitdepatihamzahpangkalpinang.
3.2 SubyekStudikasus
Subjekpenelitianadalahsubjek yang ditujuuntukditelitiolehpenelitiatausubjek yang
menjadipusatperhatianatausasaranpeneliti (Arikunto, 2006).
SubjekpenelitianpadastudikasusiniadalahpasiendengandiagnosamedisDemamTifoidseban
yakduaresponden yang dirawat di “Rumahsakitdepatihamzahpangkalpinang”.

3.3 FokusStudiKasus
Fokusstudiidentikdenganvariabelpenelitianyaituperilakuataukarakteristik yang
memberikannilaibedaterhadapsesuatu (Nursalam, 2011). yang
menjadifokusstudidalamstudikasusiniadalah Hand Hygiene PadaAnakDemam Typhoid
SebelumdanSesudah di Rumahsakitdepatihamzahpangkalpinang.

3.4 DefinisiOperasional
DefinisiOperasionalpadakausiniadalah:
1. Demam Typhoid (tifusabdominalis) merupakanpenyakitinfeksiakut yang
biasanyaterdapatpadasalurancernadengangejalademamsatumingguataulebihdiserta
idengangangguanDemam Typhoid inidisebabkanolehbakteri salmonella typhy
.penyakitiniditularkanmelaluikonsumsimakanandanminuman yang
telahterkontaminasiolehtinjadanurin orang yang terinfeksi
2. Hipertermiadalahpeningkatansuhutubuh yang
berhubungandenganketidakmampuantubuhuntukmenghilangkanpanasatau pun
mengurangiproduksipanas.

3.5 LokasidanWaktu
3.5.1 Lokasipenelitian
Lokasipenelitianadalahtempat yang
dilakukanolehpenelitidalammelaksanakankegiatanpenelitian ( Hidayat,2008).
Penelitianinidilakukan di RumahSakitdepatihamzahpangkalpinang.
3.5.2 Waktupenelitian
Waktupenelitianadalahwaktu yang
digunakanolehpenelitidalammelaksanakankegiatanpenelitian (Hidaayat,2008).
Penelitianinidilakukanpadatanggal 21-26 februari 2020.

3.6 Pengumpulan Data


3.6.1 TeknikPengumpulan Data
1. Wawancara :Wawancara yang dipergunakanuntukmengumpulkan data
secaralisandarirespondenataubercakap-
cakapberhadapanmukadenganrespondenmisalnyamengenaibiodataklien, biodata orang
tua/wali, alasanmasukrumahsakit, keluhanutama yang dirasakanklien,
riwayatpenyakitsekarang, riwayatkesehatandahulu, riwayatkesehatankeluarga.

2.Observasi danPemeriksaanfisik : Pendekatan IPPA (Inspeksi,Palpasi,Perkusi,Auskultasi)


padapemeriksaan head to toe

3. Dokumentasi : Hasilbisadiperolehdari proses


pemeriksaanhasillaboratoriumdanhasilradiologipasien.

3.6.2 InstrumenPengumpulan Data

Instrumenpengumpulan data yang di gunakanadalah format


pengkajianasuhankeperawatandengankasusDemamTifoid.

3.7 Penyajian data


Data yang sudahterangkumditafsirkandandijelaskanuntukmenggambarkan proses
asuhankeperawatanpadaklienDemamTifoid. Penyajian data yang
sudahditafsirkandandijelaskanberbentukuraianteksataubersifatnaratif.

3.8 EtikaStudiKasus
1. Informed consent
Bentukpersetujuanantarapenelitidanrespondenpenelitiandenganmemberikanlembarper
setujuan. Tujuan informed consent adalah agar
subyekmengertimaksuddantujuanpenelitian,mengetahuidampaknya.
2. Anonymity ( tanpanama)
Masalahetikapenelitianmerupakanmasalah yang
memberikanjaminandalampenggunaansubyekpenelitiandengancaratidakmemberikana
taumenempatkannamarespondenpadalembaralatukurdanhnyamenuliskankodepadalem
barpengumpulan data atauhasilpenelitian yang akandisajikan.
3. Confidentiality ( kerahasiaan)
Semuainformasi yang telahdikumpulkandijaminkerahasiaanyaolehpeneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Capenito, 2007. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi

IX. Alih Bahasa: Kusrini Semarwati Kadar. Editor: Eka Anisa

Mardella, Meining Issuryanti. Jakarta: EGC.

Doenges, Maryllin. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Alih Bahasa:

Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

Manjsoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai