PANGKALPINANG
DISUSUNOLEH :
HADIVA AULIA
NIM : 18.01.0019
AKADEMI KEPERAWATAN
PANGKALPINANG
KATA PENGANTAR
Tujuandaripembuatan Proposal
KaryaTulisIlmiahiniuntukmemenuhitugaspraktekmetodologikeperawatanpadajurusanKeperawata
n di AkademiKeperawatanPangkalpinang. Bersamainiperkenankansayamengucapkanterimakasih
yang sebesar-besarnyadenganhati yang tuluskepada :
PenulismenyadarisepenuhnyabahwapenulisanKaryaTulisIlmiahinimasihjauhdarisempurna.
Olehkarenaitu, penulismengharapkankritikdan saran yang
membangundarisemuapihakdannantinyaakandigunakanuntukperbaikan di masa mendatang.
Penulis
Hadiva aulia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang………………………………………………………………………………………………………………….
1.2 RumusanMasalah……………………………………………………………………………………………………………
1.3 TujuanPenelitian…………………………………………………………………………………………………………….
1.4 ManfaatPenelitian…………………………………………………………………………………………………………..
2.1 KonsepDemamTifoid
2.1.1 PengertianDemamTifoid…………………………………………………………………………………
2.1.2 Etiologi………………………………………………………………………………………………………………
2.1.3 ManifestasiKlinis………………………………………………………………………………………………
2.1.4 Patofisiologi………………………………………………………………………………………………………
2.1.5 Komplikasi…………………………………………………………………………………………………………
2.1.6 Penatalaksanaan……………………………………………………………………………………………….
2.2 KonsepDasarHipetermi
2.2.1 PengertianHipertermi……………………………………………………………………………………..
2.2.2 Etiologi…………………………………………………………………………………………………………….
2.2.3 ManifestasiKlinis…………………………………………………………………………………………..
2.3 KonsepAsuhanKeperawatan
2.3.1 Pengkajian……………………………………………………………………………………………………….
2.3.2 DiagnosaKeperawatan…………………………………………………………………………………….
2.3.3 IntervensiKeperawatan…………………………………………………………………………………..
2.3.4 Implementasi…………………………………………………………………………………………………..
2.3.5 Evaluasi…………………………………………………………………………………………………………..
3.1 RancanganStudiKasus………………………………………………………………………………………..
3.2 SubyekStudiKasus………………………………………………………………………………………………
3.3 FokusStudiKasus………………………………………………………………………………………………….
3.4 DefinisiOperasional……………………………………………………………………………………………..
3.5 LokasidanWaktu………………………………………………………………………………………………….
3.6.2 InstrumenPengumpulan……………………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan atau memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia pendidik, membantu pasien
meningkatkan pengetahuan tentang penkes dalam menangani pasien sebagai perawat anak dalam
hal ini , intervensi farmakologi dan nonfarmakologi di antaranya hand hygiene. Profesi
keperawatan berorientasi pada pelayanan masalah kesehatan yang diderita oleh pasien dalam
upaya pasien mendapatkan kesembuhan atas pelayanan masalah kesehatan yang di derita pasien.
Kejadiandemamtifoidpadaanakbiasanyadiawalidengandemamselama 7 hariataulebih
.Demamtifoidjikatidakditanganidapatmenyebabkandehidrasi yang
akanmengganggukeseimbanganelektrolitdandapatmenyebabkankejang.
Kejangberulangdapatmenyebabkankerusakanselotak yang
mengakibatkangangguantingkahlakuklien, sertadehidrasi yang
beratdapatmenyebabkansyokdanbisaberakibat fatal hinggaberujungkematian (Wijayahadi, 2015).
4 Pemberiankompreshangatpadadaerahaksila (ketiak)
efektifkarenapadadaerahtersebutbanyakpembuluhdarahbesardanbanyakterdapatpembuluhdarah
yang mempunyaibanyakvaskulersehinggaakanmemperluasdaerah yang mengalamivasodilatasi
yang akanmemungkinkanpercepatanperpindahanpanasdaridalamtubuhkekulithingga 8x
lipatlebihbanyak. Lingkunganluar yang
hangatakanmembuatsuhutubuhmenurunkankontrolpengaturansuhu di
otaksupayatidakmeningkatkanpengaturansuhutubuhlagidanakanmembuatpori-
porikulitterbukasehinggamempermudahpengeluaranpanasdaridalamtubuh (Eny, 2015).
Berdasarkanlatarbelakang di atas, penelititertarikuntukpenelitiankaryatulisilmiahdengan study
kasus yang berjudul
“AsuhanKeperawatanPadaKlienAnakDemamTifoidDenganMasalahHipertermia
diRumahSakitUmumDepatiHamzahPangkalPinang”.BagiperawatSebagaibahanmasukandanevalu
asibagiinstansikesehatandalammenetapkandanmenentukan program
kebijakandalamupayapencegahandanpemberantasanpenyakitdemamthypoid.
1.2. RumusanMasalah
BagaimanaAsuhanKeperawatanpadapasienanak yang
mengalamiThypoiddenganmasalahHipertermidiRumahSakitUmumDepatiHamzahPangkalpinang
?
1.3. TujuanPenelitian
1.3.1 TujuanUmum :
Tujuanpenulisanstudikasusiniadalahuntukmelakukanasuhankeperawatanpadaklienanakdemamtif
oiddenganhipertermia di RSUD pangkalpinang.
1.3.2 TujuanKhusus :
1. Melakukanpengkajianpadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.
3. Menyusunrencanakeperawatanpadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.
4. Melaksankantindakankeperawatanpadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.
5. Melaksanakanevaluasipadapasienanakdemamtifoiddenganmasalahhipertermia.
1.4ManfaatPenelitian
1.4.1 ManfaatTeoritis
Menambahkhasanahkeilmuansehinggapeningkatanilmupengetahuandalammencaripemecahanper
masalahanklienpadakasusdemamthypoiddenganmasalahhipertermi.
1.4.2 ManfaatPraktis
a. Bagikliendankeluarga
Mendapatkanpengalamansertadapatmenerapkanapa yang
telahdipelajaridalampenanganankasusdemamthypoid yang
dialamidengankasusnyatadalampelaksanaankeperawatan.
b. Bagiperawat
Sebagaibahanmasukandanevaluasibagiinstansikesehatandalammenetapkandanmenentuka
n program kebijakandalamupayapencegahandanpemberantasanpenyakitdemamthypoid.
c. Bagiinstansipendidikan
Hasilpenelitiandapatdigunakansebagaireferensidan data dasardalampenelitianselanjutnya
yang berhubungandenganfaktorkebiasaandankebutuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1KonsepDemam Typhoid
2.1.3 ManifestasitasiKlinisDemamTifoid
2.1.5 KomplikasiDemamTifoid
1. PerdarahanususBilahanyasedikitditemukanperdarahanmakadilakukanpemeriksaanbenzidine.
Jikaperdarahanbanyakterjadi melena, dapatdisertainyeridiperut.
2. PerforasiususTimbulbiasanyapadamingguketigaatausetelahnyadanterjadipadabagian distal
ileum.
3. Peritonitis Biasanyamenyertaiperforasitetapidapatjugaterjaditanpaperforasiusus.
Ditemukangejala abdomen akut, yaitunyeriperuthebatdandindingpada abdomen tegang
2.1.6 Penatalaksanaan
1) Medis
a. Antibiotic (membunuhkuman):
1. Klorampenico
2. Amoxilin
3. Kotrimoxasol
4. Ceftriaxon
5. Cefixim
b. Antipiretik (menurunkanpanas)
1. Paracetamol 19
2) Keperawatan
a. Observasikesehatan
c. Mobilisasibertahapbilatidakpanas, sesuaidenganpulihnyakekuatanpasien
f. Diet
g. Polahidupbersihdansehat
2.2KonsepDasarHipertermi
2.2.1 DefinisiHipertermi
Hipertermiadalahpeningkatansuhutubuh yang
berhubungandenganketidakmampuantubuhuntukmenghilangkanpanasatau pun
mengurangiproduksipanas. Suhurectktal>37,5℃ dansuhuaksila>37,5℃ (Perry 2013).
2.2.2 Etiologi
2) Konvulsi (kejang)
3) Kulitkemerahan
4) Pertambahan RR
5) Takikardi (nadicepat)
6) Saatdisentuhterasahangat 21
7) Fase-faseterjadinyahipertermia
a) Fase I : awal
1) Peningkatandenyutnadi
2) Peningkatanlajudankedalamanpernafasan
3) Menggigilakibattegangandankontraksiobat
4) Kulitpucatdandinginkarenavasokontriksi
5) Merasakansensasidingin
7) Rambutkulitberdiri
8) Pengeluarankeringatberlebih
9) Peningkatansuhutubuh
1) Proses menggigillenyap
2) Kulitterasahangat / panas
3) Merasatidakpanas / dingin
4) Peningkatannadidanlajupernafasan
8) Lesimulutherpetik
9) Kehilangannafsumakan
1) Kulittampakmerahdanhangat
2) Berkeringat
3) Menggigilringan
4) Kemungkinanmengalamidehidrasi
2.3KonsepAsuhanKeperawatanPadaAnakDemamtifoiddenganMasalahHipertermi
2.3.2 Keluhanutama
Kajigejalatandameningkatnyasuhutubuh,
padamalamhari,tidakadanafsumakan,epistaksis,penurunankesadaran,yangmenyebabkanklien
datanguntukmencaribantuankesehatan. padaanakjikaanak yang
sadardapatlangsungditanyakanpadaklientetapijikaanak yang
tidakdapatberkomunikasikeluhandapatditanyakanpadaorangtuaklien yang
seringberinteraksidengank lien (Utomo, 2017).
2.3.3 Riwayatpenyakitsekarang
Ditemukanadanyakeluhanklien yang mengalamipeningkatansuhutubuh>37,5℃
selamalebihdari 1 minggu, disertaimenggigil. Naikturunnyapanasterjadipadawaktupagidan
sore danberlangsungselamalebihdari 1 minggu. Keadaansemakinlemah
,kadangdisertaidengankeluhanpusing, akralhangat, takikardia, sertapenurunankesadaran.
(Purwanti2015).
2.3.4 Riwayatpenyakitdahulu
Apakahpasienpernahmenderitapenyakitdemamtifoid, ataumenderitapenyakitlainnya?
2.3.5 Riwayatkesehatankeluarga
Dalamkeadaansehatdantidakadamenderitapenyakit yang serius,adakahpenyakitserius
yang di alamiolehkeluarga.
2.3.6 Polafungsikesehatan
a. Polanutrisidanmetabolisme
Klienakanmengalamipenurunannafsumakankarenamualdanmuntahsaatmakansehinggamakanhan
yasedikitbahkantidakmakansamasekali (Aru, 2015).
b. PolaeliminasiEliminasi.
a. Polaaktivitasdanlatihan.
b. Polapersepsidankonsepdiri
Biasanyaterjadikecemasanpada orang dewasaterhadapkeadaanpenyakitnya (Aru, 2015).
c. Polatidurdanistirahat
Polatidurdanistirahatterganggusehubunganpeningkatansuhutubuh (Aru, 2015).
d. Polasensoridankognitif
Padapenciuman, perabaan, perasaan,
pendengarandanpenglihatanumumnyatidakmengalamikelainansertatidakterdapatsuatuwah
am pad klien (Aru, 2015).
Perkusiadalahpemeriksaanfisikdenganjalanmengetukkanjaritengahkejaritengahlainnyauntukmen
getahui normal atautidaknyasuatu organ tubuh.
Palpasiadalahjenispemeriksaanfisikdenganmerabaklien.
AdapunpemeriksaanfisikpadaKliendemamtifoiddiperolehhasilsebagaiberikut :
a) Keadaanumum :
2. Pemeriksaankepala
3. Mata
Inspeksi: Padakliendemamtifoiddenganseranganberulangumumnyasalahsatunya, besar pupil
tampakisokor, reflek pupil positif, konjungtivaanemis, adanyakotoranatautidakPalpasi:
Umumnya bola mataterabakenyaldanmelenting (Muttaqin, 2014)
4. Hidung
Inspeksi: Padakliendemamtifoidumumnyalubanghidungsimetris, adatidaknyaproduksi secret,
adanyapendarahanatautidak, adatidaknyagangguanpenciuman. Palpasi: Ada
tidaknyanyeripadasaat sinus di tekan (Debora, 2013).
5. Telinga
Inspeksi: Padakliendemamtifoidumumnyasimetrsis, adatidaknyaserumen. Palpasi:
Padakliendemamtifoidumumnyatidakterdapatnyeritekanpadadaerah tragus (Muttaqin, 2014).
6. Mulut
Inspeksi: Lihatkebersihanmulutdangigi, padakliendemamtifoidumumnyamuluttampakkotor,
mukosabibirkering (Setyadi, 2014).
7. Kulitdan Kuku
Inspeksi: Padakliendemamtifoidumumnyamukatampakpucat, Kulitkemerahan, kulitkering,
turgor kullitmenurun (Elyas, 2013). Palpasi: Padakliendemamtifoidumumnya turgor
kulitkembali 15x/menit
8. Musculoskeletal
Inspeksi : Padakliendemamtifoidumumnya, dapatmenggerakkanekstremitassecarapenuh
(Elyas, 2013). Palpasi : periksaadanya edema atautidakpadaekstremitasatasdanbawah.
Padakliendemamtifoidumumnya, akralterabahangat, nyeriototdansendisertatulang.
2.3.8 Pemeriksaanpenunjang
1. Pemeriksaandarahlengkap (leukosit,trombosit,eritrosit,hematokrit,HB)
2. Kulturdarah
3. Pemeriksaanurindanfeses
4. pemeriksaanwidal
2.3.9DiagnosaKeperawatan
Merupakanpengelolaandariperwujudanintervensimeliputikegiatanyaituvalidasi,rencanakeperawat
an,mendokumentasikanrencana,pemberianasuhankeperawatandalampengumpulandata,sertamela
ksanakanadvisdokterdanketentuanrumahsakit
2.3.12 Evaluasi
METODE PENELITIAN
3.1 RancanganStudiKasus
Desainpenelitianmerupakanbentukrancangan yang
digunakandalammelakukanprosedurpenelitian (Hidayat, 2008). Desain yang
digunakandalampenelitianiniadalahstudikasus. Studikasusmerupakanrancanganpenelitian
yang mencangkuppengkajiansatu unit penelitiansecaraintensifmisalnyasatuklien,
keluarga, kelompok, komunitaas, atauinstitusi (Nursalim, 2008).
StudikasusiniadalahasuhankeperawatanpadapasiendenganDemamTifoid di
Rumahsakitdepatihamzahpangkalpinang.
3.2 SubyekStudikasus
Subjekpenelitianadalahsubjek yang ditujuuntukditelitiolehpenelitiatausubjek yang
menjadipusatperhatianatausasaranpeneliti (Arikunto, 2006).
SubjekpenelitianpadastudikasusiniadalahpasiendengandiagnosamedisDemamTifoidseban
yakduaresponden yang dirawat di “Rumahsakitdepatihamzahpangkalpinang”.
3.3 FokusStudiKasus
Fokusstudiidentikdenganvariabelpenelitianyaituperilakuataukarakteristik yang
memberikannilaibedaterhadapsesuatu (Nursalam, 2011). yang
menjadifokusstudidalamstudikasusiniadalah Hand Hygiene PadaAnakDemam Typhoid
SebelumdanSesudah di Rumahsakitdepatihamzahpangkalpinang.
3.4 DefinisiOperasional
DefinisiOperasionalpadakausiniadalah:
1. Demam Typhoid (tifusabdominalis) merupakanpenyakitinfeksiakut yang
biasanyaterdapatpadasalurancernadengangejalademamsatumingguataulebihdiserta
idengangangguanDemam Typhoid inidisebabkanolehbakteri salmonella typhy
.penyakitiniditularkanmelaluikonsumsimakanandanminuman yang
telahterkontaminasiolehtinjadanurin orang yang terinfeksi
2. Hipertermiadalahpeningkatansuhutubuh yang
berhubungandenganketidakmampuantubuhuntukmenghilangkanpanasatau pun
mengurangiproduksipanas.
3.5 LokasidanWaktu
3.5.1 Lokasipenelitian
Lokasipenelitianadalahtempat yang
dilakukanolehpenelitidalammelaksanakankegiatanpenelitian ( Hidayat,2008).
Penelitianinidilakukan di RumahSakitdepatihamzahpangkalpinang.
3.5.2 Waktupenelitian
Waktupenelitianadalahwaktu yang
digunakanolehpenelitidalammelaksanakankegiatanpenelitian (Hidaayat,2008).
Penelitianinidilakukanpadatanggal 21-26 februari 2020.
3.8 EtikaStudiKasus
1. Informed consent
Bentukpersetujuanantarapenelitidanrespondenpenelitiandenganmemberikanlembarper
setujuan. Tujuan informed consent adalah agar
subyekmengertimaksuddantujuanpenelitian,mengetahuidampaknya.
2. Anonymity ( tanpanama)
Masalahetikapenelitianmerupakanmasalah yang
memberikanjaminandalampenggunaansubyekpenelitiandengancaratidakmemberikana
taumenempatkannamarespondenpadalembaralatukurdanhnyamenuliskankodepadalem
barpengumpulan data atauhasilpenelitian yang akandisajikan.
3. Confidentiality ( kerahasiaan)
Semuainformasi yang telahdikumpulkandijaminkerahasiaanyaolehpeneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Manjsoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: EGC.