Anda di halaman 1dari 15

Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya, Vol.

2 (1), 2020, (Januari-Juni)

ISSN Print : 2714-7762 ISSN Online : 2716-3539

Tersedia online di http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/istinarah/index

Penafsiran Kata Syaythan Menurut Dawam Rahardjo dalam


Ensiklopedi Al-Qur’an
Sartika Suryadinata Abstrak: Tulisan ini akan membahas mengenai M. Dawam
Universitas Islam Negeri Sunan Rahardjo dan pemikirannya terhadap tafsir Al-Qur’an serta
Kalijaga Yogyakarta karya Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan
D.I Yogyakarta, Indonesia Konsep-konsep Kunci terutama terhadap salah satu kata kunci
E-mail: yaitu syaithan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini
sartikasuryadinata4@gmail.com adalah kajian Pustaka. Pembahasannya dimulai dari menguak
kisah hidup seorang Dawam Rahardjo, pembahasan mengenai
bukunya, dan pemikiran serta pandangannya terhadap
penafsiran Al-Qur’an. Terakhir, di ujung pembahasan akan
diuraikan mengenai analisa penulis mengenai penafsiran kata
syaithan oleh Dawam yang telah diuraikan sebelumnya.

Abstract: This paper will discuss about M. Dawam Rahardjo


and his thoughts on the interpretation of the Al-Qur'an as well
as the work of the Encyclopaedia of the Al-Qur'an Social
Interpretation Based on Key Concepts, especially on one of the
key words, syaithan. The discussion starts with revealing the
life story of Dawam Rahardjo, about Dawam Rahardjo's
thoughts and views on the interpretation of the Qur'an. Finally,
at the end of the discussion will be explained about the author's
analysis of the interpretation of the word syaithan by Dawam
that has been described previously.

Kata Kunci: Dawam Rahardjo, Syaithan, Studi, Tafsir

PENDAHULUAN beragam, mulai dari tafsir klasik sampai


Adanya ungkapan “al-Qur’an kepada tafsir pada era kontemporer ini.
sholihun li kulli zaman wa makan” (al- Upaya-upaya pemahaman terhadap Al-
Qur’an sesuai dengan waktu dan Qur’an yang kemudian melahirkan
tempat) sehingga tidak menutup karya tafsir ini telah menjadi fenomena
kemungkinan untuk adanya perubahan- yang umum dikalangan masyarakat
perubahan dari penafsiran terhadap al- Islam. (Hafizzullah, 2018).
Qur’an, agar dapat menyesuaikan Penafsiran terhadap Al-Qur’an
dengan keadaan situasi kondisi akan selalu terbuka bagi siapa saja yang
masyarakat pada zaman tersebut. memenuhi syarat dan mampu dalam
Banyak ulama-ulama yang telah melakukannya. Tidak menutup
menulis kitab tafsir berjilid-jilid guna kemungkinan bagi umat Islam dari
memudahkan umat muslim untuk daerah manapun, termasuk Indonesia.
memahami Al-Qur’an. Dengan Pada era kontemporer ini telah banyak
menggunakan metode dan corak yang bermunculan karya-karya tafsir yang

30
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
menggunakan bahasa Indonesia yang Membuat sebuah karya dengan
dibuat oleh cendekiawan-cendekiawan membahas mengenail al-Qur’an tentu
muslim Indonesia. Guna memudahkan akan mendapat tanggapan daripada
bagi umat Islam disetiap kalangan pakar-pakar al-Qur’an lainnya, baik
dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. berupa kritikan ataupun dukungan
Banyak dari para mufassir-mufassir terhadap karyanya.
pada era modern ini yang terus METODE PENELITIAN
mengembangkan penafsiran dan Dalam penelitian ini penulis
menemukan ide-ide baru dalam dunia menggunakan jenis penelitian kajian
penafsiran. Bahkan banyak dari kepustakaan atau library research
cendekiawan muslim yang latar dengan menggunakan analisis deskriptif
belakang keilmuannya bukan dari ilmu sebagai pisau analisisnya. Dan juga
tafsir, bahkan bukan keilmuan agama menggunakan metode tafsir
yang juga telah mengambil andil dalam tematik/maudhu’i yang mana topic
penafsiran Al-Qur’an. pembahasannya mengenai penafsiran
Seperti halnya M. Dawam Rahardjo kata syaythan enurut Dawam Rahardjo.
yang merupakan seorang sarjana Sumber data primer dalam penelitian ini
ekonomi dan imu sosial, mencoba adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang
masuk kedalam khazanah penafsiran berkaitan dengan kata syaiythan yang
Al-Qur’an dengan membuat sebuah dicantumkan dalam kitab tafsir
karya tafsir Al-Qur’an yang diberi judul karangan Dawam Rahardjo. Sedangkan
Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial sumber data sekundernya berasal dari
Berdasarkan Konsep-konsep Kunci. buku-buku, artikel dan jurnal maupun
Dengan menggunakan metode al- tulisan yang berkaitan dengan topic
Qur’an menjelaskan satu sama lainnya, pembahasan penelitian.
terbitlah sebuah tafsir yang kemudian ia HASIL DAN PEMBAHASAN
sebut sebagai ensiklopedi al-Qur’an.
Biografi Dawam Rahardjo
Diterbitkan sebagai buku pada tahun
Dawam Rahardjo merupakan
1996, jauh sebelum itu ternyata tulisan-
seorang cendekiawan muslim yang
tulisannya dalam ensiklopedi ini telah
sudah tidak asing lagi dalam khazanah
diterbitkan pada Jurnal Ulumul Qur’an.

31
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
pemikiran Islam Indonesia. Beliau Kemudian melanjutkannya di SMA
dilahirkan di kampung Baluwati Solo Manahan hingga lulus pada tahun 1961.
pada tanggal 20 April 1942 (M. Dawam (Ihsan Ali Fauzi, 2007: 5-6). Setelah
Rahardjo, 1993: 6) Dawam merupakan menyelesaikan pendidikan SMAnya
anak sulung dari 8 bersaudara, ayahnya Dawam Rahardjo mendapat kesempatan
bernama Muhammad Zuhdi Rahardjo untuk mengikuti AFS (American Field
dan ibunya bernama Muthmainnah. Service) dan berhasil menjadi murid di
Keduanya merupakan guru dan sangat Borac High School, di Idaho Amerika
mementingkan pendidikan. Oleh karena Serikat selama satu tahun lamanya.
itu Dawam Raharjdo menjadi anak yang Kemudian ia melanjutkan dengan
rajin dan tekun dalam menuntut ilmu. kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas
Berasal dari keluarga yang sederhana, Gajah Mada dan lulus pada tahun 1969.
hal itu tidak menjadi halangan baginya (M. Dawam Rahardjo, 1999: 10).
untuk terus menimba ilmu. Ia banyak Karena pribadi Dawam yang haus akan
mempelajari ilmu-ilmu agama, seperti ilmu serta kecintaan yang mendalam
mengaji, menghafal bebrapa surat terhadap ilmu, pada tahun 2000 ia
dalam Juz ‘Amma. Dawam pun juga meraih gelar Doktor H.C. dalam bidang
mendalami dasar-dasar pendidikan ekonomi dari Institute Agama Islam
agama seperti bahasa Arab, Tafsir, Fiqh Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
dan hadits. Selain itu beliau juga pernah Dawam Rahardjo menikah dua kali, istri
belajar ilmu tajwid di Pesantren pertamanya bernama Zainun Hawariyah
Krapyak selama satu bulan lamanya. meninggal pada Desember tahun 1994.
(Ihsan Ali Fauzi, 2007: 4). Akan tetapi, Dari pernikahan pertamanya ini ia
menurutnya ia lebih banyak belajar memiliki 2 orang anak. Sedang istrinya
sendiri melalui buku-buku bahasa Arab yang kedua bernama Sumarni yang
yang dibelinya di toko buku pada kala dinikahinya pada Maret 1995, seorang
itu. (Saiful, 2008: 219). sarjana Ekonomi Universitas Islam
Pendidikan bagi Dawam sangatlah Indonesia (UII) dan mendapat gelar
penting, setelah lulus dari sekolah MPA dari University of California (M.
rakyat ia melanjutkan pendidikannya di Dawam Rahardjo, 1996: 8).
SMP 1 Solo dan lulus pada tahun 1957.

32
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Dawam Rahardjo sangat gemar pemimpin dari beberapa LSM, seperti:
membaca buku serta menulis, oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu
karena itu tidak mengherankan lagi Kemasyarakatan, Lembaga Studi
karna kegemarannya itu telah banyak Pembangunan, Pusat Pengembangan
buku-buku serta artikel-artikel yang Masyarakat Agrikarya (PPMA), dan
ditulis olehnya. Bahkan Dawam pernah Lembaga Studi Agama dan Filsafat
menjadi penulis tetap untuk Koran (Dawam Rahardjo, 1996: 2).
Mercusuar, Yogyakarta yang terbit Pada tahun 1993, Dawam Rahardjo
setiap hari selasa. Setelah itu Dawam mengemban dua amanah sekaligus,
mulai dikenal luas melalui tulisan- yaitu sebagai Guru Besar Ekonomi
tulisannya tersebut (Ihsan Ali Fauzi, Pembangunan di Universitas
2009: 10). Muhammadiyah Malang dan menjadi
Perjalanan karir Dawam Rahardjo Rektor Universitas Islam 45 (UNISMA)
dimulai dengan bekerja sebagai Staf di Bekasi. Sebelum itu ia juga diminta
Departemen Kredit Bank of America di untuk menjadi dosen di Program Pasca
Jakarta, namun setelah 2 tahun bekerja Sarjana UII serta membina Program
beliau memilih berhenti yang kemudian Studi Ekonomi Islam di IAIN Syarif
ia bergabung di LP3ES (Lembaga Hidayatullah. Dan lagi, pada tahun 1999
Penelitian dan Pembangunan Ekonomi- Dawam ditunjuk sebagai Presiden
Sosial) sebagai staf peneliti. LP3ES Director The International Institute Of
berperan besar dalam menambah Islamic Thought Indonesia (IIIT
pengetahuan Dawam Rahardjo dalam Indonesia). Karena keberhasilan dan
segi ekonomi kerakyatan. Ia semakin prestasinya Dawam Rahardjo menerima
gencar menulis mengenai ekonomi tanda jasa, diantaranya sebagai berikut:
kerakyatan dan banyak telah banyak Tanda Kehormatan Bintang Maha Putra
dimuat di media massa (Adnan, 2010: (1999), Penghargaan Tertinggi
280). Selama kurang lebih 10 tahun DEKOPIN: “Hatta Nugraha” (1997),
bekerja di LP3ES membuat Dawam serta penghargaan Bintang Satya
jatuh cinta dengan Lembaga Swadaya Pembangunan dari Presiden RI pada
Masyarakat (LSM). Hal ini dapat tahun 1995 (Ihsan Ali Fauzi, 2009: 10).
dibuktikan dengan perannya sebagai

33
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Kesibukan Dawam setiap harinya, Pembangunan Ekonomi, (Ihsan Ali
tidak menjadi halangan baginya untuk Fauzi: 16). Kemudian, diantara
mengemban jabatan penting di dalam karyanya dalam bidang Al-Quran
dan luar organsasi. Ia pernah adalah: Paradigma Al-Qur’an:
menduduki jabatan sebagai Ketua Metodologi Tafsir dan Kritik Sosial,
Dewan Pakar ICMI (Ikatan Ensklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial
Cendekiawan Muslim Indonesia), Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci.
Direktur Utama Pusat Pengembangan Sekilas Tentang Ensiklopedia Al-
Agribisnis, pemimpin Jurnal Ilmu dan Qur’an
Kebudayaan Ulumul Qur’an, Ketua Tidak dapat dipungkiri bahwa
Dewan Direktur Studi Agama dan Dawam Rahardjo lebih dikenal sebagai
Filsafat, dan Dosen di Lembaga seorang pakar ekonomi daripada
Pengembangan dan Pendidikan seorang mufassir. Menurutnya, sedari
Manajemen di Jakarta (Dawam kecil ia sudah sangat akrab dengan Al-
Rahardjo: 7). Qur’an dan memiliki kemampuan yang
Jika dilihat secara formal, Dawam cukup untuk memahaminya.
Rahardjo adalah seorang akademi Perkenalannya dengan tafsir dimulai
ekonomi, namun pengetahuan dan saat ia masih tingkat SMP. Beliau mulai
karya-karya ilmiahnya tidak terbatas membaca tafsir Kandungan Al-Fatihah
pada satu disiplin ilmu saja, melainkan karya Bahrum Rangkuti membuatnya
beberapa disiplin ilmu dimulai dari merasa tertarik dengan tafsir Al-Qur’an.
bidang ekonomi, sosial, politik, filsafat Barulah kemudian ia mulai membaca
dan agama. Adapun beberapa karya- Tafsir al-Azhar karya Hamka, Qur’an
karya M. Dawam Rahardjo tersebut Suci karya Muhammad Ali yang
adalah: Etika Manajemen dan Ekonomi, kemudian diterjemahkan menjadi The
Transformasi Pertanian, Industrialisasi Holy Qur’an oleh Kol. Moh. Bachrun,
dan Kesempatan Kerja, Bank Indonesia serta tafsir karya Mahmud Yunus
dalam Kilasan Sejarah Bangsa, (Wardani, 2017: 17).
Pragmatisme dan Utopia, Corak Dawam ibarat menorobos batas
Nasionalisme Indonesia, Habibi dalam menulis Ensiklopedia Al-Qur’an,
Economics: Telaah Pemikiran Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep

34
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Kunci-kunci ini. Dikatakan demikian ma’ruf nahi mungkar. Dalam
karena, ia belum memiliki persyaratan menafsirkan ayat Al-Qur’an, umumnya
sebagai mufassir yang dituntut benar- seorang mufassir harus menguasai
benar mengusai ilmu-ilmu tafsir, seperti bahasa Arab dan seluk beluknya.
yang diyakini oleh kebanyakan ulama Dawam paham betul akan
(Saiful Amin Ghafur: 227). Meskipun kekurangannya tersebut. Oleh karena
berlatar belakang sebagai seorang pakar itu, ia berguru kepada Ahmad Rifa’i
ekonomi, tidak menyurutkan perhatian Hasan untuk menanyakan hal-hal yang
dan semangatnya dalam penafsiran. berkaitan dengan bahasa Arab serta
Buku ini, pada mulanya berasal dari mengenai seluk beluk Al-Qur’an.
artikel-artikel yang ditulisnya dalam Menurutnya salah satu keistimewaan
jurnal Ulumul Qur’an yang Al-Qur’an adalah dapat memberi
dipimpinnya ketika itu. Menurutnya, petunjuk kepada setiap orang sepertinya
Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi yang tidak dapat disebut sebagai
keseluruhan umat manusia, oleh karena mufassir sama sekali, meskipun tidak
itu setiap manusia memiliki potensi melalui pendidikan formal (Dawam
untuk memperoleh petunjuk itu. Baik Rahardjo: xxi)
melalui penafsirannya sendiri, maupun Sebuah buku tafsir Al-Qur’an tidak
merujuk pada penafsiran orang lain selalu harus mencakup keseluruhan Al-
(Dawam Rahardjo: 3). Qur’an. Berupa karangan-karangan
Buku Ensiklopedia Al-Qur’an ini pendek saja sudah bisa dijadikan tafsir
terdiri dari 764 halaman, dan hanya Al-Qur’an, menurut pendapatnya.
memiliki 1 jilid saja yang dilengkapi Dengan pendapatnya ini kemudian
dengan indeks pada halaman Dawam menulis tafsir Al-Qur’an
terakhirnya. Dalam melakukan dengan memilih tema-tema yang
penafsiran, Dawam lebih cenderung disesuaikannya dengan keilmuan yang
menggunakan metode maudhu’i. dimilikinya. Sehingga, kajian Al-
Dengan membagi pembahasan menjadi Qur’an dapat dipahami oleh semua
27 kata kunci yaitu dimulai dengan orang sesuai dengan keahliannya
menjelaskan kata fithrah sampai pada masing-masing. Dengan demikian
pembahasan terakhir mengenai amar setiap orang dari berbagai kalangan dan

35
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
tingkatan dapat berinteraksi langsung Dalam menafsirkan, Dawam juga
dengan Al-Qur’an, terutama rakyat sering merujuk kepada pendapat para
Indonesia. Itulah kenginan terbersarnya mufassir serta ilmu lainnya. Mufassir
dan kemudian menjadi alasannya untuk yang menjadi rujukannya diantaranya
menulis buku Ensiklopedia Al-Qur’an, ialah: Hamka (Tafsir al-Azhar), Hasbi
Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep- Ash-Shiddqiey (Tafsir al-Bayan), M.
konsep Kunci (Saiful Amin Ghafur: Abduh dan Rasyid Ridha (Tafsir al-
222). Manar), Mahmud Syaltut (Tafsir Al-
Dawam Rahardjo berpendapat Qur’an al-Karim), Maulana
bahwa para ulama tafsir, pemimpin dan Muhammad Ali (The Holy Qur’an),
cendekiawan muslim tidak mampu Fazulur Rahman (Major Themes Of The
mengembangkan konsep-konsep agama Qur’an, dan lain-lain. (Dawam
Islam dalam menjawab tantangan Rahardjo: 77)
zaman. Serta kurangnya upaya untuk Tafsir Al-Qur’an dalam Sudut
memecahkan masalah ilmu tafsir, Pandang Dawam Rahardjo

sehingga ilmu ini kurang berkembang Dawam Rahardjo yang bukan


dan kurang diminati untuk ditekuni lulusan sarjana tafsir memiliki semangat
(Dawam Rahardjo: xxi). Dalam karya dan kepercayaan diri yang besar dalam
tafsirnya ini referensi yang digunakan menafsirkan Al-Qur’an. Namun, kajian
olehnya kebanyakan berbahasa tafsir di era kontemporer ini telah
Indoenesia dan beberapa berbahasa banyak sarjana non agama yang
Inggris. Sangat jarang sekali ia mengambil posisi guna
mengutip dari sumber yang berbahasa mengembangkan kajian tafsir. Dawam
Arab. Adapun beberapa sumber menafsirkan Al-Qur’an sesuai dengan
berbahasa yang ia kutip, semuanya keilmuan yang dikuasainya. Dalam
adalah edisi terjemahan. Ini dikarenakan menafsirkan Al-Qur’an sangat terlihat
kurangnya penguasaan Dawam sekali pengaruh disiplin ilmu yang
terhadap bahasa Arab. Tidak hanya Al- dimilikinya dan lebih condong kepada
Qur’an ia juga mengambil hadis Nabi sosial kemasyarakatan.
sebagai rujukan, serta kitab suci agama Ulama tafsir telah menetapkan
lain. adanya syarat-syarat untuk menjadi

36
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
seorang mufassir. Seperti yang Dawam itu hanya akan menghambat
dikemukakan oleh Syaikh Manna’ al- usaha para pembaharu dan cendekiawan
Qathan diantaranya: 1. Berakidah benar, muslim yang ingin mengambil andil
2. Bersih dari hawa nafsu, 3. Dalam untuk menafsirkan Al-Qur’an. Menurut
menafsirkan harus mendahulukan Dawam penafsiran Al-Qur’an bukan
tafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an, hanya sekedar metodologi saja
kemudian sunnah, perkataan sahabat, melainkan sikap hati dan sikap berserah
dan jika tidak diperoleh baru merujuk diri kepada Allah agar diberikan
kepada pendapat para tabi’in, 4. petunjuk (Dawam Rahardjo: 2).
Berpengetahuan Arab yang baik, 5. Tafsir menurut Dawam ialah
Berpengetahuan tentang prinsip-prinsip mengungkapkan maksud dan petunjuk
ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an, al-Qur’an yang masih umum. Oleh
dan 6. Memiliki pemahaman yang karena itu membutuhkan penjelasan
cermat (Syaikh Manna al-Qathan, 2008: yang lebih lanjut, dan al-Qur’an
414-417). menurutnya saling menjelaskan satu
Adanya ketetapan syarat-syarat sama lainnya, oleh karena itu
mufassir diatas, Dawam sebagai sarjana ensiklopedi Dawam ini ialah tafsir al-
ekonomi dan ilmu sosial sangat tidak Qur’an dengan al-Qur’an. misalnya,
setuju dengan sejumlah ulama tafsir apabila di dalam sebuah ayat terdapat
yang menetapkan syarat-syarat yang kata ‘Adl, Fasiq, dan Zhalim. Maka
sulit untuk dipenuhi, dimulai dari Al- pastilah akan ada penjelasan mengenai
Qur’an yang harus ditafsirkan secara kata tersebut di dalam ayat lainnya. Bagi
lengkap 30 juz. Menurutnya hal Dawam tafsir al-Qur’an merupakan
demikian sangat sulit untuk proses pemkomparasian antara petunjuk
dilaksanakan karena akan memakan dan penjelasannya untuk mendapatkan
waktu yang sangat lama. Sedangkan petunjuknya dengan jelas (Fadhli
masyarakat sudah sangat membutuhkan Lukman, 2014: 66)
tafsir Al-Qur’an, selain itu syarat-syarat Dalam penafsirannya, penggunaan
lain yang menaharuskan untuk metode tafsir maudhi’i terpapar dengan
menguasai ilmu nahwu sharaf, badi’, jelas dalam karya Dawam Rahardjo ini.
bayan, bahasa Arab dan lain-lain. Bagi Menurutnya tafsir maudhu’i itu muncul

37
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
karena dipengaruhi perkembangan ilmu terjadi di tengah masyarakat saat itu.
sosial budaya. Dengan mengambil Kadang pula, ia mencamtumkan
contoh, pertanyaan tentang hakikat sejarah-sejarah dengan mengaitkannya
manusia, yang kemudian ditemukan kembali pada realita kehidupan
jawabannya melalui ayat Al-Qur’an masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
yang menerangkan tentang manusia. dapat dikatakan bahwa tafsir Dawam ini
Seperti yang dilakukan oleh Abbas al- menggunakan corak adabi ijtima’i
Aqqad dalam karyanya, al-Insan fi Al- dalam penafsirannya.
Qur’an. Namun metode maudhu’i yang Dawam beranggapan bahwa Al-
ditawarkan Dawam dalam tafsirnya Qur’an itu merupakan ensiklopedi yang
berbeda dengan teori maudhu’i yang unik dan isitimewa. Dikatakannya
dikemukakan oleh al-Farmawi. demikian karena seperti kita
Menurut Dawam metode maudhu’i itu menanyakan berbagai istilah misalnya,
beritik tolak pada tiga hal, yakni dari arti taqwa atau ikhlash maka ayat-ayat
konsep ilmu sosial, dari istilah Al- Al-Qur’an yang akan memberi jawaban,
Qur’an itu sendiri, dan dari isitilah ilmu melalu proses dan pengahayatan yang
keislaman (Dawam Rahardjo: 7). dilakukan secara terus menerus. Maka
Jika dilihat dari titik tolak yang seharusnya seorang muslim itu selalu
diungkapkanya, maka penafsiran hidup berdampingan dengan Al-Qur’an
Dawam dalam Ensiklopedia Al-Qur’an (Dawam Rahardjo: 17). Dawam
ini dapat dikategorikan kedalam konsep menyajikan karya tafsirnya ini kedalam
isitlah Al-Qur’an. Karena dalam bentuk ensiklopedi, yang memaparkan
penafsirannya Dawam membagi konsep tema-tema berasal dari istilah-istilah
kuncinya kedalam 27 tema yang mana dalam Al-Qur’an, menurutnya tafsir
tema-tema tersebut berasal dari istilah- seperti inilah yang dibutuhkan
istilah dalam Al-Qur’an. Dan lagi 27 masyarakat zaman sekarang ini. Dan
istilah-istilah yang diambil Dawam ini lagi, agar memudahkan penafsir
sudah sangat akrab digunakan dalam selanjutnya untuk menafsirkan Al-
bahasa masyarakat Islam. Dalam Qur’an berdasarkan tema-tema khusus
penafsirannya sering kali ia (Dawam Rahardjo: 35).
mengaitkannya dengan realita yang

38
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Untuk lebih jelasnya, penulis akan atau demon yang mengandung
memaparkan salah satu contoh pengertian yang sama dengan iblis dan
penafsiran Dawam di dalam Buku setan (Dawam Rahardjo: 274).
Ensiklopedi Al-Qur’an, Tafsir Sosial Agama dan Mitologi Setan
Berdasrkan Konsep-konsep Kunci, Dalam tradisi Kristen setan adalah
dengan mengambil tema syaythan. “kekuatan jahat yang sangat dahsyat”
Dalam memulai penafsirannya tentang sedangkan dalam tradisi Israeli setan
suatu tema, Dawam menyajikannya adalah musuh (Beelzebub). Jika dilihat
dengan cara membaginya ke dalam dalam perjanjian lama setan itu
beberapa sub tema, tema syaythan ini digambarkan dalam bentuk ular, yang
yang kemudian dibagi menjadi 3 sub menggambarkan sesuatu yang licik, dan
tema, yaitu Agama dan Mitologi Setan, pandai mengelak, bagaikan binatang
Mitologi tentang Ular, dan Syaythan melata yang buas dan sangat ditakuti.
dalam Al-Qur’an. Biasanya iblis atau setan dalam persepsi
Syaythan masyarakat kuno adalah dewa-dewa
Setan atau satan adalah istilah yang asing. Iblis itu adalah sesuatu yang
sudah akrab di tengah masyarakat tidak ghaib, katanya setiap manusia memiliki
hanya di kalangan muslim, akan tetapi sepuluh ribu iblis di sebelah kirinya, dan
juga dikenal dalam agama-agama seribu iblis di sebelah kanannya.
Yahudi dan Kristen. Di dalam Al- Mereka menyukai dan hidup ditempat-
Qur’an terdapat kata syaythan dan iblis, tempat terpencil dan kotor. Sehingga
yang mana keduanya mengandung manusia yang suka menyendiri dan
makna yang sama yaitu makhluk dan berdiam di tempat terpencil, akan
kekuatan jahat. Inilah yang nanti akan terdorong untuk melakukan hal-hal
diuraikan, mencakup kepada negatif. Oleh karena itu seseorang yang
pengertiannya, pengenalan di dalam marah dengan sangat menggebu-gebu,
agama lain dengan nama yang berbeda, sering disebut dengan “kerasukan
serta mitologi-mitologi kuno ataupun setan”. Bahkan timbulnya kecemburuan
modern yang terkenal di masyarakat pun dapat dikarenakan hasutan setan.
yang terkait dengannya. Dalam bahasa Dalam mitologi Yunani yang hidup
Inggris setan dikenal dengan nama devil dalam masyarakat Athena, Dewa

39
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Anggur, Dionysus, menganggap iblis disamakan. Namun, ajaran tentang
sebagai malaikat-malaikat yang Tuhan, kekuatan roh jahat, hari
memberontak melawan Tuhan dan kebangkitan, surga dan neraka pada
mengalami kejatuhan. Pemimpinnya ajaran Zoroaster memang mirip dengan
adalah setan. Dan, dalam bahasa Yunani ajaran Islam.
iblis disebut dengan istilah diabolos Mitologi Ular
yang artinya persekutuan dengan iblis. Dalam tradisi Yahudi, seperti yang
Lain lagi halnya dalam mitologi terdapat di dalam Perjanjian Lama
Rumania, terdapat kepercayaan dan bahwa setan yang membujuk Hawa
peribahasa-peribahasa yang adalah seekor ular. Perilaku ular yang
menggambarkan bahwa Tuhan dan menggoda dan merayu Hawa adalah
setan itu “bersaudara”, sebagaimana perilaku setan yang membujuk dan
ikatan persaudaraan antara deva dan menyesatkan manusia. Dalam mitologi
asura dalam kepercayaan India yang hidup pada bangsa-bangsa kuno
(Dawam Rahardjo: 278). yang bahkan hingga saat ini masi
Dawam Rahardjo mengutip dipercaya oleh sebagian orang, setan
pendapat Joseph Cambell, seorang ahli kerap kali digambarkan seperti ular.
mitologi Amerika yang menyatakan Dalam kepercayaan India kuno
bahwa kepercayaan Islam itu misalnya, keburukan-keburukan dewa
merupakan kelanjutan dari sebuah disebut juga sebagai ular atau naga. Saat
tradisi Zoroaster-Yahudi-Kristen. Islam sekarang ini orang yang jahat dan
hanya memulihkan kembali tradisi itu banyak menyembunyikan perbuatan
ke dalam pengertian yang benar dan jahatnya dan melakukan keburukan,
kemudian dirumuskan secara sempurna, maka akan disebut sebagai ular untuk
khususnya mengenai konsep setan dan menggambarkan kejahatannya. Dalam
iblis. Kemudian Dawam melanjutkan ranah politik pun tidak jarang digunakan
dengan pendapatnya bahwa, Islam sebutan seperti itu. Ular adalah
berbeda dengan Zoroaster ataupun yang penggambaran untuk setan, iblis dan
biasanya disebut dengan agama Majusi, orang yang jahat (Dawam Rahardjo:
terdapat perbedaan yang fundamental di 282).
dalamnya sehingga tidak dapat

40
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Syaythan dalam Al-Qur’an kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang
Setan berasal dari kata sya-tha-nun, banyak lagi baik dimana saja yang
sebagai kata benda Syaythan, kamu sukai, dan janganlah kamu dekati
pohon ini, yang menyebabkan kamu
diterjemahkan oleh Hanna E. Kassis termasuk orang-orang yang zalim. Lalu
dengan satan, yang memang sudah keduanya digelincirkan oleh syaitan
dari surga itu dan dikeluarkan dari
menjadi istilah Inggris. Dalam Al- keadaan semula dan Kami berfirman:
Qur’an kata setan disebut 88 kali dalam "Turunlah kamu! sebagian kamu
menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
35 surat. Mawlana Muhammad Ali kamu ada tempat kediaman di bumi, dan
mengatakan dalam tafsirannya terhadap kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan"
surat al-Baqarah ayat 36 yang dikutip Setan juga diperuntukkan untuk
oleh Dawam menyebutkan bahwa setan menggambarkan berbagai perilaku dan
adalah salah satu sebutan iblis. Hal peranan manusia. Tafsir The Holy
tersebut merupakan tafsirannya Qur’an karya Muhammad Ali,
terhadap ayat 34-36. Secara keseluruhan menyebutkan beberapa hal tentang
ayat tersebut berbunyi sebagai berikut: setan yang berbentuk manusia. Seperti
(Dawam Rahardjo: 284) yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat
ٓ‫ا‬ َ ‫ٓأِلد َمۡ فَ َس‬
َ َ َٰٓ َ َ َ ُ
ۡ‫ج ُد ٓواۡ إَِّل‬ ۡ ‫ج ُد‬
ۡۡ‫وا‬ ُ ‫كةِۡۡٱس‬
ِ ‫ِإَوذۡۡۡقلناۡ ل ِلملئ‬ Ali Imran ayat 175 sebagai berikut:
َ َ َ َ َ
٣٤ۡۡ‫ين‬ َۡ ‫بۡۡ َوَكنۡ م َِنۡۡٱلكٰف ِِر‬ َۡ َ ‫َبۡ َۡوۡٱس َتك‬ٰ َ ‫ِيسۡ أ‬ ‫إِبل‬ (Dawam Rahardjo: 290)
ََُ َ‫ُ َ َ َ َ ُ َ َا‬ ََ ٓ َ ُ َُ ‫ا‬ ُ َ ‫ا‬
ۡ‫َوقل َۡنۡاۡۡيََٰٓ َـاد ُمۡۡٱسكنۡۡۡأنتۡ وزوجكۡۡٱۡلن ۡةۡۡولُك‬
َ ُ ۡ‫إِن َماۡ ذٰل ِك ُمۡ ٱلشي َطٰ ُنۡ ُيوِفۡ أو ِِلَا َءهُۥۡ فَل‬
‫ا‬ َ َ ََ َُ ُ َ ً َ َ َ ُّ ‫نت‬
َ ‫مۡمؤ ِمن‬ ُ
ُ ‫نۡك‬ ُ َ َ ُ ُ ََ
ۡ‫ج َرَۡة‬ َ ‫لش‬ ‫اۡوَّلۡتق َربَاۡهٰ ِذهِۡٱ‬ ‫اۡحيثۡشِئتم‬ ‫مِنهاۡرغد‬ ۡ)١٧٥(ۡ‫ِي‬ ِ ‫ونۡإ‬
ِ ‫َتافوهمۡوخاف‬
َ ُ ٰ َ ‫َ َاُ َ ا‬ َ ٰ‫ا‬ َ ُ َ
ۡ‫نۡعن َها‬ ۡ ‫ فأزلهمۡاۡٱلشيط‬٣٥ۡ‫ي‬ َۡ ‫ف َتكوناۡم َِنۡۡٱلظل ِ ِم‬ Sesungguhnya mereka itu tidak lain
ُ ُ َُ َ َ ََ
ۡ‫واۡ َۡبعضكم‬ ۡ ‫ۡوقل َناۡٱهب ِ ُط‬ ِِۖ‫فأخ َر َج ُه َماۡم اِماَۡكناۡفِيه‬
hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya
َ َ َ َ ُ َ َ ‫ِلِ َعض‬
ۡ‫ۡرضۡ ُمس َتقر َۡو َمتٰ ٌعۡإ ِ َٰل‬
ۡ ِ ‫ّ َۡولكم ِِۡفۡۡٱۡل‬ٞۖ ‫ۡع ُدو‬
(orang-orang musyrik Quraisy), karena
ٍ itu janganlah kamu takut kepada
٣٦ۡ‫ِي‬
ٖ ‫ح‬
mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu benar-benar orang yang beriman.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman Dalam ayat tersebut setan
kepada para malaikat: "Sujudlah kamu digambarkan segai kelompok yang
kepada Adam," maka sujudlah mereka
kecuali Iblis; ia enggan dan takabur menakut-nakuti kamu Muslim dengan
dan adalah ia termasuk golongan ancaman-ancamannya. Dalam ayat lain,
orang-orang yang kafir. Dan Kami
berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh yaitu Q.S al-Nas ayat 1-6 dijelaskan

41
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
secara gambling bahwa setan itu, yang Q.S al-Isra ayat 88: (Dawam Rahardjo:
gejalanya dapat dilihat dari bisikan 291)
َ
َٰٓ َ َ ۡ‫ٱۡل ُّن‬
kejahatan, bisa dating dari jinn, yaitu ۡ‫لَعۡ أنۡ يَأتُوا‬ َ ُ ۡ‫ت‬
ِ ‫ٱۡلنسۡ و‬
َََ ‫ُ ا‬
ِ ِ ‫قلۡ لئ ِ ِنۡ ٱجتمع‬
sesuatu yang tersembunyi dan bisa pula َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ
ِ ‫ب ِ ِمث ِلۡ هٰذاۡ ٱلقرء‬
ۡ‫انۡ َّلۡ يأتونۡ ب ِ ِمثلِهِۦۡ ولوۡ َكن‬
menjelma ke dalam diri manusia:
ٗ ‫ۡظه‬َ َ ُ ُ َ
َ ۡ)٨٨(ۡ‫ريا‬ ِ ‫بعضهمِۡلِ ع ٖض‬
ۡ)٢(ۡ ‫اس‬ ِ ‫ِكۡٱنلا‬ِ ‫) ۡ َمل‬١(ۡ ‫اس‬ ِ ‫بۡٱنلا‬ َ ُ ُ ُ
ِ ‫قلۡأعوذۡ بِر‬
َ َ
ِ ‫ۡٱۡل ان‬
َ ‫اس‬ ِ ‫ِنۡشۡٱل َوس َو‬ ِ ‫إِلٰهِۡٱنلا‬
Katakanlah: "Sesungguhnya jika
ۡ)٤(ۡ‫اس‬ ِ ‫)ۡم‬٣(ۡ‫اس‬ manusia dan jin berkumpul untuk
‫ا‬
ِۡ‫ٱۡل انة‬ َ
ِ ۡ‫ۡۡمِن‬٥ۡۡ‫اس‬ ِ ‫ٱَّلِيۡ يُ َوسوِ ُسۡ ِِفۡ ُص ُدورِۡ ٱنلا‬
membuat yang serupa Al Quran ini,
niscaya mereka tidak akan dapat
ۡ)٦(ۡ‫اس‬ ِ ‫َوٱنلا‬ membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi
Katakanlah: "Aku berlindung kepada pembantu bagi sebagian yang lain".
Tuhan (yang memelihara dan Kata jin di dalam ayat diatas bisa
menguasai) manusia. Raja manusia. ditafsirkan sebagai roh jahat, tetapi juga
Sembahan manusia. Dari kejahatan
(bisikan) syaitan yang biasa sebagai pemimpin kejahatan atau orang-
bersembunyi. Yang membisikkan orang yang sangat pandai. Demikian
(kejahatan) ke dalam dada manusia.
Dari (golongan) jin dan manusia. pula halnya kata setan, bisa diartikan
Dan lagi dari ayat ini dapat sebagai jin dan maupun manusia
ditafsirkan bahwa setan itu bisa (Dawam Rahardjo: 292).
mengambil bentuk jin maupun manusia. Setelah melihat salah satu contoh
Tergantung kepada penafsiran kita penafsiran Dawam Rahardjo dalam
mengenai apa yang dimaksud sebagai Ensiklopedi Al-Qur’an di atas, pada
jin itu. Karena, sering kali yang bagian awal sebelum masuk sub
dimaksud dengan jin itu adalah manusia pembahasan, Dawam memberikan
juga. Dikalangan masyarakat Arab, sedikit prolog mengenai apa yang akan
istilah jin dipakai untuk dibahasnya di dalam sub-sub tema.
menggambarkan teman dekat atau Dapat dilihat juga Dawam sering
orang yang sangat pandai. Ini tentu akan merujuk kepada kitab-kitab agama lain,
sangat berpengaruh paa penafsiran kita serta mengaitkannya dengan berbagai
terhadap banyaknya penggunaan kata mitologi seperti mitologi Yunani, India
jin di dalam Al-Qur’an. Sebagai contoh dan Rumania. Dalam hal inipun ia
adalah ayat tentang mu’jizat Al-Qur’an sering mengutip pendapat ahli-ahli

42
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
mitologi barat untuk menafsirkannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Untuk menafsirkan kata syaythan ini backgroundnya sebagai seorang sarjana
Dawam seakan melarikan sosial begitu nampak jelas dalam
pembicaraannya kepada tema lainnya. penafsirannya. Sesuatu yang menarik di
Seperti membahas penggunaan kata ular dalam tafsirannya setelah
di berbagai mitologi. Akan tetapi menyelesaikan menafsirkan sebuah kata
meskipun demikian, pada sub bab kunci, sebelum masuk kepada kata
pembahasan terakhir, mengenai kunci yang lainnya, Dawam akan selalu
syaythan di dalam Al-Qur’an dalam mengulas sedikit mengenai kata kunci
mengupas tuntas dengan yang akan dibahas selanjutnya. Jika
mencantumkan ayat-ayat Al-Qur’an dilihat balik ke atas, pemilihan Dawam
yang berkaitan dan kemudian juga untuk membahas mengenai mitologi-
menambahkan penafsiran ulama dari mitologi terlebih dahulu dan merujuk
kitab tafsir lainnya untuk menguatkan kepada kitab suci agama lain adalah
penafsirannya. sebagai pembandingnya atau digunakan
Dari sinilah dapat dilihat bahwa sebagai informasi tambahan dalam
Dawam menggunakan metode menambah wawasan.
maudhu’i dalam kitab tafsirnya. Sebagai seorang sarjana sosial
Meskipun sebelumnya Dawam seakan Dawam membuktikan dirinya mampu
ingin berpanjang lebar membahas untuk menghasilkan kitab tafsir dan
makna syaithan menurut pandangan menafsrikan al-Qur’an dengan warna
agama lain, mengutip pendapat- dan sudut pandang yang berbeda. Meski
pendapat dari kitab suci agama lain, melalui banyak kritikan pun pembelaan
namun di ujung pembahasan ia seakan dari para cendekiawan-cendekiawan
memperlihatkan bawah al-Qur’an lah muslim lainnya. Dawam Rahardji ingin
yang dapat menjawab semuanya dengan masyarakat Indonesia bisa meresapi dan
sempurna. Terlihat dengan banyaknya membaca dengan penuh hikmah tulisan
ayat-ayat dan penafsiran para ulama di dalam karyanya ini. Karena semua
dalam menyelesaikan penafsirannya istilah kunci-kunci yang digunakan
terhadap sebuah kata kunci. Dawam adalah bahasa yang sering
ditemui oleh masyarakat sehari-hari,

43
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020
sehingga akan semudah dalam QAYYIM AL-
memahaminya. JAUZIYYAH." Jurnal
Ulunnuha 7.1 (2018): 67-78.
Lukman Fadhli, Konsep Kunci Ala
KESIMPULAN Dawam Rahardjo, Jurnal Ilmu
Dawam Rahardjo sebagai seorang al-Qur’an dan Hadis, Volume
4, Nomor 01, Juli, 2014
sarjana ekonomi yang memiliki
Rahardjo M Dawam, 1996, Ensiklopedi
kepercayaan diri yang sangat tinggi Al-Qur’an, Tafsir Sosial
dalam membuat Ensiklopedi Al-Qur’an Berdasarkan Konsep-konsep
Kunci, Jakarta: Paramadina,
ini. Dengan lahirnya karya Dawam di
_______, 1993. Intelektual
era tafsir kontemporer ini telah banyak Intelegensia, dan Perilaku
memberikan pembaruan. Seperti halnya Politik Bangsa: Risalah
Cendekiawan Bandung: Mizan
pandangannya terhadap syarat-syarat
_______, 1999. Islam dan Transformasi
sebagai seorang mufassir. Ia juga Sosial, Yogyakarta: Pustaka Belajar
memiliki ciri khas penafsirannya sendiri al-Qhathan Manna’, 2008. Pengantar
dengan tidak menafsirkan Al-Qur’an Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar
lengkap 30 Juz, dan lebih memilih Wardani, 2017. Tren Perkembangan
membuatnya seperti ensiklopedi Pemikiran Kontemporer
berdasarkan istilah-istilah tema yang Metodologi Tafsir Al-Qur’an
di Indonesia, Banjarmasin:
diambil dari Al-Qur’an itu sendiri.
Tanpa Penerbit

REFERENSI
Fauzi Ihsan Ali, 2007, et al, Demi
Toleransi Demi Pluralisme,
Jakarta Selatan: Paramadina
Ghofur Saiful Amin, 2008, Profil Para
Mufasir Al-Qur’an,
Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani
Gusmian, Islah, 2002, Khazanah Tafsir
Indonesia: Dari Hermeneutika
hingga Ideologi, Jakarta:
Teraju.
Hafizullah, Hafizullah. "METODE
PENAFSIRAN IBNU AL-
44
Istinarah, Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai