PENDAHULUAN
Nyeri merupakan keluhan tersering pada pasien post operasi batu ginjal.
Prevelensi nyeri post operasi pada pasien batu ginjal meliputi nyeri ringan
15,92%, nyeri sedang 26,38% dan nyeri berat 57,70% (Istiqomah, 2010). Pasien
post operasi sering mengalami nyeri hebat meskipun diberikan obat analgesik
(Saputra, 2013).
pasien post operasi batu ginjal di ruang rawat inap sebanyak 23 pasien selama 2
pada tanggal 13-14 Desember 2019 di ruang Bougenvil RSUD dr. Soegiri
nyeri, 6 orang (60%) mengalami nyeri berat meskipun sudah diberikan obat
sedangkan prosedur terbaik untuk manajemen nyeri pasca operasi dalam kasus
1
2
Bila nyeri tidak ditangani secara baik maka dapat menyebabkan kerusakan
jaringan lebih lanjut, karena terjadi perubahan ekspresi dari saraf saraf, yang
upaya yang dilakukan untuk menangani nyeri pasien post operasi yaitu secara
meditasi, terapi musik, terapi dzikir, terapi nafas dalam, terapi relaksasi. Salah
satu terapi relaksasi dan distraksi yang dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri
operasi batu ginjal dapat menggunakan teknik terapi benson. Terapi benson
meningkatkan perasaan rileks serta merupakan obat penenang untuk situasi pada
saat nyeri (Harista A, 2012). Hasil penelitian Warsono, dkk (2019) menunjukkan
terapi benson efektif untuk menurunkan skala nyeri berat menjadi sedang 95%
Salah satu teknik distraksi yang dapat dilakukan untuk penurunan nyeri
post operasi batu ginjal dapat menggunakan terapi musik jenis murottal. Terapi
bertujuan untuk memberikan ketenangan jiwa yang tenang dan mengurangi rasa
nyeri (Widayati, 2011). Hasil penelitian Khasinah & Anita (2015) menunjukkan
bahwa terapi murottal dapat menurunkan skala nyeri dari berat menjadi ringan
100% dengan pasien post operasi Open Reduction Internal Fixation (ORIF).
3
menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi batu ginjal, peneliti ingin
mengabungkan dua teknik sekaligus yaitu terapi benson dan murottal sebagai
pendamping teknik farmakologi. Karena tingkat nyeri pada pasien post operasi
batu ginjal sebagian besar nyeri berat yang tidak hilang dengan analgetik dan
menurunkan nyeri secara signifikan, lebih cepat dan efektif dari skala nyeri berat
menjadi ringan. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tersebut
untuk mengetahui “pengaruh terapi benson dan murottal terhadap penurunan nyeri
pada pasien post operasi batu ginjal di RSUD dr. Soegiri Lamongan’’.
Apakah ada pengaruh pemberian terapi benson dan murottal terhadap nyeri
penurunan skala nyeri post operasi batu ginjal di RSUD dr. Soegiri Lamongan.
1.4.1 Akademik
pemberian terapi benson dan murottal terhadap nyeri post operasi batu ginjal.
1.4.2 Praktis
1) Bagi Responden
(3) Mendapatkan pengalaman baru tentang penurunan skala nyeri dengan metode
nyeri pada pasien post operasi batu ginjal dengan pengembangan terapi non
farmakologi asuhan keperawatan pada pasien pots operasi batu ginjal dengan
batu ginjal.
Dapat menjadi masukan dalam ilmu pengetahuan yang didapat saat kuliah
dan dijadikan perbaikan untuk penerapan penanganan nyeri post operasi batu
TINJAUAN TEORI
biasanya terdapat dalam ginjal tubuh seseorang, dimana tempat bernaugannya urin
Lokasi batu ginjal dijumpai di kaliks atau pelvis dan bila akan dikeluarkan
berhenti di ureter atau kandung kemih. Batu ginjal sebagian besar mengandung
kalsium, batu oksalat, kalsium oksalat, kalsium fosfat, secara bersama dapat
dijumpai sampai 65-85% dari jumlah keseluruhan batu ginjal. Batu ginjal
Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral dalam urin mencapai nilai
2.1.2 Etiologi
6
7
1) Genetik (bawaan)
Ada orang orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal
sejak lahir, meskipun kasusnya relatif sedikit anak yang sejak kecil mengalami
gangguan metabolisme khususnya di bagian ginjal yaitu air kencing nya memiliki
batu karena fungsi ginjal tidak bekerja normal maka kelancaran proses
mengeluarkan air kemih mengalami gangguan. Misalnya banyak zat kapur di air
2) Makanan
Sebagian besar batu ginjal disebabkan oleh faktor makanan dan minuman.
3) Aktifitas
Faktor pekerjaan dan olah raga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal.
orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih besar dibanding pada orang yang
banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang olahraga atau kurang
2.1.3 Patofisiologi
Menurut Potter & Perry (2009) Batu ginjal terjadi akibat perubahan
kelarutan sebagai zat di urine sehingga terjadi nukleus (pembentukan inti batu)
8
sebanyak 2 liter perhari atau lebih sebagai salah satu bentuk pencegahan
( protektif). Berbagai hipotesis diajukan termasuk pengenceran zat, jenis zat yang
Individu yang rentang mengalami batu ginjal, diit tinggi protein semakin
transien resopsi kalium dari tulang. Efek ini sering muncul pada individu dengan
konsentrasi oksalat dalam diet umumnya terlalu rendah untuk mendukung anjuran
Salah satu hipotesis menyatakan bahwa terdapat suatu efek genetik umum
nyeri sampai batu tersebut pecah dan terbawa menyusuri ureter, yang
menyebabkan kolik ureter. Hematuria dan kerusakan ginjal dapat terjadi tanpa
2.1.4 Komplikasi
Menurut Potter & Perry (2009) komplikasi pada batu ginjal sebagai berikut :
2) Infeksi akibat diseminasi partikel pada batu ginjal atau bakteri akibat
obstruksi.
3) Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan atau
4) Obstrusi urine dapat terjadi dibagian mana saja disaluran kemih. Obstruksi
karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua
ginjal terserang.
6) Setiap kali terjadi obstruksi aliran urin (stasis), kemungkinan infeksi bakteri
meningkat
1) Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari
jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk
menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu
terkadang batu terletak didepan banyangan tulang, sehingga dapat luput dari
penglihatan. Oleh karena itu, foto polos sering perlu ditambahi foto pielografi
intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontraks akan
bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontraks ini tidak
pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan : elergi terhadap bahan kontras, faal ginjal
yang menurun dan pada wanita hamil. Pemeriksaan USG dapat untuk melihat
jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini
2) Laboratorium
Menurut Potter & Perry (2009) Nyeri yang berkaitan dengan batu ginjal di
sebabkan oleh peradangan ureter, pelvis atau ginjal. Keparahan nyeri berkaitan
dengan derajat peregangan yang terjadi, karena sangat parah pada obstruksi akut,
satu ginjal yang fungsional. Nyeri hematuria bahkan obstruksi ureter akibat batu
2.1.7 Klasifikasi
Batu ginjal pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat, asam urat,
lainnya (Potter & Perry, 2009). Menurut USDHHS (2012) jenis batu ginjal dibagi
1) Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai yaitu kurang lebih 70 - 80% dari
seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat,
kalsium fosfat, atau campuran kedua unsur itu. Proses terjadinya batu kalsium
sebagai berikut:
(1) Hiperkalsiuri : kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari 300 mg/ 24 jam.
(2) Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urin yang melebihi 45 gram per hari.
Keadaan dijumpai pada pasien yang habis pembedahan usus dan banyak
mengkomsumsi oksalat.
(3) Hiperurikosuria : asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai
2) Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
kuman pemecah golongan urea yang dapat menghasilkan enzim urease dan
13
merubah urine menjadi bersuasana basa. Suasana basa yang memudahkan garam
Batu asam urat merupakan 5-10 % dari seluruh batu saluran kemih.
Diantara 75-80% batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat. Sumber asam urat berasal dari diet yang
mengandung purin dan metabolisme endogen di dalam tubuh. Tidak seperti batu
jenis umum yang bergerigi, batu asam urat bentuknya halus dan bulat sehingga
Batu sistin, batu xanthin dan batu silikat sangat jarang dijumpai. Batu sistin
dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan timbunya batu silikat.
2.1.8 Penalaksanaan
1) Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus
2) Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran kemih
adalah batu yang telah menimbulkan obstruksi, infeksi atau indikasi sosial.
yang disebabkan oleh kerusakan jaringan tubuh atau berpotensi terjadi kerusakan
jaringan yang meliputi komponen objektif, subjektif, proses fisiologi nyeri, emosi
dan psikologi. Respon nyeri sangat bervariasi antar individu maupun individu
yang sama dalam waktu yang berbeda (Andarmoyo, 2013; Morgan, 2013).
Nyeri adalah sebagai sebuah gejala, tanda atau sebuah sindrom dan
sangat bervariasi antar individu maupun individu yang sama pada waktu yang
2.2.2 Fisiologi
Neuron eferen merupakan pengiriman dan penerima aktif dari sinyal elektrik
dan kimiawi.
15
3) Modulasi adalah proses amplikasi sinyal neural terkait nyeri. Proses ini
terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis, dan yang mungkin terjadi di
frontalis, hipotalamus, dan area otak lainya ke otak tengah dan medula
1) Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit atau intervensi
bedah dan memiliki permulaan yang cepat dengan intensitas yang ringan sampai
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik berlangsung lebih lama dari pada nyeri akut, dengan intensitas
Bagian pada tubuh seperti otot otot atau tulang (struktur somatis), struktur somatis
16
yang dalam tubuh intensitas nyerinya berbeda beda. Tulang dan kartiligo biasanya
4) Nyeri Psikogenetik
Nyeri psikogenetik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya
skala nyeri menutut Potter & Perry (2009) dalam Qur’ani (2015) sebagai berikut:
Petunjuk pengunaan untuk kedua skala tersebut adalah: “Pada skala nol
sampai dengan sepuluh, angka nol menunjukkan tidak ada nyeri yang dirasakan,
angka sepuluh menunjukan nyeri yang berat, seberapa nyeri yang klien rasakan
menunjukkan titik pada garis yang menunjukan letak nyeri tersebut di sepanjang
garis tersebut, ujung garis kiri (tidak ada nyeri), kanan biasanya menimbulkan
(nyeri paling berat), nilai hasil diletakkan di sepanjang garis dan jarak yang
dibuat klien pada garis dari tidak nyeri di ukur dan ditulis dalam sentimeter.
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
7-9 : Nyeri berat, klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1 : sedikit nyeri
4 : sangat nyeri
5 : nyeri hebat
Pengkajian nyeri menurut Potter & Perry (2009) yang dilakukan dengan
lebih baik? Apa yang menyebabkan nyeri lebih buruk? Apa yang dilakukan
saat nyeri? Dan apakah radsa nyeri tersebut dapat mambangun anda saat
tidur?
seperti diiris iris, tajam, ditekan, ditusuk tusuk, rasa terbakar, kram atau
4) Severity : seberapa parah nyernya? Dari rentan 0-10 menggunakan skala nyeri
0-10
5) Time : kapan nyeri itu timbul? Apakah terus menerus atau hilang timbul?
Berapa lama nyeri timbulnya? Apakah terus menerus atau hilang timbul?
antara lain :
reaksi terhadap nyeri dan ekpresi nyeri, contohnya individu dari budaya tentu
budaya lain justru lebih memilih menahan perasaan mereka dan tidak ingin
2) Tahap Perkembangan
akan mempengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini anak- anak
dewasa, dan kondisi ini dapat menghambat penanganan nyeri untuk mereka.
Disisi lain prevalensi nyeri pada individu lansia lebih tinggi karena penyakit
20
akut ataupun kronis yang mereka derita. Walaupun ambang batas nyeri tidak
berubah karena penuaan, tetapi efek analgesik yang diberikan menurun karena
dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut dapat memperberat nyeri. Selain
itu dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor penting
dan kepekaannya terhadap nyeri. Selain itu keberhasilan atau kegagalan metode
Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi. Ancaman yang
percaya bahwa mereka mampu mengontrol nyeri yang mereka rasakan akan
mengalami penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan menurunkan persepsi
nyeri mereka.
Metode yang digunakan untuk menurunkan nyeri pada post operasi yakni
1. Penatalaksanaan Farmakologi
analgesiknya telah kelihatan dalam waktu dalam satu jam setelah pemberian per
oral, sedangkan efek NSAID telah tampak daam waktu satu dua minggu, efek
maksimalnya timbul bervariasi 1-4 minggu, setelah pemberian per –oral kadar
puncaknya NSAID dalam darah mencapai dalam waktu 1-3 jam setelah
nyeri post operasi dan kanker, menyebabkan peningkatan peptida opioid enderfin
efek samping depresi pernafasan mual dan muntah, obat tersebut yang sering
diberikan pada pasien pasca operasi (Michael, 2005 dalam Resti, 2015)
distraksi meliputi musik, doa, dzikir dan salah satunya yakni murottal.
2) Teknik relaksasi adalah kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress yang memberikan individu dapat mengontrol diri ketika merasa tidak
22
nyaman dan nyeri, emosi dan stress fisik pada nyeri. Bentuk- bentuk teknik
relaksasi otot, relaksasi kesadaran indra, dan salah satunya yakni benson.
dalam kehidupan sehari hari, atau kegiatan membolak balik pikiran dalam
pribadi, hidup dan prilaku. Bentuk relaksasi meditasi yakni meditasi zen
lawan bicara, disertai dengan keseriusan penuh anggota tubuh dan jauh dari sikap
sikap pura pura. Mendengarkan bisa diartikan sebuah pembicaraan oleh telinga,
2011).
mekanis di telinga bagian dalam menjadi sinyal yang bergerak menuju ke otak
(Smaldino, 2011).
23
Alquran yang dibacakan secara tartil dan benar akan mendatangkan jiwa yang
tenang. Lantunan ayat ayat alquran secra fisik mangandung unsur unsur manusia
lebih tinggi dibanding dengan gelombang beta. Ini membuktikan manusia dapat
rileks dan tenang saat bacaan Al Qur’an dalam kondisi rileks dibandingkan suara
musik keras dan dalam keadaan istrahat (Abdullah & Omar, 2012).
Baqoroh: 255 (ayat kursi) surat Al Ikhlas, surat Al Falaq, Ar Rahman dan Annas
semuanya berdurasi 12 menit 17 detik. Menurut maryani (2013) lama dan jumlah
24
setiap hari, tiga kali per minggu surat Ar Rahman dengan durasi 17 menit 12 detik
dengan volume sedang dilantunkan oleh Syaikh Saad Al- Ghamdi Hafs dari asim.
dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon
cemas, tegang dan memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan nyeri
pendengaran. Setiap bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi atau getaran udara
akan diterima oleh telinga. Getaran tersebut diubah menjadi impuls mekanik di
telinga tengah dan diubah menjadi impuls elektrik ditelinga dalam dan diteruskan
Getaran suara bacaan Al qur’an akan ditangkap oleh daun telinga yang akan
bergetar. Getaran ini akan diteruskan ke tulang –tulang pendengaran yag bertautan
antara satu dengan yang lainnya. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya
perbedaan ion kalium dan ion natrium menjadi aliran listrik melalui saraf
otak yang dikenal dengan area wernicke, diarea inilah sinyal dari area asosiasi
somatik, visual, auditorik bertemu satu sama lain. Sinyal-sinyal diarea wernicke
memory emosi), di samping itu menerima sinyal dari talamus. Sinyal tersebut
kemudian dihantarkan menuju limbik yang akan memberikan respon yang tepat
kepada tubuh. Sinyal dari organ sensori juga dapat dihantarkan menuju amigdala
menuju saraf kecil yang menghubungkan thalamus dan amigdala sehingga dapat
memberikan respon yang lebih cepat. Amigdala akan mengirimkan sinyal pada
tubuh melalui otak dan memicu respon emosional. Sehingga dapat mendorong
Berikut ini adalah manfaat dari murottal (mendengarkan bacaan ayat ayat
ketenangan jiwa.
َّ ََوإِ َذا لَ ْم تَأْتِ ِه ْم بِآيَ ٍة قَالُوا لَوْ اَل اجْ تَبَ ْيتَهَا ۚ قُلْ إِنَّ َما أَتَّبِ ُع َم\\ا يُ\\و َح ٰى إِل
َ َي ِم ْن َربِّي ۚ ٰهَ\ َذا ب
berbunyi ص\ائِ ُر ِم ْن َربِّ ُك ْم
Terjemahan : “dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al-Qur’an kepada
“Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku
hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al-Qur’an ini
adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman. “dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-
meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas
dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah
gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut
sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam
Tuhan, baik orang tersebut tahu arti al-Qur’an atau tidak. Kesadaran ini akan
otak pada gelombang alpha, merupakan gelombang otak pada frekuensi 7-14
Hz. merupakan keadaan energi otak yang optimal dan dapat menyingkirkan
emosi melalui suatu aktifitas dengan tujuan tertentu yang dapat menenangkan
pikiran dan fisik seseorang. Relaksasi merupakan salah satu dari bagian non
dikelompokan ke dalam mine body and spiritual therapies (Solehati & Cecep,
2015).
2013).
28
internal sehingga dapat membantu pasien kondisi yang sehat dan sejahtera yang
dan tulang secara tidak langsung dapat mengurangi nyeri dan menurunkan
ketegangan yang berhubungan dengan fisiologis tubuh (Solehati & Cecep, 2015).
Menurut Potter & Perry (2009) dalam Inayati (2012) relaksasi memiliki
5) Meningkatan kesadaran
(2012) yaitu:
Sumber : Https://pixabay.com
3) Anjurkan klien mengambil posisi tidur terlentang atau duduk yang dirasakan
paling nyaman
Sumber : Https://www.academia.edu
4) Anjurkan klien untuk memejamkan mata dengan pelan tidak perlu dipaksakan
Sumber : Https://www.academia.edu
6) Lemaskan kepala, leher, dan pundak memutar kepala dan mengangkat pundak
berlahan lahan
7) Anjurkan klien mulai bernafas dengan lambat dan wajar lalu tarik nafas mulai
hidung, beri waktu 3 detik untuk tahan nafas kemudian hembuskan nafas
8) Kata kata atau kalimat Allah yang di ucapkan adalah asmaul husna, kalimat
9) Lalu klien diperbolehkan membuka mata. Bila sudah selesai tetep berbaring
dengan tenang beberapa menit, mula mula mata terpejam dan sesudah itu
mata dibuka.
31
Manajemen Nyeri
Benson Murottal
Pelepasan endorphin,
serotinin dan melatonin
Endorfin menutup
Nyeri menurun
Keterangan : gerbang nyeri
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.7 Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian Terapi Benson Dan Murottal
Terhadap Penurun Skala Nyeri Post Operasi Batu Ginjal di RSUD
dr. Soegiri Lamongan.
32
Keterangan :
Manajemen nyeri yang dapat dilakukan pasien pasca bedah batu ginjal yakni
farmakologi dapat diberikan dengan cara teknik distraksi dan teknik relaksasi.
menutup gerbang nyeri sehingga nyeri menurun. Teknik relaksasi yakni benson
terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh menjadi
2.6 Hipotesis
benson dan murottal terhadap penurunan nyeri batu ginjal di RSUD dr. Soegiri
Lamongan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
(Notoadmojo, 2012). Dalam bab ini kan membahas tentang: (1) Desain penelitian,
(2) Waktu dan tempat penelitian, (3) Kerangka kerja, (4) Identifikasi variabel, (5)
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari seluruh proses penelitian atau
suatu keputusan yang dibuat oleh peneliti dengan kata lain peneliti tersebut bisa
yang diberikan pada kelompak perlakuan dengan kelompok kontol sebelum dan
Tabel 3.1 Rancangan penelitian quasy-experiment pre-post test with control grup.
K-A O 1 01-A
K-B O - 01-B
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Keterangan :
K-A : Subjek (pasien post operasi batu ginjal) yang diberi perlakuan
33
34
K-B : Subjek (pasien post operasi batu ginjal) yang tidak diberi perlakuan
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari –Maret 2020 di ruang
Kerangka kerja adalah langkah langkah dalam aktifitas ilmiah mulai dari
penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal penelitian
Purposive sampling
Kelompok perlakuan
(n=10) kombinasi Kelompok kontrol
murottal dan benson (n=10) selama 2 hari
durasi : 17 menit
3x/hari selama 2 hari
Uji Paired t test dan Independent t test jika distribusi data normal, uji
Wilcoxon dan uji Mann Whitney jika distribusi data tidak normal α<0,05
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Pemberian Terapi Benson Dan Murottal
Terhadap Penurunan Nyeri Post Operasi Batu Ginjal RSUD dr.
Suegiri Lamongan
36
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
variabel lain, faktor yang diamati dan diukur menentukan ada tidaknya
suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Nursalam,
2014).
37
Definisi
Variabel Indikator Alat ukur Skala Skor
Operasioanal
Variabel Melafalkan SPO Ceklist - -
independen dzikir
kombinasi Subhanaallah,
terapi walhamdulillah,
benson dan Allahu Akbar
murottal secara berulang-
ulang sambil
mendengarkan
murottal surah
Ar Rohman
selama 17 menit
sehari.
3.6.1 Populasi
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi batu ginjal di ruang
Februari-Maret 2020.
38
3.6.2 Sampel
subjek penelitian melalui samplin (Nursalam, 2013). Sampel penelitian ini adalah
sebagian pasien post operasi batu ginjal yang mengalami nyeri di ruang
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah post operasi batu ginjal yang
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi batu ginjal
intervensi, pasien yang kondisinya menurun atau lemah pada waktu intervensi
berlangsung.
3.6.3 Sampling
Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang bener bener sesuai dengan
penelitian ini adalah purposive sampling yaitu dengan memilih pasien post operasi
batu ginjal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah diterapkan
terpenuhi.
39
S : simpang baku dari selisih nilai antar kelompok (SD= 2,67 dalam
2
( 1.64+1.28 ) 2,67
= ( 2,13 )
= 7,32= 8
= 8x20% =1.6=2
= 8+2=10 orang/kelompok
Dari hasil perhitungan besar sampel didapatkan hasil jumlah semua sampel
yakni 8 pasien per krlompok. Untuk mengantisipasi sampel yang drop out maka
1) Tahap Persiapan
(1) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dengan topik masalah yang
(2) Peneliti datang ke RSUD dengan mendapatkan izin dan dapat dilanjutkan
2) Tahap Pelaksanaan
(2) Peneliti mengidentifikasi pasien yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.
tersedia semua dalam satu waktu yaitu tahap pertama peneliti mengambil
consent untuk di tanda tangani oleh pasien atau keluarga, namun apabila
pasien tidak setuju maka peneliti tidak akan memaksa dan mengambil sampel
yang lain.
(4) Setelah pasien setuju peneliti melakukan pre test yaitu mengukur tekanan
darah, nadi, pernafasan, suhu dan skala nyeri. Setelah itu peneliti akan
tiap sesi 3x per hari selama 2 hari. Setelah perlakuan selesai pada hari ke dua
peneliti akan mengukur post test meliputi tekanan darah, suhu, nadi,
(5) Kelompok perlakuan diberikan terapi kombinasi murottal dan benson secara
lampiran 9).
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang diperoleh dari
suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bukti dari suatu
peneliti ini adalah Standar Prosedur Operasional (SPO), terapi benson dan
murottal, lembar kuesioner, data umum dan lembar observasi. Pengukuran skala
1) Editing
Peneliti kembali catatan atau data untuk mnegetahui apakah data itu cukup
baik dan dapat segera disiapkan untuk keperluan proses selanjutnya. Pada peneliti
ini data yang diperoleh akan diteliti kembali dengan maksud untuk mengetahui
2) Coding
Adalah kegitan pemberian kode numerik terhadap data yang terdiri atas
tanda atau kode berbentuk angka pada masing masing jawaban. Langkah ini
dilakukan dengan memberi kode pada variabel untuk memudahkan analisa data,
pada variabel”penurunan nyeri”, tidak nyeri (kode nol), nyeri hampir tidak terasa
(kode 1), tidak menyenangkan (kode 2), bisa toleransi (kode 3), menyedihkan
(kode 4), sangat menyedihkan (kode 4), sangat menyedihkan (koe 5), instens
(kode 6), sangat instens (kode 7), bener bener mengerikan (kode 8), menyiksa
tidak bertahan (kode 9), sakir tidak terbayang dan tidak dapat diungkapkan (kode).
3) Scoring
Adalah penetuan skor atau nilai terhadap hasil pengamatan yang diperoleh.
Pada penelitian teknik ini pemberian skor variabel dependen yaitu instensitas
Keterangan :
43
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan, secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik
7-9 : Nyeri berat, klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
50 % : Sebagian
0 : Tidak satupun
4) Tabulasi
5) Uji Statistik
perlakuan (post test) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, bila
distribusi data normal. Bila data distribusi data tidak normal maka dilakukan uji
Mann Whitney. Uji paired t test digunakan untuk membandingkan skala nyeri
44
sebelum dan sesudah perlakuan pada setiap kelompok bila distribusi data normal.
Tingkat signifikansi yang ditetapkan 95% atau 𝛼 < 0,05. Jika 𝛼 < 0,05, maka
terdapat pengaruh terapi benson dan murottal terhadap penurunan nyeri post
Peneliti meminta ijin kepada responden yang akan diteliti. Jika subjek
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
subjek pada lembar pengumpulan data, cukup diberi kode atau nomer tertentu
pada lembar tersebut. Pada peneliti ini peneliti merahasiakan nama peserta terkait
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu akan dilaporkan pada
sesuai dengan prosedur peneliti untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat dengan
3.8.5 Non maleficience (tidak membahayakan) peneliti ini tidak merugikan pasien
2010).
46
LEMBAR INTRUMEN
Dalam penelitian ini intensitas nyeri yang digunakan skala nyeri bourbanis
yaitu teknik penelitian nyeri dengan menggunakan garis yang diawali dengan
tidak nyeri (0) dan diakhiri dengan nyeri berat atau tidak terkontrol (10)
Cara : subjek mengkwantifikasi rasa nyeri dengan menandai angka pada skala
nyeri yang tertera. Kwantifikasi berdasarkan nyeri yang dirasakan subjek, yaitu :
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan, secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
47
7-9 : nyeri berat, secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
memukul.
48
Lampiran 6
LEMBAR KUISIONER
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI BENSON DAN MUROTTAL
TERHADAP PENURUNAN NYERI POST OPERASI BATU GINJAL
DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar
2. Berikan tanda chek list (√) pada kolom yang disediakan
3. Lembar kuesioner tidak perlu ditulis identitas anda
4. Setelah diisi dikumpulkan pada peneliti
Data Demografi
a. Nama pasien : ……………….
b. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
c. Umur : tahun
d. Pendidikan terakhir
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Akademik/perguruan tinggi
e. Pekerjaan
Tidak bekerja
Ibu rumah tangga
Petani
Wiraswasta
Swasta
PNS
TNI/
Tanggal operasi :
49
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok Kontrol
Tanggal :
Post
Pre Post
Tg op
No Inisial TD RR S N Skala TD RR S N Skala
l hari
nyeri nyeri
ke
50
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok perlakuan
Tanggal :
Post
Tg Inisia
no operasi Pre Post
l l
hari ke
Skala Skala
TD RR N S TD RR N S
nyeri nyeri
51
No Prosedur Ket
I Tahap persiapan
a. Persiapan Orientasi
- Memberi salam terapeutik
- Pasien dengan posisi semi fowler
- Pikiran rileks
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Tahap persiapan tempat
- Ruangan atau lingkungan yang tenang dan nyaman
c. Persiapan Alat
- Handphone
II Pelaksanaan
1. Anjurkan klien mengambil posisi semi fowler
2. Pilih surat murrotal yang akan diputar, surat Ar rahman
3. Dekatkan handphone 50 cm dari pasien
4. Anjurkan klien untuk memejamkan mata dengan pelan
tidak perlu untuk dipaksakan sehingga tidak ada
ketegangan otot disekitar mata
5. Nyalakan murottal
6. Pastikan volume 40% sesuai dan tidak terlalu keras
7. Mulai nafas lambat dan wajar, dan melafalkan
subkhanaallah, walhamdulillah, walailahaillallah allahu
akbar secara berulang ulang selama 17 menit, setelah
selesai klien diperbolehkan membuka mata, tetap
berbaring dengan tenang beberapa menit.
III Evaluasi
1. Mendokumentasi tindakan yang dilakukan
52
2. Merapikan pasien
3. Akhiri dengan salam