Anda di halaman 1dari 173

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

|Halaman judul

TESIS

PENGARUH KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP BREATHING


EXERSICETERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PADA PASIEN
POST OPERASI ORTHOPEDI FRAKTUR NONPATOLOGIS

Nama: Miranti Florencia Iswari


NIM: 131414153036

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sampul Depan

TESIS

PENGARUH KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP BREATHING


EXERSICE TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PADA PASIEN
POST OPERASI ORTHOPEDI FRAKTUR NONPATOLOGIS

Nama: Miranti Florencia Iswari


NIM: 131414153036

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sampul Dalam

PENGARUH KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP BREATHING


EXERSICE TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PADA PASIEN
POST OPERASI ORTHOPEDI FRAKTUR NONPATOLOGIS

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Keperawatan (M.Kep)


Dalam Program Studi Magister Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Oleh:
Nama: Miranti Florencia Iswari
NIM: 131414153036

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Miranti Florencia Iswari


NIM : 131414153036
Tanda Tangan :
Tanggal :

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGTESIS

PENGARUH KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP BREATHING


EXERSICE TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PADA PASIEN
POST OPERASI ORTHOPEDI FRAKTUR NONPATOLOGIS

MIRANTI FLORENCIA ISWARI


131414153036

TESIS INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGALAgustus 2016

Oleh:

Pembimbing Utama

Dr.Ah. Yusuf, S.Kp.,MKes


NIP. 196701012000031002

Pembimbing Serta

Sriyono, S.Kep.Ns.M.Kep.Sp.KMB
NIP. 197011202006041001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Keperawatan

Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M. Kes


NIP. 197212172000032001

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis ini diajukan oleh:


Nama : Miranti Florencia Iswari
NIM : 131414153036
Program Studi : Magister Keperawatan
Judul : Pengaruh Kombinasi Terapi Spiritual Deep Breathing Execise
terhadap Nyeri dan Kecemasan Pasien Post Operasi Orthopedi
Fraktur Nonpatologis

Tesis ini telah diuji dan dinilai


Oleh panitia penguji pada
Program Studi Magister Keperawatan Universitas Airlangga
Pada Tanggal 28 Juli 2016

Panitia Penguji,

1. Ketua : Dr. Ah. Yusuf, S.Kp.,M.Kes (……………….)

2. Penguji I : Sriyono, S.Kep.,Ns.,M.Kep,.Sp.KMB (……………….)

3. Penguji II : Teddy Heri Wardhana dr.Sp.OT (K) (……………….)

4. Penguji III : Dr. Tintin Sukartini, S.Kp.,M.Kes (.………………)

5. Penguji IV : Yulis Setiya Dewi, S.Kep., M.Ng (……………….)

Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Keperawatan

Dr. Tintin Sukartini, S.Kp.,M.Kes


NIP. 197212172000032001

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Pengaruh Kombinasi Terapi Spiritual Deep Breathing Exercise terhadap Nyeri
dan Kecemasan Pasien Post Operasi Orthopedi Fraktur Nonpatologis”. Tesisini
disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar magister keperawatan (M.Kep)
dalam Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Penyusunan ini tidak lepas dari bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada yan terhormat:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) sebagai Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
2. Dr. Tintin Sukartini, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Magister
Keperawatan, sekaligus sebagai penguji tesis yang telah memberikan
bimbingan dan masukan dalam menyempurnakan proposal ini
3. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing utama dalam tesis ini yang
banyak memberikan arahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan proposal
ini.
4. Bapak Sriyono, S.Kep,Ners.,M.Kep.,Sp.KMB selaku pembimbing serta dalam
tesis ini, yang telah memberikan arahan dan bimbingannya dalam
menyempurnakan proposal penelitian ini
5. Bapak Teddy Heri Wardhana dr. Sp.OT (K) selaku penguji tesis yang telah
memberikan koreksi dan masukan dalam menyempurnakan tesis ini
6. Ibu Yulis Setiya Dewi, S.Kep., M.Ng selaku penguji tesis yang telah
memberikan koreksi dan masukan dalam menyempurnakan tesis ini
7. Ibu Ninuk Dian Kurniawati, S.Kep.,Ns.,MANP selaku pembimbing akademik
yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi untuk belajar dan
terus belajar
8. Dr. Pangestu Widodo, MARS selaku direktur Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

9. Ns. Lismawati,S.Kep selaku kepala ruangan rawat inap bedah Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang yang terbuka dalam memberikan data tentang
pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis dan selalu bersedia
membantu dalam penyelesaian tesis ini
10. Semua responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini
11. Kedua orang tua, suami dan anak-anakku tercinta yang selalu memberikan
dukungan, doa dan semangat dalam menyelesaikan tesis ini
12. Teman-teman magister keperawatan angkatan 7 atas dukungan, doa dan
bantuan kalian dalam menyelesaikan tesis ini
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tesis ini. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari segenap
pembaca. Akhir kata semoga tesis ini dapat dilanjutkan untuk disetujui dilakukan
penelitian.

Surabaya, Agustus 2016

Penulis

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertanda tangan


dibawah ini:
Nama : Miranti Florencia Iswari
NIM : 131414153036
Program Studi : Magister Keperawatan
Departemen : Keperawatan
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non- exclusive Royalty-
Free Right) atas Karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengaruh Kombinasi Terapi Spiritual Deep Breathing Exercise terhadap
Nyeri dan Kecemasan Pasien Post Operasi Orthopedi Fraktur
Nonpatologis”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Airlangga berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surabaya
Pada tanggal : 4 Agustus 2016
Yang menyatakan,

(Miranti Florencia Iswari)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

PENGARUH KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP BREATHING


EXERSICE TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PADA PASIEN
POST OPERASI ORTHOPEDI FRAKTUR NONPATOLOGIS
Oleh: Miranti Florencia Iswari

Nyeri pada pasien post operasi orthopedi memiliki karakteristik akut


dengan level severe yang disebabkan karena derajat kerusakan yang menciderai
mulai dari superfisial, jaringan lunak, boned exposed, pembuluh darah dan syaraf.
Permintaan analgetik untuk mengurangi nyeri yang meningkat pada pasien post
operasi orthopedi tersebut sejalan dengan tingginya resiko efek samping obat
seperti pruritus, mual dan muntah, pusing, mulut kering, perasaan lemah,
gangguan penglihatan, palpitasi, sedasi, confused, agitasi, retensi urine hingga
konstipasi. Hal ini akan menyebabkan waktu pemulihan yang memanjang,
terhambatnya ambulasi dini, penurunan fungsi sistem dan terhambatnya discharge
planning. Penelitian pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang kepada 3 orang pasien pada hari pertama pasca
operasi orthopedi menunjukkan 1 orang pasien mengeluh nyeri dengan skala 7
dan skor cemas 28, 2 orang pasien mengeluh nyeri dengan skala 6 dan skor cemas
masing-masing 27 dan 25. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh
kombinasi terapi spiritual deep breathing exerciseterhadap nyeri dan kecemasan
pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasiexperiment
dengan rancangan penelitian pre-post test control group design. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan efektivitas intervensi yang diberikan pada
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol pada saat sebelum dan setelah
pemberian intervensi. Dalam pelaksanaan penelitian, kelompok perlakuan diberi
terapi standar di ruangan (ketorolak 30 mg) dan intervensi spiritual deep
breathing exercise, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi terapi standar di
ruangan tanpa intervensi. Kedua kelompok dilakukan pengukuran terhadap
variabel nyeri dan tingkat kecemasan, pada saat sebelum dan setelah intervensi.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi orthopedi fraktur
nonpatologis yang dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP)
dengan kriteria inklusi : pasien yang akan menjalani operasi orthopedi fraktur non
patologis tanpa operasi penyerta lainnya, beragama Islam, berusia 15 - 60 tahun,
pasien dengan waktu 24 jam pasca operasinya berada pada pukul 08.00-11.00
WIB, pasien dalam kondisi sadar penuh saat dilakukan pengkajian maupun
intervensi, pasien memiliki kemampuan baca tulis, pasien tidak mengalami
gangguan pendengaran, pasien bersedia menjadi responden dengan
menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent). Variabel
dalam penelitian ini adalah terapi spiritual deep breathing exercise, nyeri dan
kecemasan, dengan variabel perancu usia, jenis kelamin dan riwayat pembedahan.
Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney karena sebaran
data yang tidak normal.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) ada pengaruh kombinasi terapi spiritual
deep breathing exercise terhadap nyeri pada pasien post operasi orthopedi fraktur
nonpatologis, 2) ada pengaruh kombinasi terapi spiritual deep breathing exercise
terhadap kecemasan pada pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SUMMARY

THE EFFECT OF SPIRITUALDEEP BREATHING EXERCISETHERAPY


TOWARD PAIN AND ANXIETYAMONG NON PATHOLOGIC
FRACTURE ORTHOPEDICS POST-OPERATION PATIENTS
By: Miranti Florencia Iswari

Pain felt by orthopedic post operation patients has acute characteristic with
its severe level due to damage degree which harm superficial, soft tissue, boned
exposed, blood vessel and nerve system. Analgesic request to reduce the
increasing pain among orthopedic post-operation patients is in line with high risk
of side effect such as pruritus, nauseous and vomiting, headache, dry mouth, limp,
vision disorder, palpitation, sedation, confused, agitation, urine retention and also
constipation. These would lengthen the recovery time, hampered early
ambulation, decreasing system function and hampered discharge planning.
Preliminary study conducted in Muhammadiyah Hospital in Palembang toward 3
patients on first day of orthopedic post operation reported that 1 patient complain
scale 7 of pain and score 28 of anxiety while the remaining 2 complain scale 6 of
pain and score 27 and 25 of anxiety. Objective of this study was to explain
combination effect of spiritual therapy deep breathing exercise toward pain and
anxiety of non pathologic fracture orthopedics post operation patients.
Study design used in this paper was quasi experiment with pre-post test
control group design. This study was conducted to compare intervention
effectiveness given toward treatment group and control group before and after the
intervention. In this study, treatment group has standard therapy(ketorolak 30 mg)
andintervention of spiritual deep breathing exercise, while control group would
only receive standard therapy in their room without additional intervention. Both
group was measured for its pain and anxiety level, before and after intervention
was given.
Population of this study were non pathologic fracture orthopedic post-
operation patients in Muhammadiyah Hospital of Palembang (RSMP) with
inclusion criterion: patient whose about to receive non pathologic fracture
orthopedic operation without other additional operation, Moslem, about 15-60
years old, patient with its 24 hours post operation would be during 08.00-11.00

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

WIB, patient was fully conscious during reviewing or intervention, patient is


literate, patient has no hearing disorder, patient was willing to become respondent
by signing informed consent form. Variables in this study are spiritual therapy
deep breathing exercise, pain and anxiety level, with confounding variables in
age, sex and operation record. Data was analyzed using Wilcoxon and Mann-
Whitney due to abnormal data distribution.
Result of this study revealed that 1) there was combination effect of
spiritual therapy deep breathing exercise toward pain felt by non pathologic
fracture orthopedic post-operation patients, 2) there was combination effect of
spiritual therapy deep breathing exercise toward anxiety of non pathologic
fracture orthopedic post-operation patients.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

PENGARUH KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP BREATHING


EXERSICE TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PADA PASIEN
POST OPERASI ORTHOPEDI FRAKTUR NONPATOLOGIS
Oleh: Miranti Florencia Iswari

Nyeri akut pada tingkat severe dan kecemasan yang tidak teratasi post operasi
orthopedi fraktur nonpatologis menyebabkan tingginya permintaan analgetik pada
pasien, yang menyebabkan tingginya resiko efek samping obat seperti pruritus,
mual dan muntah, pusing, mulut kering, perasaan lemah, gangguan penglihatan
dan sebagainya. Hal tersebut akan menyebabkan waktu pemulihan yang
memanjang, terhambatnya ambulasi dini dan discharge planning. Tujuan dari
penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh kombinasi terapi spiritual deep
breathing exercise terhadap nyeri dan kecemasan pasien post operasi orthopedi
fraktur nonpatologis.Desain penelitian ini adalah quasiexperiment dengan
rancangan penelitian pre-post test control group design. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologisdengan jumlah
sampel 28 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah terapi spiritual deep breathing
exercise terhadap nyeri dan kecemasan. Instrumen yang dipergunakan adalah
kuesioner. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann-
Whitney.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh kombinasi terapi
spiritual deep breathing exercise terhadap nyeri pada pasien post operasi
orthopedi fraktur nonpatologis,2) ada pengaruh kombinasi terapi spiritual deep
breathing exercise terhadap kecemasan pada pasien post operasi orthopedi fraktur
nonpatologis. Terapi spiritual deep breathing exerciseterbuktiefektif dalam
menurunkan tingkat nyeri dan kecemasan pasien post operasi orthopedi, sehingga
dapat direkomendasikan sebagai salah satu pilihan terapi komplementer dalam
manajemen nyeri post operasi yang murah, mudah dan aman. Rekomendasi: 1)
Rumah sakit dapat memfasilitasi setiap ruangan rawat inap dengan indikasi pasien
nyeri akut dengan audio untuk memperdengarkan Murrotal QS Ar-Rahman yang
disertai pedoman tatacara melakukan spiritual deep breathing exercise, 2) Dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih banyak dan
waktu penelitian serta frekuensi intervensi yang lebih lama.

Kata Kunci: Spiritual, Deep breathing exercise, Nyeri, Kecemasan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

THE EFFECT OF SPIRITUAL DEEPBREATHING EXERCISETHERAPY


TOWARD PAIN AND ANXIETYAMONG NON PATHOLOGIC
FRACTURE ORTHOPEDICS POST-OPERATION PATIENTS
By: Miranti Florencia Iswari

Severe pain and unmanageable anxiety in non pathologic fracture orthopedic post
operation has caused high demand of analgesic among patients which also causing
high risk of side effect such as pruritus, nauseous and vomiting, headache, dry
mouth, limp, vision disorder and others. These would lengthen the recovery time,
hampering early ambulation and discharge planning. Objective of this study was
to explain combination effect of spiritual deep breathing exercisetherapytoward
pain and anxiety felt by non pathologic fracture orthopedic post operation
patients.Study design was quasi experiment with pre-post test control group
design. Population of this study was 28 non pathologic orthopedic post operation
patients as respondents. Sample collection technique was using purposive
sampling. Variable in this study was spiritualdeep breathing exercisetherapy
toward pain and anxiety. Instrument used was questionnaire. Study result was
analyzed using Wilcoxon and Mann Whitney test.Result showed that 1) there was
combination effect of spiritualdeep breathing exercisetherapytoward pain among
non pathologic fracture orthopedic post operation patients, 2) there was
combination effect of spiritualdeep breathing exercisetherapytoward anxiety
among non pathologic fracture orthopedic post operation patients. Spiritualdeep
breathing exercise therapywas proven effective to decrease the pain and anxiety
among orthopedic post operation patients, thus it is recommended as one of
complementary therapy option in post-operation pain management which is
inexpensive, easy and safe. Recommendation: 1) Hospital could facilitate every
in-patient room with indication acute pain by audio to broadcast Murrotal QS Ar-
Rahman with manual on how to conduct spiritual deep breathing exercise, 2)
Subsequent study might be done with larger respondent and longer study duration
and longer intervention frequency.

Keywords: Spiritual, deep breathing exercise, pain, anxiety

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman judul ........................................................................................................ i


Sampul Depan ....................................................................................................... ii
Sampul Dalam ...................................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGTESIS ........................................... v
LEMBAR PENGESAHAN TESIS ..................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... ix
RINGKASAN ........................................................................................................ x
SUMMARY ......................................................................................................... xii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ......................................................................................................... xv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .........................................................................5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................5
1.4.1 Tujuan umum ..........................................................................5
1.4.2 Tujuan khusus .........................................................................6
1.5 Manfaat .............................................................................................6
1.5.1 Manfaat teoritis .......................................................................6
1.5.2 Manfaat praktis .......................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
2.1 Konsep Nyeri ....................................................................................7
2.1.1 Pengertian nyeri ......................................................................7
2.1.2 Mekanisme nyeri .....................................................................8
2.1.3 Gate control theory ...............................................................12
2.1.4 Nyeri post operasi fraktur nonpatologis ................................14
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi nyeri post operasi fraktur
nonpatologis ..........................................................................16
2.1.6 Respon nyeri .........................................................................21
2.1.7 Intensitas nyeri dan pengukurannya ......................................24
2.2 Konsep Cemas ................................................................................27
2.2.1 Pengertian kecemasan ...........................................................27
2.2.2 Proses terjadinya kecemasan .................................................27
2.2.3 Kecemasan pada post operasi orthopedi ...............................29
2.2.4 Klasifikasi kecemasan ...........................................................30
2.2.5 Alat Ukur kecemasan ............................................................31
2.3 Kombinasi Terapi Spiritual Deep Breathing Exercise ...................33
2.3.1 Deep Breathing Exercise (DBE) ...........................................33
2.3.2 Tujuan DBE ..........................................................................34

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.3 Metode untuk DBE ...............................................................34


2.3.4 Konsep spiritualitas ...............................................................35
2.3.5 Spiritual dan persepsi ............................................................35
2.3.6 Spiritual dan neurohormonal .................................................41
2.4 Konsep Bedah Fraktur Nonpatologis .............................................42
2.4.1 Asuhan keperawatan pada pasien post operasi
orthopedi nonpatologis ..........................................................46
2.5 Theoritical Mapping .......................................................................53
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .. 56
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................56
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................58
BAB 4 METODE PENELITIAN ..................................................................... 59
4.1 Desain Penelitian ............................................................................59
4.2 Populasi. Sampel, dan Sampling ....................................................60
4.2.1 Populasi .................................................................................60
4.2.2 Sampel ...................................................................................60
4.2.3 Sampling ...............................................................................61
4.3 Kerangka Operasional ....................................................................63
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................64
4.4.1 Variabel independen .............................................................64
4.4.2 Variabel dependen.................................................................64
4.4.3 Definisi operasional ..............................................................65
4.5 Alat dan Bahan Penelitian ..............................................................68
4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................68
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................69
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................70
4.8.1 Prosedur administrasi ............................................................70
4.8.2 Prosedur pelaksanaan ............................................................70
4.9 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................74
4.9.1 Pengecekan data ....................................................................74
4.9.2 Pemberian kode data .............................................................74
4.9.3 Pemrosesan data ....................................................................74
4.9.4 Pembersihan data ..................................................................74
4.9.5 Keluaran hasil data ................................................................75
4.9.6 Analisis data ..........................................................................75
4.10 Etik Penelitian ................................................................................77
4.10.1 Informed consent...............................................................77
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN............................................. 79
5.1 Gambaran umum lokasi penelitian .................................................79
5.2 Karakteristik data responden ..........................................................80
5.3 Gambaran perkembangan tingkat nyeri pada pasien post
operasi orthopedi fraktur nonpatologis ...........................................82
5.4 Gambaran perkembangan tingkat kecemasan pada pasien
post operasi orthopedi fraktur nonpatologis ...................................83
5.5 Pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi spiritual
deep breathing exercise terhadap nyeri pada pasien post
operasi orthopedi fraktur nonpatologis pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol ....................................................84

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.6
Pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi spiritual
deep breathing exercise terhadap kecemasan pada pasien
post operasi orthopedi fraktur nonpatologis pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol ....................................................85
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................... 86
6.1 Terapi spiritual deep breathing exercise terhadap nyeri ................87
6.2 Terapi spiritual deep breathing exercise terhadap
kecemasan.......................................................................................96
6.3 Keterbatasan penelitian ..................................................................99
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 101
7.1 Kesimpulan ...................................................................................101
7.2 Saran .............................................................................................101

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rancangan penelitian Quasi-experiment ......................................... 59


Tabel 4.2 Definisi operasional ......................................................................... 65
Tabel 4.3 Hasil uji kesetaraan .......................................................................... 76
Tabel 4.4 Analisis bivariat perbedaan nyeri dan kecemasan pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol .....................................77
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Pasien Post Operasi
Orthopedi Fraktur Nonpatologis di RS Muhammadiyah
Palembang .........................................................................................81
Tabel 5.2 Tingkat nyeri pasien post operasi orthopedi fraktur
nonpatologis sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
spiritual deep breathing exercise pada kelompok
intervensi ...........................................................................................84
Tabel 5.3 Perbedaan rerata selisih tingkat nyeri responden setelah
prosedur antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi ...........................................................................................85
Tabel 5.4 Tingkat kecemasan pasien post operasi orthopedi fraktur
nonpatologis sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
spiritual deep breathing exercise pada kelompok
intervensi ...........................................................................................85
Tabel 5.5 Perbedaan rerata selisih tingkat kecemasan responden
setelah prosedur antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi ...........................................................................................86

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gate Control Theory Mechanism ............................................. 14


Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri Post Operasi
Orthopedi ...................................................................................17
Gambar 2.3 Visual Analog Scale, VAS ........................................................ 24
Gambar 2.4 Skala Deskriptif ........................................................................ 25
Gambar 2.5 Face Pain Rating Scale ............................................................ 25
Gambar 2.6 Numerical Reting Scale, NRS................................................... 26
Gambar 3.0.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 56
Gambar 4.1 Kerangka operasional ............................................................... 63
Gambar 5.1 Distribusi rerata tingkat nyeri pasien post operasi
orthopedi fraktur nonpatologis di RS Muhammadiyah
Palembang pada Bulan Mei-Juni ...............................................82
Gambar 5.2 Distribusi rerata tingkat kecemasan pasien post opperasi
orthopedi fraktur nonpatologis di RS Muhammadiyah
Palembang pada Bulan Mei-Juni ...............................................83

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian...................................................... 111


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden .................................................. 113
Lampiran 3 Instrumen Karakteristik Responden ............................................ 114
Lampiran 4 Numeric Rating Scale (NRS) ...................................................... 115
Lampiran 5 Lembar Observasi Luka .............................................................. 116
Lampiran 6 Kuesioner Kecemasan ................................................................. 117
Lampiran 7 Theoritical Mapping .................................................................... 120
Lampiran 8 SAK KombinasiTerapi Spiritual Deep Breathing Exercise ........ 123
Lampiran 9 Prosedur Kombinasi Terapi Spiritual Deep Bretahing Exercise . 126
Lampiran 10 Booklet QS Surat Ar-Rahman dan terjemahan ........................... 127
Lampiran 11 Uji Normalitas ............................................................................. 138
Lampiran 12 Uji Kesetaraan ............................................................................. 139
Lampiran 13 Data frekuensi variabel nyeri dan cemas ..................................... 142
Lampiran 14 Uji Bivariat .................................................................................. 146

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri akut masih ditemukan pada pasien post operasi fraktur nonpatologis

yang telah mendapatkan analgetik ketorolak. Hasil wawancara dengan kepala

ruangan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang menyatakan bahwa beberapa

dari pasien meminta untuk kembali diberikan analgetik setelah 2 jam pemberian

pertama. Menurut Chelly et.al (2003) hal ini disebabkan semua pembedahan di

unit orthopedi akan mengakibatkan intensitas dan durasi nyeri akut yang berbeda

dari unit sistem lain karena derajat kerusakan yang menciderai mulai dari

superfisial, jaringan lunak, bone exposed, pembuluh darah hingga saraf.

Permintaan analgetik untuk mengurangi nyeri yang meningkat pada pasien

tersebut sejalan dengan tingginya resiko efek samping obat seperti pruritus, mual

dan muntah, pusing, mulut kering, perasaan lemah, gangguan penglihatan,

palpitasi, sedasi, confused, agitasi, retensi urine hingga konstipasi (Katzung,

2007).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebagai upaya penatalaksanaan

non farmakologis terhadap nyeri pasien post operasi orthopedi antara lain dengan

Deep Breathing Exercise/DBE (Nurdin, Killing, & Rottie, 2003), terapi musik

(Engwall & Duppils, 2009; McCarville, 1998; Novita, 2012), kombinasi terapi

seperti DBE dan guided imagery (Lim, Yobas, & Chen, 2014; Elizabeth et.al,

2013), hypnosis dan DBE (Lim, Yobas, & Chen, 2014), serta teknik relaksasi dan

back massage (Buyukyilmaz & Asti, 2013). Namun efektifitas berbagai terapi

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tersebut dalam menurunkan nyeri belum signifikan karena menggunakan metode,

parameter, prosedur pelaksanaan yang masih bervariasi sehingga belum bisa

diterapkan secara universal . Sejauh ini nyeri akut yang masih ditemukan pada

pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis setelah pemberian analgetik

ketorolak belum dapat diselesaikan.

Fraktur nonpatologis merupakan kejadian kasus orthopedi lebih dari 60%

dan menempati lebih dari 50% tempat tidur di berbagai rumah sakit (Helmi, 2012;

Rasjad, 1998). Nyeri pada pasien post operasi orthopedi menimbulkan efek nyeri

yang lebih lama pada masa pemulihan (Chelly et.al, 2003). Penelitian

pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang kepada

3 orang pasien pada hari pertama pasca operasi orthopedi menunjukkan 1 orang

pasien mengeluh nyeri dengan skala 7 dan skor cemas 28, 2 orang pasien

mengeluh nyeri dengan skala 6 dan skor cemas masing-masing 27 dan 25. Data

ini didukung oleh beberapa penelitian antara lain 25-50% pasien post operasi

orthopedi melaporkan nyeri pada sklala severe(Huang et.al, 2001). Nyeri akut

terjadi pada 39-97% pasien post operasi orthopedi (Buyukyilmaz, Sendir, &

Acaroglu, 2011). Dari 60 pasien, sebagian besar mengeluh nyeri ketika

diwawancarai pada hari kedua setelah operasi orthopedi (Bergh et.al, 2005).

Ketika tidak diobati atau dengan manajemen yang tidak tepat, nyeri dapat

menyebabkan penurunan metabolisme berbagai jaringan tubuh, peningkatan

koagulasi darah, retensi cairan, lelah, ansietas, penurunan status gizi, gangguan

tidur serta terhambatnya discharge planning sehingga akan memperpanjang waktu

rawat di rumah sakit serta berpengaruh terhadap effective cost management dan

kepuasan pasien (Good et.al, 1999; McCarville, 1998). Sebanyak 12% pasien post

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

operasi orthopedi mengalami prolonged ambulation yang sebagian besar

melibatkan nyeri dan cemas (Chelly et.al, 2003). Hal ini menuntut perawat

berfikir kritis untuk mengembangkan intervensi dengan mengintegrasikan prinsip

mind-body-spirit dan modalitas yang memerlukan pembuktian evidence based

practice dalam memberikan keamanan dan kenyamanan pada pasien (Widyatuti,

2008).

Hasil beberapa penelitian sebelumnya tentang penggunaan intervensi non

farmakologis pada nyeri post operasi orthopedi belum dapat digeneralisasikan.

Good (1992) menjelaskan bahwa kombinasi dari dua atau lebih terapi yang telah

dibuktikan secara empiris akan lebih efektif dibandingkan dengan single

treatment. Namun kombinasi terapi pada beberapa penelitian tersebut memiliki

efektivitas yang bervariasi. DBE dan guided imagery, belum dapat menunjukkan

hasil yang signifikan terutama terhadap nyeri pasien post operasi orthopedi

(Elizabeth et.al, 2013), musik sebagai teknik distraksi untuk menurunkan

kecemasan yang digunakan masih bervariasi, tidak terfokus pada satu pilihan

musik sehingga tidak bisa diterapkan pada semua sampel (Lim, Yobas, & Chen,

2014). Sedangkan kombinasi DBE dengan hypnosis maupun back massage, hanya

bisa dilakukan oleh terapis/perawat yang terlatih dan efektivitas secara khusus

pada pasien post operasi orthopedi belum banyak diteliti (Lim, Yobas, & Chen,

2014; Buyukyilmaz & Asti, 2013). Pada penelitian diatas DBE paling banyak

dikombinasikan dengan beberapa jenis terapi yang lain karena merupakan

intervensi yang mudah, murah dan aman untuk dilakukan pada pasien post operasi

orthopedi. Kombinasinya dengan intervensi spiritual diyakini dapat menurunkan

nyeri dan cemas secara lebih optimal karena keyakinan spiritual individu terhadap

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

agamanya lebih bersifat universal dan mampu membuat persepsi menjadi positif.

Zulkurnaini et.al (2012) membuktikan bahwa ayat Alquran dapat meningkatkan

signal Alpha band yang menimbulkan keadaan yang lebih menenangkan (more

relaxing).

Dalam terapi spiritual deep breathing exercise, sebelum dan selama

dilakukan DBE akan diperdengarkan Murrotal Ar-Rahman yang berirama indah

dan mempunyai tempo 79,8 bpm. Persepsi auditori dari surah Ar-Rahman bekerja

di pusat auditori di lobus frontal, yang selanjutnya mengirimkan sinyal ke talamus

dan prefrontal cortex (PFC) sehingga akan mempengaruhi persepsi pasien

menjadi positif. Kemudian mempengaruhi amigdala yang akan diteruskan ke

hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF).

Selanjutnya CRF merangsang hipofise untuk mengsekresikan endorfin sebagai

neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks(Black &

Hawks, 2009). Selain itu saat tubuh melakukan DBE dengan benar dan teratur

maka akan menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi

jantung serta ketegangan otot dan menyebabkan tubuh berada pada konsentrasi

tinggi sehingga akan mengaktivasi gelombang alfa pada otak yang merangsang

pengeluaran endorfin. Dalam teori gate controltingkat endorfin yang tinggi akan

menghambat pelepasan substansi P oleh neuron delta-A dan C yang

mempersepsikan nyeri sehingga masukan yang dominan berasal dari serabut beta-

A yang akan menutup mekanisme pertahanan (pintu gerbang), sehingga pesan

yang disampaikan di korteks adalah stimulasi modulasi dan bukan nyeri(Potter &

Perry, 2006).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.2 Identifikasi Masalah

Menimbulkan nyeri
akut pada level Diberikan
severe dan Kombinasi
Tindakan kecemasan pada Menyebabkan waktu Terapi
pembedahan periode adaptasi pemulihan yang Spiritual
fraktur non terhadap proses memanjang, Deep
patologis pasca operasi terhambatnya Breathing
orthopedi: ambulasi dini, Exercise
• 30 % - 97% penurunan fungsi
sistem, terhambatnya
Dipengaruhi oleh: pasien mengalami
discharge planning: Penurunan
• Usia nyeri akut pada
periode post • 12% pasien post skala nyeri
• Jenis kelamin operasi orthopedi dan
operasi orthopedi
• Riwayat termasuk reduksi
• Nyeri akut pada penurunan
pembedahan/nyeri mengalami tingkat
pasien post
sebelumnya prolonged kecemasan
operasi orthopedi
• Riwayat ambulation yang
memiliki
pengobatan sebagian besar
hubungan yang
sebelumnya melibatkan nyeri
signifikan dengan
• Analgesic yang dan cemas
kecemasan
digunakan

1.3 Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh kombinasi terapi spiritual deep breathing exerciseterhadap

nyeripasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis?

2. Adakah pengaruh kombinasiterapi spiritual deep breathing exercise terhadap

kecemasan pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Menjelaskan pengaruh kombinasi terapi spiritual deep breathing

exerciseterhadap nyeri dan kecemasan pasien post operasi orthopedi fraktur

nonpatologis

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisispengaruh kombinasiterapi spiritual deep breathing

exerciseterhadap nyeri pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis

2. Menganalisis pengaruh kombinasiterapi spiritual deep breathing

exerciseterhadap kecemasan pasien post operasi orthopedi fraktur

nonpatologis

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan referensi keilmuan dalam bidang keperawatan

medikal bedah, terutama dalam mekanisme penerapan kombinsi terapi pada gate

control theory untuk menurunkan nyeri dan kecemasan pasien post operasi

orthopedi

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan alternatif model penatalaksanaan intervensi keperawatan pada

manajemen nyeri dan cemas.

2. Meningkatkan outcome dan kualitas hidup pasien post operasi orthopedi.

3. Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan mekanisme koping yang

positif dalam menghadapi post operasi orthopedi.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Nyeri

2.1.1 Pengertian Nyeri

Nyeri didefenisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang

dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya Tamsuri (2007).

International Association for Study of Pain (IASP, 1994) menjelaskan bahwa

nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidakmenyenangkan yang

didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau

menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Bunner dan Suddarth (2002) juga

menyebutkan bahwa nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

Kozier dan Erb menjelaskan bahwa nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan

yang dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa

yang nyata, ancaman dan fantasi luka (Tamsuri, 2007). Sementara Long (1996)

mengungkapkan bahwa nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang bersifat

benar-benar subjektif dan hanya orang yang menderitanya yang dapat

menceritakan dan mengevaluasi. Nyeri juga dapat diartikan sebagai bentuk

pengalaman yang dapat dipelajari oleh pengaruh dari situasi hidup masing-masing

orang.

Harsono (2009) membahas bahwa nyeri pasca bedah adalah gabungan dari

beberapa pengalaman sensori, emosional, dan mental yang tidak

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menyenangkan akibat trauma bedah dan dihubungkan dengan respon otonom,

metabolisme endokrin, fisiologis, dan perilaku.

2.1.2 Mekanisme Nyeri

Nyeri adalah sensasi yang penting bagi tubuh. Sensasi penglihatan,

pendengaran, bau, rasa, sentuhan dan nyeri merupakan hasil stimulasi reseptor

sensorik. Provokasi jalur-jalur sensorik nyeri menghasilkan ketidaknyamanan,

distress dan penderitaan ( (Potter & Perry, 2006; Black & Hawks, 2009; Kozier

et.al, 2010).

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima

rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung

syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara

potensial merusak. Reseptor nyeri disebut nosireseptor, secara anatomis reseptor

nyeri ada yang bermielin dan ada yang tidak bermielin dari syaraf perifer

(Smeltzer & Bare, 2002; Rospond, 2008).

Strong et.al (2002) membagi nosireseptor berdasarkan letaknya yaitu

nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit

(cutaneus), somatik dalam (deep somatic) dan pada daerah viseral. Karena

letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang

berbeda. Nosireseptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang

berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.

Reseptor jaringan kulit terbagi dalam dua komponen yaitu :

1) Reseptor A delta, merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-

30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang

apabila penyebab nyeri dihilangkan.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) Serabut C, merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi

0,5m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat

tumpul dan sulit dilokalisasi.

Persepsi yang diakibatkan oleh rangsangan yang potensial dapat

menyebabkan kerusakan jaringan disebut nosiseptor, yang merupakan tahap awal

proses timbulnya nyeri. Nosiseptor menyusun axon perifer tingkat pertama.

Reseptor ini umumnya dijumpai pada bagian superfisial/permukaan kulit, kapsul

sendi, periosteum tulang dan di sekitar dinding pembuluh darah (Smeltzer & Bare,

2002; Black & Hawks, 2009).

Saat nosiseptor distimulasi, axon perifer tingkat pertama meneruskan data

sensori ke badan sel pada ganglion akar dorsal. Sensasi lalu diteruskan ke bagian

abu-abu (gray matter) korda spinalis dorsal. Neuron tingkat kedua memiliki badan

sel pada tanduk dorsal, dan neuron ini mengarah ke atas korda spinalis (jalur

asending) melalui satu atau dua jalur yaitu, traktus spinotalamikus (meliputi spinal

dan talamus) atau traktus spinoretikuler (Potter & Perry, 2006; Black & Hawks,

2009; Guyton & Hall, 2008).

Sensasi nyeri yang berasal dari reseptor kecil akan terlokalisasi pada

perifer dan berjalan pada jalur traktus spinotalamikus. Nyeri yang dihasilkan

memiliki persepsi afek yang jelas (durasi, intensitas, lokasi, sifat). Daerah

penerimaan yang luas pada perifer juga akan memproyeksikan sensasi ke korteks,

dan sensasi ini menghasilkan persepsi aspek afektif dan emosi (Strong et.al, 2002;

Black & Hawks, 2009). Neuron tingkat kedua yang mengarah ke atas melalui

traktus spinoretikuler berjalan menuju batang otak. Neuron ini menjelaskan

adanya aspek emosi pada sensasi nyeri (Black & Hawks, 2009).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Serabut syaraf ke arah bawah (jalur desending) dari korteks, talamus atau

batang otak dapat menghambat penerusan impuls yang bergerak melalui jalur

asending. Serabut syaraf berhenti pada kolumna abu-abu dorsal korda spinalis.

Neurotransmitter (misalnya epinefrin, norepinefrin, serotonin dan berbagai opioid

endogen) terlibat dalam modulasi sensasi nyeri. Jalur nyeri desending

bertanggungjawab untuk menghambat transmisi nyeri di korda spinalis (Jenkins,

Kemnitz, & Tortota, 2004; Black & Hawks, 2009).

McCaffery dan Beebe (1993) mendeskripsikan 3 fase pengalaman nyeri:

1) Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima)

Fase ini mungkin merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bisa

mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan seseorang belajar

tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat

dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien.

2) Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa)

Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. Karena nyeri itu bersifat

subjektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. Toleransi

terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. Orang yang

mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri

dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah

akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil. Klien dengan tingkat

toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya

orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah mencari upaya mencegah

nyeri, sebelum nyeri datang.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3) Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)

Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien

masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga

dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien mengalami

episode nyeri berulang, maka respon akibat (aftermath) dapat menjadi masalah

kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri

untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang (Black &

Hawks, 2009).

Nyeri berdasarkan mekanismenya melibatkan persepsi dan respon

terhadap nyeri tersebut. Mekanisme timbulnya nyeri melibatkan empat proses,

yaitu: tranduksi/transduction, transmisi/transmission, modulasi/modulation, dan

persepsi/perception(McGuire & Sheildler, 1993; Turk & Flor, 1999). Keempat

proses tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Transduksi/Transduction

Transduksi adalah adalah proses dari stimulasi nyeri dikonfersi kebentuk

yang dapat diakses oleh otak (Turk & Flor,1999). Proses transduksi dimulai ketika

nociceptor yaitu reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri

teraktivasi. Aktivasi reseptor ini (nociceptors) merupakan sebagai bentuk respon

terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan.

2) Transmisi/Transmission

Transmisi adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang membawa

impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi melibatkan saraf

aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil ke sedang serta yang

berdiameter besar (Davis, 2003). Saraf aferen akan ber-axon pada dorsal horn di

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

spinalis. Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan melalui sistem contralateral

spinalthalamic melalui ventral lateral dari thalamus menuju cortex serebral.

3) Modulasi/Modulation

Proses modulasi mengacu kepada aktivitas neural dalam upaya mengontrol

jalur transmisi nociceptor tersebut (Turk & Flor, 1999). Proses modulasi

melibatkan system neural yang komplek. Ketika impuls nyeri sampai di pusat

saraf, transmisi impuls nyeri ini akan dikontrol oleh sistem saraf pusat dan

mentransmisikan impuls nyeri ini kebagian lain dari sistem saraf seperti bagian

cortex. Selanjutnya impuls nyeri ini akan ditransmisikan melalui saraf desenden

ke tulang belakang untuk memodulasi efektor.

4) Persepsi/Perception

Persepsi adalah proses yang subjective (Turk & Flor, 1999). Proses

persepsi ini tidak hanya berkaitan dengan proses fisiologis atau proses anatomis

saja (McGuire & Sheildler, 1993), akan tetapi juga meliputi cognition

(pengenalan) dan memory (mengingat) (Davis, 2003). Oleh karena itu, faktor

psikologis, emosional, dan berhavioral (perilaku) juga muncul sebagai respon

dalam mempersepsikan pengalaman nyeri tersebut. Proses persepsi ini jugalah

yang menjadikan nyeri tersebut suatu fenomena yang melibatkan

multidimensional.

2.1.3 Gate Control Theory

Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana

norireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri, namun teori gerbang kendali

(Gate Control Theory) yang dikembangkan oleh Melzack dan Wall (1974)

dianggap paling relevan (Hus, 2007; Black & Hawks, 2009). Teori gate

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

controlmenyatakan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh

mekanisme pertahanan di sepanjang sistem syaraf pusat. Teori ini menyimpulkan

bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls

dihambat saat pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut

merupakan dasar teori menghilangkan nyeri (Strong et.al, 2002;Smeltz & Bare,

2002).

Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan

yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka

pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Neuron delta A dan

C melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls melalui mekanisme

pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal

dan cepat, yang melepaskan neorutransmitter penghambat. Apabila masukan yang

dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan

(Potter & Perry, 2006). Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat

pusat korteks yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri.

Alur syaraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan

dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Endorfin sebagai

agonis sistem penghambat nyeri tubuh sendiri telah diidentifikasi sebagai

polipeptida dan oligopeptida. Sementara dinorfin dengan 17 atau 18 asam amino,

pentapeptida metionin enkefalin (met-enkefalin dan leu-enkefalin) serta 5 asam

amino ujung dari dinorfin (leu-enkefalin). Endorfin dan dinorfin bekerja pada

reseptor yang sama, disebut reseptor opiat, sehingga menunjukkan kerja

farmakodinamika yang sama seperti opiat (Katzung, 2007).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat

pelepasan substansi P. Teknik relaksasi (misalnya : DBE, aromatherapy) atau

teknik distraksi (misalnya : masase, hipnotis, musik, Murrotal dan guided

imagery), konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan

endorfin sehingga pesan yang sampai di korteks adalah stimulasi modulasi dan

bukan nyeri (Potter & Perry; Black & Hawks, 2009).

Mekanisme Gate Control Theory dideskripsikan pada gambar 2.1 berikut

ini:

Gambar 2.1Gate Control Theory Mechanism


(Sumber : www.slideshare.net.com)

2.1.4 Nyeri Post Operasi Fraktur Non Patologis

Penatalaksanaan nyeri sebagai bagian dari asuhan perawat atas respon

pasien akan berbeda antar pasien. Persepsi yang salah mengenai penanganan nyeri

harus selalu diberi analgesik tidak berlaku pada keperawatan (Chung, Ritchie, &

Su, 1997). Hal ini justru menimbulkan suatu concern terhadap respon pasien

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

akibat efek samping dari analgetik itu nantinya. Pada dasarnya nyeri dapat diatasi

dan atau dikurangi, dengan melihat jenis dan tingkatan respon masing-masing

individu (Potter & Perry, 2006).

Nyeri pada post operasi orthopedi fraktur nonpatologis telah dilaporkan

sebagai nyeri akut pada level severe(Australian Acute Musculosceletal Pain

Gudelines Group, 2004). Level severe pada nyeri post operasi orthopedi fraktur

non patologis berbeda dengan level severe pada nyeri post operasi orthopedi

fraktur patologis seperti contohnya fraktur karena infeksi karsinoma, karena nyeri

severe pada post operasi orthopedi fraktur non patologis bersifat akut dan pada

fraktur patologis bersifat kronis (Maher, Salmond, & Pellino, 2002). Pembedahan

orthopedi yang telah didahului oleh trauma sebelumnya akan memprovokasi

perubahan persepsi di CNS yang akan berpengaruh pada outcome post operasi

(Pasero & McCaffery, 2007).

Pembedahan merupakan suatu keadaan dimana cedera jaringan tubuh

sengaja dibuat (Salter, 1999). Rowlingson (2009) mengemukakan bahwa proses

fisik seperti insisi, pemotongan jaringan, pengambilan jaringan, pemasangan

implant akan menstimulasi ujung syaraf bebas dan nosiseptor. Mediator kimia

akan dilepas selama proses pembedahan berlangsung. Metabolisme laktat akibat

iskemia jaringan selama pembedahan juga berpengaruh terhadap pengeluaran

mediator kimia (Maher, Salmond, & Pellino, 2002; Engwall & Duppils, 2009).

Tetapi respon stress pembedahan ini justru mencapai puncaknya pada periode post

operasi (Dunn, 2004).

Sasaran dari kebanyakan pembedahan orthopedi pada fraktur non

patologis adalah memperbaiki fungsi dengan mengembalikan fungsi dengan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mengembalikan gerakan dan stabilitas, mengurangi nyeri dan komplikasi

(Smeltzer & Bare, 2002; Black & Hawks, 2009). Sebagian besar pasien

mempercayai bahwa nyeri yang akan mereka alami saat post operasi

menimbulkan ketakutan tersendiri yang nantinya akan menentukan perilaku

mereka sebagai bagian dari mekanisme koping (Rowlingson, 2009). Analgesik

bukanlah protokol utama untuk menghilangkan nyeri pada post operasi (Dunn,

2004). Pemberian terapi yang memanipulasi simpatis dan parasimpatis setelah

pembedahan hanya akan menghambat proses recovery jaringan (Rowlingson,

2009).

Respon stres pembedahan ini mengalami puncaknya saat post operasi yang

efek utamanya pada jantung, koagulasi darah dan sistem imunitas (Rowlingson,

2009). Seluruh pembedahan di unit orthopedi akan mengakibatkan intensitas dan

durasi nyeri akut yang berbeda dari unit sistem lain. Hal ini disebabkan derajat

kerusakan yang menciderai mulai dari superfisial, jaringan lunak, boned exposed,

pembuluha darah dan syaraf (Chelly et.al, 2003; Antall & Kresevic, 2004).

Derajat nyeri pasien pada periode post operasi memiliki korelasi yang kuat

terhadap lama hari rawat, waktu pemulihan, biaya yang dikeluarkan pasien dan

kepuasan pasien (Finnerty, 2005; Nilssons, 2008).

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Post Operasi Fraktur Non

Patologis

Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi nyeri secara umum adalah usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna

nyeri, perhatian, kecemasan, pengalaman masa lalu, pola koping dan dukungan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sosial. Sementara pada nyeri post operasi orthopedi, faktor yang mempengaruhi

yaitu pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Usia

Riwayat
Konsumsi
nyeri
analgetik
Nyeri post sebelumnya
operasi
orthopedi

Riwayat
Jenis
pengobatan
kelamin
sebelumnya

Gambar 2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri Post Operasi Orthopedi


(Sumber: Gil, 1990 dalam Potter & Perry, 2006)

1) Usia

Smeltzer dan Bare (2002) menjelaskan bahwa usia sangat berpengaruh

terhadap nyeri, Berger (1990) mengklasifikasikan umur berdasarkan kelompok

usia remaja (13-16 tahun), dewasa awal (17-40 tahun), usia setengah baya atau

dewasa madya (41-60 tahun) dan usia lanjut (> 60 tahun). Rasa nyeri yang

dirasakan antara usia anak-anak dan usia dewasa serta lansia memiliki perbedaan

(Lewis, 2011). Anak kecil akan sulit mengungkapkan rasa sakit yang dialami

dibanding usia muda dan dewasa. Usia dewasa secara verbal lebih mudah

mengungkapkan rasa ketidaknyamanan, dan lansia cenderung lebih samar dalam

mengungkapkan nyeri oleh karena lansia mengeluh sakit lebih dari satu bagian

tubuh (Ignatavicius & Workman, 2006). Pasca bedah memberikan rasa sakit dan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bagi lansia dapat menganggu aktifitas atau mobilisasi di tempat tidur, mudah

mengalami gangguan emosi. Lansia juga mengalami penurunan saraf neocortical

sehingga lambat dalam berespon (Pakkenberg, et al., 2003 dalam Efendi &

Makhfudli, 2009). Ketrampilan perawat melakukan pengkajian nyeri secara

cermat terhadap lansia sangat dibutuhkan (Lewis, 2011).

2) Jenis Kelamin

Dijelaskan oleh Smeltzer dan Bare (2002), bahwa laki-laki dan perempuan

tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri. Studi yang dilakukan oleh

Keogh dan Hardenfelt (2002) justru menyatakan bahwa wanita lebih fokus

perhatiannya terhadap nyeri sehingga sensasi nyeri terasa lebih tinggi pada wanita

(Adam, 2006). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Smeltzer dan Bare

(2002), bahwa klien yang memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan

nyeri yang meningkat, sedangkan upaya relaksasi dihubungkan dengan respon

nyeri yang menurun. Singh, Gabriel dan Lewallen (2008), juga menyatakan

bahwa pada wanita dengan usia yang lebih muda dan menjalani prosedur

pembedahan cenderung mengalami intensitas nyeri pada tingkat severe.

3) Riwayat Pengobatan Sebelumnya

Menurut Chelly et.al (2003), riwayat pengobatan pasien sebelum operasi

akan berpengaruh terhadap persepsi nyeri klien pada periode post operasi.

Pemberian obat-obatan seperti anti hipertensi atau terapi untuk pasien diabetes

mellitus berpengaruh pada koagulasi darah di waktu post operasi. Karena itu,

pengkajian terapi premedikasi pre operasi yang diterima pasien harus sangat

intensif (Black & Hawks, 2009).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Chung, Ritchie dan Su (1997) mengatakan pengobatan atau terapi yang

didapat pasien sebelum operasi seperti pada lansia, menunjukkan bahwa terdapat

penurunan fungsi yang kompleks dari organ-organ vital (misalnya penyakit

hipertensi, Diabetes Melitus, Congestive Heart Failure, arthritis, dll). Hal ini tentu

saja akan berpengaruh terhadap waktu pulih pada periode post operasi. Misalnya

pada pasien arthritis yang mendapatkan terapi aspirin atau jenis analgesik sejenis

harus dihentikan minimal 7-10 hari sebelum operasi berlangsung. Obat-obatan ini

mempengaruhi fungsi platelet (Katzung, 2007). Trombosit sangat rentan terhadap

pengobatan ini, karena selain mampu mengadakan regenerasi enzim, juga

menghambat siklooksigenase trombosit manusia selama masa hidup trombosit itu

(8-11 hari) (Katzung, 2007). Gangguan pada faktor-faktor pembekuan akan

mengakibatkan lamanya proses penyembuhan dan bahkan menyebabkan

perdarahan post operasi (Chung, Ritchie, & Su, 1997; Katzung, 2007).

4) Riwayat Pembedahan/Nyeri Sebelumnya

Dijelaskan sebagai pengalaman seseorang yang pernah berhasil mengatasi

nyeri pembedahan dimasa lampau dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia

akan lebih mudah mengatasi nyerinya (Smeltzer dan Bare, 2002; Dunn, 2004).

Pellino et.al (2003)menyatakan bahwa pasien pembedahan orthopedi yang

sebelumnya mengalami trauma akut dan dioperasi melaporkan bahwa mereka

lebih beradaptasi dan merasa lebih siap menghadapinya. Hal ini dirasakan lebih

mudah karena mereka membandingkan dengan nyeri saat terjadi trauma yang

kejadiannya tiba-tiba (Aisudione & Shadrac, 2010 dalam Novita, 2012).

Tetapi nyeri pada pasien yang sebelumnya telah mengalami nyeri kronis

akibat penyakit degeneratif seperti rematoid arthritis atau osteoarthritis, akan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mempersepsikan nyeri lebih kuat dan menyakitkan karena reaksi tubuh pada nyeri

ini adalah untuk respon nyeri akut (Antall & Kresevic, 2004; Pellino, et.al, 2005;

Gillespie & Bamford, 2009). Pengalaman nyeri operasi sebelumnya terkadang

bisa meningkatkan stress pada post operasi, karena pasien bertanya-tanya tentang

keefektifan prosedur terhadap perbaikan sakitnya dibandingkan dengan

pembedahan yang pernah dialami pasien (Adams, 2005). Mudah tidaknya

seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi

nyeri ( Potter & Perry, 2006).

5) Konsumsi Analgetik

Sesaat setelah pembedahan orthopedi, nyeri yang dirasakan pasien post

pembedahan orthopedi dilaporkan oleh pasien seperti terbakar, pasien merasa

itulah saat yang sangat menderita dan kesakitan (Joelsson, Olsson, & Jakobsson,

2010). Pada hari berikutnya setelah operasi, banyak pasien yang mengeluhkan

takut menggerakkan ekstrimitas yang dioperasi karena nyeri. Pada pemeriksaan

dengan Visual Analogue Scale, pasien melaporkan masih berada pada level 7-8

dan pada beberapa pasien masih dilaporkan pada level 10 (Joelsson, Olsson &

Jakobson, 2010). Latihan untuk memulai mobilisasi juga belum bisa dilakukan

karena pasien merasa nyeri dan takut. Konsumsi obat penghilang rasa sakit mulai

sering diminta oleh pasien (Engwall & Duppils, 2009).

Permintaan penggunaan analgetik adalah jalan keluar pasien untuk

pembedahan merupakan protokol yang seharusnya (Good et.al, 2005; Nilssons,

2008). Permintaan obat penghilang rasa sakit juga termasuk dalam mekanisme

koping seseorang terhadap nyeri (Chelly et.al, 2003). Smeltzer dan Bare (2002)

menjelaskan bahwa pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang

mengatasi nyerri. Efek sementara dari pemberian penghilang nyeri akan

mengakibatkan banyak efek samping yang harus dipahami oleh pemberi layanan

manajemen nyeri seperti sedasi, confuse, agitasi, peningkatan produksi asam-asam

saluran cerna, yang justru menghambat proses penyembuhan luka, ambulasi

sampai dengan prolong length of stay yang sangat berpengaruh terhadap effective

cost management dari pasien (Neal, 2002; Australian Acute Musculosceletal Pain

Guidelines Group, 2003; Peterson & Bredow, 2004; Nilssons, 2008).

Ketidakmampuan klien dalam mengontrol nyeri padda pembedahan orthopedi

akan berpengaruh sangat besar pada kulaitas hidup pasien (McCaffrey, 1999

dalam Antall & Kresevic, 2004).

2.1.6 Respon Nyeri

Beberapa respon yang dimanifestasikan oleh tubuh dengan adanya

stimulasi nyeri adalah sebagai berikut:

1) Respon Psikologis

Respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap

nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Arti nyeri bagi setiap individu

berbeda-beda antara lain: Bahaya atau merusak, komplikasi seperti infeksi,

penyakit yang berulang, penyakit baru, penyakit yang fatal, peningkatan

ketidakmampuan dan kehilangan mobilitas (Smeltzer & Bare, 2002).

2) Respon Fisiologis

(Prasetyo, 2010)menyatakan bahwa pada saat impuls nyeri naik ke

medulla spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres. Stimulasi tersebut

menghasilkan respon fisiologis tubuh sebagai berikut:

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(1) Respon Simpatis

a) Dilatasi saluran bronchial dan peningkatan respirasi rate

b) Peningkatan heart rate

c) Vasokonstriksi perifer (pucat, peningkatan tekanan darah)

d) Peningkatan glukosa darah

e) Dilatasi pupil

f) Penurunan motilitas gaster intestinal

(2) Respon Parasimpatis

a) Muka pucat

b) Otot mengeras

c) Penurunan denyut jantung dan tekanan darah

d) Nafas cepat dan iregular

e) Nausea dan Vomitus

f) Kelelahan dan keletihan

(3) Respon Tingkah Laku

Menurut Rospond (2008), secara umum respon pasien terhadap nyeri

terbagi ataas respon perilaku dan respon yang dimanifestasikan oleh otot dan

kelenjar otonom. Perilaku nyeri diantaranya:

1) Keluhan verbal mengenai rasa nyeri

2) Menggunakan obat

3) Berusaha mencari terapi/pengobatan

4) Ketidaksempurnaan atau perubahan fungsi fisik atau sosial : menarik diri,

menolak makan atau bermain, tidak tenang, agitasi, waktu untuk memberi

perhatian berkurang, bingung, iritabilitas, pusing, berkeringat, lelah

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5) Ekspresi wajah : Kaku/grimace, kening berkerut, mata atau mulut terkunci

rapat atau terbuka lebar, ekspresi aneh lainnya, meringis

6) Gerakan badan : tegak kaku, bergoyang-goyang, menarik/ menekuk kaki ke

arah perut, gerakan kepala/jari bertambah, perubahan postur tubuh, lemas,

tidak melakukan gerakan yang biasa dilakukan

7) Vokal/suara : menangis, mengerang, berteriak, terisak-isak, mengomel

2.1.7 Intensitas Nyeri dan Pengukurannya

1) Skala Analog Visual (Visual Analog Scale, VAS)

Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu garis horizontal sepanjang

10 cm yang digunakan skala untuk menilai intensitas nyeri dan mewakili alat

pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya (Potter dan Perry, 2006). Skala linier ini

menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami oleh

pasien. Rentang nyeri diwakii sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa

tanda pada setiap sentimeternya. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa

angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri,

sedangkan ujung yang lainnya mewakili rasa nyeri yang terparah yang mungkin

terjadi. VAS juga bisa diadaptasi menjadi skala hilangnya/redanya nyeri. Namun

pada nyeri post operasi VAS tidak banyak bermanfaat karena pada VAS

diperlukan koordinasi visual dan motorik serta kemampuan konsentrasi (Rospond,

2008).

Gambar 2.3Visual Analog Scale, VAS


(Sumber : www.slideshare.net.com)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) Skala Deskriptif

Menurut Potter danPerry (2006), skala pendeskripsi verbal (Verbal

Deskriptor Skale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima

kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama disepanjang garis.

Gambar 2.4Skala Deskriptif


(Sumber : www.slideshare.net.com)

3) Skala wajah (Face Pain Rating Scale)

Menurut Prasetyo (2010), Face Pain Rating Scaleyaitu terdiri dari 6 wajah

kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah

yang menangis untuk “nyeri berat”.

Gambar 2.5Face Pain Rating Scale


(Sumber : www.slideshare.net.com)

4) Skala Penilaian Numerik (Numerical Reting Scale, NRS)

Skala ini menggunakan angka 0 sampai dengan 10 untuk menggambarkan

tingkat nyeri (Black & Hawks, 2009). Dua ujung ekstrim juga digunakan dalam

skala ini sama seperti pada VAS. NRS lebih bermanfaat pada periode post operasi

(Nilssons, 2008; Rospond, 2008), karena selain angka 0 – 10, penilaian

berdasarkan kategori nyeri juga dilakukan pada penilaian ini.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Skala 0 dideskripsikan sebagai tidak ada nyeri, skala 1-3 dideskripsikan sebagai

nyeri ringan yaitu ada rasa nyeri (mulai terasa tapi masih dapat ditahan). Lalu

skala 4-6 dideskripsikan sebagai nyeri sedang yaitu ada rasa nyeri, terasa

mengganggu dengan usaha yang cukup kuat untuk menahannya. Skala 7-10

dideskripsikan sebagai nyeri berat yaitu ada nyeri, terasa sangat

mengganggu/tidak tertahankan sehingga harus meringis, menjerit atau berteriak

(MacCeffery & Beebe, 1993).

Sama seperti VAS, NRS juga sangat mudah digunakan dan merupakan

skala ukur yang sudah valid (Brunelli, et al., 2010). Penggunaan NRS

direkomendasikan untuk penilaian skala nyeri post operasi ppada pasien berusia di

atas 9 tahun (McCaffrey & Bebbe, 1993). NRS dikembangkan dari VAS dapat

digunakan dan sangat efektif untuk pasien-pasien pembedahan, post anastesiawal

dan sekarang digunakan secara rutin untuk pasien-pasien yang mengalami nyeri di

unit post operasi (Rospond, 2008; Black & Hawks, 2009; Brunelli, et.al,2010).

Pada penelitian ini menggunakan NRS sebagai skala pengukuran untuk menilai

nyeri pasien post operasi orthopedi fraktur non patologis. Reliabilitas NRS telah

dilakukan ujinya oleh Brunelli, et.al. (2010), dengan membandingkan instrumen

NRS, VAS, dan VRS untuk mengkaji nyeri pada 60 pasien. Hasil uji Cohen’s

Kappa untuk instrumen NRS adalah 0,86 (sangat baik). Instrumen pengukuran

NRS adalah seperti gambar 2.5 dibawah ini :

Gambar 2.6Numerical Reting Scale, NRS


(Sumber : www.slideshare.net.com)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.2 Konsep Cemas

2.2.1 Pengertian Kecemasan

Ansietas (kecemasan) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus

ansietas (Videbeck, 2008 dalam Novita, 2012). Kecemasan merupakan suatu

keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang

menandakan suatu kegiatan yang berlebihan. Kecemasan merupakan gejala yang

umum tetapi non spesifik yang sering merupakan suatu fungsi emosi (Kaplan,

Sadock, & Grebb, 1998). Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti

dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi

dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual

terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap

penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan

hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart &

Sundeen, 1995).

2.2.2 Proses Terjadinya Kecemasan

1) Faktor Predisposisi

Stuart dan Laraia (2001) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan

dapat dipahami melalui beberapa teori yaitu :

(1) Teori Psikoanalitik.

Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua

elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls

primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi

tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah

mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

(2) Teori Tingkah Laku (Pribadi)

Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan adalah hasil frustasi,

dimana segala sesuatu yang menghalangi terhadap kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dapat menimbulkan kecemasan. Faktor

presipitasi yang aktual mungkin adalah sejumlah stressor internal dan eksternal,

tetapi faktor-faktor tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk

memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai suatu

dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari

kepedihan.

(3) Teori Keluarga

Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa

ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan

individu dalam keluarga.

(4) Teori Biologis

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan.

Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) juga mungkin

memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan

kecemasan, sebagaimana halnya dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan

bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terhadap kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan

selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.

2) Faktor Presipitasi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998), faktor presipitasi dibagi menjadi 2

meliputi:

1) Ancaman terhadap integritas biologi seperti penyakit, trauma fisik, dan

menurunnya kemampuan fisiologis untuk melakukan aktifitas sehari-hari

2) Ancaman terhadap konsep diri dan harga diri seperti proses kehilangan, dan

perubahan peran, perubahan lingkungan dan status ekonomi.

2.2.3 Kecemasan pada Post operasi Orthopedi

Hubunganantara nyeri dan ansietas bersifar kompleks. Ansietas seringkali

meningkatkan persepsi nyeri, tetapi tetap nyeri juga menimbulkan perasaan

ansietas. Wilkinson (2005) mengatakan hampir seluruh perasaan tentang

pembedahan berkaitan dengan kecemasan. Vaughn, Wichowski dan Bosworth

(2007) mengatakan kecemasan preoperasi merupakan komponen umum

pengalaman dari operasi dan bertambahnya tingkat kecemasan pasien akan

mengganggu pelaksanaan operasi sehingga akan meningkatkan nyeri pasca bedah.

Gill (1990) dalam Potter dan Perry (2006) menjelaskan bahwa pola bangkitan

otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Paice (1991) dalam Potter dan

Perry (2006) melaporkan secara signifikan bahwa stimulus nyeri mengaktifkan

bagian sistem limbik yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnya

kecemasan. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni

memperburuk atau menghilangkan nyeri.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.2.4 Klasifikasi Kecemasan

Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan panik

(Stuart & Sundeen, 1998).

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan

persepsi atas keadaan yang dialaminya. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini

adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu

untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.

2) Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting

dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang

selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi

pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan

pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume

tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,

kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada

rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,

mudah lupa, marah dan menangis.

3) Kecemasan Berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan

kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan

spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan

banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala,

nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan

persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya

sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak

berdaya, bingung, disorientasi.

4) Panik

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena

mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu

melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi

pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat,

diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang

sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.

2.2.5 Alat Ukur Kecemasan

Menurut Maulana (2009), kecemasan dapat diukur dengan alat ukur

kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS

merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya simptom

pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14

simptomyang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item

yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4. Skala HARS

pertama kali digunakan pada tahun 1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton.

Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dalam penilaian kecemasan terdiri

dari 14 item, meliputi:

1) Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung

2) Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3) Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan

takut pada binatang besar

4) Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak

pulas dan mimpi buruk

5) Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi

6) Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby,

sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari

7) Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil

dan kedutan otot

8) Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan

pucat serta merasa lemah

9) Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan

detak jantung hilang sekejap

10) Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik

napas panjang dan merasa napas pendek

11) Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual

dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di

perut.

12) Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea,

ereksi lemah atau impotensi

13) Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma

berdiri, pusing atau sakit kepala

14) Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi

atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan

kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Ringan / Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang / separuh dari gejala yang ada

3 = berat / lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat / semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item

1-14 dengan hasil:

(1) Skor< 14 = tidak ada kecemasan

(2) Skor 14 - 20 = kecemasan ringan

(3) Skor 21 – 27 = kecemasan sedang

(4) Skor 28 – 41 = kecemasan berat

(5) Skor 42 – 56 = panik.

Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksudkan untuk

menegakkan diagnosa gangguan cemas. Diagnosa gangguan cemas ditegakkan

dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater), sedangkan untuk mengukur derajat

berat ringannya gangguan cemas itu digunakan alat ukur HRS-A (Hawari, 2008).

2.3 Kombinasi Terapi Spiritual Deep Breathing Exercise

Merupakan terapi yang memadukan intervensi DBE dan mendengarkan

Murrotal Surah Ar-Rahman mampu menurunkan nyeri dan kecemasan

2.3.1 Deep Breathing Exercise (DBE)

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang

mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot,

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri

(D'silva & Muninarayanappa, 2014)

2.3.2 Tujuan DBE

Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi

paru, oksigenasi darah, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,

meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun

emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan

(Smeltzer & Bare, 2002).

2.3.3 Metode untuk DBE

Metode DBE menurut Priharjo (2004) adalah sebagai berikut :

1) Ciptakan lingkungan yang tenang

2) Usahakan tetap rileks dan tenang

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui

hitungan 1,2,3.

4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan

ekstrimitas atas dan bawah rileks

5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara

perlahan-lahan

7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8) Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam

9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

2.3.4 Konsep Spiritualitas

Aspek keperawatan yang paling alami adalah spiritualitas (Makhija, 2002;

Dover & Bacon, 2001). Keperawatan untuk mind, body and spirit dari pasien dan

menuju ke arah Holistic Care(Dossey, 2005). Perawat memberikan asuhan bagi

pasien secara simultan dengan melibatkan spiritualitas dalam memaknai hidup,

yang mungkin dapat lebih mengefektifkan peningkatan kualitas perawatan pasien

(Tuck, 2001).

Keperawatan spiritualitas mencakup meningkatkan integritas personal,

hubungan interpersonal, dan pencarian makna hidup (Govier, 2000)

2.3.5 Spiritual dan Persepsi

Fryback (2009) menemukan bahwa spiritualitas adalah komponen yang

sangat penting untuk seseorang merasa sehat dan sejahtera. Spiritualitas adalah

menemukan makna dan tujuan hidup, transedental di luar tubuh fisik kita dan atau

pengalaman yang berhubungan dengan diri, orang lain, alam, seni dan/atau

kekuatan yang lebih besar dari kita(Dossey, 2005). Ekspresi spiritual seseorang

dapat dilihat dari perilaku ibadah seseorang sesuai dengan kadar keimanan dan

kepercayaan kepada Tuhan temasuk salah satunya mendengarkan Murrotal.

Al-Quran merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Al-Quran diartikan sebagai bacaan, Al-Quran merupakan

petunjuk bagi orang yang beriman. Barang siapa yang membaca Al-Quran akan

dibalas oleh Allah sebagai suatu kebaikan (Elzaky, 2011; Qadri, 2003). Al-Quran

merupakan kitabnya orang Islam dan Al-Quran semata-semata bukan hanya kitab

fikih yang membahas ibadah saja tetapi merupakan kitab yang membahas secara

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

komprehensif baik bidang kesehatan atau kedokteran maupun bidang ilmu-ilmu

lain (Sadhan, 2009).

Dengan mendengarkan Murrotal Al-Quran, jiwa seseorang akan

mempunyai spiritual yang tinggi, merasakan kedamaian, ketenangan,

ketentraman, motivasi menjadi kuat, auto-sugesti dan memiliki rasa optimis pada

suatu intervensi. Menurut ‘Izzat dan ‘Arif (2011) manusia tidak menyadari bahwa

Allah menciptakan penyakit juga menciptakan obatnya. Pemberian terapi

mendengarkan MurrotalAl-Quran yang diturunkan Allah dapat memberikan

kesembuhan terhadap penyakit jasmani dan rohani.

1) Pengaruh Mendengarkan AyatAl-Quran sebagai penyembuh

Metode penyembuhan dengan Al-Quranmelalui dua cara yaitu membaca

atau mendengarkan dan mengamalkan ajaran-ajarannya (Asman, 2008; Qadri,

2003). Kedua metode tersebut dapat mengurangi dan menyembuhkan berbagai

penyakit, memberikan pahala yang besar bagi orang yang mengamalkannya ('Izzat

& 'Arif, 2011).

Al-Quransebagai penyembuh juga telah dilakukan dan dibuktikan

O’Riordon (2002) dalam Wahyudi (2012) bahwa orang membaca Al-Quran atau

mendengarkan akan memberikan perubahan arus listrik di otot, perubahan

sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan perubahan kadar darah pada kulit.

Alkahel (2011) menyebutkan membaca atau mendengarkan Al-Quran akan

memberikan efek relaksasi, sehingga pembuluh darah nadi dan denyut jantung

mengalami penurunan. Terapi bacaan Al-Quran ketika diperdengarkan pada orang

atau pasien akan membawa gelombang suara dan mendorong otak untuk

memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mempengaruhi reseptor-reseptor didalam tubuh sehingga hasilnya tubuh merasa

nyaman (Wahyudi, 2012). Elzaky (2011) menjelaskan dari ilmu kedokteran dan

fisiologi, suara/bacaan ayat-ayat Al-Quran akan berpengaruh sangat besar

terhadap kesehatan tubuh. Penelitian ini didukung oleh FMIPA UNPAD tahun

2006-2009 bahwa mendengarkan Al-Quranakan memiliki serangkaian manfaat

bagi kesehatan antara lain meredakan stress, meningkatkan relaksasi,

meningkatkan sistem kekebalan tubuh bagi orang yang membaca atau

mendengarkan, sehingga terapi Al-Quranmemberikan efek menakjubkan

(Wahyudi, 2012). Efek terapi bacaan Al-Quran sebagai obat penyakit jasmani dan

rohani. Beberapa pengaruh Al-Quran sebagai penyembuh dapat dijelaskan sebagai

berikut :

(1) Pengaruh mendengarkan ayat Al-Quran terhadap kecemasan

Beberapa penelitian yang menjelaskan manfaat terapi Al-Quran terhadap

pasien diantaranya penelitian Nurliana (2011) didapatkan bahwa

perangsangan ayat-ayat suci Al-Quran bagi ibu yang dilakukan kuretase dapat

menurunkan kecemasan. Penelitian Qadri (2003) menyatakan bahwa setelah

dibacakan Al-Quran kepada beberapa pasien di rumah sakit, 97% pasien

merasa tenang dan memperoleh penyembuhan penyakit dengan cepat. Riset

ini dikuatkan oleh hasil penelitian kedokteran Amerika Utara (Elzaky, 2011)

yang menyimpulkan 97% responden setelah diperdengarkan bacaan Al-Quran

pasien menjadi lebih tenang dan gelombang otak mereka dari percepatan

gerak (12-13 db per detik) menjadi lebih lambat (8-18 db per detik) sehingga

pasien merasa lebih nyaman. Hasil penelitian Nurhayati (1997) dalam Elzaky

(2011) didapatkan bahwa bayi berusia 48 jam diperdengarkan bacaan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

AlQuran melalui tape recorder menunjukkan respon senyum dan lebih

tenang.

(2) Pengaruh mendengarkan ayatAl-Quran terhadap sel-sel tubuh

Manusia diciptakan Allah SWT dari unsur tanah dan terbentuk dari sel-sel.

Setiap sel bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya, sehingga tubuh

memiliki keseimbangan yang baik. Kerusakan salah satu sel tubuh akan

menyebabkan ketidakseimbangan bagi individu atau menimbulkan sakit

(Alkahel, 2011).Elzaky (2011) menyatakan bahwa sel tubuh pada manusia

sangat dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain; gelombang cahaya,

gelombang radio, dan gelombang suara. Bagian sel tubuh yang sakit,

kemudian diperdengarkan bacaan Al-Quran, akan mempengaruhi gelombang

dalam tubuh dengan cara merespon suara dengan getaran-getaran sinyalnya

dikirimkan ke sistem saraf pusat (Alkahel, 2011).

Hal ini diperkuat oleh penelitian Emoto dari Jepang bahwa 70% bagian tubuh

manusia adalah air dan medan elektromagnetis dan perubahannya

dipengaruhi oleh suara. Suara atau bacaan Al-Quranberpengaruh besar

terhadap partikel-partikel air didalam tubuh sehingga menjadi lebih baik dan

meningkatkan kesembuhan. Pembedahan abdomen menyebabkan terjadi

perubahan sel tubuh akibat prosedur pembedahan. Terapi bacaan Al-

Qurandiharapkan akan memberikan pergerakan sel-sel menuju kearah

perbaikan, mengurangi nyeri dan akhirnya akan mempercepat proses

penyembuhan bagi pasien(Graf et.al, 2007).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(3) Pengaruh mendengarkan ayat Al-Quranterhadap Kulit

Pengaruh bacaan Al-Quranterhadap kulit dipengaruhi gelombang suara yang

masuk, kulit berfungsi sebagai organ sensoris dan mengekskresi

kelenjarkeringat (Black & Hawks, 2009). Suara bacaan Al-Quranyang

diperdengarkan pasien pasca bedah orthopedi mengirimkan gelombang pada

kulit dan akan mengalami perbaikan sel-sel kulit kearah kesembuhan atau

perbaikan. Secara skema, efek penyembuhan terapi mendengar murrotal

AlQuranmelalui gelombang suara yang berdampak pada terapi ('Izzat & 'Arif,

2011).

2) Qur’an Surah Ar-Rahman

Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam Al-Quran. Surah ini

tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang

berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat

pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian

besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah. kepada hamba-hamba-Nya,

yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia

maupun di akhirat nanti.

Surah Ar-Rahman dikenal juga dengan nama ‘Arûs Al-Quran, yang secara

harfiah Pengantin Al-Quran. Imam Al-Baihaqqi meriwayatkan bahwa Nabi saw.

Bersabda: “Segala sesuatu memiliki pengantinnya dan pengantin Al-Quran adalah

surah Ar-Rahman, penemaan itu karena indahnya surat ini dan karena di

dalamnya terulang 31 kali kalimat Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban

(Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada

manusia(Shihab, 2002).

Surah ini dimulai dengan ayat yang merupakan suatu bukti, tanda, dan

manifestasi. Yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Pengasih, yang mengajarkan

pengetahuan tentang diri-Nya melalui Al-Quran(al-Mizan). Manifestasi pertama -

Allah adalah cahaya-Nya, cahaya pengetahuan. Orang-orang kafir ingin

memadamkan cahaya Allah dan perintah-Nya, tetapi Allah tidak mengizinkannya

karena "Allah adalah cahaya langit dan bumi." Surah ini berakhir dengan kalimat

"Mahaberkah" (tabaraka). Mahaberkah adalah salah satu nama Allah. Jika

manusia menyeru nama Allah, maka Allah akan menghampiri

kediamannya(Ahwazi, 2005).

Keutamaan Surah Ar-Rahman, menurutShaduq (2008) :

(1) Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman,

Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang

dikaruniakan padanya.”

(2) Imam Ja’far Ash-shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-

Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ

tukadzdzibân’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu

(tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat

membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti

matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati,

maka matinya seperti matinya orang yang syahid”.

(3) Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar-

Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari

kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya

paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan

Allah yang lebih dekat dengan-Nya daripadanya. Pada saat itu Allah

berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun malam bersamamu

saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan bin fulan,

lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka: Berilah

syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi

syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari

orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada

mereka: Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana

yang kalian inginkan(Shaduq, 2008).

2.3.6 Spiritual dan Neurohormonal

Keterkaitan perilaku dengan ketahanan tubuh imunologik dalam konteks

PNI diperantarai oleh neurotransmitter; neurohormonal, hormon dan sitokin.

Salah satu jalur yang mudah dibahas adalah jalur ACTH-kortisol-imunitas. Proses

pengelolaan stres mengakibatkan pasien sedang berada pada kondisi adaptasi,

menyeimbangkan diri antara stimulus-respon yang diatur dalam sistem limbik.

Bagian utama sistem limbik adalah hipothalamus yang berperan dalam mengatur

perilaku; dorongan dan fungsi vegetatif. Ada rangsangan pada hipothalamus

menimbulkan sekresi neurohormonal melalui HPA axis. Sedangkan pengaruh

emosi sendiri diperoleh melalui amigdala, stimulasi pada amigdala menimbulkan

efek yaitu sekresi kortikotropik dan muncul rasa senang (Guyton & Hall, 2008).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Amigdala menghidupkan hipothalamus agar mensekresikan CRF, CRF

akan mengaktifkan hipothalamus anterior (AP) untuk mensekresi (enkephalin dan

endorfin). Selain itu sekresi ACTH pada AP menurun yang akan mengontrol

korteks adrenal untuk mengendalikan sekresi kortisol. Kadar ACTH dan kortisol

yang menurun akan menyebabkan respon imun meningkat (Muhalla, 2011).

Normalitas kortisol menstimulasi respon ketahanan tubuh imunologik, baik

spesifik non-spesifik: seluler maupun humoral yaitu kortisol normal akan

menstimulasi limfosit (T, B) yang dapat memproduksi antobodi. Gangguan

adaptasi pada stressor tercermin pada sekresi kortisol dalam serum darah yang

menurun pada malam hari. Apabila sekresi hormon kortisol tetap tinggi, maka

produksi respon imunologik akan menurun sehingga bisa menyebabkan mudah

terserang penyakit dan gangguan kesehatan pada tubuh seseorang. Sedangkan

sekresi kortisol menurun, mengindikasikan terjadi produksi respon imunologik

yang meningkat pada tubuh seseorang(Long, 1996).

2.4 Konsep Bedah Fraktur Nonpatologis

Pasien yang mengalami disfungsi muskuloskeletal umumnya harus

menjalani pembedahan untuk mengkoreksi masalahnya (Maher,Salmen & Pellino,

2002; Smeltzer & Bare, 2002). Sasaran kebanyakan pembedahan adalah

memperbaiki fungsi dan mengembalikan fungsi dan peran pasien sebelumnya

(Salmond & Pellino, 2002). Salah satu indikasi dilakukannya pembedahan

orthopedi adalah pasien yang mengalami fraktur atau patah tulang. Pengertian

fraktur menurut Smeltzer dan Bare (2002) adalah terputusnya kontinuitas tulang

dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres

yang lebih besar daripada yang mampu diabsorpsi olehnya. Meskipun tulang

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

patah, jaringan lunak disekitarnya juga akan terpengaruh mengakibatkan edema

jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon,

kerusakan syaraf dan pembuluh darah (Novita, 2012).

Klasifikasi fraktur secara etiologis menurut Rasjad (2012) yaitu :

1) Fraktur patologis, merupakan fraktur yang terjadi karena kelemahan tulang

sebelumnya akibat kelainan patologis di dalam tulang

2) Fraktur non patologis, yang terdiri dari fraktur trauma yaitu fraktur yang

terjadi karena trauma yang tiba-tiba dan fraktur stres yaitu fraktur yang terjadi

karena adanya trauma yang terus-menerus pada suatu tempat tertentu.

Prosedur pembedahan yang sering dilakukan pada fraktur non patologis

meliputi reduksi terbuka dengan fiksasi interna (ORIF : Open Reduction Internal

Fixation) atau dengan fiksasi eksterna untuk pasien dengan fraktur yang tidak

stabil (Apley & Solomon. 1995; Maher, Salmen & Pellino, 2002). Pada kondisi

garis patah stabil fiksasi bisa dengan gips saja (Apley & Solomon, 1995).

Artroplasti atau pergantian sendi dilakukan jika kerusakan sampai sendi, juga

fasiotomi, debridement, sampai tindakan amputasi adalah merupakan pilihna

penanganan fraktur yang memiliki masalah trauma sangat massif (Maher,

Salmond & Pellino, 2002).

Prinsip penatalaksanaan pasien fraktur menurut Apley dan Solomon

(1995) dikenal sebagai 4R yaitu :

1) Rekognisi : Suatu cara mengenali, mendiagnosis dan menilai fraktur

2) Reduksi : Suatu cara merestorasi fragmen fraktur sehingga didapati posisi

yang bisa diterima. Pada fraktur intra-artikuler diperlukan reduksi anatomis

dan sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal, dan mencegah

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

komplikasi seperti kekakuan, deformitas, serta perubahan pada sendi seperti

osteoarthritis di kemudian hari

3) Retensi : Suatu cara meimmobilisasi bagian yang fraktur dan dilakukan

setelah fraktur direduksi. Fragmen tulang harus dipertahankan dalam posisi

sejajar

4) Rehabilitasi : Suatu program mengembalikan aktivitas fungsional pasien

secara keseluruhan dengan semaksimal mungkin.

Terapi-terapi pembedahan ortopedi menurut Smeltzer dan Bare (2002)

biasanya meliputi yang berikut :

1) Reduksi tertutup, dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang yang

patah ke posisinya sehingga ujung fraktur saling berhubungan (bisa dengan

gips atau traksi). Tindakan reduksi tertutup lainnya adalah graft tulang atau

cangkok tulang, artroplasti, penggantian sendi baik sebagian maupun total,

dan eksisi fibrokartilago sendi yang rusak (menisektomi), fasiotomi, transfer

tendon dan amputasi (Apley & Solomon, 1995; Helmi, 2012).

2) Reduksi terbuka adalah melakukan reduksi dan setelah membuat kesejajaran

tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan

tulang yang patah. Reduksi terbuka bisa dengan fiksasi ekternal atau fiksasi

internal. Selain alat-alat metal, tulang yang mati ataupun hidup dapat pula

digunakan berupa bone graft baik utograft/alograft, untuk mengisi defek

tulang atau pada fraktur yang nonunion. Operasi dilakukan dengan cara

membuka daerah fraktur dan fragmen direduksi secara akurat dengan

penglihatan langsung. Saat ini teknik operasi pada tulang dikembangkan oleh

grup ASIF (metode AO) yang dilakukan di Swiss dengan menggunakan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

peralatan yang secara biomedik telah diteliti. Prinsip operasi AO berupa

reduksi akurat, reduksi rigid dan mobilisasi dini yang akan memberikan hasil

fungsional yang maksimal.

Fiksasi eksternal (FE) atau Open Reduction and External Fixation (OREF)

adalah dipasangnya alat yang dapat memberikan dukungan stabil untuk

fraktur komunitif dan atau dengan kerusakan jaringan lunak yang hancur

yang masih dapat ditangani. Alat fiksasi eksterna dengan menggunakan

kanselosa screw dengan metilmatakrilt (akrilik gigi) atau fiksasi eksterna

dengan jenis-jenis lain misalnya menurut AO atau inovasi sendiri dengan

mempergunakan screw Schanz.(Helmi, 2012; Rasjad, 2012).

Beberapa indikasi dilakukannya OREF menurut Rasjad (2012) antara lain :

(1) Fraktur terbuka grade II dan grade III

(2) Fraktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yang hebat

(3) Fraktur dengan infeksi atau infeksi pseudoartrosis

(4) Fraktur yang miskin jaringan ikat

(5) Terkadang pada fraktur tungkai bawah penderita diabetes melitus

Fiksasi internal atau Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) dengan

melakukan reduksi terbuka dan membuat kesejajaran tulang yang patah.

Fiksasi interna adalah stabilisasi tulang yang fraktur dengan menggunakan

alat-alat stress sharing atau stress shielding screwt, plate, Kirschner Wire (K-

Wire), pin, nail atau pemasangan yang merupakan kombinasi dua atau lebih

dari alat-alat tersebut (Novita, 2012).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Beberapa indikasi dilakukannya ORIF menurut Rasjad (2012) antara lain :

(1) Fraktur intra-artikuler misalnya fraktur maleolus, kondilus, olekranon,

patela

(2) Reduksi tertutup yang mengalami kegagalan misalnya fraktur radius dan

ulna disertai malposisi yang hebat atau fraktur yang tidak stabil

(3) Bila terdapat interposisi jaringan diantara kedua fragmen

(4) Bila diperlukan fiksasi rigid misalnya pada fraktur leher femur

(5) Bila terjadi fraktur dislokasi yang tidak dapat direduksi secara baik

dengan reduksi tertutup misalnya fraktur Monteggia dan fraktur Bennett

(6) Fraktur terbuka

(7) Bila terdapat kontraindikasi pada imobilisasi eksterna sedangkan

diperlukan mobilisasi yang cepat, misalnya fraktur pada orang tua

(8) Eksisi fragmen yang kecil

(9) Fraktur multiple misalnya fraktur pada tungkai atasa dan bawah

(10) Untuk mempermudah perawatan penderita misalnya fraktur vertebra

tulang beakang yang disertai paraplegia

2.4.1 Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Operasi Orthopedi Non

Patologis

Asuhan keperawatan pada pasien yang menjalani pembedahan orthopedi

adalah suatu layanan asuhan yang unik. Perawat memiliki peran yang sangat vital

atas ketidakberdayaan kline mangatasi masalahnya. Kegiatan perioperatif yang

dilakukan perawat berlangsung kontinu sejak pre operatif, intra operatif, post

operatif, hingga waktu pemulihan pasien (Maher, Salmond & Pullino, 2002).

Proses keperawatan pada pasien dimulai dari pengkajian riwayat pasien,

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menetukan masalah, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi,

serta melakukan implementasi dan evaluasi (Smeltzer & Bare, 2002; Maher,

Salmond & Pullino, 2002).

1. Pengkajian

Pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal yang menjalani

prosedur pembedahan menurut Smeltzer dan Bare (2002), proses pengkajian post

operasi adalah kesinambungan dari pengkajian pre operasi, melakukan

menyesuaikan terhadap status pasca pembedahan terbaru. Perawat mengkaji ulang

kebutuhan pasien berrkaitan dengan nyeri, perfusi jaringan, promosi kesehatan,

mobilitas dan konsep diri.

Trauma skeletal dan pembedahan yang dilakukan pada tulang dengan

melibatkan kerusakan jaringan integumen (Smeltzer & Bare, 2002; Chelly et.al,

2003). Perfusi jaringan harus dipantau ketat karena edema dan perdarahan ke

dalam jaringan dapat meperburuk peredaran darah dan mengakibatkan sindrom

kompartemen (Horlocker, 2006). Kerusakan jaringan yang aktual ataupun

potensial pasca pembedahan dapat menyebabkan munculnya nyeri post operasi,

untuk itu perlu juga dilakukan pengkajian terhadap kondisi luka pembedahan.

Pengkajian fungsi respirasi, gastrointestinal dan perkemihan memberikan data

untuk memperbaiki fungsi sistem tersebut.

Kozier (2005), menjelaskan bahwa pengkajian luka meliputi:

1) Lokasi

Lokasi atau posisi luka, dihubungkan denga posisi anatomis tubuh dan

mudah dikenali, di dokumentasikann sebagai referensi utama. Lokasi luka

mempengaruhi waktu penyembuhan luka dan jenis perawatan yang diberikan.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lokasi lukadi area persendian cenderung bergerak dan tergesek, akan lebih lambat

sembuh karena regenerasi dan migrasi sel terkena trauma (siku, lutut, kaki). Area

yang rentan oleh tekanan atau gaya lipatan (shear force) akan lambat sembuh

(pinggul, bokong), sedangkan penyembuhan meningkat di area dengan

vaskularisasi baik.

2) Ukuran luka

Diukur panjang, lebar dan diameternya bila bentuk luka bulat dengan

sentimeter, gambarkan bentuk luka tersebut dengan lembar transparan yang telah

dicatat berpola kotak-kotak berukuran sentimeter.

3) Kedalaman luka

Dapatdiukur dengan kapas lidi steril yang sudah dilembabkan dengan

normal saline, masukkan dengan hati-hati ke dalam luka dengan posisi tegak lurus

(90o) hingga ke dasar luka. Beri tanda pada lidi sejajar dengan permukaan kulit

disekitar luka. Ukur dengan sentimeter.

4) Gowa atau terowongan

Dapat diketahui dengan melakukan palpasi jaringan disekeliling pinggir

luka, dimana akan teraba tenderness/perlukaan.

5) Warna dasar luka

Warna dasar luka berhubungan dengan penentuan terapi topikal dan jenis

balutan luka. Ada beberapa macam warna dasar luka yang membutuhkan

perlakuan spesifik terhadap masing-masing sesuai warna dasar tersebut.

(1) Nekrotik

Biasanya warna dasar hitam, tampak kering dan keras disebut keropeng

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2) Sloughy

Warna dasar luka ini tampak kekuningan, sangat eksudatif atau berair/basah.

Sloughy ini harus diangkat dari permukaan luka karena jaringan ini juga

sedang mengalami nekrotik, dengan demikian pada dasar luka akan tumbuh

jaringan granulasi untuk proses penyembuhan.

(3) Granulasi

Warna dasar luka adalah merah, merupakan pertumbuhan jaringan yang baik,

namun tidak dapat dibiarkan tanpa pembalut

(4) Epitelisasi

Warna dasar adalah pink, terkadang sebagian luka ini masih dalam proses

granulasi.

Anestesi umum, analgetik dan immobilitas dapat menyebakan kerusakan

fungsi berbagai sistem tersebut. Selain itu, perawata harus memperhatikan

mengenai pengkajian dan pemantauan pasien mengenai potensial masalah yang

berkaitan dengan pembedahan. Komplikasi pada paru berupa atelektasis dan

pneumonia serring terjasi dan mungkin berhubungan dengan penyakit paru

sebelumnya, anastesi, penurunan aktivitas yang bisa terjadi karena nyeri,

analgetik, usia lanjut. Pengkajian tanda vital, derajat kesadaran, cairan yang keluar

dari luka, bunyi nafas, bising usus, keseimbangan cairan, nyeri dan adanya cemas

adalah data-data yang harus didokumentasikan.

Menurut Black dan Hawks (2009) data yang perlu dikaji secara sistematis

adalah sebagai berikut :

a. Keluhan utama, data umum pasien, riwayat pemakaian obat, adanya alergi,

pembedahan sebelumnya dan pengetahuan pasien terhadap persiapan tindakan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pembedahan yang meliputi persiapan fisik dan mental serta prognosis tindakan

keperawatan selanjutnya dalam mobilisasi dini, latihan pergerakan pasca

pembedahan.

b. Riwayat penyakit sistematik seperti liver, kardiovaskuler, diabetes, paru-paru

dan masalah infeksi gigi, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya.

c. Penampilan fisik umum, postur, gaya berjalan, kesimetrisan tubuh, deformitas,

keterbatasan sendi, adanya massa, warna kulit, ekimosis, jejas pada kulit, nyeri

tekan, krepitus, pemakaian alat fiksasi atau alat bantu.

d. Integritas fungsi meliputi keterbatasan mobilitas, keterbatasan fungsi

neuromuskuler. Perubahan sensori-persepsi, pengkajian neurovaskuler, fungsi

motorik dan difisit sensori sebelum induksi.

2. Diagnosa Keperawatan

Smeltzer dan Bare (2002) menetapkan diagnosa keperawatan utama pasien

setelah pembedahan orthopedi sesuai urutan prioritas adalah :

a. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan dan

immobilisasi

b. Cemas berhubungan dengan nyeri, adanya luka post operasi dan alat fiksasi

c. Potensial terhadap perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan

dengan pembengkakan, alat yang mengikat, gangguan peredaran darah

d. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, pembengkakan,

prosedur pembedahan, adanya alat fiksasi

e. Perubahan citra diri, harga diri atau kinerja peran yang berhubungan dengan

dampak masalah muskuloskeletal

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Intervensi

Tujuan utama pasien setelah pembedahan orthopedi dapat meliputi

pengurangan nyeri, perfusi jaringan yang adekuat, pemeliharaan kesehatan,

peningkatan mobilitas, perbaikan konsep diri, dan tidak adanya komplikasi

(Smeltzer & Bare, 2002). Intervensi perawatan sesuai dengan diagnosa yang telah

ditegakkan antara lain :

a. Meredakan nyeri

Setelah pembedahan orthopedi, nyeri mungkin sangat berat, edema,

hematoma dan spasme otot merupakan penyebab nyeri yang dirasakan.

Tingkat nyeri pasien dan respon terhadap upaya teraupetik haraus dipantau

ketat. Nyeri yang terus bertambah dan tidak dapat dikontrol perlu dilaporkan

ke dokter ahli untuk di evaluasi. Harus diupayakan segala usaha untuk

mengurangi nyeri da ketidaknyamanan. Bila pemberian analgetik per oral

atau intramuscular diberikan pada kondisi hanya jika diperlukan. Obat

diberikan berdasarkan pencegahan dalam interval yang ditentukan bila awitan

nyeri dapat diramalkan (Smeltzer & Bare, 2002).

Pendekatan farmakologi dan nonfarmakologi diperlukan untuk

penatalaksanaan nyeri (Potter & Perry, 2006). Peninggian ekstrimitas yang

dioperasi dan kompres dingin bisa dilakukan untuk membantu mengontrol

nyeri dan mngurangi edema (Smeltzer & Bare, 2002). Perawat akan

menyadari bahwa teknik perubahan posisi, relaksasi, distraksi guided

imagery, dan terapi modalitas lainnya diperlukan utuk membantu mengurangi

dan mengontrol nyeri pada pasien (Pulido et.al, 2010).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Memelihara perfusi jaringan adekuat

Rencana perawatan pre operasi terus dulanjutkan. Perawat harus memantau

status neurovaskuler bagian badan yang dioperasi dan melaporkan segera

kepada dokter bila ditemukan adanya gangguan perfusi jaringan. Pasien

diberi penyuluhan agar melakukan latihan mobilisasi dan latihan pergelangan

atau sendi (Black & Hawks, 2009). Perhatikan juga indikasi adanya pressure

ulcer, peningkatan nutrisi, pemenuhan kebersihan diri sebagai upaya juga

memperbaki perfusi.

c. Memperbaiki mobilitas fisik

Mobilisasi merupakan keluhan yang paling banyak menyertai nyeri, dan

keluhan takut untuk bergerak juga disertai keluhan nyeri pada pembedahan

orthopedi (Australia Acute Musculosceletal Pain Guidelines Group, 2004).

Hubungan teraupetik dapat membantu pasien berpartisipasi dalam aktivitas

yang dirancang untuk memperbaiki tingkat mobilisasi.

d. Peningkatan konsep diri

Perawat dan pasien menyusun rencana yang akan dicapai. Peningkatan

aktivitas perawatan diri dalam batas program teraupetik dan pengembalian

peran dapat membantu mengenali kembali kemampuannya dan meningkatkan

harga diri, identitas diri, dan kinerja peran. Penerimaan perubahan citra tubuh

dapat dibantu dengan dukungan yang diberikan oleh perawat, keluarga dan

orang lain (Smeltzer & Bare, 2002).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.5 Theoritical Mapping

Penelitian yang berkaitan dengan teknik relaksasi (Deep Breathing

Exercise) pada pasien post operasi orthopedi telah beberapa kali dilakukan seperti

yang diringkas pada lampiran 7 (Theoritical Mapping).

Beberapa penelitian yang ditelaah memberikan gambaran bahwa

pelaksanaan Deep Breahing Exercise (DBE) sudah pernah dilakukan pada pasien

post operasi orthopedi dengan berbagai metode dan durasi serta dikaitkan dengan

beberapa parameter yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Lim,

Yobas dan Chen (2014), menyatakan bahwa teknik relaksasi (Deep Breathing

Exercise) dapat menjadi alternatif dan strategi tambahan yang aman, murah dan

mudah untuk mengurangi nyeri dan ketegangan emosional postoperasi orthopedi

patologis serta meningkatkan self-efficacy pada pasien. Akan tetapi pada

penelitian ini tidak dapat terlihat seberapa besar pengaruh/efektifitas Deep

Breathing Exercise (DBE) terutama dalam menurunkan nyeri dan kecemasan

pasien post operasi orthopedi dikarenakan tidak adanya kontrol terhadap

penggunaan analgetik pada pasiennya sehingga belum diketahui jelas seberapa

besar penurunan tingkat nyeri dan kecemasan karena pengaruh Deep Breathing

Exercise (DBE) pada penelitian tersebut. Karakteristik sampel pada penelitian ini

juga merupakan pasien dengan post operasi orthopedi fraktur patologis (Total

Knee Replacement Surgery) yang memiliki ciri nyeri kronis.

Penelitian Nurdin, Killing dan Rottie (2013) juga menunjukkan hal yang

sama yaitu Deep Breathing Exercise (DBE) efektif dalam menurunkan nyeri pada

pasien post operasi orthopedi dengan skala nyeri berat, akan tetapi juga tidak

diketahui seberapa besar pengaruhnya dikarenakan tidak adanya kontrol terhadap

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penggunaan analgetik pada pasien tersebut sehingga dibutuhkan penelitian lebih

lanjut dengan prosedur penggunaan analgetik yang lebih terkontrol. Karakteristik

sampel pada penelitian ini merupakan pasien post operasi orthopedi nonpatologis

yang memiliki ciri nyeri akut.

Sistematika review yang dilakukan oleh Elizabeth et.al (2013) pada 20

penelitian dengan database MEDLINE, CINAHL dan PsychINFO

menggambarkan bahwa terapi mind-body spirit yang dilakukan dengan metode

yang berbed (DBE, guided imagery, hypnosis dan kombinasinya) menunjukkan

hasil yang berbeda-beda pula terhadap psychosocial measures (cemas dan depresi)

pada pasien post operasi. Pada penelitian ini teknik kombinasi antara DBE dan

guided imagery paling besar berpengaruh terhadap penurunan cemas dan depresi

pada pasien post operasi orthopedi dibandingkan dengan teknik DBE saja ataupun

kombinasi DBE dengan hypnosis. Rekomendasi yang disarankan dari sistematika

review ini adalah dilakukan penelitian mengenai terapi mind-body spirit dengan

prosedur dan metode intervensi yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan

karakteristik responden yang berbeda-beda.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, hal-hal yang perlu dilakukan

penyempurnaan yaitu prosedur pelaksanaan teknik DBE yang diberikan baik dari

segi metode pelaksanaan, waktu pemberian, dan pengontrolan terhadap analgetik

yang didapatkan hingga karakteristik pasien post operasi orthopedi masih belum

seragam sehingga belum memiliki sebuah pedoman yang pasti di dalam

pemberian terpai Deep Breathing Exercise. Disamping itu rata-rata hasil

penelitian masih belum seragam menunjukkan hasilnya terhadap variabel yang

diteliti terutama terhadap nyeri dan kecemasan. Walaupun banyak kombinasi

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terapi yang sudah dilakukan untuk lebih mengoptimalkan DBE dalam

menurunkan nyeri dan kecemasan pasien post operasi orthopedi, belum ada

yang menghubungkan DBE dengan unsur spiritualitas dari pasien, padahal

spiritualitas adalah komponen yang bersifat universal, yang sangat penting

untuk seseorang merasa sehat dan sejahtera (Dossey, 2005). Spiritual

individu terhadap agamanya juga mampu membuat persepsi menjadi positif

dan dapat menimbulkan keadaan yang lebih menenangkan (more relaxing)

(Zulkurnaini et al, 2012), sehingga pelaksanaan DBE pun diharapakan akan

lebih optimal. Oleh sebab itu penelitian ini akan meneliti mengenai

pengaruh terapi spiritual deep breathing exercise terhadap nyeri dan

kecemasan pada pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Spiritual Deep Breathing Exersice


Spiritual(Mendengarkan Murrotal Deep Breathing Exercise
surah Ar-Rahman) (DBE)

Organ Pendengaran Penurunan konsumsi O2, frekuensi pernafasan,


frekuensi jantung, dan ketegangan otot
Thalamus

Konsentrasi tubuh dan pikiran


Prefrontal Cortex (PFC)

Proses persepsi terhadap Murrotal Aktivasi gelombang alfa di otak


Surah Ar-Rahman

Persepsi Positif

Amigdal Endorfin

Hipothalamus
CRF
Menghambat pelepasan
substansi P
Kelenjar hipofisis Gate
Control
Inhibitor nyeri serabut Beta-A Theory
Endorfin

Pintu gerbang tertutup


Perasaan nyaman
(comfort)
Faktor Perancu :
Usia, Jenis Kelamin, Riwayat
Pembedahan Sebelumnya

Penurunan Sensasi Nyeri

Penurunan Kecemasan

Keterangan :
: diukur
: tidak diukur

Gambar 3.0.1Kerangka Konseptual

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penjelasan Kerangka Konseptual Penelitian

Spiritual deep breathing exercise merupakan kombinasi terapi yang

diyakini dapat menurunkan nyeri dan cemas pada pasien post operasi orthopedi

fraktur nonpatologis dengan lebih efektif. Sebelum dan selama melakukan DBE

akan diperdengarkan Murrotal Surah Ar-Rahman yang merupakan rekaman suara

Qur’an Surah Ar-Rahman yang berirama indah dan mempunyai tempo 79,8 bpm

(seiring dengan denyut jantung normal). Saat mendengarkan Murrotal,

gelombangnya akan ditransmisikan melalui ossicles di telinga tengah dan melalui

cairan cochlear berjalan menuju telinga dalam. Selanjutnya rambut silia sebagai

sensori reseptor akan mengubah frekuensi getaran menjadi getaran elektrik dan

langsung terhubung dengan ujung nervus pendengaran. Nervus auditori

menghantarkan sinyal ini ke korteks auditori di lobus temporal. Korteks auditori

primer menerima input dan mempersepsikan Murrotal Ar-Rahman tersebut

berdasarkan pengalaman pasien. Persepsi auditori dari surah Ar-Rahman bekerja

di pusat auditori di lobus frontal, yang selanjutnya mengirimkan sinyal ke talamus

dan prefrontal cortex (PFC) sehingga akan mempengaruhi persepsi pasien

menjadi positif. Persepsi yang positif akan mempengaruhi amigdala yang akan

diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor

(CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar pituitary (hipofise) untuk

mensekresikan endorfin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana

hati menjadi rileks.

Selain itu saat tubuh melakukan DBE dengan benar dan teratur maka akan

menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung serta

ketegangan otot. Hal ini akan menyebabkan tubuh berada pada konsentrasi tinggi

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sehingga akan mengaktivasi gelombang alfa pada otak. Aktivasi alfa ini yang

kemudian akan merangsang pengeluaran endorfin.

Dalam teori gate control tingkat endorfin yang tinggi saat melakukan

terapi spiritual deep breathing exercise akan menghambat pelepasan substansi

yang dilepaskan oleh neuron delta-A dan C yang mempersepsikan nyeri sehingga

masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A yang akan menutup

mekanisme pertahanan (pintu gerbang). Ketika pintu gerbang tertutup maka pesan

yang disampaikan di korteks adalah stimulasi modulasi dan bukan nyeri sehingga

nyeri dan kecemasan akan berkurang/hilang.

3.2 Hipotesis Penelitian

1. Spiritual Deep Breathing Exercise dapat menurunkan nyeri pada pasien post

operasi orthopedi fraktur nonpatologis

2. Spiritual Deep Breathing Exercisedapat menurunkan kecemasan pada pasien

post operasi orthopedi fraktur nonpatologis

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasiexperiment dengan rancangan

penelitian pre-post test control group design. Desain ini digunakan untuk

membandingkan efektivitas intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan

dengan kelompok kontrol pada saat sebelum dan setelah pemberian intervensi.

Dalam pelaksanaan penelitian, kelompok perlakuan diberi terapi standar di

ruangan dan intervensi spiritual deep breathing exercise, sedangkan kelompok

kontrol hanya diberi terapi standar di ruangan tanpa intervensi. Kedua kelompok

dilakukan pengukuran terhadap variabel nyeri dan tingkat kecemasan, pada saat

sebelum dan setelah intervensi. Rancangan penelitian digambarkan sebagai

berikut:

Tabel 4.1Rancangan penelitian Quasi-experiment


Subjek Pre-test Perlakuan Post-test
K-A O I OI-A
K-B O - OI-B
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
(Sumber: Nursalam, 2014)
Keterangan:
K-A : Subjek (pasien post operasi orthopedi fraktur non patologis) yang
diberi perlakuan
K-B : Subjek (pasien post operasi orthopedi fraktur non patologis) yang
dikontrol
- : Hanya diberi terapi standar ruangan
O : Observasinyeri dan kecemasansebelum intervensi spiritual deep
breathing exercise pada kelompok kontrol dan perlakuan
I : Intervensi spiritual deep breathing exercise
OI (A+B) : Observasi skalanyeri dan tingkat kecemasan sesudahintervensi
spiritual deep breathing exercise pada kelompok kontrol dan
perlakuan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.2 Populasi. Sampel, dan Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi menurut Ariawan (1998) adalah sekumpulan individu dimana

hasil suatu penelitian akan dilakukan generalisasi. Populasi dalam penelitian

kuantitatif didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi orthopedi fraktur

nonpatologis yang dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP).

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi

sebagai berikut :

1) Kriteria Inklusi

(1) Pasien yang akan menjalani operasi orthopedi fraktur non patologis tanpa

operasi penyerta lainnya

(2) Beragama Islam

(3) Berusia 15 - 60 tahun

(4) Pasien dengan waktu 24 jam pasca operasinya berada pada pukul 08.00-

11.00 WIB

(5) Pasien dalam kondisi sadar penuh saat dilakukan pengkajian maupun

intervensi

(6) Pasien memiliki kemampuan baca tulis

(7) Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(8) Pasien bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar

persetujuan penelitian (informed consent)

2) Kriteria Eklusi

(1) Pasien dengan operasi orthopedi emergency

(2) Pasien tidak kooperatif

3) Kriteria drop out

(1) Pasien mengalami komplikasi post operasi, seperti gangguan

hemodinamik, perdarahan atau nyeri hebat, sehingga harus segera

dikonsultasikan ke dokter ahli

(2) Responden tidak mendapatkan terapi analgetik ketorolak pada 24 jam

pasca operasinya

(3) Responden meninggal dunia

(4) Responden keluar dari Rumah Sakit

(5) Responden tidak kompeten dalam mengisi quesioner

4.2.3 Sampling

Teknik pengambilan sampel menggunakan Nonprobability samplingjenis

purposive sampling, yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam

penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang

telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2014).

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan besar sampel

minimal berdasarkan hsil penelitian Chiang (2012) tentang efektifitas terapi musik

terhadap nyeri di taiwan, menggunakan rumus sebaagai berikut (Ariawan, 1998):

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

α 2
2�Z1− + Z1−β�
2𝜎 2
n1=n2=
(𝜇1 − 𝜇2)2

2(6,71)2 . (1,96 + 0,84)2


n1=n2=
(29,41 − 22,72)2

𝑛 = 12,7 ≈ 13

Keterangan:

n1=n2 = Besar sampel

σ = Standar deviasi dari penelitian sebelumnya (6,71) (Chiang, 2012)

Z 1-α/2 = Nilai Z pada kekuatan uji (power) 1-α/2, derajat kemaknaan pada uji 2

sisi (two tail) = 1,96

Z 1-β = Nilai Z pada kekuatan uji (power) 1-β = 0,84

µ1 = Rerata nyeri sebelum intervensi penelitian terkait sebelumnya (29,41)

(Chiang, 2012)

µ2 = Rerata nyeri setelah intervensi penelitian terkait sebelumnya (22,72)

(Chiang, 2012)

Penghitungan koreksi atau penambahan besar sampel berdasarkan prediksi

sampel drop out dari penelitian (Dharma, 2011):

𝑛
𝑛′ =
1−𝑓

13
𝑛′ = = 14,4 ≈ 14
1 − 0,10

Keterangan:

n’ = besar sampel setelah dikoreksi

n = besar sampel berdasarkan estimasi sebelumnya (13)

f = prediksi persentase sampel drop out (10%)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3 Kerangka Operasional

Kerangka kerja atau kerangka operasional adalah langkah-langkah dalam

aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu

kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian(Nursalam, 2013).

Populasi
Pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis di RS Muhammadiyah Palembang

Purposive Sampling

Sampel: Pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis yang dirawat di RS


Muhammadiyah Palembangyang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Matching

Kelompok Perlakuan(n=14) mendapat terapi Kelompok Kontrol (n=14) hanya


standar ruangan dan intervensi spiritual deep mendapat terapi standar di ruangan
breathing exercise selama 2 hari

Pre-test
Mengkaji karakteristik responden, Mengukurskala nyeri dan tingkat kecemasan

Post-test
Mengukur skala nyeri dan tingkat kecemasan

Analisis Data: Deskriptif (mean dan standart deviasi (SD); Inferensial (uji
normalitas, uji kesetaraan→Uji Wilcoxon dan Uji Mann Whitney)

Penyajian Hasil penelitian

Kesimpulan

Gambar 4.1Kerangka operasional pengaruh terapi Spiritual Deep Breathing


Exercise terhadap nyeri dan kecemasan pasien post operasi
orthopedi fraktur nonpatologis

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah spiritual deep breathing

exercise.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah skala nyeri dan tingkat

kecemasan pada pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.3 Definisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh terapi Spiritual Deep Breathing Exercise terhadap nyeri dan kecemasan pasien post operasi
orthopedi fraktur nonpatologis
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Independen: Pemberian intervensi terapi Terlaksananya program pendampingan terapi spiritual deep SAK Nominal -
Terapi spiritual dengan cara mendengarkan breathing exerciseselama 130 menit (pertemuan 1 selama 30
deep breathing Murrotal Surah Ar-Rahman menit, pertemuan 2,3,4,5 masing-masing selama 25 menit,
exercise melalui earphone sambil meliputi :
melakukan relaksasi nafas Pembukaan: (5 menit x 5 pertemuan)
dalam (menarik nafas yang 1. Salam pembukaan
dalam dari hidung dengan 2. Tujuan kegiatan
hitungan 1,2,3 kemudian 3. Kontrak waktu
tahan selama 3-5 detik lalu Isi :
hembuskan melalui mulut • Pertemuan 1 (pre operasi, selama 15 menit)
secara perlahan)dan ulangi • Pertemuan 2, 3, 4, 5 (masing-masing 15 menit)
prosedur DBE tersebut Diskusi dan Evaluasi (pada pertemuan 1 selama 5 menit)
selama mendengarkan Penutup: (5 menit x 5 pertemuan)
Murrotal Surah Ar-Rahman
yang ada di dalam MP4
peneliti.
Dependen :
1. Nyeri Pengalaman sensori dan Perilaku nyeri menurut Rospond (2008): - Numeric Interval Dinyatakan
emosional yang tidak • Keluhan verbal mengenai nyeri Rating dalam rentang
menyenangkan akibat dari • Menggunakan obat Scale skala 0-10.
kerusakan jaringan yang • Berusaha mencari terapi/pengobatan (NRS) Semakin tinggi
aktual atau potensial • Ketidaksempurnaan atau perubahan fungsi fisik atau sosial: - Lembar nilai skala
tidak tenang, agitasi, bingung, iritabilitas, pusing, berkeringat, observasi menunjukkan
lelah luka nyeri yang
semakin berat

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Ekspresi wajah: kaku/grimace, kening berkerut, mata atau


mulut terkunci rapat atau terbuka lebar, meringis
• Vokal/suara: menangis, menjerit, berteriak, mengerang

2. Kecemasan Perasaan tidak nyaman/ Perasaan cemas (ansietas), Ketegangan, Ketakutan, Gangguan Kuesioner Ordinal Setiap gejala
Respon emosi yang tidur, Gangguan kecerdasan, Perasaan depresi (murung), Gejala dengan skala dinilai dalam
dirasakan pasien selama di somatik atau fisik (otot), Gejala somatik atau fisik (sensorik), HRS-A skala intensitas
Rumah Sakit setelah Gejala kardiovaskuler (jantung), Gejala respiratori (pernafasan), 0-4, kemudian
menjalani operasi orthopedi Gejala gastrointestinal (pencernaan), Gejala urogenital skor
fraktur nonpatologis (perkemihan dan kelamin), Gejala Autonom, dan Tingkah laku dijumlahkan.
(sikap) pada saat wawancara Total skor 0-
56.Semakin
tinggi skor
menunjukkan
kecemasan yang
semakin berat

Perancu

3. Usia Jumlah tahun yang telah Usia responden saat dilakukan pengukuran dalam satuan tahun Kuesioner Ordinal 1. 13-16 tahun
dilalui pasien sejak lahir 2. 17-40 tahun
sampai ulang tahun terakhir 3. 41-60 tahun
saat diobservasi
4. Jenis Kelamin Penggolongan responden Identitas responden dari segi anatomi biologi Kuesioner Nominal 1. Laki-laki
berdasarkan alat reproduksi 2. Perempuan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5. Riwayat Pernyataan atau pengakuan Pengalaman menjalani tindakan pembedahan sebelum Kuesioner Ordinal 0 = tidak
pembedahan dari responden bahwa pembedahan orthopedi saat ini pernah ada
sebelumnya responden pernah mengalami riwayat
pembedahan sebelum pembedahan
pembedahan orthopedi saat sebelumnya
ini. Pembedahan sebelumnya
bisa pembedahan orthopedi 1 = ada riwayat
juga atau pembedahan pembedahan
lainnya (non orthopedi) sebelumnya

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam pemberian intervensi penelitian ini adalah

SAK Spiritual Deep BreathingEexercise, MP4, earphone yang telah dilapisi

bantalan disposable untuk masing-masing responden, Leaflet yang berisi Surah

Ar-Rahman beserta terjemahannya, Alat tulis, Stopwatch.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi sesuai dengan

variabel yang akan diteliti. Beberapa instrumen yang digunakan antara lain:

1) Nyeri

Pengukuran tingkat nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) yang

diberikan sebelum dan sesudah intervensi baik pada kelompok intervensi ataupun

kelompok kontrol. Pengukuran skala nyeri dengan NRS direkomendasikan untuk

nyeri akut pada dewasa, nyeri pembedahan pada dewasa, nyeri pada unit Dokter

Gigi dewasa (McCaffery & Pasero, 1999).

Skala pengukuran ini memungkinkan pasien untuk memilih nyeri dari

skala 0 samapi 10. Skala ini sangat baik untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum

dan setelah intervensi teraupetik. Skala ini memberikan pasien kebebasan total

dalam mengidentifikasi beratnya nyeri yang dirasakan. Tingkat nyeri didapatkan

melalui laporan dari diri pasien dengan menyebutkan angka pada skala nyeri

NRS, dengan rentang skala nyeri 0 sampai 10 (Smeltzer & Bare, 2002; Potter &

Perry, 2006). Hasil pengukurannya adalah skor 0 termasuk kategori tidak ada

nyeri, skor 1-3 termasuk pada skala nyeri ringan, skor 4-6 termasuk skala nyeri

sedang dan skor 7-10 termasuk kategori nyeri berat.Selain NRS untuk mengkaji

skala nyeri, peneliti juga menggunakan lembar observasi pengkajian luka menurut

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kozier (2005) untuk menilai kerusakan jaringan yang terjadi terkait nyeri, item

pengkajian luka tersebut meliputi lokasi, ukuran luka, kedalaman luka dan adanya

edema disekitar luka/balutan.

2) Kecemasan

Untuk mengukur tingkat kecemasan menggunakan Kuesioner Hamilton

Anxiety Rating Scale (HARS).

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang (RSMP). Lokasi penelitian ini dipilih karena RSMP merupakan rumah

sakit islam dan menjadi rujukan utama di wilayah Seberang Ulu II Palembang

terutama untuk kasus-kasus kecelakaan lalu lintas. Rumah Sakit ini juga memiliki

wawasan terbuka untuk menerima perubahan baru yang dapat meningkatkan

kualitas pelayanan keperawatan.

Selain itu belum ada riset tentang terapi spiritual deep breathing exercise

sebagai intervensi keperawatan pada pasien post operasi orthopedi. Penelitian

mengenai spiritual deep breathing exercise juga belum pernah dilakukan di

RSMP, sehingga diharapkan nantinya hasil dari penelitian ini dapat menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan terapi komplementer dalam

keperawatan terutama untuk manajemen nyeri pada pasien post operasi dengan

pendekatan kolaboratif multidisiplin.

Waktu pengumpulan data selama bulan Februari sampai dengan bulan

Juli2016.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut :

4.8.1 Prosedur Administrasi

1) Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan izin

kepada Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) melalui

surat pengantar dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

2) Melakukan sosialisasi rencana penelitian pada dokter, kepala ruangan dan

perawat ruang rawat nap pasien post operasi orthopedi, yang bertugas di

ruangan tempat penelitian dilakukan

3) Peneliti melakukan persamaan persepsi dengan asisten peneliti dengan

memberikan penjelasan terkait penelitian dan prosedur penelitian

4.8.2 Prosedur Pelaksanaan

1) Melakukan identifikasi pasien pre operasi orthopedi yang sesuai kriteria inklusi

dan eksklusi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

2) Pada 24 jam pasca operasi, peneliti menjelaskan tujuan penelitian, manfaat

serta prosedur penelitianserta meminta pasien menandatangani lembar

informed consent bagi pasien yang bersedia menjadi responden penelitian.

3) Membagi responden kedalam kelompok perlakuan (I) dan kelompok kontrol

(II) sesuai dengan ruang rawat inap di RSMP karena kelompok perlakuan dan

kontrol akan dipilih pada ruangan yang berbeda untuk meminimalkan interaksi

antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dapat menyebabkan

bias pada hasil penelitan.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4) Mendistribusikan sampel yang mengalami nyeri berat, sedang dan

ringankepada masing-masing kelompok dengan teknik matching dengan tujuan

agar responden lebih homogen antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi

5) Pengkajian nyeri dan kecemasan sebelum pelaksanaan penelitian pada kedua

kelompok dilakukan 2 jam setelah pemberian analgetik, karena terkait dengan

waktu paruh ketorolak yaitu 4-6 jam. Dalam satu hari dilakukan 2 sesi terapi

6) Ruangan tempat melakukan terapi antara keompok intervensi dengan

kelompok kontrol terpisah

7) Peneliti memodifikasi lingkungan penelitian dengan mencegah distraksi seperti

suara telepon, mencegah interupsi selama penelitian berlangsung dengan

berjaga di dekat responden saat melakukan spiritual deep breathing exercise.

8) Waktu pelaksanaan penelitian pada berikutnya akan dilakukan pada jam yang

sama dengan waktu dilakukannya sesi-sesi terapi di hari sebelumnya (hari

pertama penelitian)

9) Penelitian dilakukan sejak pada hari pertama post operasi (24 jam pasca

operasi) dilanjutkan dengan hari kedua post operasi.

4.8.2.1 Pada Kelompok Intervensi

1) Melakukan pengkajian karakteristik responden pada kelompok intervensi

2) Lingkungan disekitar responden dimanipulasi dengan menutup menggunakan

sampiran

3) Peneliti menerapkan SAK terapi Spiritual Deep Breathing Exercise pada

responden

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4) Peneliti menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner karakteristik responden

dan instrumen pengkajian nyeri NRS dan Instrumen pengkajian kecemasan

HRS-A (format sebelum diberikan terapi Spiritual Deep Breathing Exercise)

5) Karakteristik responden dikaji oleh peneliti

6) Responden diminta menunjukkan tingkat nyerinya pada skala nyeri 0-10 yang

ada pada instrumen pengkajian nyeri NRS untuk menilai skala nyeri pasien dan

mengisi kuesioner HRS-A untuk menilai tingkat kecemasan sebelum diberikan

terapi Spiritual Deep Breathing Exercise

7) Responden diberikan waktu 5 menit untuk menempatkan diri pada posisi yang

nyaman menurut responden

8) Responden mulai melakukan prosedur terapi Spiritual Deep Breathing

Exercise. Peneliti berada menjaga jarak dengan pasien untuk mencegah

distraksi tetapi masih dalam jangkauan pasien untuk terus dapat memonitor

keadaan pasien

9) Terapi berlangsung selama ± 15 menit

10) Setelah selesai melakukan terapi Spiritual Deep Breathing Exercise,

responden diminta untuk istirahat sejenak

11) Pengkajian nyeri dilakukan pada periode setelah 10 menit sejak tombol off

pada MP4 ditekan. Pengkajian dengan menggunakan NRS untuk skala nyeri

dan HRS-A untuk kecemasan sesudah intervensi

12) Intervensi dilakukan pada hari berikutnya pada waktu yang sama pada tiap

sesinya

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.8.2.2 Pada Kelompok Kontrol

1) Melakukan pengkajian karakteristik responden pada kelompok intervensi

2) Lingkungan disekitar responden dimanipulasi dengan menutup menggunakan

sampiran

3) Peneliti menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner karakteristik responden

dan instrumen pengkajian nyeri NRS dan Instrumen pengkajian kecemasan

HRS-A (format sebelum diberikan terapi Spiritual Deep Breathing Exercise)

4) Karakteristik responden dikaji oleh peneliti

5) Responden diminta menunjukkan tingkat nyerinya pada skala nyeri 0-10 yang

ada pada instrumen pengkajian nyeri NRS untuk menilai skala nyeri pasien dan

mengisi kuesioner HRS-A untuk menilai tingkat kecemasan

6) Responden diberikan waktu 5 menit untuk menempatkan diri pada posisi yang

nyaman menurut responden

7) Responden hanya mendapatkan terapi standar ruangan (ketorolak)tanpa

tambahan terapi spiritual deep breathing exercise, berlangsung selama 25

menit (dihitung dengan menggunakan stopwatch)

8) Pengkajian dengan menggunakan NRS untuk skala nyeri dan HRS-A untuk

kecemasan sesudah intervensi

9) Sesi kedua intervensi berikutnya dilakukan pada 10jam setelah sesi pertama

10) Intervensi dilakukan pada hari berikutnya pada waktu yang sama pada tiap

sesinya.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.9 Pengolahan dan Analisis Data

Peneliti melakukan beberapa tahap dalam pengolahan data yang meliputi

pengecekkan data (data editing), pemberian kode data (data coding), pemrosesan

data (data entering), pembersihan data (data cleaning), pengolahan data (data

output) dan analisis data (data analyzing).

4.9.1 Pengecekan data

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kelengkapan, kejelasan dan

kesesuaian data. Mulai dari karakteristik responden, penilaian pre test dan post

test yang telah dilakukan.

4.9.2 Pemberian kode data

Tahap ini merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data

mentah ke dalam bentuk yang mudah dibaca untuk pengolahan data. Peneliti

membuat kode untuk hasil penelitian yang didapat. Koding merupakan kegiatan

merubah data berbentuk huruf menjadi berbentuk bilangan atau angka.

4.9.3 Pemrosesan data

Pada tahap ini dilakukan pemindaian data yang telah diubah menjadi kode

kedalam mesin pengolah data. Pemrosesan data dilakukan dengan memasukkan

data ke paket program komputer yang sesuai dengan variabel masing-masing

secara teliti untuk meminimalkan kesalahan.

4.9.4 Pembersihan data

Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam

mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya. Proses akhir dari

pengolahan data adalah dengan melakukan pemeriksaan kembali data yang sudah

di entry data untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam entry data. Selanjutnya

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

melakukan tabulasi data yaitu mengelompokkan data ke tabel menurut

kategorinya sehingga data siap dilakukan analisis secara univariat maupun

bivariat

4.9.5 Keluaran hasil data

Keluaran hasil data merupakan hasil pengolahan data. Hasil pengolahan

data disajikan dalam bentuk angka.

4.9.6 Analisis data

Analisis data merupakan suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data

untuk melihat bagaimana menginterprestasikan data. Analisis data menggunaakan

program komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut:

4.9.6.1 Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik masing-

masing variabel yang diteliti. Peneliti melakukan analisis univariat dengan dua

tujuan, yaitu pertama, analisis deskriptif variabel penelitian, dilakukan untuk

menggambarkan setiap variabel yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat

tabel frekuensi dari masing-masing variabel. Variabel yang dianalisis adalah

karakteristik responden, meliputi usia, jenis kelamin, dan pengalaman operasi

sebelumnya. Pada analisis univariat ini, data katagorik dijelaskan dengan

distribusi frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi. Sedangkan data

numerik dijelaskan dengan mean, median dan standar deviasi, serta nilai minimal

dan nilai maksimal pada confidence interval (CI) 95%.

4.9.6.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan

antara dua variabel dan untuk mengetahui perbedaan mean antara dua kelompok

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

data. Untuk menentukan jenis uji yang digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji kesetaraan. Hasil uji normalitas yang didapatkan dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiroo-Wilk didapatkan dari semua

variabel adalah berdistribusi tidak normal (p< 0,05). Selain itu untuk

menghomogenkan responden antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi

dengan tujuan untuk meminimalkan bias pada hasil penelitian, untuk variabel

perancu yaitu usia di masukkan dalam kriteria inklusi, sedangkan jenis kelamin,

riwayat pembedahan, tingkat nyeri pre-1 dan tingkat kecemasan pre-1 dilakukan

proses matching.

Uji kesetaraan dilakukan pada setiap data antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol, juga terhadap faktor-faktor perancu yaitu usia, jenis kelamin

dan riwayat pembedahan. Hasil yang didapatkan dari semua variabel diatas

setara/homogen (p> 0,05).

Tabel 4.3 Hasil uji kesetaraan


Variabel P value Uji statistik
Usia 0,666 Mann-Whitney
Jenis kelamin 1,000 Fisher
Riwayat post operasi 0,710 Mann-Whitney
Nyeri pre-1 1,000 Mann-Whitney
Kecemasan pre-1 1,000 Mann-Whitney

Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang telah

dirumuskan. Tujuan dari analisis adalah menganalisis perbedaan mean tingkat

nyeri dan cemas sebelum dan sesudah intervensi menggunakan uji Wilcoxon

dengan derajat kemaknaan 0,05. Sedangkan uji statistik yang digunakan untuk

melihat perbedaan mean tingkat nyeri antara kelompok intervensi dan kontrol

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menggunakan uji Mann-Whitney (Nursalam, 2014). Secara rinci untuk analisis

bivariat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Analisis bivariat perbedaan nyeri dan kecemasan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol

No Variabel Variabel Uji statistik


1 Tingkat nyeri Tingkat nyeri kelompok Uji Wilcoxon
kelompok Intervensi intervensi setelah
sebelum perlakuan perlakuan
2 Tingkat nyeri Tingkat nyeri kelompok Uji Wilcoxon
kelompok kontrol kontrol setelah perlakuan
sebelum perlakuan
3 Tingkat kecemasan Tingkat kecemasan Uji Wilcoxon
kelompok intervensi kelompok intervensi
sebelum perlakuan setelah perlakuan
4 Tingkat kecemasan Tingkat kecemasan Uji Wilcoxon
kelompok kontrol kelompok kontrol setelah
sebelum perlakuan perlakuan
5 Tingkat nyeri Tingkat nyeri kelompok Uji Mann-Whitney
kelompok intervensi kontrol setelah perlakuan
setelah perlakuan
6 Tingkat kecemasan Tingkat kecemasan Uji Mann-Whitney
kelompok intervensi kelompok kontrol setelah
setelah perlakuan perlakuan

4.10 Etik Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga dengan nomor 103-KEPK pada tanggal 12

Mei 2016.

Dalam penelitian ini peneliti mempertahankan dan menjunjung tinggi etika

prinsip-prinsip etik yang meliputi: self determinant, privacy, anonymity,

confidentiality, protection from discomfort, dan justice (Polit & Beck, 2012).

4.10.1 Informed Consent

Hak-hak pasien sebagai responden harus sangat dilindungi dalam

penelitian. Responden berhak memutuskan dengan kesadaran penuh untuk

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menjadi responden dalam penelitian. Informed consent adalah persetujuan yang

diberikan oleh subyek penelitian setelah mendapatkan informasi yang lengkap

tentang penelitian. Persetujuan telah diberikan ketika pasien telah menandatangani

lembar informed consent. Kriteria informed consent padapenelitian ini sesuai

dengan penjelasan yang dibuat Portney dan Watkins (2000), yaitu:

1. Subyek penelitian mengetahui sepenuhnya informasi tentang penelitian, efek

samping maupun keuntungan yang diperoleh subyek penelitian

2. Informasi yang diperoleh dari responden dirahasiakan dan anonimity subyek

juga dijaga ketat

3. Lembar informed consent menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

4. Persetujuan dibuat dengan sukarela dan tidak ada sanksi apapun jika subyek

menolak untuk berpatisipasi dalam penelitian

5. Mempertimbangkan kemampuan subyek untuk memberikan persetujuan

dengan penuh kesadaran

6. Subyek penelitian dapat mengundurkan diri dari penelitian, kapanpun dan

dengan alasan apapun

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian tentang pengaruh

kombinasi terapi spiritual deep breathing exercise terhadap nyeri dan kecemasan

pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis di Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang. Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 16

Mei 2016 sampai dengan tanggal 2 Juli 2016 didapatkan 28 responden dengan

jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 14 orang untuk kelompok intervensi yaitu

kelompok responden yang mendapatkan terapi ketorolak (sesuai prosedur standar)

ditambah dengan terapi spiritual deep breathing exercisedan sebanyak 14 orang

untuk kelompok kontrol yaitu kelompok responden yang hanya mendapatkan

terapi sesuai prosedur standar.

Intervensi pada kelompok kontrol maupun intervensi dilakukan selama 30

menit sebanyak 2 sesi perharinya. Intervensi dilakukan selama 2 hari berturut-

turut dengan melakukanpretest dan postest kemudian dilakukan perbandingan

hasil dari pretest dan postesttersebut. Perbandingan hasil antara kelompok

intervensi dan kontrol juga dilakukan. Hasil penelitian dapat diuraikan sebagai

berikut:

5.1 Gambaran umum lokasi penelitian

RS Muhammadiyah Palembang diresmikan pada tanggal 10 Dzulhijjah

1417 H/18 April 1997. Memiliki motto “Melayani sebagai ibadah dan dakwah”

dan memliki visi “Terwujudnya rumah sakit bernuansa islam, profesional dan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

modern di Sumatera Selatan. Lokasi RS Muhammadiyah Palembang terletak di

Jalan Jendral A.Yani 13 Ulu Palembang 30263.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan oleh RS Muhammadiyah

Palembang meliputi, pelayanan medik spesialis dan sub spesialis, pelayanan poli

umum dan gigi, pelayanan gawat darurat/ UGD, pelayanan rehabilitasi medik,

pelayanan radioterapi dan paliatif, pelayanan farmasi, bedah sentral, pelayanan

penunjang medik, Medical check up, akupuntur, poli usia lanjut dan klinik

estetika. Kapasitas RS Muhammadiyah Palembang terdiri dari 215 tempat tidur,

dengan jumlah personil 538 orang yang terdiri dari 70 orang dokter, dokter

spesialis, dokter gigi; 318 orang tenaga medis dan 162 tenaga nonmedis. Fasilitas

pelayanan meliputi kelas VIP Khusus, VIP Utama, Kelas I, Kelas II dan Kelas III.

5.2 Karakteristik data responden

Hasil analisis karakterisitk responden pada penelitian ini menggambarkan

distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan riwayat pembedahan

sebelumnya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil

penelitian terhadap 28 responden didapat hasil sebagai berikut:

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Pasien Post Operasi Orthopedi


Fraktur Nonpatologis di RSMH Muhammadiyah Palembang

Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi


Variabel Total %
n % n %
Usia
Remaja 1 7,1 2 14,3 3 10,7
(13-16 tahun)
Dewasa Muda 8 57,1 5 35,8 13 46,4
(17-40 tahun)
Dewasa Madya 5 35,8 7 50,0 12 42,9
(41-60 Tahun)
Jenis Kelamin
Lelaki 11 78,6 11 78,6 22 78,6
Perempuan 3 21,4 3 21,4 6 21,4
Riwayat Pembedahan
Tidak Pernah 8 57,1 7 50.0 15 53,6
Pernah 6 42,9 7 50,0 13 46,4

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi usia yang paling sedikit adalah

kelompok usia remaja sejumlah 1 orang (7,1%). Sedangkan yang paling banyak

adalah kelompok usia dewasa muda sejumlah8 orang (57,1%).

Pada tabel diatas terlihat bahwa jenis kelamin responden terbanyakadalah

laki-laki yaitu sejumlah 11 orang (78,6%) dan sebagian besar responden

penelitian tidak pernah mengalami riwayat pembedahan sebelumnya yaitu

sebanyak 8 orang (57,1%).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.3 Gambaran perkembangan tingkat nyeri pada pasien post operasi

orthopedi fraktur nonpatologis

9
8,5
8
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
Pre-1 Post-1 Pre-2 Post-2 Pre-3 Post-3 Pre-4 Post-4

Kel Kontrol Kel Intervensi

Gambar 5.1 Distribusi rerata tingkat nyeri pasien post operasi orthopedi fraktur
nonpatologis di RS Muhammadiyah Palembang pada Bulan Mei-
Juni

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol penurunan

tingkat nyeri paling besar terjadi pada hari pertama (pre-post 2) dan pada hari

kedua (pre-post 4) yaitu sebesar 1,00, sedangkan pada kelompok intervensi

penurunan tingkat nyeri paling besar terjadi pada hari kedua (pre-post 3) sebesar

1,28.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.4 Gambaran perkembangan tingkat kecemasan pada pasien post operasi

orthopedi fraktur nonpatologis

30

28

26

24

22

20

18

16

14
Pre-1 Post-1 Pre-2 Post-2 Pre-3 Post-3 Pre-4 Post-4

Kel Kontrol Kel Intervensi

Gambar 5.2 Distribusi rerata tingkat kecemasan pasien post operasi orthopedi
fraktur nonpatologis di RS Muhammadiyah Palembang pada Bulan
Mei-Juni

Gambar 5.2 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol penurunan

tingkat kecemasan paling besar terjadi pada hari pertama (pre-post 2) yaitu

sebesar 2,00, sedangkan pada kelompok intervensi penurunan tingkat kecemasan

paling besar terjadi pada hari kedua (pre-post 3) sebesar 3,00.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.5 Pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi spiritual deep

breathing exercise terhadap nyeri pada pasien post operasi orthopedi

fraktur nonpatologis pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Tabel 5.2 Tingkat nyeri pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi spiritual deep breathing
exercise pada kelompok intervensi pada hari pertama sampai hari
kedua

Waktu Kelompok Kontrol Kelompok Intevensi


pengukuran Mean Median SD p Mean Median SD p
Pre-1 7,71 8,00 0,469 0,008 7,64 8,00 0,497 <0,0001
Post-1 7,21 7,00 0,699 6,64 7,00 0,497
Pre-2 7,43 7,00 0,514 <0,0001 6,64 7,00 0,497 <0,001
Post-2 6,43 6,00 0,514 5,79 6,00 0,699
Pre-3 6,57 7,00 0,514 <0,001 5,71 6,00 0,611 <0,001
Post-3 5,79 6,00 0,579 4,50 4,00 0,650
Pre-4 6,43 6,00 0,514 <0,0001 4,57 4,50 0,646 <0,001
Post-4 5,43 5,00 0,514 3,79 4,00 0,579

Tabel 5.2 menunjukkan tingkat nyeri rata-rata responden kelompok

intervensi mengalami perubahan menjadi nyeri sedang (71,5%) dan nyeri ringan

(28,5%). Hasil uji Wilcoxonmenunjukkan pada pre-post 1 sampai pre-post 4

didapatkan semua nilai p<0,005 yang berarti ada pengaruh kombinasi terapi

spiritual deep breathing exercise terhadap nyeri sebelum dan sesudah intervensi.

Tabel di atas juga menunjukkan tingkat nyeri semua responden kelompok

kontrol mengalami perubahan menjadi nyeri sedang (100%). Hasil uji Wilcoxon

menunjukkan pada pre-post 1 didapatkan p=0,008 yang berarti tidak ada pengaruh

prosedur standar terhadap nyeri sebelum dan sesudah intervensi, sedangkan pada

pre-post 2-4 menunjukkan nilai p<0,005 yang berarti ada pengaruh prosedur

standar terhadap nyeri sebelum dan sesudah intervensi.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.3 Perbedaan rerata selisih tingkat nyeri responden setelah prosedur
antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi

Variabel N Mean Ranks Sum of Ranks Mann- p


Whitney U
Kelompok kontrol 14 7,79 109,00
4,000 <0,0001
Kelompok intervensi 14 21,21 297,00

*bermakana pada α = 0,05

Hasil uji statistik menggunakan Mann-Whitney, dengan data selisih antara

nilai pre-1 dengan post-4 pada tabel 5.3 didapat p<0,0001, yang berarti ada

perbedaan yang bermakna pada rerata tingkat nyeri responden setelah prosedur

antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Dengan demikian,

pemberian kombinasi terapi spiritual deep breathing exerciselebih efektif dalam

menurunkan tingkat nyeri pada pasien post operasi orthopedi nonpatologis di RS

Muhammadiyah Palembang.

5.6 Pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi spiritual deep

breathing exercise terhadap kecemasan pada pasien post operasi

orthopedi fraktur nonpatologis pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol

Tabel 5.4 Tingkat kecemasan pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi spiritual deep breathing
exercise pada kelompok intervensi

Waktu Kelompok Kontrol Kelompok Intevensi


pengukuran Mean Median SD p Mean Median SD p
Pre-1 28,21 28,00 2,887 0,903 28,36 28,50 2,205 <0,0001
Post-1 28,29 28,50 3,148 27,14 27,50 2,214
Pre-2 27,71 28,00 2,840 <0,001 26,36 27,00 2,205 <0,001
Post-2 25,71 25,50 2,758 24,86 25,50 2,656
Pre-3 25,14 25,00 2,445 0,005 25,00 26,00 2,882 <0,001
Post-3 24,21 24,00 2,007 22,00 23,00 3,328
Pre-4 23,93 23,00 2,093 <0,001 21,14 22,00 2,983 <0,001
Post-4 22,71 22,00 2,128 18,93 20,00 2,921

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.4 menunjukkan tingkat kecemasan rata-rata responden kelompok

intervensi mengalami perubahan menjadi cemas ringan (71,5%) dan cemas sedang

(28,5%). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan pada pre-post 1 sampai pre-post 4

didapatkan semua nilai p<0,005 yang berarti ada pengaruh kombinasi terapi

spiritual deep breathing exercise terhadap kecemasansebelum dan sesudah

intervensi. Tabel di atas juga menunjukkan tingkat kecemasan semua responden

kelompok kontrol mengalami perubahan menjadi cemas sedang (100%). Hasil uji

Wilcoxon menunjukkan pada pre-post 1 didapatkan p=0,903 dan pre-post 3

didapatkan p=0,005 yang berarti tidak ada pengaruh prosedur standar terhadap

kecemasan sebelum dan sesudah intervensi, sedangkan pada pre-post 2 dan 4

menunjukkan nilai p<0,005 yang berarti ada pengaruh prosedur standar terhadap

kecemasan sebelum dan sesudah intervensi.

Tabel 5.5 Perbedaan rerata selisih tingkat kecemasan responden setelah prosedur
antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi

Variabel N Mean Ranks Sum of Ranks Mann- p


Whitney U
Kelompok kontrol 14 9,43 132,00
27,000 <0,001
Kelompok intervensi 14 19,57 274,00

*bermakana pada α = 0,05

Sedangkan hasil uji statistik menggunakan Mann-Whitney pada tabel 5.5

didapat p<0,001, yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada rerata tingkat

kecemasan responden setelah prosedur antara kelompok intervensi dengan

kelompok kontrol. Dengan demikian, pemberian kombinasi terapi spiritual deep

breathing exerciselebih efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien

post operasi orthopedi nonpatologis di RS Muhammadiyah Palembang.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Terapi spiritual deep breathing exercise terhadap nyeri

Tingkat nyeri klien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis sebelum

dilakukan intervensi terapi spiritual deep breathing exercise pada tabel 5.2

menunjukkan tidak ada perbedaan. Rerata tingkat nyeri kedua kelompok

menunjukkan nilai yang hampir sama, yakni 7,57 (kelompok kontrol) dan 7,14

(kelompok perlakuan). Responden kedua kelompok memiliki skor nyeri maksimal

8 (nyeri berat dengan kriteria ada nyeri, terasa sangat mengganggu dan tidak

tertahankan sehingga harus meringis/menjerit). Hal ini sesuai dengan teori bahwa

nyeri pada post operasi orthopedi fraktur nonpatologis telah dilaporkan sebagai

nyeri akut pada level severe. Seluruh pembedahan di unit orthopedi akan

mengakibatkan intensitas dan durasi nyeri akut yang berbeda dari unit sistem lain.

Hal ini disebabkan derajat kerusakan yang menciderai mulai dari superfisial,

jaringan lunak, boned exposed, pembuluh darah dan syaraf (Australian Acute

Musculosceletal Pain Gudelines Group, 2004; Chelly, Ben-Davis, williams &

Kentor, 2003; Antall & Kresevic, 2004).

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar responden

penelitian berada pada rentang usia dewasa muda (57,1%). Fakta tersebut sesuai

dengan teori bahwa orang dewasa seringkali melaporkan nyeri hanya jika sudah

menjadi keadaan patologis dan mengalami kerusakan fungsi (Strong, Unruh, &

Wright, 2002).

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa prevalensi kejadian lalu lintas

dan kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan pada

perempuan. Survey Kesehatan Nasional juga mencatat bahwa kasus fraktur

mengalami kenaikan pada laki-laki dan sedikit menurun pada perempuan (Novita,

2012). Namun jika dikaitkan dengan kejadian nyeri post operasi orthopedi dengan

karakteristik nyeri akut dan severe, maka hal tersebut tidak sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa wanita lebih fokus perhatiannya terhadap nyeri sehingga

sensasi nyeri terasa lebih tinggi pada wanita karena klien yang memfokuskan

perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri(Adam, 2006;

Smeltzer & Bare, 2002). Hal ini kemungkinan dikarenakan jumlah responden

yang digunakan dalam penelitian ini terbatas sehingga tidak sesuai dengan

populasi fraktur nonpatologis secara umum.

Hasil analisis responden berdasarkan riwayat pembedahan terdahulu

menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak pernah memiliki riwayat

pembedahan sehingga tingkat nyeri klien dalam kategori berat. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa pasien pembedahan orthopedi yang

sebelumnya mengalami trauma akut dan dioperasi melaporkan bahwa mereka

lebih beradaptasi dan merasa lebih siap menghadapinya. Hal ini dirasakan lebih

mudah karena mereka membandingkan dengan nyeri saat terjadi trauma yang

kejadiannya tiba-tiba (Pellino et.al, 2003). Adanya riwayat pembedahan terdahulu

dijelaskan sebagai pengalaman seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri

pembedahan dimasa lampau dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka akan lebih

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mudah mengatasi nyerinya.Hal ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa apabila seseorang tidak pernah merasakan nyeri sebelumnya maka persepsi

pertama nyeri dapat mengganggu koping terhadap nyeri (Potter & Perry, 2006).

Sehingga nyeri post operasi yang dirasakan akan lebih lama dan berat. Dalam

penelitian ini, beberapa faktor tersebut terdistribusi secara homogen sehingga

diharapkan tidak mempengaruhi (menimbulkan bias) penelitian.

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa penilaian tingkat nyeri pada

kelompokkontrol setelah diberi terapi posedur standar (ketorolak) menunjukkan

penurunan. Penurunan tingkat nyeri dari nyeri berat ke nyeri sedang. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Nurhayati (2003) di RSUD Banjaran Kabupaten

Majalengka yang menyatakan ada perbedaan nyeri antara sebelum dan setelah

pemberian analgetik pada pasien post operasi apendiks (p=0,001). Ketorolak

merupakan jenis analgetik non narkotik yang kuat, yang bekerja di perifer dan

tidak ada efek opioid reseptor. Ketorolak juga efektif sebagai antiinflamasi dan

antipiretik. Efek ini memperlambat sintesa prostaglandin.

Ketorolak adalah obat NSAID yang umumnya diberikan pada pasien post

operasi orthopedi fraktur nonpatologis di RS Muhammadiyah Palembang.

Ketorolak sediaan ampul 30 mg dengan rute pemberian drip intravena merupakan

salah satu prosedur terapi standar yang diberikan pada pasien post operasi

orthopedi fraktur nonpatologis di RS Muhammadiyah Palembang. Dosis yang

diterima pada seluruh responden adalah sama yaitu 30 mg perdrip intravena untuk

ketorolak sediaan ampul, dengan pemberian per 8 jam setiap hari.

Kekhasan nyeri pada pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis

yang merupakan nyeri akut dimana kerusakan jaringan yang terjadi bukan hanya

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

akibat insisi operasi tetapi juga trauma pendahulu yang menjadi indikasi

dilakukannya operasi orthopedi fraktur nonpatologis (Chelly et.al, 2003). Peran

perawat dalam mengatasi nyeri, respon nyeri dan efek samping dari pemberian

terapi medikasi penghilang nyeri merupakan salah satu upaya dalam pemberian

layanan asuhan keperawatan yang komprehensif. Manajemen penatalaksanaan

nyeri adalah kerjasama seluruh tim pemberi layanan untuk kepentingan pasien

(Rospond, 2008; Rowlingson, 2009).

Tingkat nyeri responden pada kelompok kontrol yang diukur setelah 2 jam

pemberian terapi ketorolak 30 mg perdrip intravena menunjukkan penurunan

disebabkan karena rute pemberian ketorolak melalui per drip intravena

memberikan efek lebih cepat. Diketahui bahwa waktu plasma ketorolak memiliki

konsentrasi 54 menit setelah pemberian oral, 38 menit setelah pemberian

intramuskular dan 30 menit setelah pemberian intravena. Waktu paruh ketorolak

adalah 4-6 jam (Suryana, 2010). Sehingga pengukuran 2 jam setelah pemberian

ketorolak tersebut mempengaruhi penurunan nyeri pada pasien pada kelompok

kontrol. Akan tetapi penurunan tingkat nyeri yang terjadi pada kelompok kontrol

ini tidak signifikan, terlihat pada pengukuran tingkat nyeri hari pertama (pre-post

1) ada beberapa responden kelompok kontrol yang tidak mengalami penurunan

nyeri, yaitu responden K1, K2, K5, K6, K11, K12.

Pada responden K1, hal ini dapat disebabkan karena usianya yang masih

remaja dan berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa pada wanita dengan usia yang lebih muda dan menjalani

prosedur pembedahan cenderung mengalami intensitas nyeri pada tingkat severe

(Singh, Gabriel, & Lewallen, 2008). Sedangkan pada responden K2, K5, K6, K11

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dan K12 dapat disebabkan karena semua responden tersebut pernah mempunyai

riwayat pembedahan sebelumnya tanpa dapat mengatasi nyerinya.Fakta ini sesuai

dengan teori yang menyatakan apabila individu sejak lama sering mengalami

serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat

maka kecemasan dapat muncul. Sebaliknya apabila individu mengalami nyeri

dengan jenis yang sama berulang-ulang tetapi nyeri tersebut berhasil dihilangkan

maka akan lebih mudah bagi individu untuk menginterpretasikan sensasi nyeri.

Dampaknya klien akan siap untuk melakukan tindakan-tindakan untuk

menghilangkan nyeri (Potter & Perry, 2006).

Namun bisa dilihat juga pada hasil penelitian bahwa penurunan skor

tingkat nyeri juga terjadi pada kelompok intervensi. Rentang skor tingkat nyeri

sebelum terapi spiritual deep breathing exercise diberikan sebesar 7-8 (nyeri

berat), kemudian setelah diberikan terapi rentang skor tingkat nyeri menjadi 3-5

(nyeri ringan).Terapi spiritual deep breathing exerciseterbukti menurunkan

tingkat nyeri lebih besar dan lebih signifikan dibandingkan yang hanya diberikan

terapi standar (ketorolak) pada pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis

di RS Muhammadiyah Palembang, sehingga terapi ini bisa digunakan sebagai

terapi komplementer yang membantu proses penyembuhan luka dan pemulihan

kondisi umum pasien post operasi orthopedi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nurdin, Killing, & Rottie (2013) juga

menunjukkan hal yang sama yaitu Deep Breathing Exercise (DBE) efektif dalam

menurunkan nyeri pada pasien post operasi orthopedi dengan skala nyeri berat.

Tse, Chan dan Benzie (2005) yang melakukan penelitian pengaruh terapi relaksasi

pada pasien post operasi nasal di polytehnic University Hong Kong. Salah satu

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

indikator penelitian tersebut adalah konsumsi analgetik. Dimana kelompok

intervensi menunjukkan hasil yang sangat signifikan pengurangan komsumsi

analgetik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini membuktikan bahwa

penurunan tingkat nyeri pada kelompok intervensi yang mendapatkan terapi

relaksasi lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya

mendapatkan terapi standar ketorolak 30 mg sediaan ampul perdrip intravena.

Nilson menyatakan bahwa waktu pelaksanaan terapi distraksi (musik, murrotal

dsb) bisa dimulai sesegera mungkin, yaitu bisa dimulai 2 jam post operasi.

Meskipun pasien masih di ruang pulih sadar, terapi bisa langsung diberikan

(Nilsson, 2008). Good et.al (1999) merekomendasikan intervensi terapi distraksi

(musik, murrotal dsb) diberikan pada hari pertama dan kedua post operasi. Hal ini

merupakan upaya untuk menstimulasi pengeluaran endorfin sesegera mungkin.

Penurunan nyeri yang lebih besar pada kelompok intervensi dibandingkan

dengan kelompok kontrol disebabkan karena peningkatan endorfin pada

kelompok intervensi. Terapi spiritual deep breathing exercisemenggabungkan

antara terapi spiritual (mendengarkan Murrotal QS Ar-Rahman) dengan deep

breathing exercise (teknik relaksasi nafas dalam). Mendengarkan Murrotal QS

Ar-Rahman mampu mengubah persepsi menjadi positif. Persepsiyang positif akan

mempengaruhi amigdala yang akan diteruskan ke hipotalamus untuk

menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF

merangsang kelenjar pituitary (hipofise) untuk mensekresikan endorfin sebagai

neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks. Efek relaksasi

yang didapatkan dari mendengarkan Murrotal QS Ar-Rahman diperkuat oleh deep

breathing exercise. Pada saat melakukan DBE dengan benar maka akan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung serta

ketegangan otot. Hal ini akan menyebabkan tubuh berada pada konsentrasi tinggi

sehingga akan mengaktivasi gelombang alfa pada otak. Buyukyilmaz dan Asti

(2013) menyatakan bahwa Gelombang alfa tersebut dapat memacu pelepasan β-

endorfin dan serotonin yang memiliki peranan dalam sistem analgesia. β-endorfin

memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor opioid μ. Reseptor opioid berikatan

dengan protein G, yaitu protein yang terdapat pada permukaan sitoplasmik

membran plasma. Protein G diaktivasi oleh peningkatan cAMP (cyclic adenosine

monophosphate), ion Ca2+ (kalsium), atau fosfoinositid. Ikatan antara reseptor

opioid dengan protein G, khususnya protein Gi, menyebabkan penurunan enzim

adenilat siklase, yaitu enzim yang mengubah ATP (adenosine triphosphate)

menjadi cAMP, sehingga terjadi penurunan cAMP. Penurunan cAMP

menyebabkan berkurangnya permeabilitas membran terhadap ion-ion. Opioid

termasuk β-endorfin memiliki efek langsung terhadap neuron, yaitu : (1) menutup

gerbang Ca2+ pada ujung saraf presinaptik, sehingga influks Ca2+ berkurang,

dengan demikian mengurangi pelepasan transmiter nyeri seperti glutamat,

asetilkolin, norepinefrin, dan substansi P ; dan (2) menyebabkan hiperpolarisasi

pada neuron, sehingga menghambat neuron postsinaptik dengan membuka

gerbang ion K+ (kalium), menyebabkan influks K+. Reseptor μ, δ, dan κ

mengurangi pelepasan transmiter dari ujung presinaps, sedangkan reseptor μ juga

menyebabkan hiperpolarisasi pada ujung postsinaps. Sehingga efek yang bisa

muncul adalah nyeri berkurang.

Kombinasi terapi spiritual deep breathing exercisemampu memanipulasi

mekanisme nyeri pada proses modulasi dimana terjadi interaksi antara sistem

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

analgesic endogen dengan asupan nyeri yang masuk ke korpus posterior sehingga

asupan nyeri dapat ditekan. Terapi spiritual deep breathing exercise memodulasi

nyeri pada tingkat spinal dalam susunan aferen. Pada tingkat ini sasaran modulasi

pada substansi gelatinosa dengan tujuan memberikan inhibisi terhadap transmisi

impuls nyeri. Sesuai dengan gate control theory, terapi spiritual deep breathing

exercisemampu menstimulasi banyak endorfin yang menghambat pelepasan

substansi yang dilepaskan oleh neuron delta-A dan C yang mempersepsikan nyeri

sehingga masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A yang akan menutup

mekanisme pertahanan (pintu gerbang). Sehingga pesan yang disampaikan di

korteks adalah stimulasi modulasi dan menyebabkan nyeri berkurang(Potter &

Perry, 2006).

Penurunan tingkat nyeri terjadi terus secara teratur sampai hari kedua

pelaksanaan intervensi (pre-post 4). Hal ini kemungkinan besar menunjukkan

bahwa hormon endorfin yang telah distimulasi sejak 24 jam post operasi

dilanjutkan hari kedua post operasi dengan 2 sesi setiap harinya masih tetap

memiliki efek mengurangi nyeri.Akan tetapi saat dirinci secara lebih teliti,

responden K8 dan K10 pada saat pre-post 2 tidak mengalami penurunan tingkat

nyeri, hal ini dapat disebabkan karena pada saat melakukan intervensi ketiga

(melakukan terapi spiritual deep breathing exercise) kedua responden tersebut

kurang khusyu’ (fokus) dalam menghayati makna dari Murrotal QS Ar-Rahman.

Penghayatan yang kurang ketika mendengarkan Murrotal QS Ar-Rahman

menyebabkan persepsi positif tidak terbentuk sehingga pengeluaran endorfin tidak

terstimulasi.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perubahan persepsi yang belum terbentuk dapat disebabkan oleh beberapa

faktor. Walgito (2009) menyatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang

berasal dari individu itu sendiri yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi.

Faktor internal ini bersumber dari dua hal, jasmani (kesehatan individu) dan

psikologis (pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi). Faktor

eksternal berupa stimulus dan lingkungan. Agar dapat dipersepsi, stimulus harus

kuat dan melampaui ambang stimulus. Lingkungan atau situasi khusus yang

melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi. Persepsi positif

yang tidak terbentuk pada kedua responden tersebut dapat bersumber dari kedua

faktor tersebut melihat dari usia kedua responden yang masih remaja K8 (16

tahun) dan K10 (18 tahun) sehingga makna dari QS Ar-Rahman belum dapat

dihayati dengan baik. Selain itu faktor eksternal pun menurut peneliti turut

berpengaruh terutama pada responden K8 yang situasinya dirawat di ruang

perawatan kelas 3 dimana dalam satu kamar terdiri dari 6 atau lebih tempat tidur,

sehingga memperbesar peluang adanya distraksi dari lingkungan sekitar walaupun

telah dilakukan antisipasi dari peneliti dengan memasang sampiran.

Dengan hasil penelitian ini efek samping dari penggunaan analgetik juga

bisa dikurangi karena pasien bisa direkomendasikan untuk mengurangi dosis

konsumsi analgetik. Hal ini akan membantu dalam pengurangan costpasien dan

meningkatkan kepuasan pasien atas pelayanan keperawatan. Pemberian analgetik

merupakan prosedur standar pada post operasi orthopedi. Penggunaan analgetik

untuk mengatasi nyeri pasca pembedahan merupakan protokol yang seharusnya

(Good et.al, 2005; Nilsson, 2008). Efek sementara dari pemberian penghilang

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

nyeri akan mengakibatkan banyak efek samping seperti sedasi, confuse, agitasi,

peningkatan produksi asam-asam saluran cerna yang justru mengambat proses

penyembuhan luka, ambulasi sampai dengan prolonged length of stay yang sangat

berpengaruh terhadap effective cost management dari pasien.

6.2 Terapi spiritual deep breathing exercise terhadap kecemasan

Tingkat kecemasan klien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis

sebelum dilakukan intervensi terapi spiritual deep breathing exercise pada tabel

5.4 menunjukkan tidak ada perbedaan. Rerata tingkat nyeri kedua kelompok

menunjukkan nilai yang hampir sama, yakni 27,03 (kelompok kontrol) dan 27,35

(kelompok intervensi). Responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi

sama-sama memiliki skor cemas yang tinggi pada parameter perasaan cemas

(firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung) dan ketegangan

(merasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak dapat beristirahat dengan nyenyak,

mudah menangis, gemetar, gelisah).

Kedua kelompok tergolong kategori cemas berat, sama dengan tingkat

nyeri masing-masing kelompok yang juga tergolong kategori nyeri berat . Hal ini

sesuai dengan teori bahwa pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan

cemas. Nyeri yang berat seringkali menimbulkan perasaan cemas berat (Potter &

Perry, 2006). Hal ini disebabkan karena hubungan antara nyeri dan cemas bersifat

kompleks. Cemas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan cemas. Stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem

limbik yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnya kecemasan.

Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk

atau menghilangkan nyeri. Sulit untuk memisahkan dua sensasi. Paice (1999)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem limbik

yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnya cemas (Lim, Yobas, &

Chen, 2014).

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa penilaian tingkat nyeri pada

kelompok kontrol setelah diberi terapi posedur standar (ketorolak) menunjukkan

penurunan. Penurunan tingkat kecemasan dari cemas berat ke cemas sedang.

Akan tetapi penurunan kecemasan yang terjadi pada kelompok kontrol ini tidak

signifikan sama seperti penurunan nyerinya, terlihat pada pengukuran tingkat

kecemasan hari pertama (pre-post 1) ada beberapa responden kelompok kontrol

yang tidak mengalami penurunan kecemasan, yaitu responden K1, K4, K10, K11.

Hal ini juga dapat disebabkan karena semua responden tersebut pernah

mempunyai riwayat pembedahan sebelumnya tanpa dapat mengatasi nyerinya.

Fakta ini sesuai dengan teori yang menyatakan apabila individu sejak lama sering

mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri

yang berat maka kecemasan dapat muncul (Potter & Perry, 2006).

Namun bisa dilihat juga pada hasil penelitian bahwa penurunan skor

tingkat kecemasan juga terjadi pada kelompok intervensi. Penurunan tingkat

kecemasan dari cemas berat ke cemas ringan. Penurunan skor kecemasan tertinggi

baik pada kelompok kontrol maupun intervensi yaitu pada parameter perasaan

cemas (firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung) dan

ketegangan (merasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak dapat beristirahat dengan

nyenyak, mudah menangis, gemetar, gelisah).

Terapi spiritual deep breathing exercise terbukti menurunkan kecemasan

lebih besar dan lebih signifikan dibandingkan yang hanya diberikan terapi standar

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(ketorolak) pada pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis di RS

Muhammadiyah Palembang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Elizabeth et.al (2013) dimana teknik kombinasi terapi DBE dan guided imagery

dapat menurunkan cemas dan depresi pada pasien post operasi. Terapi spiritual

deep breathing exercisemerupakan kombinasi terapi yang diyakini dapat

menurunkan nyeri dan cemas pada pasien post operasi orthopedi fraktur

nonpatologis dengan lebih efektif. Faktanya pada penelitan ini unsur spiritual

sangat efektif untuk menimbulkan persepsi positif yang menyebabkan keadaan

relaksasi pada pasien post operasi orthopedi. Hasil yang sama terlihat pada

penelitian penelitian Nurliana (2011) didapatkan bahwa perangsangan ayat-ayat

suci Al-Quran bagi ibu yang dilakukan kuretase dapat menurunkan kecemasan.

Penelitian Qadri (2003) menyatakan bahwa setelah dibacakan Al-Quran kepada

beberapa pasien di rumah sakit, 97% pasien merasa tenang dan memperoleh

penyembuhan penyakit dengan cepat. Riset ini dikuatkan oleh hasil penelitian

kedokteran Amerika Utara (Elzaky, 2011) yang menyimpulkan 97% responden

setelah diperdengarkan bacaan Al-Quran pasien menjadi lebih tenang dan

gelombang otak mereka dari percepatan gerak (12-13 db per detik) menjadi lebih

lambat (8-18 db per detik) sehingga pasien merasa lebih nyaman.

Hal ini dapat disebabkan oleh persepsi. Nyeri sangat dipengaruhi oleh

faktor subyektif, walaupun mekanismenya belum jelas. Nyeri dapat berlangsung

berjam-jam sampai berhari- hari.Fase ini dimulai pada saat dimana nosiseptor

telah mengirimkan sinyal pada formatio reticularis dan thalamus, sensasi nyeri

memasuki pusat kesadaran dan efek. Sinyal ini kemudian dilanjutkan ke area

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

limbik. Area ini mengandung sel sel yang bisa mengatur emosi. Area ini yang

akan memproses reaksi emosi terhadap suatu nyeri. Proses ini berlangsung sangat

cepat sehingga suatu stimulus nyeri dapat segera menghasilkan emosi berupa

cemas.Relaksasi dapat merangsang pusat rasa ganjaran sehingga timbul

ketenangan. Sebagai ejektor dari rasa rileks dan ketenangan yang timbul, midbrain

akan mengeluarkan gamma amino butyric acid (GABA), enkephalin, beta

endorphin. Zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesia yang akan

mengeliminasi neurotransmitter rasa nyeri pada pusat persepsi dan interpretasi

sensorik somatik otak, sehingga nyeri pun akan berkurang/hilang. Nyeri yang

berkurang/hilang secara langsung akan kembali mengirim sinyal ke area limbik

yang menyebabkan emosi berupa cemas juga ikut menurun/hilang.

6.3 Keterbatasan penelitian

1. Peneliti tidak mampu mengontrol kelompok kontrol maupun kelompok

intervensi untuk tidak melakukan terapi komplementer lain, seperti

mendengarkan musik atau zikir yang terkadang dilakukan oleh keluarga

pasien maupun oleh pasien sendiri. Hal ini menurut peneliti bisa

menimbulkan bias pada hasil penelitian

2. Sebagian besar responden kelompok intervensi (4 orang) merupakan

pasien ruang rawat kelas satu, 8 orang dari ruang perawatan kelas dua,

dan 2 orang dari ruang perawatan kelas 3. Sedangkan pada kelompok

kontrol (12 orang) dari ruang perawatan kelas 3 dan 2 orang dari ruang

perawatan kelas 2. Fasilitas ruang perawatan yang mendukung

kenyamanan pasien pada kelompok intervensimenurut peneliti turut

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berkonstribusi mempengaruhi skor tingkat nyeri responden kelompok

intervensi. Sehingga hal ini juga menjadi bias pada hasil penelitian.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan tentang pengaruh

kombinasi terapi spiritual deep breathing exerciseterhadap nyeri dan kecemasan

pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis di RS Muhammadiyah

Palembang sebagai berikut :

1. Terapi spiritual deep breathing exercise dapat menurunkan nyeri pada pasien

post operasi orthopedi fraktur nonpatologis. Penurunan nyeri pasien yang

mendapatkan terapi analgetik (ketorolak) ditambah dengan terapi spiritual deep

breathing exercise lebih besar dan signifikan dibandingkan dengan pasien yang

hanya mendapatkan terapi analgetik (ketorolak) saja.

2. Terapi spiritual deep breathing exercise dapat menurunkan kecemasan pada

pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis. Penurunan kecemasan

pasien yang mendapatkan terapi analgetik (ketorolak) ditambah dengan terapi

spiritual deep breathing exercise lebih besar dan signifikan dibandingkan

dengan pasien yang hanya mendapatkan terapi analgetik (ketorolak) saja.

7.2 Saran

1. Saran bagi praktik keperawatan

Terapi spiritual deep breathing exercise diharapkan dapat dijadikan sebagai

salah satu intervensi keperawatan dalam manajemen nyeri bukan hanya pada

pasien post operasi orthopedi dan dijadikan pertimbangan oleh pengambilan di

unit pelayanan untuk dapat menyediakan fasilitas berupa audio dan pedoman

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tatacara melakukan DBE yang dibutuhkan untuk pelaksanaan terapi deep

breathing exercise di setiap ruangan rawat inap terutama ruangan dengan

indikasi pasien dengan nyeri dan cemas.

2. Saran bagi pendidikan keperawatan

Terapi spiritualdeep breathing exercise diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang terapi komplementer dalam penanganan respon nyeri

melalui gate control theory.

3. Saran bagi penelitian selanjutnya

Hendaknya hasil penelitian ini dapat direkomendasikan untuk penelitian lebih

lanjut tentang pengaruh terapi spiritualdeep breathing exercise pada pasien

post operasi orthopedi atau jenis pembedahan lainnya dengan jumlah

responden yang lebih banyak dan waktu terapi serta frekuensi yang lebih

panjang. Sehingga peneliti dapat melihat dampak dari terapi spiritualdeep

breathing exerciseterhadap lama rawat di rumah sakit. Pentingnya

mengembangkan berbagai improvisasi teori-teori keperawatan dan bisa

dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan

pedoman pengukuran tidak hanya tingkat nyeri saja tetapi juga disertai dengan

indikator-indikator lainnya sesuai dengan teori seperti tekanan darah,

respiratory rate, kualitas tidur, konsumsi analgesik, kadar kortisol maupun

kadar endorfin.

Selain itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada

semua jenis ruang perawatan di Rumah Sakit, dari kelas VIP sampai ruang

rawat kelas 3, sehingga bias pada penelitian karena perbedaan kenyamanan

ruang perawatan dapat diminimalisasi.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. (2006). Buku Ajar Penyakit Dalam (IV ed.). Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Ahwazi, M. (2005). Kisah-kisah Keajaiban Al-Quran. (A. Emme, Penerj.)


Jakarta: Pustaka Zahra.

Alkahel, A. (2011). Al-Quran's the Healing. Jakarta: Tarbawi Press.

Antall, G., & Kresevic, D. (2004). The use of guided imagery to manage pain in
an elderly orthopaedic population. Orthopaedic Nursing, 23(5), 335-341.

Ariawan, L. (1998). Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan.


Depok: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, FKM-UI.

Asman, O. (2008). Qur'anic Healing for Spiritual Ailments, Between Tradition,


Religious Law and Contemporary Law. Medical Law Journal, 259-284.

Australian Acute Musculosceletal Pain Giudelines Group. (2003). Evidence


Based: Management of Acute Musculoskeletal Pain. Brisbane: Australian
Academic Press Pty.Ltd.

Bergh, I., Gunnarsson, M., Allwood, J., Oden, A., Sjostrom, B., & Steen, B.
(2005). Descriptions of pain in elderly patients following orthopaedic
surgery. Scandinavian Journal of Caring Sciences, 19(2), 110-118.

Black, J., & Hawks, J. (2009). Medical-Sugical Nursing Clinical Management for
Positive Outcomes (8th ed.). St.Louis: Elsevier.

Brunelli, C., Zecca, E., Martini, C., Campa, T., Fagnoni, E., Bagnasco, M., et al.
(2010). Comparisson of numerical and verbal rating scale to measure pain
excerbations in patients with cronic cancer pain. BioMed Central, 42, 1-8.

Bunner, L., & Suddarth, D. (2002). Keperawatan Medikal Bedah (8 ed., Vol. I).
(H. Kuncara, A. Hartono, M. Ester, & Y. Asih, Penerj.) Jakarta: EGC.

Buyukyilmaz, F., & Asti, T. (2013). The effect of relaxation techniques and back
massage on pain and anxiety in Turkish total hip or knee arthroplasty
patients. Pain Management Nursing, 14(3), 143-154.

Buyukyilmaz, F., Sendir, M., & Acaroglu, R. (2011). Evaluation of Night-Time


Pain Characteristics and Quality of Sleep in Postoperative Turkish
Orthopedic Patients. Clinical Nursing Research, 20(3), 326-342.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Chelly, J., Ben-David, B., Williams, B., & Kentor, M. (2003). Anesthesia and
Post Operative Analgesia Outcomes Following Orthopaedic Surgery.
Orthopaedics, 26(8), 865-871.

Chiang, L. (2012). The effect of music and nature sounds on cancer pain and
anxiety in hospice cancer patients. Frances Payne Bolton School of
Nursing Case Western Reserve University.

Chung, G., Ritchie, E., & Su, J. (1997). Postoperative pain in ambulatory surgery.
Anasthesia and Analgesia, 85(4), 808-816.

Cool, A., & Ameen, J. (2006). Profiles of pain after day surgery: patients’
experiences of three different operation types. Journal of Advanced
Nursing, 53(2), 178-182.

Dahlan, M. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam


Penelitian Kedokteran dan Kesehatan (3 ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Dettori, J. (2010). The random allocation process: two things you need to know.
Evidence Based Spine-Care Journal, 1(3), 7-9.

Dharma, K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan


dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Dorlan, W. (1998). Kamus Kedokteran Dorland (25 ed.). (D. Nuswantari,


Penyunt.) Jakarta: EGC.

Dossey. (2005). Holistic Nursing: A Handbook for Practice. Massachusetts: Jones


and Bartlett Publisher.

Dover, L., & Bacon, J. (2001). Spiritual Care Nursing Practice: A Close-up View.
Nursing forum, 36(3), 18-30.

Dunn, K. (2004). Music and The Reduction of Post-operative Pain. Nursing


Standard, 18(36), 33-39.

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Eldar, e. (2003). Evaluation of the Quran on the patients before open heart
surgery. Journal of Medical Informatics and Technologies, 13, 255-258.

Elizabeth, A., Michelle, M., Simon, R., David, J., Michael, R., & Kaveh, M.
(2013). Systematic review of the efficacy of pre-surgical mind-body based
therapies on post-operative outcome measures. Complementary Therapies
in Medicine(21), 697-711.

Elzaky, J. (2011). Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta: Penerbit Zaman.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Engwall, M., & Duppils, G. (2009). Music as Nursing Intervention for


Postoperative Pain: A Systematic Review. Journal of PeriAnesthesia
Nursing, 24(6), 370-383.

Finnerty, R. (2001). Music Therapy as an Intervention for Pain Perception.


Anglia Ruskin University Cambridge, England: (Unpublished Thesis
Paper).

Gillespie, S., & Bamford, K. (2009). Mikrobiologi Medis dan Infeksi (3 ed.).
Jakarta: Erlangga.

Good, M. (1992). Comparison of the effects of relaxation and music on


postoperative pain. USA: Case Western Reserve University.

Good, M., Anderson, G., Ahn, S., & 7 Stanton-Hicks, M. (2005). Relaxation and
music reduce pain following intestinal surgery. Research In Nursing and
Health, 28, 240-251.

Good, M., Stanton-Hicks, M., Grass, J., Anderson, G., Choi, C., &
Schoolmeesters, L. &. (1999). Relief of Postoperative Pain with Jaw
Relaxation, Music and Their Combination. Pain, 81, 163-172.

Govier. (2000). Spiritual Care in Nursing: A systematic Approach. Dipetik


November 13, 2015, dari http://www.nursing-
standard.co.uk/archives/ns/vol-14-17/pdfs/res.pdf.

Graf, N., Marini, I., Baker, J., & Buck, T. (2007). Religious and Spiritual Beliefs
and Practices of Person with Chronic Pain. Rehabilitation Conselling
Journal, 21-33.

Guyton, A., & Hall, J. (2008). Fisiologi Kedokteran (11 ed.). (I. e. al, Penerj.)
Jakarta: EGC.

Harsono. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Nyeri Pasca


Bedah Abdomen dalam Konteks Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Ade Mohammad Djoen Sintang. Depok: Universitas
Indonesia.

Hawari, D. (2008). Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: FK Universitas


Indonesia.

Helmi, Z. (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba


Medika.

Huang, N., Cunningham, F., Laurito, C., & Chen, C. (2001). Can we do better
with postoperative pain management ? American Journal of Surgery,
182(5), 440-448.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hus, A. (2007). The relationship between music therapy and post operative pain
management. Dipetik November 20, 2015, dari Music is an analgesic:
Health and Psychology:
http://healthpsych.psy.vanderbilt.edu/Web2007/MusicPain.htm

Ignatavicius, D., & Workman, L. (2006). Medical surgical nursing: Critical


thinking for collaborative care. St. Louis: Elsevier.

International Association for The Study of Pain (IASP). (1994). IASP pain
terminology. Dipetik November 13, 2015, dari http://www.Iasp-
pain.org/terms-p.html#pain

'Izzat, A., & 'Arif, M. (2011). Terapi Ayat Al-Quran untuk Kesembuhan:
Keajaiban Al-Quran Menyembuhkan Penyakit. Solo: Kalifa Publishing.

Jenkins, G., Kemnitz, C., & Tortota, G. (2004). Anatomy and Physiology: From
Science to Life. Vancouver: Applied Theraupetics.

Joelsson, M., Olsson, L., & Jakobsson, E. (2010). Patients' experience of pain and
pain relief following hip replacement surgery. Journal of Clinical Nursing,
19(19-20), 2832-2838.

Kaplan, H., Sadock, B., & Grebb, J. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.
Jakarta: Widya Medika.

Katzung, G. (2007). Basic and Clinical Pharmacology (10th ed.). New York: The
McGraw-Hill Companies Inc.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2010). Fundamentals of Nursing,
Concepts, Process, and Practice (8th ed.). California: Addison-Wesley.

Lewis, e. a. (2011). Life Satisfaction and Student Engagement in Adolescents.


Journal of Youth & Adolescence, 40, 249-262.

Lim, Y., Yobas, P., & Chen, H. (2014). Efficacy of Relaxation Intervention on
Pain, Self-efficacy, and Stress-related Variables in Patients Following
Total Knee Replacement Surgery. Pain Management Nursing, 15(4), 888-
896.

Long, B. C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Vol. II). (A. O. Karnaen, Penerj.)
Bandung: Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan.

Maher, A., Salmond, S., & Pellino, T. (2002). Orthopaedic Nursing (3rd ed.).
Philadelphia: W.B Saunders Company.

Makhija. (2002). Spiritual Nursing. Dipetik November 13, 2015, dari


http://proquest.umi.com

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Maulana, H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

McCaffery, M., & Beebe, A. (1993). Clinical Manual or Nursing Practice.


Baltimore: V.V Mosby Company.

McCarville, B. A. (1998). The Effect of Music Therapy On Pain Perception of


Selected Postoperative Orthopedic Patients Following Phisical Therapy.
Orthopedic Nursing, 289-297.

McGuire, D., & Sheildler, V. S.-5. (1993). Pain. (S. Groen, M. Fragge, Goodman,
& C. Yarbro, Penyunt.) Cancer nursing: Principles and practice, 449-556.

Medical Record Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. (2013). Data Rekam


Medis Orthopedi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Unpublished
Data.

Neal, J. (2002). Medical Pharmacology at A Glance (4th ed.). London: Blackwell


Science Ltd.

Nilsson, U. (2008). The anxiety and pain reducing effects of music interventions:
A systematic review. AORN Journal, 87, 780-807.

Novita, D. (2012). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Reduction and Internal Fixation (ORIF) di RSUD DR.H.Abdul Moeloek
Propinsi Lampung. FIK Universitas Indonesia. (Unpublished Thesis
Paper).

Nurdin, S., Killing, M., & Rottie, J. (2013, Agustus). Pengaruh Relaksasi terhadap
Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur di Ruang IRNA A BLU
RSUP PROF Dr. R.D Kandou Manado. ejournal keperawatan (e-Kp),
1(1).

Nurliana. (2011). Efektifitas Perangsangan Auditori Ayat-ayat Suci Al-Quran


terhadap Kecemasan Ibu yang Sedang Dilakukan Kuret di RSUD
Dr.Pringadi Medan. Unpublished Thesis.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian . Jakarta:
Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Pasero, C., & McCaffery, M. (2007). Orthopaedic Post Operative Pain


Management. Journal of Peri Anasthesia Nursing, 22(3), 160-174.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pellino, T., Willens, J., Polomani, R., & Heye, M. (2003). The American Society
of Pain Management Nurses Role-Delineation Study (National
Association of Orthopaedic Nurses Respondent. Orthopaedic Nursing,
22(4), 289-297.

Phipps, W. J., Monahan, F. D., Sands, J. K., Marek, J. F., & Neighbors, M.
(2003). Medical surgical nursing: Health and illness perspectives (7th
Edition). St. Louis, MO: Elsevier/Mosby. (7th ed.). St. Louis, MO:
Elsevier/Mosby.

Polit, D., & Beck, C. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice (9th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams
and Wilkins.

Potter, P., & Perry, A. (2006). Fundamental of Nursing: Concepts, Process and
Practice (4 ed.). (K. e. Renata, Penerj.) Jakarta: EGC.

Prasetyo, S. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Priharjo. (2004). Perawatan Nyeri. Jakarta: EGC.

Pullido, P., Hardwick, M., Munro, M., & May, L. &.-R. (2010, March/April).
Patient speak out : Development of evidence based model for managing
orthopaedic. Orthopaedic Nursing(29), 92-98.

Qadri, M. (2003). Quranic Therapy Heal Yourself . USA: Islamic Educational


Cultural Research Center of North America.

Rasjad, C. (1998). Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi (5th ed.). Jakarta: Yarsif
Watampone.

Redwine, L. S., Tsuang, M., Rusiewicz, A., Pandzic, I., Cammarata, S., Rutledge,
T., et al. (2012). A Pilot Study Exploring The Effects of a 12-Week T'ai
Chi Intervention on Somatic Symtoms of Depression in Patients with
Heart Failure. Alternative and Complementary Medicine, 18(8), 744-748.

Reeves, C., Roux, G., & Lockhart, R. (2001). Keperawatan Medikal Bedah (1st
ed.). (J. Setyono, Penerj.) Jakarta: Salemba Medika.

Rospond, R. (2008). Penilaian Nyeri. (D. Lyrawati, Penyunt.) Dipetik November


13, 2015, dari Pemeriksaan-dan-penilaian-nyeri.pdf.

Rowlingson, J. (2009). Acute Pain Management Revisited. Anesthesiology, 88,


595-603.

Sadhan, A. (2009). Cara Pengobatan dengan Al-Quran. (A. Ziyad, Penerj.) Islam
House.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Salter, R. (1999). Textbook of Disorder and Injures of The Musculosceletal


System (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Shaduq, S. (2008). Tsawabul a'mal wa 'iqabul a'mal. Teheran: Maktabah Ash-


Shaduq.

Shihab, M. (2002). Tafsir Al Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Quran


(Vol. 13). Jakarta: Lentera Hati.

Singh, J., Gabriel, S., & Lewallen, D. (2008). The impact of gender, age and
preoperative pain on pain severity after Total Knee Arthrolasty. Clinical
Orthopaedics and Related Research, 466(11), 2717-2723.

Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Textbook of Medical-Surgical Nursing (10th ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Strong, J., Unruh, A., & Wright, A. &. (2002). Pain: A Textbook For Therapist.
Edinburg: Churchill Livingstone.

Stuart, & Laraia. (2001). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. USA:
Mosby Company.

Stuart, G., & Sundeen, S. (1995). Principles and Practice of Psychiatric Nursing.
St. Louis: Mosby Year Book.

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Tuck, e. a. (2001). Comparative study of the spiritual perspectives and


interventions of mental health and parish nurses. Issue in Mental Health
Nursing, 22, 593-605.

Turk, D., & Flor, H. (1999). Chronic pain: A biobehavioral perspective. (R.
Gatchel, & D. Turk, Penyunt.) Psychosocial factors in pain, 18-34.

United States Acute Pain Management Guideline Panel. (1992). Acute Pain
Management: Operative or Medical Procedures and Trauma. Rockville,
Maryland: UnitedStates Department of Health and Human Services,
Public Health Service Agency for Health Care Policy and Research.

Wahyudi, A. (2011). Manfaat Mendengarkan Al-Quran bagi Kesehatan. Dipetik


November 15, 2015, dari http://www.manfaat-mendengarkan-al-
quran.com/html

Widyatuti. (2008, Maret). Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Jurnal


Keperawatan Indonesia, 12(1), 53-57.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Zulkurnaini, N., Abdul Kadir, R., Murat, Z., & Isa, R. (2012). The Comparison
between Listening to Al-Quran and Listening to Classical Music on the
Brainwave Signal for the Alpha Band. Proceedings of the 2012 Third
International Conference on Intelligent Systems Modelling and Simulation
(hal. 181-186). Kinabalu: IEEE.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN

UNTUK RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Miranti Florencia Iswari
NIM : 131414153036
Program studi : Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Airlangga
Saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Spiritual
Deep Breathing Exercise terhadap Nyeri dan Kecemasan Pasien Post Operasi
Orthopedi Fraktur Nonpatologis”

Hal berikut ini merupakan informasi yang perlu saya sampaikan terkait dengan
keiukutsertaan Bapak/Ibu sebagai responden dalam penelitian ini :
1. Tujuan penelitian adalah untuk menurunkan nyeri dan kecemasan pada
pasien yang mengalami post operasi orthopedi karena fraktur
nonpatologis.
2. Manfaat Penelitian adalah mengembangkan ilmu keperawatan khususnya
pengelolaan pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis. Manfaat
untuk responden adalah terapi Spiritual Deep Breathing Exercise ini dapat
digunakan sebagai salah satu metode manajemen nyeri serta menurunkan
kecemasan setelah mengalami operasi orthopedi sehingga dapat
mengurangi ketergantungan pasien terhadap analgetik, meningkatkan
kualitas hidup serta mekanisme koping yang positif dalam menghadapi
post operasi.
3. Kombinasi Terapi Spiritual Deep Breathing Exercise akan diberikan pada
pasien yang mengalami post operasi orthopedi karena fraktur nonpatologis
di ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Peneliti
akan mengukur nyeri dan kecemasan pasien setelah mengalami post
operasi orthopedi dengan memberikan kuesioner kemudian peneliti akan
memfasilitasi pasien melakukan terapi Spiritual Deep Breathing Exercise
selama 15 menit kemudian kembali mengukur nyeri dan kecemasannya 10

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menit setelah terapi Spiritual Deep Breathing Exercise diberikan dengan


kuesioner. Peneliti akan memfasilitasi pasien untuk melakukan terapi
Spiritual Deep Breathing Exercise selama 2 hari (hari pertama dan kedua).
4. Apabila dalam penelitian ini responden merasa tidak nyaman terhadap
intervensi terapi Spiritual Deep Breathing Exerciseyang diberikan maka
responden dapat mengundurkan diri dari partisipasi sebagai responden.
Apabila ada pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi saya:
Nama : Miranti FlorenciaIswari
No.Hp : 081273450610
Alamat : Perum GrandHill 8 Residence Blok D7 Palembang
5. Keikutsertaan responden pada penelitian ini merupakan sukarela tanpa
paksan dari pihak manapun.
6. Semua data yang dikumpulkan akan dirahasiakan dan tanpa nama. Data
hanya disajikan untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Demikian penjelasan ini disampaikan. Saya berharap Bapak/Ibu bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini. Atas kesediaannya saya ucapkan
terimakasih.

Surabaya,
……………….

Yang Menerima Penjelasan Peneliti

…………………………… Miranti Florencia Iswari

Saksi

……………………………

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
No. Partisipan :……………….(diisi oleh peneliti)
Nama :……………….
Umur :……………….tahun
Alamat :………………………………
No. Tlp/Hp :………………………………
Setelah diberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian ini dan adanya
jaminan kerahasiaan, maka:
Saya bersedia

Saya tidak bersedia

Terlibat sebagai prtisipan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kombinasi


Terapi Spiritual Deep Breathing Exercise terhadap Nyeri dan Kecemasan Pasien
Post Operasi Orthopedi Fraktur Nonpatologis”.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan
merugikan saya maupun keluarga saya. Persetujuan ini saya buat dengan sadar
dan tanpa paksaan dari siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya

Palembang, ……………………
Peneliti Partisipan

………………………. …………………………..
Saksi

………………………

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 3

INSTRUMEN KARAKTERISTIK RESPONDEN

(Diisi oleh Peneliti)

Tanggal Penelitian : / / 2016

Kode Responden :

Jenis Kelamin : Lelaki / Perempuan

Umur Responden :......................... Tahun

1. Apakah pasien pernah mengalami pembedahan (jenis apa saja) sebelumnya?

a. Pernah b. Tidak pernah

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 4

NUMERIC RATING SCALE

Numeric Rating Scale (NRS)


Oleh : McCaffery & Beebe (1993)

Petunjuk Pengukuran Tingkat Nyeri Post Operasi Orthopedi Nonpatologis


Mohon Bapak/Ibu/Saudara/I melingkari angka di bawah ini sesuai dengan nyeri
yang dirasakan :

Tidak Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat


Nyeri

Keterangan :
0 = Tidak ada keluhan nyeri
1-3 = Ada rasa nyeri, mulai terasa, tapi masih dapat ditahan , tidak tenang,
agitasi, bingung, iritabilitas
4-6 = Ada rasa nyeri, terasa mengganggu, dan dengan melakukan usaha yang
cukup kuat untuk menahannya, berkeringat, kaku/grimace, kening
berkerut, mata/mulut terkunci rapat atau terbuka lebar, kelelahan
7-10 = Ada nyeri, terasa sangat mengganggu/tidak tertahankan, sehingga harus
meringis, menjerit, bahkan berteriak

TINGKAT NYERI =

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI
Pengkajian Luka Menurut Kozier (2005)

Observasi Hari Ke : 1. 2. 3.

No Item
Pengakajian Luka Keterangan

1. Lokasi

2. Ukuran Luka

3. Kedalaman Luka

4. Edema disekitar
Luka/Balutan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 6
KUESIONER KECEMASAN
TINGKAT KECEMASAN-HARS (HAMILTON ANXIETY RATING SCALE)

A. Penilaian : 1) Perasaan cemas


0 : Tidak ada (tidak ada gejala sama sekali) Firasat buruk
1 : Ringan (satu gejala dari pilihan yang ada) Takut akan pikiran sendiri
2 : Sedang (separuh dari gejala yang ada) Mudah tersinggung
3 : Berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada) 2) Ketegangan
4 : Sangat berat (semua gejala ada) Merasa tegang
B. Penilaian Derajat Kecemasan Lesu
Skor < 14 (tidak ada kecemasan) Mudah terkejut
14 – 20 (kecemasan ringan) Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
21 – 27 (kecemasan sedang) Mudah menangis
28 – 41 (kecemasan berat) Gemetar
Gelisah
C. Berilah tanda (√) jika terdapat gejala yang terjadi selama berada di 3) Ketakutan
Rumah Sakit pasca pembedahan orthopedi nonpatologis Pada gelap
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
Pada binatang besar

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada keramaian lalu lintas Kedutan otot


Pada kerumunan banyak orang Gigi gemeretak
4) Gangguan tidur Suara tidak stabil
Sukar memulai tidur 8) Gejala Sensorik
Terbangun malam hari Telinga berdengung
Tidak pulas Penglihatan kabur
Mimpi buruk Muka merah dan pucat
Mimpi yang menakutkan Merasa lemah
5) Gangguan kecerdasan Perasaan ditusuk-tusuk
Daya ingat buruk 9) Gejala Kardiovaskular
Sulit berkonsentrasi Denyut nadi cepat
Sering bingung Berdebar-debar
6) Perasaan Depresi Nyeri dada
Kehilangan minat Denyut nadi mengeras
Sedih Rasa lemah seperti mau pingsan
Bangun dini hari Detak jantung hilang sekejap
Berkurangnya kesukaan pada hobi 10) Gejala pernafasan
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari Rasa tertekan di dada
7) Gejala somatik (otot-otot) Perasaan tercekik
Nyeri otot Merasa napas pendek/sesak
Kaku Sering menarik napas panjang

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11) Gejala gastrointestinal Mudah berkeringat


Sulit menelan Pusing/sakit kepala
Mual muntah Bulu roma berdiri
Berat badan menurun 14) Apakah Bapak/ibu merasakan
Konstipasi/sulit buang air besar Gelisah
Perut melilit Tidak terang
Gangguan pencernaan Mengerutkan dahi muka tegang
Nyeri lambung sebelum/sesudah makan Tonus/ketegangan otot meningkat
Rasa panas di perut Napas pendek dan cepat
Perut terasa penuh/kembung Muka merah
12) Gejala Urogenitalia
Sering kencing Jumlah skor :...........................................
Tidak dapat menahan kencing Kesimpulan : Tidak ada kecemasan
Amenor/menstruasi yang tidak teratur Kecemasan ringan
13) Gejala vegetatif/otonom Kecemasan sedang
Mulut kering Kecemasan berat
Muka kering

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 7

Peneliti yang berkaitan dengan teknik relaksasi nafas dalam (Deep Breathing
Exercise), nyeri dan kecemasan pada pasien post operasi orthopedi telah
dilakukan seperti tercantum pada tabel berikut ini :
Judul karya Tujuan Metode Penelitian
No ilmiah & Desain Sampel dan Intervensi Hasil Kesimpulan
penulis teknik
sampling
1. Efficacy of Untuk Single 18 responden Semua responden Pain Level: Teknik
Relaxation menguji efek group, pre- dengan kriteria menerima Hasil statistik relaksasi
Intervention relaksasi posttest inklusi perawatan rutin di RMANOVA, dapat menjadi
on Pain, untuk quasi- • Pasien berusia ruangan ditambah Mauchly’s test alternatif dan
Self- menurunkan experimental 21-75 tahun dengan intervensi menunjukkan strategi
efficacy, and nyeri, stres design • Bisa relaksasi selama 3 penurunan nyeri tambahan
Stress- dan cemas berbahasa hari, 1 jam untuk yang signifikan yang aman,
related serta inggris atau tiap sesinya. pada murah dan
Variables in meningkatkan China Intervensi postintervention mudah untuk
Patients self-efficacy • Telah mencakup session (F=14.92; mengurangi
Following pada pasien menjalani komponen teori p<.001) nyeri dan
Total Knee dengan Total Total Knee dan praktek. ketegangan
Replacement Knee Replacement Komponen teori Self-Efficacy and emosional
Surgery Replacement surgery meliputi Anxiety: postoperasi
(Lim, surgery penyampaian Hasil statistik orthopedi
Yobas, & informasi umum dengan Paired t serta
Chen, 2014) tentang efek test menunjukkan meningkatkan
negatif dari score self-efficacy self-efficacy
ketegangan emosi signifikan lebih pasiennya.
dan nyeri fisik tinggi pada
pada postoperative postintervention Akan tetapi
recovery. session (mean pada
Sedangkan differences -4.22; penelitian ini
komponen praktek SD=4.47; t=-4.01; hampir semua
meliputi p=.001). responden
penggabungan 2 Sedangkan skor mendapatkan
teknik relaksasi anxiety signifikan pain
yaitu breathing lebih rendah pada medication
exercise dan postintervention postoperative
guided imagery. session (mean sehingga
Responden akan differences 6.67; tidak bisa
dipandu melalui SD=9.59; t=2.95; diketahui
audiotape untuk p=.009). seberapa
melakukan besar
instruksi relaksasi Pain medication pengaruh
selama 20 menit postoperativeyang teknik
dengan didapatkan relaksasi
background musik. responden: tersebut
Di akhir sesi, Selama 2-4 hari dalam
peneliti postoperasi menurunkan
memotivasi orthopedi, 7 nyeri dan
responden untuk responden ketegangan
menggabungkan mendapatkan emosional
teknik relaksasi di morphine (x=3.26 pada
dalam kegiatan mg; SD=6.24 postoperasi
sehari-hari dan mg); 9 responden orthopedi
mempraktekkannya mendapatkan
secara rutin paracetamol
(x=8.08 g;
SD=3.21 g); 8
responden
mendapatkan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tramadol
(x=215.00;
SD=168.66); 2
responden
mendapatkan oral
Panadeine
(x=1,000;
SD=307.79); dan
1 responden
mendapatkan
ibuprofen (800
mg) atau pethidine
injection (50 mg).
2. Pengaruh Untuk A single 20 pasien Intervensi yang Sesudah Pada
Teknik mengetahui group, pre- pasca operasi diberikan adalah dilakukan teknik penelitian ini
Relaksasi pengaruh and posttest fraktur teknik relaksasi nafas relaksasi, dapat terlihat
terhadap teknik quasi- dalam sebagai berikut: didapatkan dari 11 efektifitas
Intensitas relaksasi experimental Ciptakan lingkungan orang (55%) teknik
Nyeri Pada terhadap design yang tenang, jaga dengan intensitas relaksasi
Pasien Post intensitas privasi pasien, nyeri berat (skala nafas dalam
Operasi nyeri pada usahakan pasien 7-9) berkurang terhadap
Fraktur pasien post dalam keadaaan mejadi 10 orang penurunan
(Nurdin, operasi rileks, minta pasien denga intensitas intensitas
Killing, & fraktur memejamkan mata nyeri sedang dan nyeri pada
Rottie, dan usahakan agar 1 orang dengan pasien post
2013) konsentrasi, menarik intensitas tidak operasi
nafas dari hidung dan nyeri. Hal yang orthopedi.
menghembuskan sama juga terjadi Akan tetapi
secara perlahan dari pada 8 orang tidak ada
mulut (40%) dengan pembahasan
intensitas nyeri lebih lanjut
sedang berkurang tentang
menjadi intensitas analgetik
nyeri ringan. yang
Intensitas nyeri digunakan
ringan 1 orang oleh masing-
(5%) berkurang masing
menjadi tidak pasien
nyeri. sehingga
seberapa
Hasil uji statistik efektifnya
menggunakan uji teknik
paired sample t relaksasi
test menunjukkan nafas dalam
bahwa teknik tersebut
relaksasi secara dalam
signifikan dapat menurunkan
menurunkan nyeri nyeri post
pada pasien pasca operasi belum
operasi fraktur dapat diukur
(p=0,000)

3. Systematic Mengevaluasi Database: Intervensi yang dilakukan antara lain: Bukti


Review of efektifitas MEDLINE, Relaksasi nafas dalam, guided imagery dan hypnosis pengaruh
The Efficacy terapi mind- CINAHL • 8 artikel (40%) meneliti tentang pengaruh terapi relaksasi terapi mind
of Pre- body pada dan nafas pada pasien post operasi (1 diantaranya pada pasien body spirit
surgical outcome PsychINFO, post operasi orthopedi), dengan sebagian penelitian terhadap
Mind-Body measures didapatkan menunjukkan pengaruh relaksasi nafas dalam pada indikasi
Based (psychosocial 20 artikel psychological well-being measures, penggunaan analgetik pengukuran
Therapies measures) yang serta lama rawat di rumah sakit phsiological
on Post termasuk melibatkan • 8 artikel (40%) meneliti tentang pengaruh relaksasi nafas (pain,
operative cemas dan 1297 pasien dalam yang dikombinasikan dengan guided imagery kecemasan
Outcome depresi pada yang (musik) (1 diantaranya pada pasien post operasi dsb) pada
Measures pasien post terseleksi orthopedi), menunjukkan hasil yang kuat dalam perubahan pasien post

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(Elizabeth, operasi RCT pada psychological well-being measures menurunkan operasi masih
Michelle, Kata kunci: dosis penggunaan analgetik terbatas
Simon, Mind-body • 4 artikel (20%) meneliti tentang pengaruh hypnosis yang dengan hasil
David, therapies, dikombinasi dengan relaksasi nafas dalam (2 diantaranya penelitian
Michael, & Post- pada pasien post operasi orthopedi), sebagian penelitian pengaruh
Kaveh, operative menunjukkan pengaruhnya pada psychological well-being yang kecil
2013) outcomes, measures. terhadap vital
Surgery sign dan
perubahan
pada
pengukuran
endokrin
yang belum
konsisten,
sehingga
diperlukan
penelitian
lebih lanjut

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 8

SATUAN ACARA KEGIATAN

Topik : Kombinasi Terapi Spiritual Deep Breathing Exercise terhadap


Nyeri dan Kecemasan Pasien Postoperasi Orthopedi
Nonpatologis
Sasaran : Pasien Postoperasi Orthopedi Nonpatologis di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
Tempat : Ruang Rawat Inap pasien bedah orthopedi Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
Waktu : 130 menit (Sesi 1 selama 30 menit, sesi 2,3,4,5 masing-masing
selama 25 menit)

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan kombinasi terapi Spiritual Deep Breathing Exercise pada
pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis yang mengalami nyeri
dan kecemasan.
2. Tujuan Khusus
Pada pertemuan 1 :
• Pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis dapat mengenal
kombinasi terapi Spiritual Deep Breathing Exercise
• Pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis dapat mengerti
manfaat kombinasiterapi Spiritual Deep Breathing Exercise
• Pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis dapat mengerti
keistimewaan dari Alquran Surah Ar-Rahman
• Pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis dapat mengerti dan
menerapkan prosedur kombinasi terapi Spiritual Deep Breathing
Exercise

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada pertemuan 2, 3, 4, 5 :
• Pasien post operasi orthopedi fraktur nonpatologis dapatmenerapkan
prosedurkombinasi terapi Spiritual Deep Breathing Exercise
B. Materi
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
C. Alat dan bahan yang diperlukan
1. MP4 yang dihubungkan dengan earphone yang telah dilapisi bantalan
disposable
2. SOP kombinasi terapi Spiritual Deep Breathing Exercise
3. Leaflet yang berisi tentang Surah Ar-Rahman beserta terjemahannya
4. Sampiran untuk penyekat ruangan
5. Alat tulis
6. Kursi
D. Metode
1. Ceramah dan demonstrasi
2. Tanya jawab
E. Kegiatan
Kegiatan Metode Media waktu
Pembukaan : Ceramah - 20 menit
1. Salam pembukaan (5 menit x 5)
2. Tujuan kegiatan
3. Kontrak waktu

Isi :
• Pertemuan 1
1. Menjelaskan pengertian kombinasi terapi Ceramah -
Spiritual Deep Breathing Exercise
2. Menjelaskan manfaat kombinasi terapi Ceramah -
Spiritual Deep Breathing Exercise 15 menit
3. Menjelaskan keistimewaan Alquran Surah Ceramah Leaflet
Ar-Rahman
4. Menjelaskan prosedur kombinasi terapi Ceramah SOP
Spiritual Deep Breathing Exercise

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Pertemuan 2, 3, 4, 5
Mendemonstrasikan cara melakukan Demonstrasi - 60 menit
kombinasi terapi Spiritual Deep Breathing (15 menit x 4)
Exercise

Diskusi dan Evaluasi


Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya Diskusi - 5 menit
Mengevaluasi pasien pada Pertemuan 1:
1. Menanyakan kembali mengenai
kombinasiterapi Spiritual Deep Breathing
Exercise
2. Menanyakan kembali mengenai manfaat
kombinasiterapi Spiritual Deep Breathing
Exercise
3. Menanyakan kembali mengenai
keistimewaan Alquran Surah Ar-Rahman
4. Menanyakan kembali mengenai prosedur
kombinasi terapi Spiritual Deep Breathing
Exercise

Penutup :
1. Evaluasi dan rencana tindak lanjut Ceramah - 20 menit
2. Melakukan kontrak waktu yang akan datang (5 menit x 5)
3. Salam penutup

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 9

PROSEDUR KOMBINASI TERAPI SPIRITUAL DEEP


BREATHING EXERCISE

1. Persiapan sebelum pelaksanaan :

a. Persiapan ruangan yang nyaman dan meminimalkan kebisingan dan

gangguan dengan memasang sampiran di sekeliling tempat tidur

b. Persiapan pasien dengan meminta pasien untuk berbaring dengan rileks

2. Langkah-langkah tindakan terapi Spiritual Deep Breathing Exercise:

1) Mencari posisi yang paling nyaman

2) Jika memungkinkan pasien meletakkan lengan disamping pasien dan kaki

jangan disilangkan

3) Mulai mendengarkan Murrotal Surah Ar-Rahman dengan earphone

dengan menekan tombol play pada MP4 peneliti

4) Selama mendengarkan Murrotal Surah Ar-Rahman tarik nafas dalam,

rasakan perut dan dada anda terangkat perlahan

5) Rileks, bernafas normal dengan perlahan-lahan

6) Kemudian dalam keadaan yakin hitung sampai 4, tarik nafas pada hitungan

1 dan 2, tahan 3-5 detik, keluarkan nafas pada hitungan 3 dan 4

7) Ulangi selama 3 kali, kemudian istirahat dengan bernafas dengan irama

normal kembali selama ±5 detik

8) Ulangi prosedur no.5, no.6 dan no.7 sampai selesai mendengarkan

Murrotal Surah Ar-Rahman

9) Setelah Murrotal Surah Ar-Rahman berhenti berputar, kemudian earphone

dilepaskan

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 10 sehingga akan mempengaruhi persepsi menjadi positif. Persepsi

yang positif akan mempengaruhi amigdala yang akan diteruskan


Terapi Spiritual deep breathing exercise merupakan
ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing
kombinasi terapi yang diyakini dapat menurunkan nyeri dan
Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar pituitary
cemas pada pasien post operasi orthopedi.
(hipofise) untuk mensekresikan endorfin sebagai
Terapi spiritual (mendengarkan Murrotal QS Ar-Rahman)
neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi
merupakan terapi yang bersifat universal sehingga mudah dan
rileks.
aman untuk diterapkan. Pasien post orthopedi dengan kriteria
Pada keadaan tubuh relaks, terapi spiritual akan dapat
nyeri akut dan severe serta dengan tingkat kecemasan berat dapat
menyebabkan penurunan nyeri dan tingkat kecemasan jika
di relaksasi dengan terapi spiritual. Hal ini disebabkan karena
dikombinasikan dengan teknik DBE. Hal ini disebabkan karena
stimulasi sensoris yang ditimbulkan dari mendengarkan murrotal
saat tubuh melakukan DBE dengan benar dan teratur maka akan
dengan tempo 79,8 bpm (seiring denyut jantung normal)
menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi
ditambah dengan makna spiritual dari QS Ar-Rahman yang
jantung serta ketegangan otot. Hal ini akan menyebabkan tubuh
bekerja di pusat auditori di lobus frontal, yang selanjutnya
berada pada konsentrasi tinggi sehingga akan mengaktivasi
mengirimkan sinyal ke talamus dan prefrontal cortex (PFC)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

gelombang alfa pada otak. Aktivasi alfa ini yang kemudian akan surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah.

merangsang pengeluaran endorfin.Dalam teori gate control Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah.

tingkat endorfin yang tinggi saat melakukan terapi spiritual deep kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-

breathing exercise akan menghambat pelepasan substansi yang nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat

dilepaskan oleh neuron delta-A dan C yang mempersepsikan nanti.

nyeri sehingga masukan yang dominan berasal dari serabut beta- Berikut adalah QS Ar-Rahman beserta terjemahannya:

A yang akan menutup mekanisme pertahanan (pintu gerbang).

Ketika pintu gerbang tertutup maka pesan yang disampaikan di

korteks adalah stimulasi modulasi dan bukan nyeri sehingga nyeri

dan kecemasan akan berkurang/hilang.

QS Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam Al-

Quran. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat.

Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah

berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ar-rahman(u)
"(Rabb) Yang Maha Pemurah," – (QS.55:1) ‫ﺎء‬
َ ‫ﻤ‬َ ‫اﻟﺴ‬
‫ﺿ َﻊ َر َﻓ َﻌ َﻬﺎ َو ﱠ‬
َ ‫ان َو َو‬
َ ‫اﻟ ِْﻤﻴ َﺰ‬
Wassamaa-a rafa'ahaa wawadha'al miizaan(a)
َ ‫آن َﻋ ﱠﻠ‬
‫ﻢ‬ َ ‫اﻟ ُْﻘ ْﺮ‬ "Dan Allah telah meninggikan langit; dan Dia meletakkan
'Allamal quraan(a) neraca (keadilan)." – (QS.55:7)
"Yang telah mengajarkan Al-Qur'an." – (QS.55:2)
��َ‫ان ِﻓﻲ َﺗ ْﻄ َﻐ ْﻮا أ‬
ِ ‫اﻟ ِْﻤﻴ َﺰ‬
‫ﻖ‬
َ ‫ﺎن َﺧ َﻠ‬
َ ‫ﺴ‬َ ‫ا�� ْﻧ‬ Alaa tathghau fiil miizaan(i)
Khalaqa-insaan(a) "Supaya kamu jangan melampaui batas, tentang neraca itu." –
"Dia menciptakan manusia," – (QS.55:3) (QS.55:8)

َ ‫ﺎن َﻋ ﱠﻠ‬
‫ﻤ ُﻪ‬ َ ‫اﻟ َْﺒ َﻴ‬ ُ ‫ن َوأَ ِﻗ‬
‫ﻴﻤﻮا‬ َ ‫ﻂ اﻟ َْﻮ ْز‬
ِ ‫ﺴ‬
ْ ‫� ُ�وا َو�� ِﺑﺎ ْﻟ ِﻘ‬
ِ ‫ان ُﺗ ْﺨ‬
َ ‫اﻟ ِْﻤﻴ َﺰ‬
'Allamahul bayaan(a) Wa-aqiimuul wazna bil qisthi walaa tukhsiruul miizaan(a)
"Mengajarnya pandai berbicara." – (QS.55:4) "Dan tegakkanlah timbangan dengan adil, dan janganlah
kamu mengurangi neraca itu." – (QS.55:9)
‫ﺲ‬
ُ ‫ﱠﻤ‬
ْ ‫ﻤ ُﺮ اﻟﺸ‬
َ ‫ﺎن َوا ْﻟ َﻘ‬
ٍ ‫ﺴ َﺒ‬
ْ ‫ِﺑ ُﺤ‬
Asy-syamsu wal qamaru bihusbaanin ‫ض‬
َ ‫ا��ر‬
ْ ‫ﺿ َﻌ َﻬﺎ َو‬
َ ‫ﺎم َو‬
ِ ‫ِﻟ�� َﻧ‬
"Matahari dan bulan (beredar), menurut perhitungan." – Wal ardha wadha'ahaa lil-anaam(i)
(QS.55:5) "Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(-Nya)," –
(QS.55:10)

ُ ‫ﱠﺠ ُﺮ َواﻟ ﱠﻨ ْﺠ‬


‫ﻢ‬ َ ‫ان َواﻟﺸ‬
ِ ‫ﺴ ُﺠ َﺪ‬
ْ ‫َﻳ‬ ‫ﻴﻬﺎ‬ ُ ‫َات َواﻟ ﱠﻨ ْﺨ‬
َ ‫ﻞ َﻓﺎ ِﻛ َﻬﺔٌ ِﻓ‬ ُ ‫ﺎم ذ‬
ِ ‫ْﻤ‬
َ ‫ا�� ﻛ‬
Wannajmu wasy-syajaru yasjudaan(i) Fiihaa faakihatun wannakhlu dzaatul akmaam(i)
"Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan, kedua- "di bumi itu ada buah-buahan, dan pohon kurma yang
duanya tunduk kepada-Nya." – (QS.55:6) mempunyai kelopak mayang." – (QS.55:11)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

‫ﺐ‬
‫ْﺤ ﱡ‬
َ ‫ﻒ ذُو َواﻟ‬
ِ ‫ﺼ‬
ْ ‫ْﻌ‬
َ ‫ﺎن اﻟ‬
ُ ‫َواﻟ ﱠﺮ ْﻳ َﺤ‬ ‫ب‬
‫� ِ� َﻗ ْﻴ ِﻦ َر ﱡ‬
ْ ‫ْﻤ‬
َ ‫ب اﻟ‬
‫ْﻤ ْﻐ ِﺮ َﺑ ْﻴ ِﻦ َو َر ﱡ‬
َ ‫اﻟ‬
Wal habbu dzuul 'ashfi warraihaan(u) Rabbul masyriqaini warabbul maghribain(i)
"Dan biji-bijian yang berkulit, dan bunga-bunga yang "Rabb yang memelihara kedua tempat terbit matahari,
harum baunya." – (QS.55:12) dan Rabb yang memelihara kedua tempat terbenamnya." –
(QS.55:17)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
dustakan;" – (QS.55:13) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
dustakan." – (QS.55:18)

‫ﻖ‬
َ ‫ﺎن َﺧ َﻠ‬
َ ‫ﺴ‬َ ‫ﺎل ِﻣ ْﻦ ا�� ْﻧ‬
ٍ ‫ْﺼ‬
َ ‫ﺻﻠ‬ ِ ‫ﻛَﺎ ْﻟ َﻔﺨﱠ‬
َ ‫ﺎر‬ ‫ﻣ َﺮ َج‬
َ ‫ﺎن اﻟْﺒَ ْﺤ َﺮ ْﻳ ِﻦ‬
ِ َ‫ﻳَ ْﻠ َﺘ ِﻘﻴ‬
Khalaqa-insaana min shalshaalin kal fakh-khaar(i) Marajal bahraini yaltaqiyaan(i)
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering, seperti "Dia membiarkan dua lautan mengalir, yang keduanya
tembikar," – (QS.55:14) kemudian bertemu," – (QS.55:19)

‫ﻖ‬
َ ‫ﺎن َو َﺧ َﻠ‬
‫ْﺠ ﱠ‬
َ ‫ﺎر ٍج ِﻣ ْﻦ اﻟ‬
ِ ‫ﻣ‬َ ‫ﺎر ِﻣ ْﻦ‬
ٍ ‫َﻧ‬
Wakhalaqal jaanna min maarijin min naarin ‫ﻤﺎ‬
َ ‫ﺎن ال َﺑ ْﺮ َز ٌخ َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬ‬
ِ ‫َﻳ ْﺒ ِﻐ َﻴ‬
"Dia menciptakan jin dari nyala api." – (QS.55:15) Bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan(i)
"antara keduanya ada batas, yang tidak dilampaui oleh
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ masing-masing." – (QS.55:20)
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ﻜ ِﺬ َّﺑ‬
َ ‫ُﺗ‬
dustakan." – (QS.55:16) Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu


dustakan." – (QS.55:21) ‫ﻚ َو ْﺟ ُﻪ َو ﻳَ ْﺒ َﻘﻰ‬
َ ‫��ل ذُو َر ِّﺑ‬
ِ ‫ْﺠ‬َ ‫ام اﻟ‬
ِ ‫َوا��ﻛ َْﺮ‬
Wayabqa wajhu rabbika dzuul jalali wal-ikraam(i)
َ ‫ﺎن اﻟ ﱡﻠ ْﺆ ُﻟ ُﺆ ِﻣ ْﻨ ُﻬ‬
‫ﻤﺎ َﻳ ْﺨ ُﺮ ُج‬ ُ ‫ْﻤ ْﺮ َﺟ‬
َ ‫َواﻟ‬ "Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu, yang mempunyai
Yakhruju minhumaallu'lu'u wal marjaan(u) kebesaran dan kemuliaan." – (QS.55:27)
"Dari keduanya keluar mutiara dan marjan." – (QS.55:22)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan." – (QS.55:28)
dustakan." – (QS.55:23)
‫ﺴﺄَﻟ ُُﻪ‬
ْ ‫ﻣ ْﻦ َﻳ‬
َ ‫ت ِﻓﻲ‬
ِ ‫ﺎوا‬
َ ‫ﻤ‬َ ‫اﻟﺴ‬
‫ﱠ‬ ‫ض‬ِ ‫ا��ر‬
ْ ‫ﻞ َو‬ ُ ‫ﺷ ْﺄ ٍن ِﻓﻲ‬
‫ﻫ َﻮ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻛ ﱠ‬ َ
Yasaluhu man fiis-samaawaati wal ardhi kulla yaumin
‫ار َوﻟ َُﻪ‬
ِ ‫ْﺠ َﻮ‬
َ ‫ﺂت اﻟ‬
ُ ‫ﺸ‬َ ‫ْﻤ ْﻨ‬
ُ ‫��م اﻟ َْﺒ ْﺤ ِﺮ ِﻓﻲ اﻟ‬
ِ ‫َﺎ��ﻋ‬
ْ ‫ﻛ‬ huwa fii sya'nin
Walahul jawaaril munsyaaatu fiil bahri kal a'laam(i) "Semua yang ada di langit di bumi selalu minta (berdo'a)
"Dan kepunyaan-Nya-lah, bahtera-bahtera yang tinggi kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan." – (QS.55:29)
layarnya di lautan, laksana gunung-gunung." – (QS.55:24)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن ُﺗﻜَ ِّﺬ َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫َﺑ‬ Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan." – (QS.55:30)
dustakan." – (QS.55:25)
ُ‫ﺳ َﻨ ْﻔ ُﺮ غ‬
َ ‫ُﻢ‬ َ ِ ‫اﻟ ﱠﺜ َﻘ‬
ْ ‫��ن أ ﱡﻳ َﻬﺎ َﻟﻜ‬
‫ﻣ ْﻦ ﻛُﻞﱡ‬
َ ‫ﺎن َﻋﻠ َْﻴ َﻬﺎ‬
ٍ ‫َﻓ‬ Sanafrughu lakum ai-yuhaats-tsaqalaan(i)
Kullu man 'alaihaa faanin "Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu (amal
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa." – (QS.55:26) perbuatanmu), hai manusia dan jin." – (QS.55:31)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

"Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan


ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ cairan tembaga, maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) (darinya)." – (QS.55:35)
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
dustakan." – (QS.55:32) ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
‫� َ� َﻳﺎ‬
َ ‫ﻣ ْﻌ‬
َ ‫ﺲ اﻟ ِْﺠ ِّﻦ‬ِ ‫ﻢ ِإ ِن َوا�� ْﻧ‬ ْ ‫ﺎر ِﻣ ْﻦ َﺗ ْﻨ ُﻔﺬُوا أَ ْن‬
ْ ‫اﺳ َﺘ َﻄ ْﻌ ُﺘ‬ ِ ‫ت أَ ْﻗ َﻄ‬
ِ ‫ﺎوا‬َ ‫ﻤ‬َ ‫اﻟﺴ‬
‫ﱠ‬ "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
‫ﺿ َﻔﺎ ْﻧ ُﻔﺬُوا‬
ِ ‫ا��ر‬ dustakan." – (QS.55:36)
ْ ‫ُون ال َو‬ َ ‫ﺎن ِإ�� َﺗ ْﻨ ُﻔﺬ‬
ٍ ‫ْﻄ‬َ ‫ﺴﻠ‬ ُ ‫ِﺑ‬
Yaa ma'syaral jinni wal-insi iniistatha'tum an tanfudzuu
min aqthaaris-samaawaati wal ardhi faanfudzuu laa tanfudzuuna ِ ‫ﺸ ﱠﻘ‬
‫ﺖ َﻓ ِﺈذَا‬ َ ‫ﺎء ا ْﻧ‬
ُ ‫ﻤ‬َ ‫اﻟﺴ‬
‫ﱠ‬ ‫ﺖ‬
ْ ‫د ًة َﻓﻜَﺎ َﻧ‬
َ ‫ﺎن َو ْر‬
ِ ‫ﻫ‬َ ‫ﻛَﺎﻟ ِّﺪ‬
ilaa bisulthaanin Fa-idzaaan-syaqqatis-samaa-u fakaanat wardatan
"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup kaddihaan(i)
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, "Maka apabila langit telah terbelah, dan menjadi merah
kamu tidak dapat menembusnya, kecuali dengan kekuatan mawar seperti (berkilapan) minyak." – (QS.55:37)
(tenaga)." – (QS.55:33)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ﻜ ِﺬ َّﺑ‬
َ ‫ُﺗ‬ Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan." – (QS.55:38)
dustakan." – (QS.55:34)
‫ﻣﺌِ ٍﺬ‬ ُ َ‫ﺴﺄ‬
َ ‫ل ال َﻓ َﻴ ْﻮ‬ ْ ‫ﺲ ذَ ْﻧ ِﺒ ِﻪ َﻋ ْﻦ ُﻳ‬
ٌ ‫ﺎن َو�� ِإ ْﻧ‬
‫َﺟ ﱞ‬
‫ﻞ‬
ُ ‫ﺳ‬
َ ‫ُﻤﺎ ُﻳ ْﺮ‬
َ ‫اظ َﻋﻠ َْﻴﻜ‬
ٌ ‫ﺷ َﻮ‬
ُ ‫ﺎس ٍر َﻧﺎ ِﻣ ْﻦ‬
ٌ ‫ان َﻓ�� َو ُﻧ َﺤ‬
ِ �َ �
ِ ‫َﺗ ْﻨ َﺘ‬ Fayauma-idzin laa yusalu 'an dzanbihi insun walaa
Yursalu 'alaikumaa syuwaazhun min naarin wanuhaasun jaannun
falaa tantashiraan(i) "Pada waktu itu, manusia dan jin tidak ditanya tentang
dosanya (karena pasti diketahui oleh Allah)." – (QS.55:39)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

"Mereka berkeliling di antaranya, dan di antara air yang


ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ mendidih yang memuncak panasnya." – (QS.55:44)
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
dustakan." – (QS.55:40) Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
‫ف‬
ُ ‫ﻮن ُﻳ ْﻌ َﺮ‬
َ ‫ﻣ‬ُ ‫ْﻤ ْﺠ ِﺮ‬
ُ ‫ﻢ اﻟ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫ﻴﻤﺎ‬
َ ‫ﺴ‬ ِ ‫ام ِﺑﺎﻟ ﱠﻨ َﻮ‬
ِ ‫ا�� َﻓ ُﻴ ْﺆ َﺧ ُﺬ ِﺑ‬ ِ ‫ا��ﻗ َﺪ‬
ْ ‫َو‬ dustakan." – (QS.55:45)
Yu'raful mujrimuuna bisiimaahum fayu'khadzu
binnawaashii wal aqdaam(i) ‫ﻤ ْﻦ‬
َ ‫ﺎف َو ِﻟ‬
َ ‫ﺎم َﺧ‬
َ ‫ﻣ َﻘ‬ ِ ‫َﺟ ﱠﻨ َﺘ‬
َ ‫ﺎن َر ِّﺑ ِﻪ‬
"Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda- Waliman khaafa maqaama rabbihi jannataan(i)
tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka (untuk "Dan bagi orang yang takut saat menghadap Rabb-nya,
diseret ke neraka)." – (QS.55:41) ada dua surga." – (QS.55:46)

ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬


ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
dustakan." – (QS.55:42) dustakan." – (QS.55:47)

‫ﻫ ِﺬ ِه‬ ُ ‫ّب ا ﱠﻟﺘِﻲ َﺟ َﻬ ﱠﻨ‬


َ ‫ﻢ‬ ُ ‫ﻮن ِﺑ َﻬﺎ ُﻳﻜَ ِﺬ‬
َ ‫ﻣ‬ُ ‫ْﻤ ْﺠ ِﺮ‬
ُ ‫اﻟ‬ ٍ ‫أَ ْﻓ َﻨ‬
‫ﺎن ذ ََوا َﺗﺎ‬
Hadzihi jahannamullatii yukadz-dzibu bihaal Dzawaataa afnaanin
mujrimuun(a) "kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-
"Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang- buahan." – (QS.55:48)
orang berdosa." – (QS.55:43)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ﻜ ِﺬ َّﺑ‬
َ ‫ُﺗ‬
‫ﻮن‬
َ ‫ﻮﻓ‬
ُ ‫ﻦ َﺑ ْﻴ َﻨ َﻬﺎ َﻳ ُﻄ‬
َ ‫ﻴﻢ َو َﺑ ْﻴ‬
ٍ ‫آن َﺣ ِﻤ‬
ٍ Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
Yathuufuuna bainahaa wabaina hamiimin aanin

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu "Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya
dustakan." – (QS.55:49) dari sutera. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari
dekat." – (QS.55:54)
‫ﻤﺎ‬
َ ‫ﻴﻬ‬
ِ ‫ﺎن ِﻓ‬
ِ ‫ﺎن َﻋ ْﻴ َﻨ‬
ِ ‫َﺗ ْﺠ ِﺮ َﻳ‬
Fiihimaa 'ainaani tajriyaan(i) ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
"Di dalam kedua surga itu, ada dua buah mata air yang Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
mengalir." – (QS.55:50) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
dustakan." – (QS.55:55)

ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬


ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) ‫ﻴﻬ ﱠﻦ‬
ِ ‫ات ِﻓ‬
ُ �َ �‫ﺎ‬
ِ ‫ف َﻗ‬
ِ ‫اﻟﻄ ْﺮ‬
‫َﻢ ﱠ‬ْ ‫ﺲ َﻳ ْﻄ ِﻤﺜ ُْﻬ ﱠﻦ ﻟ‬
ٌ ‫ﻢ ِإ ْﻧ‬
ْ ‫ﺎن َو�� َﻗ ْﺒﻠ َُﻬ‬
‫َﺟ ﱞ‬
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu Fiihinna qaashiraatuth-tharfi lam yathmitshunna insun
dustakan." – (QS.55:51) qablahum walaa jaannun
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan
‫ﻤﺎ‬ (dan) menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh
َ ‫ﻴﻬ‬
ِ ‫ُﻞ ِﻣ ْﻦ ِﻓ‬
ّ ِ ‫ﺎن َﻓﺎ ِﻛ َﻬ ٍﺔ ﻛ‬
ِ ‫َز ْو َﺟ‬
Fiihimaa min kulli faakihatin zaujaan(i) manusia, sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang
"Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah- menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin." – (QS.55:56)
buahan yang berpasang-pasangan." – (QS.55:52)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
ّ َ‫ﺎر ِّﺑ ُﻜ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﻤ‬َ ‫ﺎن‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan." – (QS.55:57)
dustakan." – (QS.55:53)
‫ﻮت ﻛَﺄَ ﱠﻧ ُﻬ ﱠﻦ‬
ُ ‫ﺎﻗ‬
ُ ‫ﺎن اﻟ َْﻴ‬
ُ ‫ْﻤ ْﺮ َﺟ‬
َ ‫َواﻟ‬
Kaannahunnal yaaquutu wal marjaan(u)
َ ‫ﻣ ﱠﺘ ِﻜ ِﺌ‬
‫ﻴﻦ‬ ْ ‫ْﺠ ﱠﻨ َﺘ ْﻴ ِﻦ َو َﺟ َﻨﻰ ِإ‬ "Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." –
ُ ‫ش َﻋﻠَﻰ‬ٍ ‫ق ِﻣ ْﻦ َﺑ َﻄﺎ ِﺋ ُﻨ َﻬﺎ ُﻓ ُﺮ‬
ٍ ‫ﺳ َﺘ ْﺒ َﺮ‬ َ ‫ان اﻟ‬
ٍ ‫د‬َ
Muttaki-iina 'ala furusyin bathaa-inuhaa min istabraqin wajanal (QS.55:58)
jannataini daanin

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬


ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ ‫ﺎن‬
ِ ‫ﻣ َﺘ‬
‫ﻫﺎ ﱠ‬
َ ‫ﻣ ْﺪ‬
ُ
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) Mudhaammataan(i)
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu "kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya." –
dustakan." – (QS.55:59) (QS.55:64)

ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬


ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
‫ﻞ‬
ْ ‫ﻫ‬
َ ‫اء‬
ُ ‫ﺎن َﺟ َﺰ‬
ِ ‫ﺴ‬َ ‫ا��ﺣ‬
ْ ��‫ﺎن ِإ‬
ُ ‫ﺴ‬َ ‫ا��ﺣ‬
ْ Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
Hal jazaa-u-ihsaani ilaa-ihsaan(u) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
"Tidak ada balasan (atas) kebaikan, kecuali kebaikan dustakan." – (QS.55:65)
(pula)." – (QS.55:60)
‫ﻤﺎ‬
َ ‫ﻴﻬ‬
ِ ‫ﺎن ِﻓ‬
ِ ‫ﺎن َﻋ ْﻴ َﻨ‬
ِ ‫ﺎﺧ َﺘ‬
َ ‫ﻀ‬‫َﻧ ﱠ‬
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ Fiihimaa 'ainaani nadh-dhaakhataan(i)
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) "Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu memancar." – (QS.55:66)
dustakan." – (QS.55:61)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ﻜ ِﺬ َّﺑ‬
َ ‫ُﺗ‬
‫ﻤﺎ َو ِﻣ ْﻦ‬ ِ ‫َﺟ ﱠﻨ َﺘ‬
َ ‫ﺎن ُدوﻧِ ِﻬ‬ Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
Wamin duunihimaa jannataan(i) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
"Dan selain daripada surga itu, ada dua surga lagi." – dustakan." – (QS.55:67)
(QS.55:62)

ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬


ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ ‫ﻤﺎ‬
َ ‫ﻴﻬ‬
ِ ‫ﺎن َو َﻧ ْﺨ ٌﻞ َﻓﺎ ِﻛ َﻬﺔٌ ِﻓ‬
ٌ ‫ﻣ‬‫َو ُر ﱠ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) Fiihimaa faakihatun wanakhlun warummaanun
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu "Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan
dustakan," – (QS.55:63) dan kurma, serta delima." – (QS.55:68)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬


ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬ ‫َﻢ‬
ْ ‫ْﻬ ﱠﻦ ﻟ‬
ُ ‫ﺲ َﻳ ْﻄ ِﻤﺜ‬
ٌ ‫ﻢ ِإ ْﻧ‬
ْ ‫ﺎن َو�� َﻗ ْﺒﻠ َُﻬ‬
‫َﺟ ﱞ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) Lam yathmitshunna insun qablahum walaa jaannun
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu "Mereka (para bidadari) tidak pernah disentuh oleh
dustakan." – (QS.55:69) manusia , sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang
menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin." – (QS.55:74)
‫ﻴﻬ ﱠﻦ‬
ِ ‫ات ِﻓ‬
ٌ ‫ﺎن َﺧ ْﻴ َﺮ‬
ٌ ‫ﺴ‬َ ‫ِﺣ‬
Fiihinna khairaatun hisaanun ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
baik-baik, lagi cantik-cantik." – (QS.55:70) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
dustakan." – (QS.55:75)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) َ ‫ﻣ ﱠﺘ ِﻜ ِﺌ‬
‫ﻴﻦ‬ ُ ‫ف َﻋﻠَﻰ‬
ٍ ‫� ٍ� َر ْﻓ َﺮ‬
ْ ‫ي ٍ ُﺧ‬
ّ ‫ﺎن َو َﻋ ْﺒ َﻘ ِﺮ‬
ٍ ‫ﺴ‬َ ‫ِﺣ‬
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu Muttaki-iina 'ala rafrafin khudhrin wa'abqarii-yin hisaanin
dustakan." – (QS.55:71) "Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan
permadani yang indah." – (QS.55:76)
‫ﻮر‬
ٌ ‫ات ُﺣ‬
ٌ ‫ﻮر‬
َ ‫ﺼ‬ُ ‫ﻣ ْﻘ‬
َ ‫ﺎم ِﻓﻲ‬
ِ ‫اﻟ ِْﺨ َﻴ‬
Huurun maqshuuraatun fiil khiyaam(i) ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ﻜ ِﺬ َّﺑ‬
َ ‫ُﺗ‬
"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
dalam rumah." – (QS.55:72) "Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu
dustakan." – (QS.55:77)
ّ َ‫ُﻤﺎ آ�� ِء َﻓ ِﺒﺄ‬
ِ‫ي‬ َ ‫ﺎن َر ِّﺑﻜ‬
ِ ‫ُﺗﻜَ ِﺬ َّﺑ‬
Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) ‫ك‬
َ ‫ﺎر‬
َ ‫ﻢ َﺗ َﺒ‬
ُ ‫اﺳ‬
ْ ‫ﻚ‬َ ‫��ل ِذي َر ِّﺑ‬
ِ ‫ْﺠ‬َ ‫ام اﻟ‬
ِ ‫َوا��ﻛ َْﺮ‬
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu Tabaarakaasmu rabbika dziil jalali wal-ikraam(i)
dustakan." – (QS.55:73) "Maha Agung nama Rabb-mu Yang Mempunyai
Kebesaran dan Karunia." – (QS.55:78)

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 11
UJI NORMALITAS

b
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.


nyeri pre 1 kontrol .443 14 .000 .576 14 .000
perlakuan .443 14 .000 .576 14 .000
nyeri pre 2 kontrol .389 14 .000 .688 14 .000
perlakuan .369 14 .000 .639 14 .000
nyeri pre 3 kontrol .443 14 .000 .576 14 .000
perlakuan .534 14 .000 .297 14 .000
nyeri post 4 kontrol .332 14 .000 .646 14 .000
perlakuan .389 14 .000 .688 14 .000
cemas pre 1 kontrol .443 14 .000 .576 14 .000
perlakuan .443 14 .000 .576 14 .000
cemas post 1 kontrol .407 14 .000 .616 14 .000
perlakuan .332 14 .000 .646 14 .000
cemas pre2 kontrol .369 14 .000 .639 14 .000
perlakuan .369 14 .000 .639 14 .000
cemas post kontrol .369 14 .000 .639 14 .000
perlakuan .417 14 .000 .652 14 .000
cemas pre 3 kontrol .478 14 .000 .516 14 .000
perlakuan .391 14 .000 .713 14 .001
cemas post 3 perlakuan .407 14 .000 .616 14 .000
cemas pre 4 kontrol .534 14 .000 .297 14 .000
perlakuan .407 14 .000 .616 14 .000
cemas post 4 kontrol .478 14 .000 .516 14 .000
perlakuan .510 14 .000 .428 14 .000
usia kontrol .323 14 .000 .769 14 .002
perlakuan .306 14 .001 .773 14 .002
jenis kelamin kontrol .478 14 .000 .516 14 .000
perlakuan .478 14 .000 .516 14 .000
riwayat pembedahan kontrol .369 14 .000 .639 14 .000
perlakuan .332 14 .000 .646 14 .000
selisih nyeri kontrol .478 14 .000 .516 14 .000
perlakuan .266 14 .008 .796 14 .005
selisih cemas kontrol .254 14 .015 .872 14 .045
*
perlakuan .138 14 .200 .953 14 .600
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. cemas post 3 is constant when kelompok = kontrol. It has been omitted.

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 12
UJI KESETARAAN

1. USIA

Mann-Whitney Test
Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

umur responden Kontrol 14 13.89 194.50

Perlakuan 14 15.11 211.50

Total 28

b
Test Statistics

umur responden

Mann-Whitney U 89.500

Wilcoxon W 194.500

Z -.431

Asymp. Sig. (2-tailed) .666


a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .701

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

2. JENIS KELAMIN
Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * kelompok 28 100.0% 0 .0% 28 100.0%

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

jenis kelamin * kelompok Crosstabulation

kelompok

kontrol perlakuan Total


jenis kelamin Laki-laki Count 11 11 22
Expected Count 11.0 11.0 22.0
Perempuan Count 3 3 6
Expected Count 3.0 3.0 6.0
Total Count 14 14 28
Expected Count 14.0 14.0 28.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
.000 1 1.000
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .676
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
b
N of Valid Cases 28
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00.
b. Computed only for a 2x2 table

3. RIWAYAT PEMBEDAHAN
Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


riwayat pembedahan kontrol 14 14.00 196.00
perlakuan 14 15.00 210.00
Total 28

b
Test Statistics
riwayat
pembedahan
Mann-Whitney U 91.000
Wilcoxon W 196.000
Z -.372
Asymp. Sig. (2-tailed) .710
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .769
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. NYERI PRE-1
Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


nyeri pre 1 kontrol 14 14.50 203.00
perlakuan 14 14.50 203.00
Total 28

b
Test Statistics

nyeri pre 1
Mann-Whitney U 98.000
Wilcoxon W 203.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
5. CEMAS PRE-1
Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


cemas pre 1 kontrol 14 14.50 203.00
perlakuan 14 14.50 203.00
Total 28

b
Test Statistics

cemas pre 1
Mann-Whitney U 98.000
Wilcoxon W 203.000
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 13
DATA FREKUENSI VARIABEL NYERI DAN CEMAS

1. NYERI

Statistics
nyeri pre 1 nyeri post 1
kelompok kontrol kontrol
N Valid 14 14
Missing 0 0
Mean 7.71 7.21
Median 8.00 7.00
Std. Deviation .469 .699

Statistics
nyeri pre 2 nyeri post 2 nyeri pre 3 nyeri post 3 nyeri pre 4 nyeri post 4
kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol
N Valid 14 14 14 14 14 14
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 7.43 6.43 6.57 5.79 6.43 5.43
Median 7.00 6.00 7.00 6.00 6.00 5.00
Std. Deviation .514 .514 .514 .579 .514 .514

Frequency Table

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Statistics
nyeri pre 1 nyeri post 4
kelompok kontrol kontrol
N Valid 14 14
Missing 0 0
Mean 7.71 5.43
Median 8.00 5.00
Std. Deviation .469 .514
Minimum 7 5
Maximum 8 6

Frequency Table

nyeri pre 1 kelompok kontrol


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 4 28.6 28.6 28.6
8 10 71.4 71.4 100.0
Total 14 100.0 100.0

nyeri post 4 kontrol


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 8 57.1 57.1 57.1
6 6 42.9 42.9 100.0
Total 14 100.0 100.0

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. KECEMASAN

Statistics
cemas pre 1 kel cemas post 4 kel
intervensi intervensi
N Valid 14 14
Missing 0 0
Mean 28.36 18.93
Median 28.50 20.00
Std. Deviation 2.205 2.921
Minimum 24 14
Maximum 31 25

Frequency Table
cemas pre 1 kel intervensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 1 7.1 7.1 7.1
25 1 7.1 7.1 14.3
26 1 7.1 7.1 21.4
27 1 7.1 7.1 28.6
28 3 21.4 21.4 50.0
29 1 7.1 7.1 57.1
30 4 28.6 28.6 85.7
31 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0

cemas post 4 kel intervensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 2 14.3 14.3 14.3
17 2 14.3 14.3 28.6
18 2 14.3 14.3 42.9
20 6 42.9 42.9 85.7
22 1 7.1 7.1 92.9
25 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Statistics
cemas pre 1 cemas post 4
kontrol kontrol
N Valid 14 14
Missing 0 0
Mean 28.21 22.71
Median 28.00 22.00
Std. Deviation 2.887 2.128
Minimum 24 20
Maximum 35 26

Frequency Table

cemas pre 1 kontrol


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 1 7.1 7.1 7.1
25 2 14.3 14.3 21.4
26 1 7.1 7.1 28.6
28 5 35.7 35.7 64.3
29 2 14.3 14.3 78.6
30 1 7.1 7.1 85.7
32 1 7.1 7.1 92.9
35 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0

cemas post 4 kontrol


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 3 21.4 21.4 21.4
21 1 7.1 7.1 28.6
22 4 28.6 28.6 57.1
24 3 21.4 21.4 78.6
25 1 7.1 7.1 85.7
26 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 14
UJI BIVARIAT

1. NYERI

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
Mea Sum of
N n Rank Ranks
nyeri post 4 - nyeri pre 1 Negative 14
a 7.50 105.00
kelompok intervensi Ranks
Positive b
0 .00 .00
Ranks
Ties c
0
Total 14
a. nyeri post 4 < nyeri pre 1 kelompok intervensi
b. nyeri post 4 > nyeri pre 1 kelompok intervensi
c. nyeri post 4 = nyeri pre 1 kelompok intervensi

b
Test Statistics
nyeri
post 4 - nyeri
pre 1 kelompok
intervensi
a
Z -3.491

Asymp. Sig. (2- .000


tailed)
]
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
nyeri post 4 kontrol - nyeri Negative Ranks 14 7.50 105.00
pre 1 kelompok kontrol b
Positive Ranks 0 .00 .00
c
Ties 0

Total 14

a. nyeri post 4 kontrol < nyeri pre 1 kelompok kontrol

b. nyeri post 4 kontrol > nyeri pre 1 kelompok kontrol

c. nyeri post 4 kontrol = nyeri pre 1 kelompok kontrol

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b
Test Statistics
nyeri
post 4 kontrol -
nyeri pre 1
kelompok kontrol
a
Z -3.448
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

2. KECEMASAN

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
cemas post 4 kel intervensi - Negative Ranks 14 7.50 105.00
cemas pre 1 kel intervensi b
Positive Ranks 0 .00 .00
c
Ties 0

Total 14

a. cemas post 4 kel intervensi < cemas pre 1 kel intervensi

b. cemas post 4 kel intervensi > cemas pre 1 kel intervensi

c. cemas post 4 kel intervensi = cemas pre 1 kel intervensi

b
Test Statistics

cemas post 4 kel


intervensi -
cemas pre 1 kel
intervensi
a
Z -3.302

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
cemas post 4 kontrol - Negative Ranks 14 7.50 105.00
cemas pre 1 kontrol b
Positive Ranks 0 .00 .00
c
Ties 0

Total 14

a. cemas post 4 kontrol < cemas pre 1 kontrol

b. cemas post 4 kontrol > cemas pre 1 kontrol

c. cemas post 4 kontrol = cemas pre 1 kontrol

b
Test Statistics

cemas post 4
kontrol - cemas
pre 1 kontrol
a
Z -3.330

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mann-Whitney Test

Ranks
kel Mea Sum of
ompok N n Rank Ranks
selisih nyeri kontrol 14 7.79 109.00
intervensi 21.2
14 297.00
1
Total 28

b
Test Statistics

selisihnyeri_kontrol

Mann-Whitney U 4.000

Wilcoxon W 109.000

Z -4.591

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


selisih cemas kontrol 14 9.43 132.00
intervensi 19.5
14 274.00
7
Total 28

b
Test Statistics

selisih cemas
Mann-Whitney U 27.000
Wilcoxon W 132.000
Z -3.287
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS PENGARUH KOMBINASI TERAPI ... MIRANTI FLORENCIA ISWARI

Anda mungkin juga menyukai