Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

AKUNTANSI SEKTOR PULIK


AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN

Oleh :
Gerald Roynaldo Sihaloho
180503123

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2020
AKUNTANSI BELANJA DAN
BEBAN

DEFINISI BELANJA DAN BEBAN


 Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
 Sedangkan beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Beban juga
didefinisikan sebagai penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
 Istilah belanja digunakan untuk tujuan pembuatan Laporan
Realisasi Anggaran (LRA). Oleh karenanya belanja menggunakan basis
kas sebagai basis pencatatan akuntansinya. Sedangkan beban
digunakan untuk tujuan pembuatan Laporan Operasional (LO)
sehingga menggunakan basis akrual sebagai basis pencatatan
akuntansinya.

KLASIFIKASI BELANJA DAN BEBAN


Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja),
organisasi, dan fungsi. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja
yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi terdiri dari belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, dan belanja tak terduga. Klasifikasi ekonomi belanja tersebut
dikelompokkan lagi menjadi tiga jenis belanja, yakni:

1
1) Belanja operasi, adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-
hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek.
Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja
barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial.
2) Belanja modal, adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk
perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, dan aset tak
berwujud.
3) Belanja lain-lain/tak terduga, adalah pengeluaran anggaran untuk
kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang
seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.

Format Cuplikan Laporan Realisasi Anggaran Untuk Belanja Pemda

PENGAKUAN TRANSAKSI BELANJA DAN BEBAN


 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan
layanan umum.
 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi
aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

PENGUKURAN BELANJA DAN BEBAN

 Belanja diukur berdasarkan besaran kas yang dikeluarkan di rekening Kas


Umum Daerah yang digunakan untuk keperluan belanja.
 Beban diukur senilai (1) besaran terjadinya konsumsi suatu aset
(barang/jasa); (2) besaran timbulnya kewajiban; dan (3) taksiran
yang handal atas penurunan manfaat ekonomi dari suatu aset atau
potensi jasa.

PENCATATAN AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN


Mengacu pada persamaan akuntansi yang dibahas pada bab sebelumnya,
dijelaskan bahwa Beban dan Belanja, baik basis kas maupun akrual, memiliki
saldo normal di sebelah “Debit”. Itu artinya:
 Jika terjadi transaksi yang berdampak pada munculnya dan/atau
bertambahnya beban atau belanja pemda, maka transaksi ini akan dicatat
disebelah “Debit”.
 Sebaliknya, jika terjadi transaksi yang berdampak pada
berkurangnya beban atau belanja pemda, maka transaksi ini akan
dicatat disebelah “Kredit”.
Pencatatan akuntansi untuk belanja dan beban dilakukan dua kali karena
transaksi ini akan dilaporkan di Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan
Laporan Operasional (LO).
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
Beban ............... Rp xxx Belanja ............... Rp xxx
Kas-LO Rp xxx Kas-LRA Rp xxx

“Beban”, dan untuk LRA


3
Beban terjadi sebagai akibat dari (1) terjadinya konsumsi suatu aset (barang/jasa);
(2) timbulnya kewajiban; dan (3) penurunan manfaat ekonomi dari suatu
aset atau potensi jasa. Perbedaan kondisi ini memberikan konsekuensi
perbedaan jurnal yang harus dicatat.
(1) Jurnal terjadinya konsumsi suatu aset (barang/jasa)
Tgl Keterangan Debit Kredit
Beban .................. Rp xxx
(Nama Aset) Rp xxx

(2) Jurnal timbulnya kewajiban


Tgl Keterangan Debit Kredit
Beban .................. Rp xxx
Utang ....................... Rp xxx

(3) Jurnal penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.


Tgl Keterangan Debit Kredit
Beban ............... Rp xxx
Akumulasi Depresiasi (Nama Aset Rp xxx
Tetap)

Akuntansi Belanja Pegawai


 Pada 31 Juli 2015 Bendahara pengeluaran Dinas Kepegawaian Kabupaten
ABC mengajukan SPM-LS kepada PPKD senilai Rp 250.000.000,- untuk
membayar gaji dan tunjangan para PNS dinas kepegawaian. Atas
pengajuan SPM-LS tersebut, PPKD mengirim SP2D-LS kepada dinas
kepegawaian yang dapat dicairkan menjadi uang di Bank yang
ditunjuk sebagai penyimpan rekening kas daerah (biasanya bank
pembangunan daerah atau BPD).
 Pada 2 Agustus Dinas kepegawaian menggunakan uang tersebut untuk
membayar gaji para PNS di dinas kepegawaian.
Pencatatan yang harus dibuat oleh PPKD ketika menerbitkan SP2D-LS kepada
Dinas Kepegawaian Kabupaten ABC adalah:
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
31 Jul R/K D. Kepeg. 250.000.000 31 Jul R/K D. Kepeg. 250.000.000
2015 Kas BUD-LO 2015 Kas BUD-LRA 250.000.000
250.000.000

Pencatatan yang harus dibuat oleh Dinas Kepegawaian Kabupaten ABC adalah:
(1) jurnal untuk mencatat pencairan SP2D-LS di Bank BPD
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
31 Jul Kas Bendahara 250.000.000 31 Jul Kas Bendahara 250.000.000
2015 Pengeluaran-LO 2015 Pengeluaran-LRA
R/K PPKD 250.000.000 R/K PPKD 250.000.000

(2) jurnal untuk mencatat pembayaran uang tersebut kepada PNS di


dinas kepegawaian
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
2 Agu Beban Gaji PNS 250.000.000 2 Agu Belanja Gaji PNS 250.000.000
2015 Kas Bendahara 250.000.000 2015 Kas Bendahara 250.000.000
Pengeluaran-LO Pengeluaran-LRA

Akuntansi Belanja Barang Dan Jasa


 Pencatatan untuk belanja barang dan jasa di lakukan untuk LO dan LRA. Akun untuk
menunjukkan belanja barang dan jasa di LO digunakan istilah “Persediaan”, dan
untuk LRA digunakan istilah “Bahan Pakai Habis”.
 Jika suatu SKPD membeli barang dan jasa dan SKPD tersebut memiliki tugas sebagai
pemungut pajak dari penjual, maka pajak yang dipungut diakui sebagai “Utang Pajak”.
 Pada akhir periode, nilai persediaan akan dikurangi sebesar nilai persediaan yang
habis dipakai. Dengan demikian maka perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mengurangi
persediaan tersebut. Persediaan yang berkurang dicatat sebelah Kredit, dan beban
persediaan dicatat di sebelah “Debit” sebesar nilai yang habis terpakai.
Contoh belanja barang:
Pada 5 Agustus 2015 Dinas Pendapatan Kabupaten ABC. membeli alat-alat tulis
dan bahan pakai habis lainnya untuk keperluan kantor senilai Rp 5000.000,-
ditambah PPN 10%, sehingga nilai transaksi adalah Rp 5.500.000,-. Maka jurnal
akuntansi yang harus dibuat dinas Pendapatan Kab. ABC adalah sebagai berikut:

Jurnal saat terjadi pembelian alat-alat tulis dan bahan pakai habis
lainnya untuk keperluan kantor:
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
5 Agu Persediaan 5.500.000 5 Agu Belanja Bahan 5.500.000
2015 Kas Bendahara 5.500.000 2015 Pakai Habis
Pengeluaran-LO Kas Bendahara 5.500.000
Pengeluaran-LRA

Jurnal saat Dinas Pendapatan (SKPD) memungut pajak dari penjual:


Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
5 Agu Kas Bendahara 500.000 5 Agu Tidak ada jurnal
2015 Pengeluaran-LO 500.000 2015 karena bukan
Utang PPN transaksi yang
berhubungan dengan
anggaran

Jurnal saat Dinas Pendapatan (SKPD) menyetorkan pajak yang dipungut


dari penjual:
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
5 Agu Utang PPN 500.000 5 Agu Tidak ada jurnal
2015 Kas Bendahara 500.000 2015 karena bukan
Pengeluaran-LO transaksi yang
berhubungan dengan
anggaran
Jika pada akhir tahun nilai persediaan tersisa adalah Rp 1.000.000,-, maka jurnal
penyesuaian yang harus dibuat adalah:
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
5 Agu Beban Persediaan 4.500.000* 5 Agu Tidak ada jurnal
2015 Persediaan 4.500.000 2015 karena bukan
transaksi yang
berhubungan dengan
anggaran
Ket: *nilai awal persediaan Rp 5.500.000,- dikurangi nilai akhir persediaan Rp
1.000.000,-, maka yang sudah menjadi beban adalah Rp 4.000.000,-.

Contoh belanja jasa:


Belanja jasa biasanya terkait pemeliharaan aset milik daerah, kendaraan dinas,
dan lain sebagainya. Dimislakan pada 1 Maret 2015 Dinas Pendidikan menyervis
mobil dinas ke bengkel dengan nilai transaksi Rp 700.000,-. Maka jurnal yang
harus dibuat oleh Dinas Pendidikan adalah:
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
5 Mar Beban Pemeliharaan 700.000 5 Mar Belanja pemeliharaan 700.000
2015 Kas Bendahara 700.000 2015 Kas Bendahara 700.000
Pengeluaran-LO Pengeluaran-LRA

Akuntansi Belanja Modal


Pada 1 Juli 2015 Dinas Tata Kota mengajukan SPM-LS kepada PPKD dalam
rangka membeli mesin pompa air untuk menyirami taman-taman kota
yang pengelolaannya menjadi tanggungjawab pemda. Diketahui nilai mesin
pompa air tersebut Rp 200.000.000,-.
Pada 3 Juli 2015 Dinas Tata Kota menerima SP2D –LS dan langsung
mencairkannya di bank BPD.
Pada 5 Juli 2015 Dinas Tata Kota membayarkan uang sejumlah Rp 200.000.000,-
untuk pembelian mesin pompa air kepada PT. Maju Makmur selaku penjual.
Jurnal yang dibuat SKPKD pada saat SKPKD menerbitkan SP2D-LS
kepada Dinas Tata Kota

Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
1 Jul R/KD. Tata Kota 200.000.000 1 Jul R/KD. Tata Kota 200.000.000
2015 Kas BUD-LO 200.000.000 2015 Kas BUD-LO 200.000.000

Jurnal yang dibuat Dinas Tata Kota saat pencairan SP2D-LS di bank BPD
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
3 Jul Kas Bendahara 200.000.000 3 Jul Kas Bendahara 200.000.000
2015 Pengeluaran-LO 2015 Pengeluaran-LRA
R/K PPKD 200.000.000 R/K PPKD 200.000.000

Jurnal yang dibuat Dinas Tata Kota saat mencatat belanja modal
Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
5 Jul Peralatan Pompa air 200.000.000 5 Jul Belanja modal-pompa 200.000.000
2015 Kas Bendahara 200.000.000 2015 air
200.000.000
Pengeluaran-LO Kas Bendahara
Pengeluaran-LRA

Akuntansi Belanja Lain-lain/Tak terduga


Belanja tak terduga ini contohnya adalah bantuan sosial, belanja hibah, belanja
subsidi, dsb. Dicontohkan pada 1 Pebruari 2015 Dinas Sosial memberikan bantuan
sosial kepada warga yang terkena banjir senilai Rp 30.000.000,-. Maka jurnal
yang harus dibuat oleh Dinas Sosial adalah:

Utk Laporan Operasional (Basis Akrual) Utk Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas)
Tgl Keterangan Debit Kredit Tgl Keterangan Debit Kredit
1 Peb Beban Bansos 30.000.000 1 Peb Belanja Bansos Kas 30.000.000
2015 Kas Bendahara 30.000.000 2015 Bendahara 30.000.000
Pengeluaran-LO Pengeluaran-LRA
PENGUNGKAPAN BELANJA DAN BEBAN
 Belanja dan beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis
belanja dan jenis beban), organisasi, dan fungsi. Klasifikasi ekonomi
adalah pengelompokan belanja dan beban yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.
 Khusus untuk belanja, analisis mengenai hal-hal yang menyebabkan
terjadinya selisih antara anggaran dengan realisasinya sangat disarankan untuk
diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Contoh an Laporan asi Anggaran a


Ringkas Realis Belanj Realisasi Selisi
Rekening Anggaran 2015 2015 h
(Rp) (Rp) (Rp)
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Pegawai 500.000.000 500.000.000
Belanja Barang 300.000.000 280.000.000
Bantuan Sosial 200.000.000 200.000.000
Jumlah Belanja Operasi 1.000.000.000 980.000.000 (20.000.000)
Belanja Modal
Belanja Tanah 450.000.000 450.000.000
Belanja Perlatan dan Mesin 300.000.000 290.000.000 (10.000.000)
Jumlah Belanja Modal 750.000.000 740.000.000 (10.000.000)

Contoh Ringkasan Catatan Atas Laporan Keuangan Belanja


1. Terdapat selisih kurang (negatif) senilai Rp 20.000.000,- dari realisasi Belanja
Barang. Hal ini dikarenakan efisiensi yang berasal dari penurunan harga barang
dan jasa yang dibeli. Realisasi belanja barang lebih rendah dibandingkan
asumsi yang dibuat pada saat penganggaran.
2. Terdapat selisih kurang (negatif) senilai Rp 10.000.000,- dari realisasi Belanja
peralatan dan mesin. Lebih rendahnya realisasi belanja peralatan dan mesin
dibandingkan asumsi yang dibuat pada saat penganggaran berarti
menunjukkan efisiensi pengadaan peralatan danmesin. Hal ini dikarenakan
proses pengadaan peralatan dan mesin dilakukan dengan negosiasi kepada
pihak ketiga melalui proses lelang.
Rekening Contoh Ringkasan Tahun
Laporan Operasi BebanTahun 2014
2015
(Rp) (Rp)
BEBAN
BebanPegawai 450.000.000 500.000.000
Beban persediaan 50.000.000 45.000.000
Beban Perjalanan Dinas 150.000.000 130.000.000

Contoh Ringkasan Catatan Atas Laporan Keuangan Beban


Beban persediaan merupakan beban persediaan alat tulis kantor dan
barang-barang habis pakai lainnya untuk periode 2015.

tugas pejabat-pejabat di lingkungan pemda untuk tahun 2015 yang


meliputi: biaya transportasi, penginapan, konsumsi, dan uang saku.

Anda mungkin juga menyukai