Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN SAKSI PIDANA DENDA TERHADAP PELANGGAR

WAJIB MENGGUNAKAN MASKER DI KABUPATEN BANYUMAS

Mita Dewi Puspita Sari, Muhammad Dzikri Akbar Syafii,


Nanda Aulia Fatma Pratiwi
Ilmu Hukum, Universitas Trunojoyo Madura, Jl. Raya Telang PO BOX. 2 Kamal
Bangkalan 69162, (E-mail), Telp. (031) 3012391

Abstract

Penjatuhan pidana denda dinilai lebih efektif dari pada penjatuhan pidana
kurungan jangka pendek, hal ini dikarenakan penjatuhan pidana
kurungan jangka pendek memberikan banyak dampak negatif. Seperti
halnya akan memperbanyak penghuni lapas (lembaga pemasyarakatan)
sementara saat ini banyak lapas yang sudah melebihi kapasitas huni.
Pemberian sanksi pidana denda terhadap pelanggar wajib menggunakan
masker di Kabupaten Banyumas merupakan upaya pamerintah untuk
menekan jumlah pelanggaran yang diharapkan dapat memberikan efek
jera bagi para pelanggar. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pelanggaran wajib memakai masker di Kabupaten Banyumas adlah
antara lain : Ketidaktauan masyarakat atas aturan yang berlaku, dan
kurangnya tingkat kesadaran masyarakat.

1. Pendahuluan
Pada awal tahun 2020, negara Indonesia bahkan Dunia dikejutkan dengan
virus corona atau Corona Virus Disease 2019 (yang selanjutnya disebut Covid-
19) yang diagnosis awal berasal dari Kota Wuhan, China pada bulan
Desember. WHO memberitakan bahwa tanda-tanda gejala klinis yang
dilaporkan sebagian besat adalah demam, dengan beberapa kasus kesulitan
pernapasan dan rontgen dada menunjukkan infiltrat pneumonik invasif di kedua
paru-paru1.
Dengan masuknya virus corona di Indonesia pada bulan Februari lalu
memberikan dampak cukup besar baik dalam aspek enonomi, pendidikan
maupun sosial. Dampak virus corona dalam aspek ekonomi yakni
berkurangnya pemasukan masyarakat, bahkan tidak sedikit masyarakat yang di
PHK oleh perusahaan atau pabrik tempat mereka bekerja. Dalam aspek
pendidikan, proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dikarenakan
sekolah-sekolah diliburkan sehingga para siswa harus belajar secara daring di
rumah masing-masing. Dalam aspek sosial, ruang gerak masyarakat dibatasi
untuk mengurangi penyebaran virus corona sehingga interaksi antar
masyarakat menjadi sangat terbatas.Pemerintah Indonesia melalui Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2020 telah menetapkan virus
corona atau Covid-19 yang merupakan bencana non alam sebagai bencana
nasional. Dengan percepatan penanganan oleh Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 melalui sinergi antar lembaga dan pemerintah daerah.
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk memutus mata
rantai penyebaran Covid-19 dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya
ialah penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dengan
menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 dan Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 yang dilakukan diberbagai wilayah
mulai dari lingkungan RT/RW, Kelurahan, bahkan Kabupaten/Kota.
Kemudian kebijakan work from home dan learn/school from home. Dalam
kebijakan PSBB dan work from home tentunya tidak berjalan lancar begitu
saja, namun hal tersebut sangat berdampak terhadap perekonomian rakyat
serta negara. Karena kebijakan tersebut banyak perusahaan yang tidak bisa
mengalami penurunan omset bahkan tidak bisa beroprasi, yang kemudian
mengakibatkan adanya pemutusan hubungan kerja terhadap para pekerja.

1
World Health Organization, Novel Corona Virus China, Diunduh dari
https://www.who.int/csr/don/12-january-2020-novel-coronavirus-china/en/
Setelah berakhirnya PSBB pada awal bulan Juni 2020. Pemerintah
menetapkan kebijakan New Normal atau yang saat ini telah dirubah menjadi
adaptasi kebiasaan baru. Adaptasi kebiasaan baru dilakukan sebagai upaya
pemulihan kondisi dimana perekonomian harus kembali stabil, dan kesehatan
harus tetap diperhatikan. Adaptasi kebiasaan baru dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol pemerintah mengenai tatanan normal baru. Protokol
kesehatan yang harus dilakukan dalam Adaptasi kebiasaan yang baru antara
lain: Sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun; memakai masker,
menjaga jarak, istirahat cukup dan berolahraga, sera makan makanan bergizi
seimbang.2
Kewajiban memakai masker menjadi salah satu yang utama, dengan
pengaturan yang diperketat di berbagai daerah. Salah satunya adalah di
Kabupaten Banyumas. Melalui Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit di
Kabupaten Banyumas, Pemerintah Banyumas mewajibkan setiap orang wajib
memakai masker apabila beraktivitas di luar atau di dalam ruangan publik dan
bertemu orang lain.3 Dan apabila melanggar ketentuan tersebut akan
dikenakan sanksi pidana denda paling banyak Rp 50.000 (lima puluh ribu
rupiah) dan atau pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan. 4 Warga
Banyumas yang didapati tidak memakai masker ketika berada di fasilitas
publik akan diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Pranja dan kemudian
menjalani sidang pidana tindak pidana ringan. Dalam sidang tersebut, Hakim
menjatuhkan saksi kepada terdakwa yang terbukti melanggar Perda Nomor 2
Tahun 2020 tentang Pencegahan dan penanggulangan Penyakit di Kabupaten
Banyumas berupa denda sebanyak Rp 14.000,- dan biaya perkara sebanyak Rp

2
Theresia Irawati, Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru, diunduh dari
http://promkes.kemkes.go.id/ menuju-adaptasi-kebiasaan-baru
3
Lihat Pasal 24 ayat (2) huruf a Perda Banyumas Nomor 2 Tahun 2020
4
Ibid, Pasal 31 ayat (3)
1.000,- , jika tidak dibayarkan maka diganti dengan kurungan selama 3 (tiga
Bulan).5
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Penerapan Sanksi Denda Bagi Pelanggar Wajib Menggunakan Masker Di
Kabupaten Banyumas
Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 2
Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit di Kabupaten
Banyumas, hal merupakan bentuk upaya Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas dalam menanggulangi masalah penyebaran covid-19. Di dalam
Pasal 24 Peraturan Daerah tersebut masyarakat diwajibkan untuk menggunakan
masker saat beraktivitas, hal ini bertujuan untuk menekan angka penularan
covid-19. Kemudian di dalam Pasal 30 dicantumkan pula sanksi yang dapat
dikenakan bagi para pelangggar ketentuan yang terdapat dalam Pasal 31 yang
berupa pidana denda paling banyak Rp. 50.000 dan pidana kurungan paling
lama 3 bulan.
Adanya sanksi pidana dalam sebuah peraturan merupakan upaya agar
masyarakat mematuhi peraturan tersebut. Negara atau lembaga yang ditunjuk
oleh negara untuk untuk menjatuhkan pidana mempunyai tujuan tertentu.
Selama ini tujuan adanya sanksi pidana dan pemidanaan tidak pernah
dirumuskan dalam Undang-undang, perumusan tujuan pemidanaan baru
terlihat dalam RUU KUHP6. Adanya penjatuhan sanksi pidana ini menjadi
sangat penting mengingat keadaan yang semakin genting dengan terus
meningkatnya jumlah orang yang terpapar covid-19 serta korban jiwa yang
terus bertambah. Sementara itu masyarakat masih banyak masyarakat yang
belum sadar dan bersikap apatis dengan pandemi ini. Oleh karena itu sanksi
pidana merupakan salah satu solusi agar kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
untuk menanggulangi masalah covid-19 dapat berlaku efektif. Namun untuk

5
Fadlan Mukhtar Xain, Puluhan Warga Banyumas Didenda Rp 15.000 karena Tak Pakai
Masker, diunduh dari https://regional.kompas.com/read/2020/06/05/17181751/puluhan-warga-
banyumas-didenda-rp-15000-karena-tak-pakai-masker
6
Puteri Hikmawati, Pidana Pengawasan Sebagai Pengganti Pidana Bersyarat Menuju
Keadilan Restoratif, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, hlm 74-75.
keadaan saat ini pemberlakuan sanksi kurungan tidak dapat diterapkan
sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas hanya menjatuhkan Sanksi
pidana denda bagi pelanggar.
Di samping keadaan saat ini yang tidak mendukung untuk menerapkan
pidana kurungan jangka pendek, penjatuhan pidana denda dinilai lebih efektif
dari pada penjatuhan pidana kurungan jangka pendek, hal ini dikarenakan
penjatuhan pidana kurungan jangka pendek memberikan banyak dampak
negatif. Seperti halnya akan memperbanyak penghuni lapas (lembaga
pemasyarakatan) sementara saat ini banyak lapas yang sudah melebihi
kapasitas huni. sementara itu Wolf Middendorf mengemukakan bahwa7:
1) Dalam penelitian mengenai efektivitas “treatment” terhadap
“juvenile delinquency”, pidana penjara pendek hasilnya sama
(dalam arti untuk adanya recidive) dengan borstal training dengan
waktu yang panjang untuk semua tipe anak dalam kelompok umur
yang sama.
2) Pidana pendek (misal enam bulan ke bawah) tidak mempunyai
reputasi yang baik, tetapi pada umumnya diyakini lebih baik dan
tidak dapat dihindari.
3) Di banyak negara kebanyakan dijatuhkan dalam perkara lalu lintas,
khususnya (kebanyakan) untuk kasus drinken driving.
4) Penggunaan pidana pendek seharusnya dikenakan untuk white
collar crime dimana sering pidana denda tidak mempunyai
pengaruh.
5) Di beberapa negara, misalnya, Nederland, pidana pendek
dilaksanakan dalam lembaga minimum security dengan
keberhasilan memadai.
6) Narapidana pidana pendek harus dipisah dari narapidana pidana
lama. Narapidana pidana pendek seharusnya dikirim ke open camp

7
Barda Nawawi Arif, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Semarang: PT Citra Aditya Bakti,
Cetakan Ke-3, 2013), hlm. 29.
dimana mereka dipekerjakan untuk keuntungan/kepentingan
masyarakat.
Jika dilihat dari sistem pemidanan kurungan pendek di Indonesia saat ini,
jelas terlihat bahwa pidana kurungan jangka pendek kurang efektif diterapkan
di Indonesia sehingga penjatuhan pidana denda yang merupakan alternatif dari
pidana perampasan jangka pendek dirasa lebih efektif, meskipun pidana denda
merupakan jenis pidana yang paling jarang dijatuhkan oleh hakim, khususnya
dalam praktek peradilan di Indonesia. Penjatuhan pidana denda terhadap
masyarakat yang tidak menggunakan masker lebih memiliki banyak sisi
positif, selain adanya efek jera yang membuat masyarakat lebih patuh dan
tidak mengulangi perbuatannya, pidana denda juga dapat memberikan
pemasukan terhadap kas daerah dan dapat digunakan untuk memberikan
bantuan kepada masyarakat yang terdampan covid-19.
Pidana denda sendiri adalah hukuman berupa kewajiban bagi seseorang
yang telah melanggar larangan dalam rangka mengembalikan keseimbangan
hukum atau menebus kesalahan dengan pembayaran sejumlah uang tertentu.
Pidana denda tersebut diancamkan sebagai alternatif dengan pidana kurungan
terhadap hampir semua pelanggaran yang ditentukan dalam Buku II dan Buku
III KUHP dan Undang-Undang diluar KUHP8.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pelanggaran Penggunaan
Masker di Kabupaten Banyumas
Tingkat pelanggaran penggunaan masker di era new normal di Kabupaten
Banyumas tidak lepas dari proses hukum. Penegakan hukum sebagai
rangakaian proses untuk mencapai tujuan hukum atau cita-cita hukum, yakni
memuat nilai-nilai moral yang dapat diwujudkan dalam implementasi yang
nyata. Sehingga nilai yang terkandung dalam hukum tersebut dapat diterapkan
oleh masyarakat dan hukum akan berjalan efektif9. Aturan hukum dapat
berjalan sesuai dengan cita-cita hukum dengan melibatkan beberapa elemen
8
Aisah, Eksistensi Pidana Denda Menurut Sistem KUHP, Jurnal Lex Crimen, Vol
1,2015. hlm 216
9
Endrawati, Penerapan Sanksi Pidana Denda Sebagai Upaya Menekan Tingkat
Pelanggaran lalu Lintas di Kota Palagkaraya, Fakultas Hukum Universitas PGRI Palangkaraya,
hlm 12
pendukung, salah satunya adalah peran serta masyarakat yang sangat
berpengaruh dalam efektifitas hukum yang ada. Masyarakat dinilai sangat
berpangaruh karena masyarakat merupakan tolak ukur adanya pembaharuan
hukum. Namun kurangnya edukasi terhadap masyarakat menyebabkan tujuan
hukum belum terpenuhi secara penuh, salah satunya adalah pelanggarna ringan
yang dilakukan oleh masyarakat ditengah pandemi COVID-19. Faktor-faktor
yang menyebabkan pelanggaran penggunaan masker di Kabupaten Banyumas
adalah:
1. Ketidaktauan Masyarakat Atas Aturan Yang Berlaku
Hukum diciptakan oleh lembaga legislatif yakni DPR,MPR
dan Presiden yang berwenang dalam membuat peraturan yang
ada di Indonesia, dan harus memperhatikan isi Undang-
Undang yang memberikan keadilan, kepastian dan
kemanfaatan bagi masyarakat10. Selain itu Undang-Undang di
Indonesia harus dilakukan pembaruan hukum sesuai dengan
keadaan Negara Indonesia sendiri. Asas hukum (presumptio
iures de iure) yang menganggap bahwa semua orang dianggap
tahu hukum, tak terkecuali bagi masyrakat yang bependidikan
rendah, atau warga yang tinggal di pedalaman.
Masa transisi menjadikan negara Indonesia membuat
peraturan-peraturan baru mengenai pedoman dalam melakukan
kegiatan-kegaiatan. Yang diharapkan dapat memutus mata
rantai penyebaran COVID-19. Pemerintah berhak
mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait dengan aturan yang
akan berlaku, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah bahawasannya Pemerintah
berhak atas mengatur daerahnya sendiri11.

10
Ibid, hlm 13
11
Lihat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 1 angka 6
Kabupaten Banyumas membuat Peraturan Daerah Nomor 2
tahun 2020 mengenai pencegahan dan penaggulangan
penyakit, dengan tujuan:
a) menghentikan penyebaran penyakit;
b) meminimalkan jumlah penderita;
c) meminimalkan jumlah kematian;
d) memaksimalkan angka kesembuhan;
e) menjaga ketahanan masyarakat terhadap paparan
penyakit;
f) melindungi kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat.
Di dalam aturan tersebut penggunaan masker diatur dalam
Pasal 24, yang menjelaskan bahwa masyarakat wajib
menggunakan masker saat beraktifitas diluar rumah12.
Sedangkan aturan mengenai ketentuan pidana denda, diatur
dalam Pasal 31 ayat 3 pada Perda yang sama 13. Dalam hal ini
masyarakat masih banyak belum mengetahui bahwa adanya
aturan yang mengatur mengenai penggunaan masker saat
berada diluar rumah.

2. Kurangnya Tingkat Kesadaran Masyarakat


Kepatuhan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku masyarakat dalam menggunakan masker. Kepatuhan
merupakan perilaku positif yang diperlihatkan masyarakat saat
masyarakat menggunakan masker. Beberapa aspek yang
mempengaruhi tidak mengenakan masker yakni, pengetahuan,
motivasi, persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan
dan pencegahan penyakit, variable lingkungan, kualitas

12
Lihat Pasal 24 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.
13
Lihat Pasal 31 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.
intruksi kesehatan, dan kemampuan mengakses sumber yang
ada14.
Kesadaran masyarakat dalam menggunakan masker saat
berada diluar rumah masih rendah mereka menganggap enteng,
akibatnya mata rantai penyebaran COVID-19 masih belum
terkendali. Menurut World Health Organization (WHO)
penggunaan masker kain 3 lapis efektif menangkal penyebaran
virus yang ditularkan melalui droplet15. Dalam hal ini masker
medis diprioritaskan kepada tenaga medis yang merupakan
garda terdepan dalam melakukan penanganan serta kontak
langsung dengan pasien COVID-19.
Pemakaian APD seperti masker/respirator merupakan
upaya untuk mengurangi dampak kesehatan. Beberapa
penelitian di populasi sering memakai jenis masker atau
respirator seperti masker kain, masker bedah dan N9516.
Penggunaan masker adalah salah satu langkah pencegahan
yang dapat membatasi penyebaran penyakit-penyakit saluran
pernapasan tertentu, termasuk COVID-19. Penggunaan masker
dinilai efektif menangkal virul sebesar 70%, penggunaan
masker saja tidak cukup memberikan tingkat perlindungan dari
virus harus tetap melakukan protocol kesehatan yang lain,
seperti membiasakan diri untuk senantiasa cuci tangan dan
menerpakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) untuk
mencegah penularan COVID-19 dari orang ke orang. Aturan

14
Devi Pramita Sari,Nabila Sholihah ‘Atiqoh, Hubungan Antara Pengetahuan
Masyarakat dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit
COVID-19 di Ngoronggah, Surakarta: Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas
Kesehatan, Universitas Duta Bangsa, VOL 10 NO 1, FEBRUARI 2020
15
Article World Health Organization, Anjuran Mengenai Penggunaan Masker Dalam
Konteks COVID-19, 06 April 2020, hlm 3
16
Haruyuki Dewi Faisal, Agus Dwi Susanto, Peran Masker/Respirator dalam
Pencegahan Dampak Kesehatan Paru Akibat Polusi Udara, Jakarta:Jurnal Respirasi, hlm 23,
Vol 3 No 1
penggunaan masker di masa transisi sendiri telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan17.
Uruguay berhasil melakukan penekanan tingkat penyebaran
COVID-19 dengan hanya ada 83 kasus aktif18. Pemerintah
Uruguay tidak melakukan kebijakan lockdown secara resmi,
hanya melakukan penutupan di bidang industri dan pendidikan
serta perbatasan wilayah. Hal ini diimbangi dengan kerja keras
pemerintah yang selalu memberikan informasi melalui media
dan udara bahwa masyarakat tetap tinggal dirumah dan selalu
menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Selain itu
Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou memilih kebijakan
kebebasan bertanggungjawab kepada tiap individu
masyarakat19. Yakni dengan beratnggungjawab atas kesehatan
diri sendiri,keluarga serta orang lain. Melihat Pemerintah
Uruguay yang berhasil menekan mata rantai penyebaran kasus
COVID-19, masyarakat Indonesia harusya dapat mencontoh
perilaku yang dilakukan oleh masyarakat Uruguay dengan
tetap menerapkan protocol kesehatan dan menumbuhkan rasa
tanggungjawab kepada tiap-tiap individu.
3. KESIMPULAN
Ancaman sanksi pidana terhadap pelanggar wajib menggunakan masker
sangat diperlukan mengingat bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan
masker masih sangat mini, dengan adanya ancaman sanksi pidana tersebut
diharapkan peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas dapat berjalan secara efektif sehingga dapat menekan angka
penyebaran covid-19 di daerah Kabupaten Banyumas. Sanksi pidana denda

17
Lihat, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengandalian Corna Virus
Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi
18
https://news.detik.com/internasional/d-5076816/tanpa-lockdown-uruguay-berhasil-atasi-
virus-corona/2, dilnsir pada tanggal 16 Juli Pukul 22.30 WIB
19
https://www.liputan6.com/global/read/4295353/hanya-83-kasus-aktif-dan-tanpa-
lockdown-uruguay-sukses-tangani-corona-covid-19 dilansir pada 17 Juli Pukul 19.30 WIB
yang dijatuhkan pada pelanggar yang tidak menggunakan masker lebih efektif
dibandingkan sanksi pidana kurungan jangka pendek. Hal ini dikarenakan
sanksi pidana kurungan jangka pendek masih belum bisa diterapkan pada
keadaan saat ini, selain itu sanksi pidana kurungan jangka pendek dapat
menambah jumlah penghuni lapas, sedangkan kebanyakan lapas di Indonesia
saat ini sudah melebihi kapasitas.
Selain sanksi pidana denda dapat memberikan pemasukan kepada kas
daerah Kabupaten Banyumas yang dapat digunakan untuk kepentingan
masyarakat Kabupaten Banyuma. Sanksi pidana denda juga memberikan efek
jera agar masyarakat patuh dan tidak mengulangi pelanggaraan tersebut
mengingat bahwa sanksi tersebut sudah berlaku, terlihat dengan adanya lima
belas orang yang sudah di sidang dan dijatuhkan pidana denda. Dengan
tegasnya aparatur penegak hukum, makan masyarakat akan dapat lebih patuh
sehingga kebijakan yang telah dibuat Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas
untuk menanggulangi covid-19 dapat berjalan secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

A. DAFTAR BUKU
Barda Nawawi Arif. Kapita Selekta Hukum Pidana. PT Citra Aditya Bakti.
Semarang, 2013.

B. DAFTAR JURNAL
Aisah. Eksistensi Pidana Denda Menurut Sistem KUHP. Jurnal Lex Crimen.
Vol.1, 2015
Article World Health Organization. Anjuran Mengenai Penggunaan Masker
Dalam Konteks COVID-19. 2020
Devi Pramita Sari,Nabila Sholihah ‘Atiqoh, Hubungan Antara Pengetahuan
Masyarakat dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya
Pencegahan Penyakit COVID-19 di Ngoronggah. Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Duta Bangsa. Vol.
10 No.1. Surakarta, 2020
Endrawari. Penerapan Sanksi Pidana Denda Sebagai Upaya Menekan
Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Palangkaraya. Fakultas
Hukum Universitas PGRI Palangkaraya,
Haruyuki Dewi Faisal. Peran Masker/Respirator dalam Pencegahan
Dampak Kesehatan Paru Akibat Polusi Udara. Jurnal Respirasi, Vol 3
No 1. Jakarta, 2017
Puteri Hikmawati. Pidana Pengawasan Sebagai Penggani Pidana
Bersyarat Menuju Keadilan Restoratif. Jurnal Negara Hukum Vol.7
No.1. Jakarta, 2016

C. DAFTAR ARTIKEL DAN SUMBER LAIN


Fadlan Mukhtar Xain. Puluhan Warga Banyumas Didenda Rp 15.000
karena Tak Pakai Masker. Diunduh dari
https://regional.kompas.com/read/2020/06/05/17181751/puluhan-warga-
banyumas-didenda-rp-15000-karena-tak-pakai-masker
Natasha Khairunisa Amani. Hanya 83 Kasus Aktif dan tanpa Lockdown,
Uruguay Sukses Tangani Corona COVID-19. Diunduh dari
https://www.liputan6.com/global/read/4295353/hanya-83-kasus-aktif-dan-
tanpa-lockdown-uruguay-sukses-tangani-corona-covid-19
Rakhmad Hidayatulloh Permana. Tanpa Lockdown, Uruguay Berhasil Atasi
Virus Corona. Diunduh dari https://news.detik.com/internasional/d-
5076816/tanpa-lockdown-uruguay-berhasil-atasi-virus-corona/2
Theresia Irawati, Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru. Diunduh dari
http://promkes.kemkes.go.id/ menuju-adaptasi-kebiasaan-baru
World Health Organization. Novel Corona Virus China. Diunduh dari
https://www.who.int/csr/don/12-january-2020-novel-coronavirus-china/en/

D. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan
Pengandalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada
Situasi Pandemi
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Anda mungkin juga menyukai