Anda di halaman 1dari 5

b.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pelanggaran Penggunaan


Masker di Kabupaten Banyumas
Tingkat pelanggaran penggunaan masker di era new normal di
Kabupaten Banyumas tidak lepas dari proses hukum. Penegakan hukum
sebagai rangakaian proses untuk mencapai tujuan hukum atau cita-cita
hukum, yakni memuat nilai-nilai moral yang dapat diwujudkan dalam
implementasi yang nyata. Sehingga nilai yang terkandung dalam hukum
tersebut dapat diterapkan oleh masyarakat dan hukum akan berjalan
efektif1. Aturan hukum dapat berjalan sesuai dengan cita-cita hukum
dengan melibatkan beberapa elemen pendukung, salah satunya adalah
peran serta masyarakat yang sangat berpengaruh dalam efektifitas hukum
yang ada. Masyarakat dinilai sangat berpangaruh karena masyarakat
merupakan tolak ukur adanya pembaharuan hukum. Namun kurangnya
edukasi terhadap masyarakat menyebabkan tujuan hukum belum terpenuhi
secara penuh, salah satunya adalah pelanggarna ringan yang dilakukan
oleh masyarakat ditengah pandemi COVID-19. Faktor-faktor yang
menyebabkan pelanggaran penggunaan masker di Kabupaten Banyumas
adalah:
1. Ketidaktauan Masyarakat Atas Aturan Yang Berlaku
Hukum diciptakan oleh lembaga legislatif yakni DPR,MPR
dan Presiden yang berwenang dalam membuat peraturan yang
ada di Indonesia, dan harus memperhatikan isi Undang-
Undang yang memberikan keadilan, kepastian dan
kemanfaatan bagi masyarakat2. Selain itu Undang-Undang di
Indonesia harus dilakukan pembaruan hukum sesuai dengan
keadaan Negara Indonesia sendiri. Asas hukum (presumptio
iures de iure) yang menganggap bahwa semua orang dianggap

Endrawati, Penerapan Sanksi Pidana Denda Sebagai Upaya Menekan Tingkat


1

Pelanggaran lalu Lintas di Kota Palagkaraya, Fakultas Hukum Universitas PGRI Palangkaraya,
hlm 12
2
Ibid, hlm 13
tahu hukum, tak terkecuali bagi masyrakat yang bependidikan
rendah, atau warga yang tinggal di pedalaman.
Masa transisi menjadikan negara Indonesia membuat
peraturan-peraturan baru mengenai pedoman dalam melakukan
kegiatan-kegaiatan. Yang diharapkan dapat memutus mata
rantai penyebaran COVID-19. Pemerintah berhak
mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait dengan aturan yang
akan berlaku, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah bahawasannya Pemerintah
berhak atas mengatur daerahnya sendiri3.
Kabupaten Banyumas membuat Peraturan Daerah Nomor 2
tahun 2020 mengenai pencegahan dan penaggulangan
penyakit, dengan tujuan:
a) menghentikan penyebaran penyakit;
b) meminimalkan jumlah penderita;
c) meminimalkan jumlah kematian;
d) memaksimalkan angka kesembuhan;
e) menjaga ketahanan masyarakat terhadap paparan
penyakit;
f) melindungi kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat.
Di dalam aturan tersebut penggunaan masker diatur dalam
Pasal 24, yang menjelaskan bahwa masyarakat wajib
menggunakan masker saat beraktifitas diluar rumah4.
Sedangkan aturan mengenai ketentuan pidana denda, diatur
dalam Pasal 31 ayat 3 pada Perda yang sama 5. Dalam hal ini
masyarakat masih banyak belum mengetahui bahwa adanya
3
Lihat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 1 angka 6
4
Lihat Pasal 24 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.
5
Lihat Pasal 31 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.
aturan yang mengatur mengenai penggunaan masker saat
berada diluar rumah.

2. Kurangnya Tingkat Kesadaran Masyarakat


Kepatuhan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku masyarakat dalam menggunakan masker. Kepatuhan
merupakan perilaku positif yang diperlihatkan masyarakat saat
masyarakat menggunakan masker. Beberapa aspek yang
mempengaruhi tidak mengenakan masker yakni, pengetahuan,
motivasi, persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan
dan pencegahan penyakit, variable lingkungan, kualitas
intruksi kesehatan, dan kemampuan mengakses sumber yang
ada6.
Kesadaran masyarakat dalam menggunakan masker saat
berada diluar rumah masih rendah mereka menganggap enteng,
akibatnya mata rantai penyebaran COVID-19 masih belum
terkendali. Menurut World Health Organization (WHO)
penggunaan masker kain 3 lapis efektif menangkal penyebaran
virus yang ditularkan melalui droplet7. Dalam hal ini masker
medis diprioritaskan kepada tenaga medis yang merupakan
garda terdepan dalam melakukan penanganan serta kontak
langsung dengan pasien COVID-19.

Pemakaian APD seperti masker/respirator merupakan


upaya untuk mengurangi dampak kesehatan. Beberapa
penelitian di populasi sering memakai jenis masker atau
6
Devi Pramita Sari,Nabila Sholihah ‘Atiqoh, Hubungan Antara Pengetahuan
Masyarakat dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit
COVID-19 di Ngoronggah, Surakarta: Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas
Kesehatan, Universitas Duta Bangsa, VOL 10 NO 1, FEBRUARI 2020
7
Article World Health Organization, Anjuran Mengenai Penggunaan Masker Dalam
Konteks COVID-19, 06 April 2020, hlm 3
respirator seperti masker kain, masker bedah dan N958.
Penggunaan masker adalah salah satu langkah pencegahan
yang dapat membatasi penyebaran penyakit-penyakit saluran
pernapasan tertentu, termasuk COVID-19. Penggunaan masker
dinilai efektif menangkal virul sebesar 70%, penggunaan
masker saja tidak cukup memberikan tingkat perlindungan dari
virus harus tetap melakukan protocol kesehatan yang lain,
seperti membiasakan diri untuk senantiasa cuci tangan dan
menerpakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) untuk
mencegah penularan COVID-19 dari orang ke orang. Aturan
penggunaan masker di masa transisi sendiri telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan9.
Uruguay berhasil melakukan penekanan tingkat penyebaran
COVID-19 dengan hanya ada 83 kasus aktif10. Pemerintah
Uruguay tidak melakukan kebijakan lockdown secara resmi,
hanya melakukan penutupan di bidang industri dan pendidikan
serta perbatasan wilayah. Hal ini diimbangi dengan kerja keras
pemerintah yang selalu memberikan informasi melalui media
dan udara bahwa masyarakat tetap tinggal dirumah dan selalu
menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Selain itu
Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou memilih kebijakan
kebebasan bertanggungjawab kepada tiap individu
masyarakat11. Yakni dengan beratnggungjawab atas kesehatan
8
Haruyuki Dewi Faisal, Agus Dwi Susanto, Peran Masker/Respirator dalam
Pencegahan Dampak Kesehatan Paru Akibat Polusi Udara, Jakarta:Jurnal Respirasi, hlm 23,
Vol 3 No 1
9
Lihat, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengandalian Corna Virus
Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi
10
https://news.detik.com/internasional/d-5076816/tanpa-lockdown-uruguay-berhasil-atasi-
virus-corona/2, dilnsir pada tanggal 16 Juli Pukul 22.30 WIB

https://www.liputan6.com/global/read/4295353/hanya-83-kasus-aktif-dan-tanpa-
11

lockdown-uruguay-sukses-tangani-corona-covid-19 dilansir pada 17 Juli Pukul 19.30 WIB


diri sendiri,keluarga serta orang lain. Melihat Pemerintah
Uruguay yang berhasil menekan mata rantai penyebaran kasus
COVID-19, masyarakat Indonesia harusya dapat mencontoh
perilaku yang dilakukan oleh masyarakat Uruguay dengan
tetap menerapkan protocol kesehatan dan menumbuhkan rasa
tanggungjawab kepada tiap-tiap individu.

Anda mungkin juga menyukai