Anda di halaman 1dari 6

Kondisi perkoperasian di Indonesia

Pertumbuhan koperasi Indonesia dari tahun ke tahun bisa dibilang cukup menggembirakan ini
bisa dilihat dari pertumbuhan koperasi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 yang
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dimana terjadi peningkatan sebesar 50.67 %
,namun pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat
program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari
kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive market program
menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru
bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD. Meskipun KUD harus berjuang untuk
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, namun sumbangan terbesar KUD adalah
keberhasilan peningkatan produksi pertanian terutama pangan, disamping sumbangan dalam
melahirkan kader wirausaha karena telah menikmati latihan dengan mengurus dan mengelola
KUD. Kondisi koperasi Indonesia ini mungkin juga disebabkan oleh mulai pulihnya kondisi
perekonomiaan bangsa ini.

Perkembangan koperasi ini sudah bisa dibilang cukup baik namun dalam hal sisi fokus bisnis
koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan,
pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk
memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat
daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan jaringan informasi serta
pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan kebutuhan pendukung untuk kuatnya
kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan lembaga penjamin
kredit di daerah.

"Kontribusi koperasi hingga Juni 2019 ini saja mencapai 5,1 persen terhadap PDB Indonesia,
bandingkan pada tahun 2014 yang masih sekitar 1,7 persen. Ini menunjukkan tiap tahun
meningkat. Dan, ini berarti koperasi di Indonesia semakin berkualitas," kata Braman yang pernah
menjabat Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM.

Besarnya kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menunjukkan
meski jumlah koperasi berkurang menjadi 152.000 unit koperasi (yang pada 2014 mencapai
210.000 koperasi), ternyata semakin berkualitas. Tidak penting jumlah koperasi semakin sedikit,
yang penting jumlah anggota koperasi semakin banyak dan berkualitas dan kesejahteraan
anggota koperasi akan terwujud.koperasi bisa menjadi pemain utama dalam perekonomian
Indonesia sebagai contoh di  Singapura melalui Koperasi NTUC  yang yang mana60 persen
penduduknya adalah anggota koperasi. Sementara Indonesia yang jumlah penduduknya lebih
banyak dari Singapura, jumlah anggota koperasi belum sesuai harapan artinya penduduk
indonesia belum banyak sebagai anggota koperasi. 

Pada dewasa ini kita saling merasakan bahwa suatu koperasi yang ada dikota-kota besar tidak
dirasakan sepenuhnya di oleh masyarakat luas, bahkan masyarakat yang awam mungkin tidak
tahu ataupun tidak pernah tahu dan memfaatkan koperasi di kota kota besar tersebut. Kalau kita
lihat koperasi ini memiliki sifat yang tertutup, misalkan ada sebuah koperasi di instasi besar,
kegiatan koperasi ini hanya orang orang yang berperan atau anggota anggota di instasi tersebut
tidak untuk kepentingan publik atau umum. Tetapi ada perkecualian bila ada koperasi yang
didirikan untuk memproduksi ataupun menjual suatu produk untuk dapat di perjualkan oleh
masyarakat luas, oleh karna itu masyarakatpun mendapati kruntungan dari koperasi tersebut
walupun hanya mendapatkan harga yang lebih murah dan bunga yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan tempat tempat pembelajaan yang lainnya

Sejak berdirinya koperasi yang sudah lama ini, pada saat ini banyaknya koperasi yang non aktif.
Hal ini diakibatkan dari kurangnya dorongan atau perhatiaan dari pemerintah didalam
membangun koperasi ini kearah yang lebih maju.selain dari kalangan yang memiliki wewenang
juga dari kalangan public pun masih minimnya pengetahuan atau kesadaran tentang ilmu
koperasi itu sendiri.menurut pendapat saya ada beberapa faktor yang membuat kurang
maksimalnya kinerja koperasi saat ini :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kalau dilihat dari bukti konkritnya sekarang ini sebagian besar koperasi koperasi di indonesia ini
di pegang atau di manage dengan orang orang yang tidak profesional, kurang kompeten di
bidang tersebut, karna jika sebuah lembaga yang dikelola oleh orang yang tidak mencukupi
ilmunya pasti bakal tidak berjalan lembaga tersebut, apalagi di jaman sekarang ini banyak sekali
persaingan antar badan usaha maupun lembaga yang lebih kearah kepentingan mendapakan
keuntungan yang sebesar-besarnya.

2. Permodalan

Sama sama kita ketahui di indonesia ini koperasi hanya tinggi di kuantitas orangnya bukan
modalnya, maksudnya di koperasi hanya kebanyakan permodalan di sektor sdm di banding
modal yang material, dengan kurangnya kuantitas modal material ini sangat sulit untuk
menjalankan ataupun mengelola badan usaha kearah yang lebih maju

3. Mental Pengurusnya

Sejak adanya suatu kebijakan dari pemerintah bahwa setiap lembaga yang bernaung di BUMN
(Badan Usaha Milik Negara) wajib untuk menyisihkan 5% dari labanya di peruntukan
mengembangkan koperasi. Hal ini menjadi koperasi dianggap anak emas oleh negara, bagaimana
tidak keuntungan tersebut menjadi sumber permodalan yg cukup besar. Tetapi sayangnya hal
tersebut tidak dapat di manfaatkan di jalan yang benar atau untuk kepentingan entitas tetapi
malah untuk kepentingan sendiri, maka dari itu hal ini menjadi kurang baiknya Mental dari
mungkin beberapa pengurus yg menjadikan koperasi sebagai tamengnya.

4. Pengawasan

Point ini seharusnya menjadi point penting dari semua point karna kalau kita lihat dari point
sebelumnya bahwa koperasi banyak mendapatkan kucuran dana yang banyak. Tetapi yang terjadi
sekarang ini banyak sekali koperasi misalkan dalam contoh pemilihan kepala kepengurusan,
pasti yang mendapatkan mandat untuk memimpin sebuah koperasi orang orang yang memiliki
kekuasaan, bukan orang orang yang memiliki sifat untuk membangun koperasi indonesia dan
membantu perekonomian bangsa. Maka dalam pengawasannya dikatakan buruk karna orang
orang yang duduk di pengurusan koperasi tidak memiliki rasa sosial yang tinggi.

5. Pengetahuan para anggotanya

Hal ini juga dapat memicu atau penyebab dari tidak meningkatnya kualitas perkoperasian di
indonesia, karna pengalaman, pengetahuan, profesionalisme, dan totalitas dalam mengelola
koperasi masih kurang,  maka akan mengakibatkan turunnya kualitas perkoperasian di indonesia
ini. Bila para anggota atau pengurus di koperasi ini menyadari dan menjalankan hal hal tadi, dan
mencoba untuk lebih mencari cari pengetahuan ataupun pengalaman dari perkoperasian di
negara lain yang berhasil dan direalisasikan dalam negara ini, pasti akan membuat koperasi di
indonesia lebih baik lagi.

6. Kesadaran Masyarakat

Kalau dilihat pada saat ini memang menurunnya kinerja ataupun kemampuan koperasi dalam
membangun koperasi tersebut. Tetapi melemahnya kinerja koperasi saat ini bukan hanya di
pengaruhi oleh para pengurusnya yang belum maksimal dalam mengelola koperasi tersebut,
tetapi juga kurangnya kesadaran masyarakat akan memanfaatkan koperasi ini. Contohnya saja
pada zaman ini banyak orang berbondong bondong pergi ke pasar pasar swalayan ataupun mall
swasta yang menawarkan berbagai barang maupun jasa, padahal kalau saja kita cermati
berbelanja di koperasi banyak sekali sisi keuntungannya dibandingan dengan unit belanja lain.
Di koperasi konsumsi, harga harga barang lebih murah dibanding harga pasaran, selain itu
semakin banyak kita berbelanja di koperasi kita sebagai anggota secara otomatis akan
mendapatkan SHUyang juga semakin tinggi.selain itu perkembangan dari koperasi lahir dari
kesadaran masyarkat itu sendiri, dan tidak luput dari dukungan pemerintah.

Dari penjelasan yang sudah dijabarkan diatas maka wajah perkoperasian indonesia saat ini
sedang dalam keadaan yang tidak baik, walau kopeasi indonesia sudah tua ada di negara kita
tetapi hal itu tidak menjadikan koperasi indonesia sebuah lembaga yang baik dalam
pengelolaannya yang mampu membuat ekonomi indonesia kearah yang baik, solusi dari ini
semua adalah kita harus membicarakan tujuan kedepan dari koperasi ini, membuat koperasi
hidup lagi yang memberikan manfaat yang besar terhadap masyarakat luas, maka dari itu orang
orang yang memiliki kuasa untuk itu diajak untuk duduk bareng membicarakan koperasi ini
untuk lebih baik lagi, serta memajukan pendidikan dan teknologi bagi para penerus bangsa yang
akan memberikan dampak yang baik bagi negara ini kedepannya. Artinya indonesia harus
mempunya orang orang yang berkompeten, jujur dan memiliki rasa sosialisme dan nasionalisme
terhadap koperasi di indonesia ini.

 Meningkatkan Kinerja Koperasi

            Rumus untuk meningkatkan kinerja koperasi di Indonesia sederhana: pembentukan suatu
koperasi harus sepenuhnya datang dari masyarakat/pengusaha dengan tujuan meningkatkan
keuntungan. Pembentukan koperasi jangan dilandasi oleh tujuan-tujuan sosial dan terlebih lagi
jangan dipaksakan oleh pemerintah. Sama halnya, dua perusahaan melakukan merger harus
berdasarkan sepenuhnya kalkulasi bisnis (untung rugi dalam nilai ekonomi), bukan dipaksakan.
Kemajuan koperasi, seperti sebuah perusahaan, sangat ditentukan oleh SDM yang baik,
penguasaan teknologi, manajemen modern, dll., bukan oleh dana bantuan atau dorongan dari
pemerintah.
Jika paradigma koperasi di Indonesia tidak berubah dari orientasi sosial-politik ke orientasi
bisnis, Indonesia hanya akan dikenal dengan hari koperasinya, bukan koperasinya sendiri.

1. Gencarkan Sosialisasi kepada Masyarakat

Mendapatkan modal adalah salah satu masalah umum yang terjadi pada koperasi yang baru
dibuka. Kendalanya adalah mencari anggota sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan modal
yang cukup demi kelancaran operasi di koperasi tersebut. Untuk menarik minat masyarakat
sekitar diperlukan usaha ekstra agar masyarakat tertarik dengan koperasi yang baru saja dibuka
di lingkungannya tersebut. Caranya sangat beragam, misalnya dengan menyosialisasikan visi
misi koperasi, konsep koperasi, dan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh jika ikut serta
dalam kegiatan koperasi tersebut secara luas dan merata kepada masyarakat sekitar. Sosialisasi
ini dapat dilakukan dengan mengamanatkan pesan sosialisasi ini kepada ketua RW, RT atau
sosialisasikan secara langsung ke acara-acara warga seperti kegiatan ibu-ibu PKK. Dengan cara-
cara seperti itu lah diharapkan semakin banyak warga yang mengetahui keberadaan koperasi
baru tersebut dan semakin banyak pula warga yang mendaftarkan dirinya menjadi anggota
koperasi yang pada akhirnya terkumpullah modal yang memadai.

2.  Membuat Konsep Koperasi yang Berbeda

Daya saing yang lemah dibandingkan badan usaha lainnya menjadi salah satu hal yang
menghambat perkembangan koperasi di negeri ini, salah satu penyebabnya adalah pikiran
masyarakat yang beranggapan bahwa koperasi adalah badan usaha yang kuno, keuntungannya
tidak seberapa jika dibandingkan dengan badan usaha lain, atau memang tidak tertarik dengan
konsep koperasi yang itu-itu saja seperti koperasi simpan pinjam, koperasi sekolah, koperasi unit
desa, koperasi konsumsi dan konsep lainnya yang memang sudah ada sejak dulu. Membuat
konsep baru yang berbeda dengan konsep-konsep terdahulu bisa menjadi terobosan untuk
meningkatkan daya saing koperasi, tentu saja agar dapat meningkatkan daya saing konsep yang
baru tersebut harus disertai dengan profit yang jauh lebih besar dengan keuntungan yang didapat
dari konsep koperasi yang lama. Sebagai contoh koperasi Universitas Gunadarma yang
beranggotakan para dosen yang mengajar di sana mulai mencanangkan konsep koperasi yang
baru yaitu koperasi yang memberikan para anggotanya peluang untuk memiliki sebuah
minimarket sendiri dengan metode tertentu. Inovasi-inovasi seperti itulah yang dapat
meningkatkan daya saing koperasi terhadap badan usaha lainnya.

3. Mengubah Suasana Koperasi Menjadi Lebih Nyaman

Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah rasa bosan para anggota koperasi dalam mengikuti kegiatan koperasi yang
monoton. Sebagai contoh di daerah tempat tinggal penulis terdapat satu koperasi simpan pinjam
yang saat ini terancam ditutup karena kendala macetnya iuran wajib. Hal ini bisa disebabkan
karena anggota koperasi tersebut merasa bosan dengan rutinitas yang sebatas datang untuk
menyetorkan iuran atau meminjam uang. Kegiatan yang sedikit berbeda dan segar bisa jadi
peningkat semangat para anggota koperasi untuk datang ke koperasi. Misalnya diadakan
pertemuan rutin diluar rapat-rapat koperasi seperti acara seminar tentang pentingnya berkoperasi
atau sekadar pertemuan ringan sesama anggota koperasi dan bahkan mungkin kegiatan lain yang
dapat memerkuat ikatan antar anggota. Dimulai dari hubungan baik antar anggota dan atmosfer
yang menyenangkan di koperasi itu lah yang membuat anggota koperasi menjadi senang untuk
berkunjung ke koperasi yang kemudian  dapat menyadarkan atau “mengingatkan” para anggota
atas kewajiban-kewajibannya sebagai anggota koperasi.

 4. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Koperasi

Selain seleksi yang tepat terhadap calon tenaga kerja yang akan direkrut sebagai pengurus
koperasi sebaiknya diterapkan pula pelatihan sebagai bekal keterampilan, sehingga kepengurusan
dan pengoperasian koperasi menjadi lebih tertata dan tercipta kerja sama yang baik antara
pengurus dan anggota koperasi.

5. Penerapan Teknologi Informasi

Salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan koperasi
adalah pandangan masyarakat yang menganggap koperasi sebagai organisasi bisnis kelas bawah,
kurang modern dan terlihat tidak menarik jika dibandingkan dengan organisasi-organisasi
lainnya. Saat ini perkembangan teknologi semakin cepat. Kegiatan masyarakat pun sudah tidak
lepas dari teknologi. Bahkan anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar pun sudah sangat
dekat dengan teknologi canggih seperti gadget dan internet. Masyarakat selalu antusias dengan
perkembangan teknologi. Tapi justru hal itu bertolak belakang dengan koperasi di Indonesia
yang terlihat masih “tradisional”.

Sudah banyak organisasi dan lembaga-lembaga yang menerapkan teknologi dalam pelayanannya
seperti toko online, bank, dan bahkan transportasi ojek kini sudah ada yang berbasis online
dengan menggunakan aplikasi sebagai penunjang dalam pengoperasiannya. Dengan penerapan
teknologi tersebut ojek yang selama ini hanya sekadar alat transportasi biasa kini kembali
diminati masyarakat. Hal itu bisa diadopsi oleh koperasi sebagai salah satu bukti kekuatan
teknologi dalam “mencuri” perhatian masyarakat agar tertarik untuk bergabung dengan
koperasi. Teknologi yang cocok untuk koperasi itu sendiri kurang-lebih sama seperti ojek online
yang telah disebutkan tadi. Koperasi bisa membuat Aplikasi Koperasi yang bisa diunduh oleh
masyarakat yang telah atau ingin menjadi anggota koperasi. Di dalam aplikasi tersebut bisa berisi
berbagai informasi, persyaratan dan hal-hal yang akan didapatkan oleh anggota atau calon
anggota setelah mendaftar di koperasi. Selain untuk meningkatkan pandangan masyarakat
terhadap koperasi, aplikasi tersebut juga berfungsi untuk memudahkan anggota dalam
melakukan kegiatan-kegiatannya sebagai anggota koperasi.
https://www.industry.co.id/read/54324/hingga-2019-kinerja-koperasi-di-indonesia-semakin-
berkualitas
https://vaniasalamah.wordpress.com/2016/12/03/kondisi-perkoperasian-di-indonesia-saat-ini/
https://sevialdiah.wordpress.com/2015/11/26/strategi-pengembangan-koperasi-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai