IDENTIFIKASI ISU
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi, maka terlebih dahulu dilakukan
penetapan isu. Isu - isu ditemukan dari hasil pengamatan ASN di instansinya. Setelah
sembilan bulan saya ditempatkan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Ternate sebagai tenaga staf bidang Bangunan Gedung, saya menemukan beberapa
permasaalahan yang menurut hemat saya merupakan Isu yang harus dicarikan solusinya
karena sangat berpengaruh terhadap manajemen administrasi pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Ternate khusunya di Bidang Bangunan Gedung. Salah
satu Isu yang harus dicari solusinya adalah Kurang Optimalnya Pengarsipan terkait
Dokumen-Dokumen Kontrak sehingga pada saat-saat tertentu membutuhkan waktu
yang lama untuk mencari dokumen kontrak yang dibutuhkan. Adapun penyebabnya
adalah masih menggunakan metode lama yakni menyimpan arsip-arsip dokumen
kontrak yang jumlahnya sangat banyak hanya di lemari arsip, yang membuat pada saat
pencarian dokumen harus dicari satu per satu. Oleh karena itu melalui kegiatan ini saya
mencoba satu gagasan kreatif yakni “DATABASE DOKUMEN-DOKUMEN
KONTRAK BIDANG BANGUNAN GEDUNG“ dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pendataan dokumen-dokumen kontrak di lingkup bidang
bangunan gedung.
Adapun keterkaitan Isu tersebut diatas dengan mata pelatihan Agenda III
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI adalah :
1. Pelayanan Publik : kurang optimalnya pelayanan dalam penataan arsip
dokumen-dokumen kontrak untuk setiap pekerjaan konstruksi yang dikerjakan
2. Manajemen ASN : tidak menjalankan perannya sebagai ASN dalam
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
Adapun dampak yang timbul jika isu ini tidak terpecahkan atau diselesaikan adalah :
1. Adanya ketakutan hilangnya dokumen jika sudahd dalam kurun waktu yang
lama
2. Jika dalam waktu bersamaan tiap unit membutuhkan arsip akan kesulitan
terpenuhi dalam waktu cepat
3. Kebocoran informasi
4. Pemakai tidak langsung memperoleh dokumen yang diperlukan
Demikian beberapa hal yang menjadi alasan dalam mengangkat Gagasan atau Judul
sebagaimana tersebut diatas, guna menjadi solusi dalam pemecahan masaalah tersebut
yang selanjutnya akan saya tuangkan dalam bentuk rancangan kegiatan sebagaimana
tersebut pada penjelasan berikutnya.
B. NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
1. Nilai-Nilai Aneka
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi pertanggungjawabannya yang telah menjadi amanahnya. Amanah dari
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berupa mengambil pilihan
yang tepat dan benar, menghindari dan mencegah politik praktis, serta konsisten dan
dapat diandalkan. Indikator yang terkandung dalam akuntabilitas yaitu:
c. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi kritis mengenai standar/norma yang menentukan
baik/baik, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
a. jujur
b. bertanggung jawab
c. integritas tinggi
d. cermat
e. disiplin
f. hormat
g. sopan
h. taat pada peraturan perundang undangan
i. taat perintah
j. menjaga rahasia
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pelaksanaan fungsi pelayanan publik yang
berorientasi pada efisiensi, efektivitas dan mutu. Instansi tempat PNS bekerja
sangat perlu untuk menetapkan perencanaan mutu, termasuk didalamnya adalah
menyusun standar mutu yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi
hingga sampai pada pengawasan dan perbaikan mutu.
1) Efektivitas
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan efektivitas
organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakan.
2) Efisiensi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan efisiensi
organisasi adalah jumlah sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang/jasa.
3) Inovasi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) menyatakan bahwa inovasi
terhadap barang/jasa adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan di pasar, perubahan teknologi dan perubahan
persaingan.
4) Berorientasi mutu
Berorientasi mutu merupakan suatu ketertarikan atau orientasi seseorang
untuk melihat rincian dan tingkatan terhadap suatu standar yang telah
ditetapkan.
e. Anti Korupsi
Anti Korupsi merupakan nilai dasar yang menunjukkan segala tindakan
atau upaya yang dilakukan untuk mencegah, melawan dan memberantas tindak
kejahatan yang menguntungkan dirinya sendiri serta merugikan negara dan
masyarakat. Kesadaran anti korupsi dibangun melalui pendekatan spiritual yang
dikaitkan dengan tanggung jawab manusia dalam membawa amanah. Indikator
yang menunjukan nilai anti korupsi adalah jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. Dalam menjalankan fungsi
sebagai PNS sebagai pelayan publik harus mengacu pada kedudukan, peran, kode
etik dan kode perilaku yang terdapat dalam manajemen PNS.
2. Manajemen PNS
a. Kedudukan PNS
Manajemen PNS adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas:
adalah:
3. Whole of Government
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-
upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan
bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor,
pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG
tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor,
tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari
dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG
dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan,
tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam
pemerintahan.
Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan atau minimal
disandingkan dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting
policymaking, joined-up government, concerned decision making, policy
coordination atau cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik
dengan konsep-konsep tersebut, terutamakarakteristik integrasi institusi atau
penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu wadah.
Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam menangani isu
tertentu. Namun demikian terdapat pula perbedaannya, dan yang paling nampak
adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan keseluruhan (whole) elemen
pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada
pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya,
sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja
yang dipandang relevan. Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di
tataran praktek antara lain adalah:
4. Pelayanan Publik
a. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998).
Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik
adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan
keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa
(Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).
C. PROFIL ORGANISASI
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yang selanjutnya disingkat
DPUPR merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan Kota Ternate
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Ternate dan Peraturan Walikota Nomor
19 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kota Ternate.
Tujuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Ternate adalah
sebagai berikut :
1. Tercapainya organisasi yang baik dalam menunjang pelaksanaan
kegiatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang efisien,
efektif dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM
yang profesional.
2. Terwujudnya Penyelenggaraan kondisi prasarana jalan dan jembatan
dengan kemampuan pelayanan yang mantap.
3. Terpenuhinya infrastruktur sumber daya air, serta terkendalinya
pemukiman dari bahaya daya rusak air.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah untuk mendukung
pelaksanaan pembangunan serta peningkatan pendapatan asli daerah.
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Perencanaan
c. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Bina Marga, membawahi :
a. Seksi Pemeliharaan, Peningkatan Jalan dan Jembatan
b. Seksi Pembangunan JaJan dan Jembatan
4. Bidang Cipta Karya, membawahi :
a. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Sumber Daya Air
b. Seksi Bina Konstruksi
5. Bidang Tata Ruang dan Lingkungan, membawahi :
a. Seksi Tata Ruang
b. Seksi Tata Lingkungan
6. Bidang Bangunan dan Gedung, membawahi :
a. Seksi Pembangunan Gedung
b. Seksi Pemeliharaan Gedung
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA TERNATE
KEPALA DINAS
RISVAL TRI BUDIYANTO, ST
KEPALA BIDANG BINA MARGA KEPALA BIDANG CIPTA KARYA KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG TATA RUANG
BAMBANG T. MARAJABESI, ST NASRUN A. SAMAUN, ST. BANGUNAN GEDUNG DAN TATA LINGKUNGAN
SIGIT HANTORO, ST ROSITA TAUDA, ST, MT
KASI PEMELIHARAAN,
PENINGKATAN JALAN DAN KASI PENYEHATAN LINGKUNGAN
KASI PEMELIHARAAN GEDUNG KASI TATA LINGKUNGAN
JEMBATAN DAN SUMBER DAYA AIR
SIANTININGSIH, ST. HERMANSYAH BIAN, ST.
RIO PICAL SUBUH, ST. DJUSRI SALEH,ST.