Anda di halaman 1dari 22

A.

IDENTIFIKASI ISU
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi, maka terlebih dahulu dilakukan
penetapan isu. Isu - isu ditemukan dari hasil pengamatan ASN di instansinya. Setelah
sembilan bulan saya ditempatkan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Ternate sebagai tenaga staf bidang Bangunan Gedung, saya menemukan beberapa
permasaalahan yang menurut hemat saya merupakan Isu yang harus dicarikan solusinya
karena sangat berpengaruh terhadap manajemen administrasi pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Ternate khusunya di Bidang Bangunan Gedung. Salah
satu Isu yang harus dicari solusinya adalah Kurang Optimalnya Pengarsipan terkait
Dokumen-Dokumen Kontrak sehingga pada saat-saat tertentu membutuhkan waktu
yang lama untuk mencari dokumen kontrak yang dibutuhkan. Adapun penyebabnya
adalah masih menggunakan metode lama yakni menyimpan arsip-arsip dokumen
kontrak yang jumlahnya sangat banyak hanya di lemari arsip, yang membuat pada saat
pencarian dokumen harus dicari satu per satu. Oleh karena itu melalui kegiatan ini saya
mencoba satu gagasan kreatif yakni “DATABASE DOKUMEN-DOKUMEN
KONTRAK BIDANG BANGUNAN GEDUNG“ dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pendataan dokumen-dokumen kontrak di lingkup bidang
bangunan gedung.
Adapun keterkaitan Isu tersebut diatas dengan mata pelatihan Agenda III
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI adalah :
1. Pelayanan Publik : kurang optimalnya pelayanan dalam penataan arsip
dokumen-dokumen kontrak untuk setiap pekerjaan konstruksi yang dikerjakan
2. Manajemen ASN : tidak menjalankan perannya sebagai ASN dalam
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas

Adapun dampak yang timbul jika isu ini tidak terpecahkan atau diselesaikan adalah :

1. Adanya ketakutan hilangnya dokumen jika sudahd dalam kurun waktu yang
lama
2. Jika dalam waktu bersamaan tiap unit membutuhkan arsip akan kesulitan
terpenuhi dalam waktu cepat
3. Kebocoran informasi
4. Pemakai tidak langsung memperoleh dokumen yang diperlukan
Demikian beberapa hal yang menjadi alasan dalam mengangkat Gagasan atau Judul
sebagaimana tersebut diatas, guna menjadi solusi dalam pemecahan masaalah tersebut
yang selanjutnya akan saya tuangkan dalam bentuk rancangan kegiatan sebagaimana
tersebut pada penjelasan berikutnya.
B. NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
1. Nilai-Nilai Aneka
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi pertanggungjawabannya yang telah menjadi amanahnya. Amanah dari
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berupa mengambil pilihan
yang tepat dan benar, menghindari dan mencegah politik praktis, serta konsisten dan
dapat diandalkan. Indikator yang terkandung dalam akuntabilitas yaitu:

 transparansi,  kejelasan target,


 integritas,  konsisten,
 tanggung jawab,  netralitas dan
 kejadian,  kejujuran
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah cara pendang mengenai rasa cinta terhadap bangsa dan
negara serta sekaligus menghormati bangsa lain, PNS harus memiliki nilai nasionalisme
yang kuat dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayanan publik dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yaitu religius (patuh kepada ajaran
agama), hormat menghormati, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah
(dapat dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama
manusia, tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta tanah air,
memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan,
tanggung jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak menggunakan hak
yang bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras dan menghargai karya orang lain.

c. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi kritis mengenai standar/norma yang menentukan
baik/baik, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar dalam etika publik:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila


b. Setia dan mempertahankan UUD 1945
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja ynag non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m. Mendorong kesetaran dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir
Indikator etika publik yaitu:

a. jujur
b. bertanggung jawab
c. integritas tinggi
d. cermat
e. disiplin
f. hormat
g. sopan
h. taat pada peraturan perundang undangan
i. taat perintah
j. menjaga rahasia
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pelaksanaan fungsi pelayanan publik yang
berorientasi pada efisiensi, efektivitas dan mutu. Instansi tempat PNS bekerja
sangat perlu untuk menetapkan perencanaan mutu, termasuk didalamnya adalah
menyusun standar mutu yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi
hingga sampai pada pengawasan dan perbaikan mutu.

Indikator komitmen mutu yakni:

1) Efektivitas
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan efektivitas
organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakan.
2) Efisiensi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan efisiensi
organisasi adalah jumlah sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang/jasa.
3) Inovasi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) menyatakan bahwa inovasi
terhadap barang/jasa adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan di pasar, perubahan teknologi dan perubahan
persaingan.
4) Berorientasi mutu
Berorientasi mutu merupakan suatu ketertarikan atau orientasi seseorang
untuk melihat rincian dan tingkatan terhadap suatu standar yang telah
ditetapkan.
e. Anti Korupsi
Anti Korupsi merupakan nilai dasar yang menunjukkan segala tindakan
atau upaya yang dilakukan untuk mencegah, melawan dan memberantas tindak
kejahatan yang menguntungkan dirinya sendiri serta merugikan negara dan
masyarakat. Kesadaran anti korupsi dibangun melalui pendekatan spiritual yang
dikaitkan dengan tanggung jawab manusia dalam membawa amanah. Indikator
yang menunjukan nilai anti korupsi adalah jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. Dalam menjalankan fungsi
sebagai PNS sebagai pelayan publik harus mengacu pada kedudukan, peran, kode
etik dan kode perilaku yang terdapat dalam manajemen PNS.

2. Manajemen PNS
a. Kedudukan PNS
Manajemen PNS adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan


b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public dan perekat dan pemersatu
bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

c. Hak dan Kewajiban ASN


Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Hak ASN yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, untuk seorang PNS berhak untuk
mendapat gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK berhak
memperoleh gaji dan tunjangan; cuti; perlindungan; dan pengembangan
kompetensi.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat


kontraktual, adapun kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN

adalah:

1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas


tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas
asn; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai asn.
Dalam mencapai menyelesaikan suatu isu, k/l tidak dapat menyelesaikannya
tanpa bekerjasama, berkolaborasi dan berkoordinasi dengan k/l yang lain sehingga
dibutuhkan konsep whole of government agar kerjasama, kolaborasi dan
koordinasi dapat terlaksana.

3. Whole of Government
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-
upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan
bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor,
pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG
tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor,
tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari
dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG
dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan,
tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam
pemerintahan.

Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan atau minimal
disandingkan dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting
policymaking, joined-up government, concerned decision making, policy
coordination atau cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik
dengan konsep-konsep tersebut, terutamakarakteristik integrasi institusi atau
penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu wadah.
Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam menangani isu
tertentu. Namun demikian terdapat pula perbedaannya, dan yang paling nampak
adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan keseluruhan (whole) elemen
pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada
pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya,
sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja
yang dipandang relevan. Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di
tataran praktek antara lain adalah:

a. Kapasitas SDM dan institusi


Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas inibisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana
terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
b. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun
menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan
kelembagaan

4. Pelayanan Publik
a. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998).
Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik
adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan
keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa
(Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).

Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau


melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima
pelayanan. Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur
kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan
dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

C. PROFIL ORGANISASI
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yang selanjutnya disingkat
DPUPR merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan Kota Ternate
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Ternate dan Peraturan Walikota Nomor
19 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kota Ternate.
Tujuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Ternate adalah
sebagai berikut :
1. Tercapainya organisasi yang baik dalam menunjang pelaksanaan
kegiatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang efisien,
efektif dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM
yang profesional.
2. Terwujudnya Penyelenggaraan kondisi prasarana jalan dan jembatan
dengan kemampuan pelayanan yang mantap.
3. Terpenuhinya infrastruktur sumber daya air, serta terkendalinya
pemukiman dari bahaya daya rusak air.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah untuk mendukung
pelaksanaan pembangunan serta peningkatan pendapatan asli daerah.

D. VISI DAN MISI WALIKOTA TERNATE


Visi Walikota Ternate adalah memantapkan terwujudnya Kota Ternate
Berbudaya, Agamais, Harmonis, Mandiri, Berkeadilan dan Berwawasan
Lingkungan, diakronimkan dengan Kota Ternate Bahari Berkesan.
Visi tersebut dijabarkan kedalam Misi pembangunan Kota Ternate Tahun
2015-2020, sebagai berikut :
1. Mewujudkan Ternate Kota yang menghormati, menjiwai dan bangga
dengan kebudayaan, adat dan tradisi ( Adat se Atoran ) daerah sendiri.
2. Mewujudkan Ternate Kota yang relegius dengan kesadaran spiritualitas
yang baik, Toleransi antara umat beragama yang tinggi, dan prilaku
aparatur dan masyarakat yang mencerminkan ketaatan terhadap nilai-
nilai keagamaan.
3. Mewujudkan Ternate sebagai Kota yang mandiri, maju, yang memiliki
daya saing tinggi ditingkat regional.
4. Mewujudkan Ternate Kota yang harmonis, aman, tentram, nyaman, dan
kondusif bagi masyarakat dalam bekerja, mencari nafkah, belajar,
berkreasi, berekspresi dan mengaktualisasi diri.
5. Mewujudkan Ternate Kota yang menyelenggarakan pembangunan secara
berkeadilan.
6. Mewujudkan Ternate Kota yang hijau, Asri dan Lestari.

E. TUGAS DAN FUNGSI


Sesuai Peraturan Daerah Kota Ternate No. 10 Tahun 2008, maka tugas pokok
dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Ternate dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintah daerah di bidang Pekerjaan Umum.
b. Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum.
2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang
pekerjaan umum.
3. Kordinasi, pengendalian dan pengawasan serta evaluasi pelaksanaan
tugas di bidang Pekerjaan Umum.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga dinas.
5. Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis dinas (UPTD)
6. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah

F. STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG KOTA TERNATE

Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Susunan


Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Ternate Bagian III Pasal 8,
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Ternate terdiri dari :

1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Perencanaan
c. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Bina Marga, membawahi :
a. Seksi Pemeliharaan, Peningkatan Jalan dan Jembatan
b. Seksi Pembangunan JaJan dan Jembatan
4. Bidang Cipta Karya, membawahi :
a. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Sumber Daya Air
b. Seksi Bina Konstruksi
5. Bidang Tata Ruang dan Lingkungan, membawahi :
a. Seksi Tata Ruang
b. Seksi Tata Lingkungan
6. Bidang Bangunan dan Gedung, membawahi :
a. Seksi Pembangunan Gedung
b. Seksi Pemeliharaan Gedung
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA TERNATE

KEPALA DINAS
RISVAL TRI BUDIYANTO, ST

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIS DINAS


FUNGSIONAL RISVAL TRI BUDIYANTO, ST

KASUBAG UMUM KASUBAG PERENCANAAN


DAN KEPEGAWAIAN DAN EVALUASI KASUBAG KEUANGAN
NURAINI HAMID, SE MUHAMMAD ABDUH, ST. ILHAM AHMAD, SE

KEPALA BIDANG BINA MARGA KEPALA BIDANG CIPTA KARYA KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG TATA RUANG
BAMBANG T. MARAJABESI, ST NASRUN A. SAMAUN, ST. BANGUNAN GEDUNG DAN TATA LINGKUNGAN
SIGIT HANTORO, ST ROSITA TAUDA, ST, MT

KASI PEMELIHARAAN,
PENINGKATAN JALAN DAN KASI PENYEHATAN LINGKUNGAN
KASI PEMELIHARAAN GEDUNG KASI TATA LINGKUNGAN
JEMBATAN DAN SUMBER DAYA AIR
SIANTININGSIH, ST. HERMANSYAH BIAN, ST.
RIO PICAL SUBUH, ST. DJUSRI SALEH,ST.

KASI PEMBANGUNAN GEDUNG KASI TATA RUANG


KASI PEMBANGUNAN KASI BINA KONSTRUKSI BUSTAMIN MARSAOLY, ST.
FAISAL ADRIAS, ST.
JALAN DAN JEMBATAN SENNY KADIR, ST.
RUSMANSYAH, ST, MT.

KEPALA UPTD SPALD


TAUFIK, ST

KEPALA TATA USAHA


UPTD SPALD
M. RIDWAN ASSOR, SE.
G. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Ternate
Isu yang Diangkat : Kurang Optimalnya Pengarsipan terkait Dokumen-Dokumen Kontrak di Bidang Bangunan Gedung
Gagasan pemecahan isu : Membuat Database Dokumen-Dokumen Kontrak Bidang Bangunan Gedung dalam rangka
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengarsipan dokumen-dokumen kontrak di lingkup bidang
Bangunan Gedung.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
dengan nilai mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1 Rencana 1. Membuat draft Draft Kegiatan Saya membuat draft
Terkait dengan visi
kegiatan kegiatan kegiatan dengan target
organisasi yaitu mandiri
pengarsipan yang jelas , sungguh-
dan berwawasan. Dan
dokumen- sungguh dan
misi ke-2, 3 dan 9 yakni :
dokumen bertanggungjawab atas
 Mewujudkan Ternate
kontrak kegiatan yang saya buat
Kota yang relegius
(Akuntabilitas, Etika
dengan kesadaran
Publik, Manajemen
spiritualitas yang baik,
ASN, Anti Korupsi)
Toleransi antara umat
2. Koordinasi dengan Notulen Saya berkoordinasi
beragama yang tinggi,
mentor dan pihak dengan mentor terkait
dan prilaku aparatur
terkait konsep pendataan yang
dan masyarakat yang
akan digunakan (WoG,
mencerminkan ketaatan
Nasionalisme)
terhadap nilai-nilai
3. Berkonsultasi  Dokumentasi a. Saya melaporkan diri keagamaan.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
dengan nilai mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
pelatihan
dengan pimpinan Foto dan maksud tujuan  Mewujudkan Ternate
 Notulen terlebih dahulu kepada sebagai Kota yang
sespri (Etika Publik) mandiri, maju, yang
b. Saya mengetuk pintu memiliki daya saing
dan memberikan salam tinggi ditingkat
sebelum masuk ke regional.
dalam ruangan (Etika  Mewujudkan Ternate
Publik, Nasionalisme) Kota yang
c. Saya berbicara dengan menyelenggarakan
Bahasa Indonesia yang pembangunan secara
baik dan benar dalam berkeadilan
menjelaskan
rancangan kegiatan
kepada atasan (Etika
Publik, Nasionalisme)
d. Saya mendengarkan
arahan pimpinan
dengan saksama
(Etika Publik,
Nasionalisme)
4. Melakukan Konsep Saya memperbaiki
perbaikan-perbaikan Kegiatan Hasil konsep rancangan
sesuai arahan Revisi kegiatan sesuai dengan
pimpinan arahan pimpinan dengan
teliti dan cermat
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
dengan nilai mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
pelatihan
(Akuntabilitas, Etika
Publik, Manajemen
ASN, Komitmen Mutu)
5. Menyusun rancangan Rancangan Saya menyusun
kegiatan pengarsipan Kegiatan rancangan kegiatan
data pengarsipan data
dengan
mempertimbangkan
beberapa hal dengan
teliti dan cermat agar
bisa
dipertanggungjawabkan
(Komitmen mutu,
Etika Publik,
Akuntabilitas
Manajemen ASN)
2 Menginventarisir 1. Melakukan Bentuk Saya meminta bantuan Terkait dengan visi
data-data koordinasi dengan kerjasama kepada rekan kerja untuk organisasi yaitu mandiri
Dokumen rekan kerja dengan rekan membantu dalam dan berwawasan. Dan
Kontrak kerja pelaksanaan pengarsipan misi ke-2, 3 dan 9 yakni :
data, mengajak mereka  Mewujudkan Ternate
dengan Bahasa yang Kota yang relegius
sopan dan baik dan benar dengan kesadaran
(Etika Publik, spiritualitas yang baik,
Nasionalisme, WoG)
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
dengan nilai mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
pelatihan
2. Klasifikasi Tertatanya Saya mengumpulkan Toleransi antara umat
dokumen-dokumen berkas sesuai dokumen kontrak yang beragama yang tinggi,
kontrak di bidang dengan tanggal ada melakukan penataan dan prilaku aparatur
bangunan Gedung tanda tangan berkas berdasarkan dan masyarakat yang
(Tahun 2019) kontrak tanggal penandatanganan mencerminkan ketaatan
kontrak dengan cermat terhadap nilai-nilai
dan penuh rasa tanggung keagamaan.
jawab (Etika Publik,  Mewujudkan Ternate
Komitmen Mutu, sebagai Kota yang
Akuntabilitas) mandiri, maju, yang
3. Scan dokumen Hasil Scan Saya melakukan scan memiliki daya saing
kontrak dokumen dokumen-dokumen tinggi ditingkat
kontrak kontrak dengan kerja regional.
keras dan  Mewujudkan Ternate
bertanggungjawab Kota yang
terhadap hasil kerja menyelenggarakan
(Etika Publik, Komitmen pembangunan secara
Mutu, Nasionalisme, berkeadilan
Manajemen ASN)
4. Hasil scan di buat File Scan Saya membuat folder
dalam satu folder, Dokumen khusus yang berisi hasil
kemudian diberi Kontrak scan dari dokumen-
penamaan sesuai dokumen kontrak,
jenis dokumennya kemudian saya
memberikan penamaan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
dengan nilai mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
pelatihan
dengan teliti dan cermat
(Akuntabilitas,
komitmen mutu, etika
publik, nasionalisme)
3 Membuat 1. Melakukan Notulen Saya berkoordinasi Terkait dengan visi
database koordinasi dengan dengan mentor dan coach organisasi yaitu mandiri
dokumen- mentor dan coach terkait kegiatan yang akan dan berwawasan. Dan
dokumen dilaksanakan (WoG, misi ke-2, 3 dan 9 yakni :
kontrak Nasionalisme)  Mewujudkan Ternate
2. Membuat format Screen Shot Saya membuat format Kota yang relegius
database Format database dengan system dengan kesadaran
database penomoran dengan teliti spiritualitas yang baik,
dan cermat Toleransi antara umat
(Akuntabilitas, beragama yang tinggi,
komitmen mutu, etika dan prilaku aparatur
publik, nasionalisme) dan masyarakat yang
3. Mengisi format Screen shot Saya mengisi format yang mencerminkan ketaatan
database dengan proses didalamnya terkait terhadap nilai-nilai
informasi dari setiap pelaksanaan informasi setiap paket keagamaan.
paket pekerjaan pekerjaan konstruksi  Mewujudkan Ternate
konstruksi dengan teliti dan cermat sebagai Kota yang
(Akuntabilitas, mandiri, maju, yang
komitmen mutu, etika memiliki daya saing
publik, nasionalisme) tinggi ditingkat
4. Membuat hyperlink Screen shot Saya membuat hyperlink regional.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
dengan nilai mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
pelatihan
untuk memudahkan proses dan menghubungkannya  Mewujudkan Ternate
akses membuka file pelaksanaan dengan file scan dokumen Kota yang
dokumen kontrak kontrak untuk menyelenggarakan
memudahkan akses pembangunan secara
membuka file dokumen berkeadilan
kontrak (Akuntabilitas,
komitmen mutu, etika
publik, nasionalisme)
4 Evaluasi 1. Uji coba hasil Video Uji Coba Saya menguji hasil
database dokumen database tersebut dengan Terkait dengan visi
kontrak penuh semangat dan rasa organisasi yaitu mandiri
percaya diri dengan apa dan berwawasan. Dan
yang sudah saya buat misi ke-2, 3 dan 9 yakni :
(Akuntabilitas,  Mewujudkan Ternate
komitmen mutu, etika Kota yang relegius
publik, nasionalisme) dengan kesadaran
2. Melaporkan hasil Dokumentasi Saya melaporkan hasil spiritualitas yang baik,
rancangan kepada Notulen rancangan sesuai dengan Toleransi antara umat
mentor yang real terjadi dan beragama yang tinggi,
bertanggungjawab dan prilaku aparatur
terhadap hasil rancangan dan masyarakat yang
saya (Akuntabilitas, mencerminkan ketaatan
komitmen mutu, etika terhadap nilai-nilai
publik, nasionalisme) keagamaan.
3. Melakukan Hasil Revisi Saya melakukan  Mewujudkan Ternate
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-
dengan nilai mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
pelatihan
perbaikan dari hasil perbaikan dari hasil sebagai Kota yang
-evaluasi evaluasi yang didapatkan mandiri, maju, yang
dari atasan dan mengikuti memiliki daya saing
arahan sesuai dengan tinggi ditingkat
yang diminta regional.
(Akuntabilitas,  Mewujudkan Ternate
komitmen mutu, etika Kota yang
publik, nasionalisme) menyelenggarakan
4. Memberikan hasil Database Saya memberikan hasil pembangunan secara
rancangan dalam Dokumen rancangan dalam bentuk berkeadilan
bentuk softfile Kontrak softfile ke pihak yang
lebih bertanggungjawab
yang menangani
administrasi di dalam
bidang bangunan Gedung
(Akuntabilitas,
komitmen mutu, etika
publik, nasionalisme)

Anda mungkin juga menyukai