Disusun oleh:
Lina Kusdiana
(41154020190008)
selesai. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada teman-teman dan Ibu dosen
mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik” yang telah sabar menjelaskan dan
Akhirnya penulis sangat berharap bahwa tulisan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama dalam proses pembelajaran dikampus maupun diluar kampus.
Dan semoga ilmu, bimbingan dan bantuan yang telah diberikan oleh berbagai
pihak Insya Allah akan memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan
semoga berkah dan karuniaNya akan selalu dilimpahkan kepada kita semua dalam
Penulis.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1. Pentingnya Kebutuhan Bagi Perilaku Manusia..................................................3
2.2. Teori Kebutuhan Individu....................................................................................4
2.3.Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya..................................................12
2.4.Konsekuensi Kebutuhan Remaja yang Tidak Terpenuhi.................................14
2.5. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan. 16
BAB III...........................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1. Simpulan..............................................................................................................19
3.2. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
remaja tersebut selalu mengalami perubahan. Kebutuhan fisik dan psikologis merupakan dua
kebutuhan yang sangat mendasar di dalam kehidupan para remaja. Kedua kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan yang menyebabkan bagaimana mereka berperilaku, dan bukan hanya
para remaja saja yang berperilaku berdasarkan kedua kebutuhan tersebut, namun pada
Kebutuhan dasar remaja dan meanusia pada umumnya tidak lepas dari masalah-masalah dan
konsekuensinya.
Banyak orang menganggap bahwa masa remaja adalah masa yang paling
menyenangkan tapi sekaligus juga paling membingungkan. Masa dimana seseorang mulai
memikirkan tentang cita-cita, harapan dan keinginan-keinginannya. Namun juga masa yang
sekitarnya.
Pada saat inilah orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk menolong anak
remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Tetapi tidak dapat dipungkiri kalau pada saat
1
Oleh karena itu orang tua perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat agar
dapat mengerti dan memahami masalah anak remajanya. Jika tidak maka hal ini akan
Untuk lebih menambah pengetahuan kita tentang masalah kebutuhan masyarakat dan
remaja, maka makalah ini disusun dengan judul “Kebutuhan dan Pemenuhannya” guna
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan kebutuhan itu sendiri dan seperti apa
cara pemenuhannya.
menjadi pembahasan pada inti makalah ini, adapun rumusan masalah yang akan dijabarkan
yaitu:
pendidikan ?
Tujuan penulisan makalah ini kami sesuaikan berdasarkan apa yang menjadi rumusan
perilaku manusia, apa sajakah teori tentang kebutuhan individu, bagaimana kebutuhan remaja
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat
heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena
budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia
menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya,
manusia akan berpikir lebih keras dan berusaha mendapatkannya.Kebutuhan dasar manusia
kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak
3. Konsep Diri, Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan
dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi
seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri.
Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali
kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi
kebutuhan.
3
4. Tahap Perkembangan, Sejalan dengan meningkatnya usia manusia mengalami
berbagai fungsi organ tubuh mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang
dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber
Menurutnya, suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi
4. Dalam kondisi-kondisi tertentu yang sangat kompleks dan orang bebas memilih,
tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak
penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia
4
Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian
meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat
kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.
Lima kebutuhan dasar Maslow – disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologis
yang ditandai dengan kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh orang yang
pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar,
buang air kecil, bernafas, seks, dan lain sebagainya. Kebutuhan ini juga dinamakan
juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan sangat
kendali akan atas perilakunya sendiri (agresif, tidak malu, tidak punya
pertimbangan pada orang lain, dan sebagainya) karena seluruh kapasitas manusia
tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu
terpuaskan. Maslow mengatakan: “bagi orang yang berada dalam keadaan lapar
berat dan membahayakan, tidak ada minat lain kecuali pada makanan. Ia bermimpi
5
hanya menginginkan makanan. Orang semacam itu dengan tegas dapat dikatakan
Tak teragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang
paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa
motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya.
Dengan kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali
Bagi banyak orang yang hidup ditengah masyarakat yang beradab, jenis-jenis
kebutuhan dasar ini telah terpuaskan secara memadai. Maslow menguraikan bahwa
jika makanan tersedia dan perut sudah kenyang, maka dengan segera kebutuhan-
kebutuhan yang lain (tingkatan yang lebih tinggi) akan muncul, lalu kebutuhan-
digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan (safety
Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak
membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak
menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu
tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang
6
merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan
berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.
Sama halnya dengan anak-anak, orang dewasa pun bila merasa tidak aman
menguraikan bahwa orang dewasa yang merasa tidak aman akan bertingkah laku
seakan-akan selalu dalam keadaan terancam bencana besar. Seorang yang yang
tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan
serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak
diharapkannya.
Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan inilah yang mendorong manusia
sistem asuransi, pensiun, dan sebagainya. Menurut Maslow, sama halnya dengan
pandangan seseorang tentang dunianya dan pada gilirannya akan cenderung kearah
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang
mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih
sayang (belongingness and love needs) akan menjadi motivator penting bagi
perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan
sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus
akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia
dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi
7
kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan
kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak
nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya
rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan
secara emosional.
4. Kebutuhan Penghargaan.
dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi,
akan rasa hormat diri atau harga diri (estem needs). Karenanya, Maslow
dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri,
ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang
memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih
berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan
rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang
8
neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah
diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah
Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta
tersusun secara hierarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta-needs tidak
terpenuhi, maka akan terjadi meta-patologi seperti: apatisme, kebosanan, putus asa,
tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan
kekayaan (banyak variasi, majemik, tidak ada yang tersembunyi, semua sama
9
penting), 15. Tanpa susah payah (santai, tidak tegang), bermain (fun, rekreasi,
Perbedaan mendasar dari teori ini disbanding Maslow adalah bahwa Alderfer
menyatakan bahwa seseorang dapat berpindah di antara hierarki sesuai dengan
kebutuhannya. Seseorang mungkin dapat memenuhi kebutuhan akan relatedness atau
social needs meskipun ia dalam keadaan lapar atau lelah. Seseorang mungkin juga
dapat menikmati belajar mandiri secara otodidak meskipun ia merasa kesepian.
Selain teori-teori tersebut, satu lagi teori kebutuhan yang cukup dikenal yaitu
teori kebutuhan McClelland. Menurutnya, pemahaman tentang motivasiakan semakin
mendalam apabila disadari setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu:
10
3. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) atau N-Aff
Kebutuhan manusia timbul akibat dorongan-dorongan (motif) yang ada pada dirinya.
Motif timbul akibat kebutuhan psikologis atau tujuan kehidupan yang kompleks. Kebutuhan
a. Kebutuhan Primer
b. Kebutuhan sekunder
keamanan dan pertahanan diri Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri
perhatian dan kasih sayang, Kebutuhan untuk memiliki dan Kebutuhan aktualisasi
diri, kebutuhan yang terkait langsung dengan pengembangan diri yang relatif
11
2. Prescott (Oxendine, 1984:224) mengklasifikasikan kebutuhan remaja sebagai
berikut:
seksual.
Suatu kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi memiliki konsekuensi bahwa remaja itu
akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi, dan pada akhirnya akan
Menurut Bischof (1983), ada dua komponen kunci mengenai terjadinya frustasi pada
individu, yaitu:
2. Adanya rintangan atau halangan yang menghambat individu sebagai upaya mencapai
kebutuhan.
12
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan- kebutuhannya:
1. Upaya untuk mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi dewasa tidak
3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk
norma.
5. Harapan untuk dapat berdiri sendiri berkaitan dengan masalah pemilihan jenis pekerjaan
6. Berbagai norma dan nilai dalam masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja.
13
menyebabkan timbulnya penyimpangan perilaku yang juga berpengaruh terhadap
kesehatan fisik dan psikologis remaja. Kenakalan remaja tersebut timbul karena
adanya beberapa sebab dan tiap-tiap sebab dapat ditanggulangi dengan cara-cara
tertentu. Sebab-sebab kenakalan remaja diantaranya adalah :
Kelalaian orangtua dalam mendidik anak. Dalam hal ini kurangnya ajaran dan
bimbingan tentang nilai-nilai agama.
Sikap dan perilaku orangtua yang buruk terhadap anak.
Kehidupan keluarga yang morat marit (miskin/fakir).
Perselisihan atau konflik orangtua (antar anggota keluarga).
Perceraian orangtua.
Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.
Tidak adanya kepribadian yang mantap, seperti mudah cemas dan depresi.
Pergaulan negatif .
Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara bebas.
Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.
Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol
Kurang dapat memanfaatkan waktu luang
Pada dasarnya setiap remaja meghendaki semua kebutuhannya dapat terpenuhi secara
keseimbangan dan keutuhan pribadi. Remaja yang kebutuhan pribadinya memadai akan
memperoloeh suatu kepuasan hidup, Selanjutnya remaja akan merasa gembira, harmonis dan
akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi, dan pada akhirnya akan
14
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus
dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar
tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa
ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhn fisik ini akan sangat berpengaruh
kebutuhan ini latihan kebersihan , hidup teratur dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang
tua, sekolah dan linkungan masyarakat kepada anak-anak dan para remaja.
Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani, dan
pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS). Khusus kebutuhan seksual, yang hal ini juga
khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari
kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut factor lain untuk diperhatikan dalam
pemenuhannya. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada secara dini menjelaskan dan
memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama wanita) dan
arti seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada
remaja, di mana pada saat itu mereka telah menyadari akan adanya norma agama, sosial dan
dilakukan secara periodik oleh setia organisasi ibu-ibu dan organiasasi wanita pada
umumnya. Sekolah sekali-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan
penjelasan tentang masalah-masalah remaja, khususnya masalah seksual. Selain itu perlu juga
diadakan program bimbingan keagamaan karena yang mampu untuk mengendalikan hawa
15
Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai
urusan, seperti kelompok olah raga, kelompok seni musik, kelompok koperasi, kelompok
seperti perpisahan sekolah, ada baiknya anak-anak ditugasi untuk ikut mengurus atau
Menurut Maslow (Goble, 1987), ada sejumlah kondisi yang merupakan prasyarat dan
sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar manusia,
2. Kemerdekaan untuk melakukan apa saja selama tidak merugikan orang lain.
5. Adanya keadilan.
6. Adanya kejujuran.
7. Adanya kewajaran.
8. Adanya ketertiban.
Lebih lanjut Maslow mengatakan bawa kondisi-kondisi itu bukanlah tujuan dalam
dirinya, namun memang nyaris seperti tujuan karena sedemikian eratnya hubungan dengan
kebutuhan kebutuhan dasarnya sendiri yang jelas merupakan tujuan hidup individu. Kondisi-
kondisi itu akan dipertahankan oleh individu karena tanpa kondisi itu, kepuasan dasar
mustahil akan dapat terpenuhi atau paling tidak akan terancam pemenuhannya.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
17
Setiap tingkahlaku remaja khususnya dan manusia pada umumnya selalu berhubungan
dengan tujuan yang hendak dicapainya. Oleh sebab itu, antara motif, kebutuhan dan tingkah
laku berhubungan erat antara satu dengan lainnya. Jika kebutuhan-kebutuhan itu tidak
frustasi, marah, menyerang orang lain, minum minuman keras, narkotika, dan tingkahlaku
negatif lainnya yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.
dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber
dorongan dan kelakuan untuk mencapai tujuan tertentu. Kebutuhan muncul sebagai akibat
adanya perubahan (internal change) dalam organisme atau akibat pengaruh kejadian–kejadian
3.2. Saran.
Manusia harus lebih memahami kebutuhan yang dia butuhkan. Manusia dan khususnya
kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena
hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar.
18
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun menyadari bahwa, makalah ini
masih belum sepenuhnya menjelaskan apa yang menjadi rumusan permasalahannya, dan
demi kesempurnaan pemahaman isi dari materi yang kami jabarkan dalam makalah ini,
alangkah baiknya untuk lebih jelasnya, kepustakaan yang berhubungan dengan pembahasan
Kebutuhan dan Pemenuhannya diperbanyak lagi dengan mencari dan membaca buku-buku
atau melalui media informasi lain yang berhubungan dengan kebutuhan dan pemenuhannya
itu sendiri.
19
DAFTAR PUSTAKA
Goble, F. G. (1993). Mazhab ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius.
Sarwono, S. W. (2002). Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan
Bintang.
20