Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEBUTUHAN DAN PEMENUHANNYA

Disusun oleh:
Lina Kusdiana
(41154020190008)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2020
Alamat: Jl. Karapitan No.166, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota
Bandung, Jawa Barat. 40261.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga penulisan makalah ini telah

selesai. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, keluarga dan orang-orang yang istiqomah dalam mempelajari, mengimani,

mengamalkan, dan menyebarkan ajaran yang dibawanya.

Melalui lembaran ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada teman-teman dan Ibu dosen

mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik” yang telah sabar menjelaskan dan

mentransfer ilmu tentang mata kuliah ini dengan baik.

Akhirnya penulis sangat berharap bahwa tulisan ini dapat bermanfaat bagi

kita semua terutama dalam proses pembelajaran dikampus maupun diluar kampus.

Dan semoga ilmu, bimbingan dan bantuan yang telah diberikan oleh berbagai

pihak Insya Allah akan memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan

semoga berkah dan karuniaNya akan selalu dilimpahkan kepada kita semua dalam

menjalankan aktivitas, Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Bandung, 07 April 2020

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1. Pentingnya Kebutuhan Bagi Perilaku Manusia..................................................3
2.2. Teori Kebutuhan Individu....................................................................................4
2.3.Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya..................................................12
2.4.Konsekuensi Kebutuhan Remaja yang Tidak Terpenuhi.................................14
2.5. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan. 16
BAB III...........................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1. Simpulan..............................................................................................................19
3.2. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Remaja dan permasalahannya tidak pernah selesai diperbincangkan dalam berbagai

hal.Terutama dalam hal kebutuhan dan pemenuhannya. Itu dikarenakan di dalam

pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang kedewasaan kebutuhan-kebutuhan

remaja tersebut selalu mengalami perubahan. Kebutuhan fisik dan psikologis merupakan dua

kebutuhan yang sangat mendasar di dalam kehidupan para remaja. Kedua kebutuhan tersebut

merupakan kebutuhan yang menyebabkan bagaimana mereka berperilaku, dan bukan hanya

para remaja saja yang berperilaku berdasarkan kedua kebutuhan tersebut, namun pada

umumnya semua manusia akan berperilaku berdasarkan kedua kebutuhan tersebut.

Kebutuhan dasar remaja dan meanusia pada umumnya tidak lepas dari masalah-masalah dan

konsekuensinya.

Banyak orang menganggap bahwa masa remaja adalah masa yang paling

menyenangkan tapi sekaligus juga paling membingungkan. Masa dimana seseorang mulai

memikirkan tentang cita-cita, harapan dan keinginan-keinginannya. Namun juga masa yang

membingungkan, karena ia mulai menyadari masalah-masalah yang muncul ketika ia

mencoba untuk mengintegrasikan antara keinginan diri dan keinginan orang-orang

sekitarnya.

Pada saat inilah orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk menolong anak

remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Tetapi tidak dapat dipungkiri kalau pada saat

yang sama orang tua mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan-perubahan

remaja,baik secara fisik maupun psikis.

1
Oleh karena itu orang tua perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat agar

dapat mengerti dan memahami masalah anak remajanya. Jika tidak maka hal ini akan

menyebabkan banyak kesalahpahaman diantara mereka.

Untuk lebih menambah pengetahuan kita tentang masalah kebutuhan masyarakat dan

remaja, maka makalah ini disusun dengan judul “Kebutuhan dan Pemenuhannya” guna

membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan kebutuhan itu sendiri dan seperti apa

cara pemenuhannya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah bertujuan untuk membatasi masalah-masalah yang nantinya akan

menjadi pembahasan pada inti makalah ini, adapun rumusan masalah yang akan dijabarkan

yaitu:

1. Bagaimanakah pentingnya kebutuhan bagi perilaku manusia

2. Apa sajakah teori tentang kebutuhan individu ?

3. Bagaimana kebutuhan remaja dalam perkembangannya ?

4. Bagaimanakah konsekuensi kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi ?

5. Bagaimanakah upaya pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya bagi

pendidikan ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini kami sesuaikan berdasarkan apa yang menjadi rumusan

permasalahannya, yaitu untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kebutuhan bagi

perilaku manusia, apa sajakah teori tentang kebutuhan individu, bagaimana kebutuhan remaja

dalam perkembangannya, konsekuensi kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi serta

bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya bagi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pentingnya Kebutuhan Bagi Perilaku Manusia.

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam

mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk

mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat

heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena

budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia

menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya,

manusia akan berpikir lebih keras dan berusaha mendapatkannya.Kebutuhan dasar manusia

dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut:

1. Penyakit, Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan

pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa

fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan besar dari biasanya.

2. Hubungan Keluarga, Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatan pemenuhan

kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak

ada rasa curiga, dan lain-lain.

3. Konsep Diri, Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan

dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi

seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri.

Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali

kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi

kebutuhan.

3
4. Tahap Perkembangan, Sejalan dengan meningkatnya usia manusia mengalami

perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang

berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial maupun spiritual, mengingat

berbagai fungsi organ tubuh mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang

berbeda untuk setiap tahap perkembangan.

Menurut Abraham H. Moslow, manusia dimotivasikan oleh sejumlah “Kebutuhan”

dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber

genetis atau naluriah (Globe 1987).

Menurutnya, suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

1. Ketidakhadirannya atau ketidakadaannya menimbulkan penyakit.

2. Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit.

3. Pemulihannya menyembuhkan penyakit.

4. Dalam kondisi-kondisi tertentu yang sangat kompleks dan orang bebas memilih,

orang yang sedang berkekurangan ternyata mengutamakan kebutuhan dibandingkan

jenis-jenis kepuasan lainnya.

5. Kebutuhan itu tidak aktif.

2.2. Teori Kebutuhan Individu.

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk

tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak

penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia

sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

4
Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian

meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat

kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima kebutuhan dasar Maslow – disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting

hingga yang tidak terlalu krusial:

1. Kebutuhan Fisiologis/ Dasar.

Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologis

yang ditandai dengan kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh orang yang

bersangkutan. Contoh dari kebutuhan Fisiologis ini adalah: Sandang / pakaian,

pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar,

buang air kecil, bernafas, seks, dan lain sebagainya. Kebutuhan ini juga dinamakan

juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan sangat

ekstrim (misalnya: sangat kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan

kendali akan atas perilakunya sendiri (agresif, tidak malu, tidak punya

pertimbangan pada orang lain, dan sebagainya) karena seluruh kapasitas manusia

tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu

(menghilangkan rasa laparnya).

Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga-diri dan cinta

pertama-tama ia akan memburu makanan terlebih dahulu. Ia akan mengabaikan atau

menekan semua kebutuhan yang lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu

terpuaskan. Maslow mengatakan: “bagi orang yang berada dalam keadaan lapar

berat dan membahayakan, tidak ada minat lain kecuali pada makanan. Ia bermimpi

tentang makanan, ia teringat tentang makanan, ia berpikir tentang makanan,

emosinya tergerak hanya karena makanan, ia hanya mempersiapkan makanan dan ia

5
hanya menginginkan makanan. Orang semacam itu dengan tegas dapat dikatakan

dapat hidup dengan makanan belaka.

Tak teragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang

paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa

kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa

motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya.

Dengan kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali

akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini.

Bagi banyak orang yang hidup ditengah masyarakat yang beradab, jenis-jenis

kebutuhan dasar ini telah terpuaskan secara memadai. Maslow menguraikan bahwa

jika makanan tersedia dan perut sudah kenyang, maka dengan segera kebutuhan-

kebutuhan yang lain (tingkatan yang lebih tinggi) akan muncul, lalu kebutuhan-

kebutuhan ini yang akan mendominasi si organisme.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman dan Keselamatan.

Segera setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang

digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan (safety

needs) Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan

kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan;

kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.

Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak

membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak

menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu

tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang

6
merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan

berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.

Sama halnya dengan anak-anak, orang dewasa pun bila merasa tidak aman

(neurotik) bertingkah sama seperti anak-anak yang tidak aman. Maslow

menguraikan bahwa orang dewasa yang merasa tidak aman akan bertingkah laku

seakan-akan selalu dalam keadaan terancam bencana besar. Seorang yang yang

tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan

serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak

diharapkannya.

Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan inilah yang mendorong manusia

membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat

sistem asuransi, pensiun, dan sebagainya. Menurut Maslow, sama halnya dengan

basic neeeds, ketidakterpenuhan akan safety needs ini akan mempengaruhi

pandangan seseorang tentang dunianya dan pada gilirannya akan cenderung kearah

yang makin negatif.

3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang.

Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang

mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih

sayang (belongingness and love needs) akan menjadi motivator penting bagi

perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan

sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus

akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia

membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya,

dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi

7
kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan

kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak

nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya

rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan

yang tak menentu.

Maslow tidak menyamakan cinta dengan seks (yang merupakan kebutuhan

fisiologis). Menurutnya seks merupakan cara untuk mengekspresikan kebutuhan

akan cinta. Maslow menyebutkan bahwa kegagakan untuk memuaskan kebutuhan

akan cinta merupakan penyebab dasar dari ketidakmampuan menyesuaikan diri

secara emosional.

4. Kebutuhan Penghargaan.

Menurut Maslow, semua orang dalam masyarakat (kecuali beberapa kasus

yang patologis) mempunyai kebutuhan atau menginginkan penilaian terhadap

dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi,

akan rasa hormat diri atau harga diri (estem needs). Karenanya, Maslow

membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal

dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri,

kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,

ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal)

menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan,

ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang

memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih

berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan

rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang

8
neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah

kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan

diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah

uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya.

Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan

kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri (self actualization) .

Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri

sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki.

Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta

dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.

Maslow menguraikan bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan

kelompok “meta-needs” yang didalamnya mencakup 17 meta kebutuhan yang tidak

tersusun secara hierarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta-needs tidak

terpenuhi, maka akan terjadi meta-patologi  seperti: apatisme, kebosanan, putus asa,

tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan

selera dan sebagainya.

Ke 17 meta-kebutuhan tersebut menurut Maslow adalag kebenaran, kebaikan,

keindahan/kecantikan, keseluruhan (kesatuan/integrasi), dikhotomi-transendensi,

berkehidupan (berproses, berubah tetapi pada esensinya, keunikan, kesempurnaan

(perfeksi), keniscayaan, penyelesaian, keadilan, keteraturan, kesederhanaan,

kekayaan (banyak variasi, majemik, tidak ada yang tersembunyi, semua sama

9
penting), 15. Tanpa susah payah (santai, tidak tegang), bermain (fun, rekreasi,

humor) dan mencukupi diri sendiri.

Seorang psikologin, Clayton Arder mencoba untuk menyederhakan teori kebu-


tuhan Maslow dengan teori ERG-nya. Kedua teori ini mengamati suatu kebutuhan
sebagai kekuatan motivasi dibalik tingkah laku seseorang. Seseorang termotivasi
untuk melakukan sesuatu dengan kebutuhan yang berbeda-beda, Alder mengidentifi-
kasinya menjadi tiga bagian:

1. Existence Needs, yang membantu kita agar secara fisik baik

2. Relatedness Needs, kebutuhan relasi sosial

3. Growth Needs, kebutuhan personal untuk berkembang

Perbedaan mendasar dari teori ini disbanding Maslow adalah bahwa Alderfer
menyatakan bahwa seseorang dapat berpindah di antara hierarki sesuai dengan
kebutuhannya. Seseorang mungkin dapat memenuhi kebutuhan akan relatedness atau
social needs meskipun ia dalam keadaan lapar atau lelah. Seseorang mungkin juga
dapat menikmati belajar mandiri secara otodidak meskipun ia merasa kesepian.

Alderfer juga memberikan pendapat bahwa seseorang dapat kembali ke kebutuh-


an yang lebih rendah. Jika seseorang merasa gagal untuk mencapai kebutuhan yang
lebih tinggi terkadang dia kembali untuk mencari kebutuhan di level yang lebih
rendah sekalipun sebelumnya kebutuhan ini telah terpenuhi. Seseorang dapat makan
dan minum sekenyang-kenyangnya atau bekerja keras mencari uang sebagai
kompensasi ketika ia tidak mampu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Selain teori-teori tersebut, satu lagi teori kebutuhan yang cukup dikenal yaitu
teori kebutuhan McClelland. Menurutnya, pemahaman tentang motivasiakan semakin
mendalam apabila disadari setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) atau N-Ach

2. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power) atau N-Pow

10
3. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) atau N-Aff

2.3. Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya.

Kebutuhan manusia timbul akibat dorongan-dorongan (motif) yang ada pada dirinya.

Motif timbul akibat kebutuhan psikologis atau tujuan kehidupan yang kompleks. Kebutuhan

remaja menurut para ahli:

1. Menurut Sunarto (1994:49)

a. Kebutuhan Primer

Yaitu kebutuhan yang merupakan kebutuhan biologis (organik) yang timbul

dari dorongan/motif asli seperti kebutuhan makan, minum, bernapas, kehangatan

tubuh, dan kebutuhan seksual dan perlindungan diri.

b. Kebutuhan sekunder

Yaitu kebutuhan yang timbul oleh motif dipelajari (kebutuhan sosial–

psikologis) seperti kebutuhan untuk mencari pengetahuan, mengikuti pola hidup

bermasyarakat, hiburan dan lainnya. Remaja sebagai individu pada umumnya

mempunyai kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar seorang individu oleh Lindgren

(Sunarto, 1994:53) dideskripsikan sebagai berikut; Kebutuhan jasmaniah, termasuk

keamanan dan pertahanan diri Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri

khususnya pemeliharaan dan pertahanan diri bersifat individual, Kebutuhan akan

perhatian dan kasih sayang, Kebutuhan untuk memiliki dan Kebutuhan aktualisasi

diri, kebutuhan yang terkait langsung dengan pengembangan diri yang relatif

kompleks, abstrak dan bersifat sosial.

Keempat macam kebutuhan tersebut bersifat hirarki dari kebutuhan yang

bertingkat rendah yaitu kebutuhan jasmaniah sampai pada kebutuhan yang

bertingkat tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

11
2. Prescott (Oxendine, 1984:224) mengklasifikasikan kebutuhan remaja sebagai

berikut:

a. Kebutuhan psikologis, seperti melakukan kegiatan, beristirahat dan kegiatan

seksual.

b. Kebutuhan sosial (status) seperti menerima, diterima, menyukai orang lain.

c. Kebutuhan Ego atau interaktif seperti kontak dengan kenyataan, harmonisasi

dengan kenyataan, dan meningkatkan kematangan diri sendiri.

3. Menurut Garirison (Andi Mapiarre, 1982)

a. Kebutuhan akan kasih sayang.

b. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok.

c. Kebutuhan untuk berdiri sendiri.

d. Kebutuhan untuk berprestasi.

e. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain.

f. Kebutuhan untuk dihargai.

g. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh.

2.4. Konsekuensi Kebutuhan Remaja yang Tidak Terpenuhi

Suatu kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi memiliki konsekuensi bahwa remaja itu

akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi, dan pada akhirnya akan

mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.

Menurut Bischof (1983), ada dua komponen kunci mengenai terjadinya frustasi pada

individu, yaitu:

1. Adanya kebutuhan (need), dorongan (drive) atau kecenderungan untuk bertindak.

2. Adanya rintangan atau halangan yang menghambat individu sebagai upaya mencapai

kebutuhan.

12
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan- kebutuhannya:

1. Upaya untuk mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi dewasa tidak

semuanya dapat dicapai dengan mudah.

2. Sering para remaja mengalamai kesulitan untuk menerima perbahan-perubahan fisiknya.

3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk

memahaminya, sehingga sering salah tingkah dan perilaku menjadikannya menentang

norma.

4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan

kemandirian kebanyakan akan mengalami masalah terutama penyesuaian emosional.

5. Harapan untuk dapat berdiri sendiri berkaitan dengan masalah pemilihan jenis pekerjaan

dan jenis pendidikan.

6. Berbagai norma dan nilai dalam masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja.

Perilaku menyimpang yang umumnya dilakukan remaja sebagai wujud dari


konkesuensi dari tidak terpenuhinya kebutuhan remaja yaitu :

 Seks bebas, yang bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit AIDS.


 Penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif (NARKOBA), yang
menyebabkan kematian dan AIDS.
 Perilaku delinkuensi, seperti tawuran, kabur dari rumah bahkan tindakan
kekerasan dan tindakan kriminal lainnya.
 Berkendara secara ugal-ugalan.
 Kecanduan minuman keras/alcohol.
 Bunuh diri.
 Sering berkunjung ke diskotik.
 Menjajakan diri kepada pria hidung belang

Kenakalan remaja yang sering terjadi di dalam masyarakat bukanlah sesuatu


keadaan yang berdiri sendiri. Karakter remaja yang labil dan lingkungannya

13
menyebabkan timbulnya penyimpangan perilaku yang juga berpengaruh terhadap
kesehatan fisik dan psikologis remaja. Kenakalan remaja tersebut timbul karena
adanya beberapa sebab dan tiap-tiap sebab dapat ditanggulangi dengan cara-cara
tertentu. Sebab-sebab kenakalan remaja diantaranya adalah :

 Kelalaian orangtua dalam mendidik anak. Dalam hal ini kurangnya ajaran dan
bimbingan tentang nilai-nilai agama.
 Sikap dan perilaku orangtua yang buruk terhadap anak.
 Kehidupan keluarga yang morat marit (miskin/fakir).
 Perselisihan atau konflik orangtua (antar anggota keluarga).
 Perceraian orangtua.
 Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.
 Tidak adanya kepribadian yang mantap, seperti mudah cemas dan depresi.
 Pergaulan negatif .
 Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara bebas.
 Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.
 Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol
 Kurang dapat memanfaatkan waktu luang

Pada dasarnya setiap remaja meghendaki semua kebutuhannya dapat terpenuhi secara

wajar.Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut secara memadai akan menimbulkan

keseimbangan dan keutuhan pribadi. Remaja yang kebutuhan pribadinya memadai akan

memperoloeh suatu kepuasan hidup, Selanjutnya remaja akan merasa gembira, harmonis dan

produktif manakala kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara memadai. Sebaliknya, remaja

akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi, dan pada akhirnya akan

mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya jika kebutuhannya tidak terpenuhi.

2.5. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan.

14
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus

dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar

tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa

perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama

ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhn fisik ini akan sangat berpengaruh

terhadap pembentukan pribadi dan perkembanagn psiko-sosial seorang individu. Menghadapi

kebutuhan ini latihan kebersihan , hidup teratur dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang

tua, sekolah dan linkungan masyarakat kepada anak-anak dan para remaja.

Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani, dan

pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS). Khusus kebutuhan seksual, yang hal ini juga

merupakan kebutuhna fisik remaja, usaha pemenuhannya harus mendapatkan perhatian

khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari

kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut factor lain untuk diperhatikan dalam

pemenuhannya. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada secara dini menjelaskan dan

memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama wanita) dan

arti seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada

remaja, di mana pada saat itu mereka telah menyadari akan adanya norma agama, sosial dan

hukum, maka banyak dilakukan secara diam-diam.

Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapatkan

perhatian. Progaram bimbingan keluarga, dan program bimbingan perkawinan dapat

dilakukan secara periodik oleh setia organisasi ibu-ibu dan organiasasi wanita pada

umumnya. Sekolah sekali-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan

penjelasan tentang masalah-masalah remaja, khususnya masalah seksual. Selain itu perlu juga

diadakan program bimbingan keagamaan karena yang mampu untuk mengendalikan hawa

nafsu pada dasarnya adalah rasa keimanan pada Allah SWT.

15
Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai

norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai

urusan, seperti kelompok olah raga, kelompok seni musik, kelompok koperasi, kelompok

belajar, dan semacamnya. Pada kesempatan sekolah menyelenggarakan acara-acara tertentu

seperti perpisahan sekolah, ada baiknya anak-anak ditugasi untuk ikut mengurus atau

dimasukkan sebagai panitia penyelenggara.

Menurut Maslow (Goble, 1987), ada sejumlah kondisi yang merupakan prasyarat dan

sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar manusia,

termasuk didalamnya yaitu remaja, diantaranya:

1. Kemerdekaan untuk berbicara.

2. Kemerdekaan untuk melakukan apa saja selama tidak merugikan orang lain.

3. Kemerdekaan untuk mengeksplorasi lingkungan.

4. Kemerdekaan untuk mempertahankan atau membela diri.

5. Adanya keadilan.

6. Adanya kejujuran.

7. Adanya kewajaran.

8. Adanya ketertiban.

Lebih lanjut Maslow mengatakan bawa kondisi-kondisi itu bukanlah tujuan dalam

dirinya, namun memang nyaris seperti tujuan karena sedemikian eratnya hubungan dengan

kebutuhan kebutuhan dasarnya sendiri yang jelas merupakan tujuan hidup individu. Kondisi-

kondisi itu akan dipertahankan oleh individu karena tanpa kondisi itu, kepuasan dasar

mustahil akan dapat terpenuhi atau paling tidak akan terancam pemenuhannya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

17
Setiap tingkahlaku remaja khususnya dan manusia pada umumnya selalu berhubungan

dengan tujuan yang hendak dicapainya. Oleh sebab itu, antara motif, kebutuhan dan tingkah

laku berhubungan erat antara satu dengan lainnya. Jika kebutuhan-kebutuhan itu tidak

terpenuhi, akan timbul kesulitan-kesulitan yang menyebabkan timbulnya rasa kecewa,

frustasi, marah, menyerang orang lain, minum minuman keras, narkotika, dan tingkahlaku

negatif lainnya yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Menurut Abraham H. Moslow, manusia dimotivasikan oleh sejumlah “Kebutuhan”

dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber

genetis atau naluriah (Globe 1987).

Remaja mengalami proses yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangannya yakni proses secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhannya.

Kebutuhan adalah kecendrungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan

dorongan dan kelakuan untuk mencapai tujuan tertentu. Kebutuhan muncul sebagai akibat

adanya perubahan (internal change) dalam organisme atau akibat pengaruh kejadian–kejadian

dari lingkungan organisme. Sebagai implikasi pemenuhan kebutuhan remaja dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah, guru hendaknya selalu sensitif terhadap kebutuhan

para siswa (remaja) dan berusaha memahaminya sebaik mungkin.

3.2. Saran.

Manusia harus lebih memahami kebutuhan yang dia butuhkan. Manusia dan khususnya

remaja harus memperoleh kebutuhannya agar dapat hidup dengan normal.  Pemenuhan

kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena

hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar.

18
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun menyadari bahwa, makalah ini

masih belum sepenuhnya menjelaskan apa yang menjadi rumusan permasalahannya, dan

demi kesempurnaan pemahaman isi dari materi yang kami jabarkan dalam makalah ini,

alangkah baiknya untuk lebih jelasnya, kepustakaan yang berhubungan dengan pembahasan

Kebutuhan dan Pemenuhannya diperbanyak lagi dengan mencari dan membaca buku-buku

atau melalui media informasi lain yang berhubungan dengan kebutuhan dan pemenuhannya

itu sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Goble, F. G. (1993). Mazhab ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius.

Hall, C. S. (1993). Teori-teori Holistik (Organismik Fenomenologis). Chicago: Kanisius Yogyakarta.

Sarwono, S. W. (2002). Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan
Bintang.

20

Anda mungkin juga menyukai